Results 1 to 7 of 7
http://idgs.in/271434
  1. #1
    sariayu's Avatar
    Join Date
    Feb 2008
    Location
    Chungcheongnam-do
    Posts
    1,988
    Points
    2,942.90
    Thanks: 5 / 39 / 30

    Default Government Won’t Support Indonesia's Bid to Host 2022 World Cup

    Government Won’t Support Indonesia's Bid to Host 2022 World Cup
    The Jakarta Globe

    After almost two months of deliberating, the Indonesian government handed down a “no” verdict on a possible 2022 FIFA World Cup bid for Indonesia.

    Coordinating Minister for People’s Welfare Agung Laksono said on Thursday that the government would not back the bid or issue an official letter of guarantee to FIFA. Football’s world governing body required prospective World Cup hosts to provide such letters by midnight on Tuesday in order to remain in the running.

    “To host such a big event, we need to do thorough preparation. It’s not something that is easy to do,” Agung said.

    “We have sent a letter to [FIFA] saying that, for the time being, Indonesia’s top priority is to develop the game here for better achievement. We don’t want just to become an event organizer. We want to make our game better. Perhaps we’ll back up a bid in the future.”

    Indonesia’s bid was accepted in March 2009, adding it to a list of 2018 and 2022 hopefuls that included Australia, England, Japan, Qatar, Russia, South Korea and the United States, plus joint bids from Spain-Portugal and Belgium-Netherlands.

    Agung said his office would join forces with the State Ministry for Youth and Sports Affairs, the Indonesian Football Association (PSSI) and the National Sports Committee to hold a forum involving all football stakeholders in the country.

    The forum, scheduled for March in Malang, East Java, was initiated after President Susilo Bambang Yudhoyono voiced concern last month about the nation’s dismal football achievements and asked clubs, fans and the media to discuss ways the nation can improve.

    State Minister for Youth and Sports Affairs Andi Alifian Mallarangeng said that the forum would not be used as a vehicle to oust current PSSI officials from their positions.

    “We’ll just try to find better ways to develop football here so we can be a force in the region once again,” Andi said. “This forum is not a government intervention into the PSSI.”

    PSSI secretary general Nugraha Besoes declined to comment on the government’s decision.

    “I have a sore throat. I can’t speak right now. Please ask the chairman,” Nugraha said at his office.

    Repeated calls to PSSI chairman Nurdin Halid went unanswered on Thursday.

    http://www.thejakartaglobe.com/sport...rld-cup/358136

    Mimpi yang kandas di satu sisi, kalau terpilih pengaruh terhadap ekonomi dan infrastruktur akan sangat besar (mungkin bisa terjadi infrastructure booming di seluruh indonesia, gengsi dong ), di sisi lain ada yang mengatakan prestasi Indonesia masih belum mumpuni, dan di sisi lain lagi ada prejudice bahwa ini adalah usaha Nurdin Halid agar tetap menguasai PSSI. Bagaimana menurut kalian?
    Quote Originally Posted by Albert Einstein
    I can't conceive of a God who rewards and punishes his creatures.

  2. Hot Ad
  3. #2

    Join Date
    Jun 2007
    Location
    Behind You
    Posts
    7,211
    Points
    557.00
    Thanks: 454 / 942 / 625

    Default

    benahi dolo diri PSSI.....pemerintah juga melihat kinerjanya.......percuma bangun sana sini imba....tp PSSI ama liga Indonesianya sendiri masih kroco"

    negara lain......memanfaatkan event ini bukan hanya untuk memperkenalkan negaranya saja....tp membuktikan kepada dunia klo mereka mampu.....baik dari timnasnya maupun dari ***** bengek lainnya...

    contoh nyata aja....kemarin pas piala asia....coba klo ga d supervisor langsung dari AFC...pasti acak"an itu event.

  4. #3
    Sterling's Avatar
    Join Date
    Jun 2009
    Location
    Jakarta
    Posts
    22,501
    Points
    2.48
    Thanks: 63 / 822 / 597

    Default

    Prestasi timnas merah putih di kejuaraan sepak bola asean
    * 1996 - Runner-up
    * 1998 - Peringkat 3
    * 2000 - Runner-up
    * 2002 - Runner-up
    * 2004 - Runner-uo
    * 2007 - Babak penyisihan grup
    * 2008 - Semifinalis
    Peringkat FIFA 137

    Daftar ujicoba timnas
    07/08 Indonesia 2-1 Selandia Baru
    06/08 Indonesia 1-1 Malaysia
    06/08 Indonesia 1-0 Vietnam
    05/08 Indonesia 1-5 Bayern Munchen
    04/08 Indonesia 1-0 Yaman
    12/07 Indonesia 0-1 Borussia Dortmund
    06/07 Indonesia 0-1 Singapura
    06/07 Indonesia 2-1 Jamaika
    06/07 Indonesia 0-1 Oman
    07/04 Kitchee 1-0 Indonesia (di Hong Kong)
    03/04 BEC Tero 0-0 Indonesia (di Bangkok)
    10/00 NAC Breda7-1 Indonesia (di Belanda)
    10/00 Drodrecht 4- 1 Indonesia (di Belanda)
    10/00 Vitesse Arnhem 4-2 Indonesia (di Belanda)
    08/00 - Instant Dict 1-1 Indonesia
    07/99 Tulevik Viljandi 3-0 Indonesia (di Estonia)
    07/99 Levadia 2-0 Indonesia (di Estonia)
    06/96 - Sampdoria 2-1 Indonesia
    1993 - Indonesia 0-5 FC Aarau (di KL)
    1991 - Indonesia 0-2 Admira Wacker (di KL)
    1988 - Indonesia 0-6 Hamburg (di KL)
    06/82 - Indonesia 0-4 PSV Eindhoven (di Korsel)
    1980 - Västerås SK 0-0 Indonesia
    05/79 - Indonesia 0-4 Fiorentina (di Jepang)
    05/79 - Indonesia 0-6 Tottenham (di Jepang)
    09/78 - Indonesia 0-3 Sao Paolo U21 (di Korsel)
    06/75 - Indonesia 1-4 Ajax


    Spoiler untuk comentar Peter Withe :
    10 Feb 2010 05:22:00
    Peter Withe(Getty Images)
    Galeri Foto
    Perbesar
    Peter Withe(Getty Images)
    Hal-Hal Terkait
    Tim

    * Australia
    * Indonesia
    * Thailand

    Untuk kali kedua mantan pelatih timnas senior Peter Withe menulis opininya terkait persepakbolaan di Indonesia dalam kolom khususnya. Sebelumnya, pria yang pernah melatih Thailand itu menyampaikan pendapatnya mengenai pengalaman menangani timnas senior. Kali ini, Withe menyoroti rencana PSSI menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022, dan membandingkannya dengan Australia.

    Dear pembaca GOAL.com Indonesia,

    Ketika saya mendengar Indonesia berencana mengikuti bidding Piala Dunia 2022, pikiran saya langsung tertuju kepada dukungan pemerintah yang menjadi satu-satunya cara untuk mewujudkan hal itu.

    Indonesia perlu memperhatikan sejumlah lapangan dan stadion, karena negara ini hanya mempunyai satu stadion yang layak, yakni Stadion Utama di Jakarta. Faktor lainnya adalah luasnya wilayah. Contohnya ketika saya ingin mencari pemain untuk tim nasional. Saya pergi ke Medan, dan melanjutkan perjalanan ke Papua. Itu memakan waktu delapan jam perjalanan. Ini merupakan permasalahan besar.

    Tentang dukungan penonton, tanpa mengurangi rasa hormat, saya pikir tidak menjadi masalah selama harga tiket tak terlalu mahal. Setidaknya perlu ada subsidi, mengingat daya beli sebagian besar masyarakat yang tak akan mampu membeli harga tiket standar Piala Dunia.

    Kemacetan juga bisa menjadi masalah bagi setiap tim ketika berangkat dari penginapan menuju tempat pertandingan, atau sebaliknya. Dengan pengelolaan yang benar, hal ini tidak menjadi masalah, sekalipun pertandingan digelar di Jakarta. Tapi faktor utama bagi pemerintah dan PSSI adalah meyakinkan FIFA mengenai masalah keamanan semua tim.

    Untuk masalah ini, Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan bisa menjadi contoh. Media massa setempat banyak memberikan kritikan kepada penyelenggara mengenai masalah yang satu ini. Afrika Selatan akhirnya bisa mengatasi masalah itu, dan mengantar mereka sukses mendapatkan kesempatan menyelenggarakan Piala Dunia 2010.

    Saya berharap, insiden memilukan yang terjadi sebelum penyelenggaraan Piala Afrika 2010, masalah keamanan di Afrika Selatan bisa terwujud. Jika Anda melihat apa yang terjadi di Indonesia dengan serangkaian teror *** sebelumnya, maka akan banyak pihak yang mengangkat isu ini.

    Ketika saya berada di sana, sebuah *** meledak di depan kedutaan besar Australia. Ledakan itu sangat besar. Kondisi ini membuat sejumlah kegiatan, baik kedatangan tim-tim asing maupun kelompok musik yang ingin menggelar konser, terpaksa dibatalkan. Itu sudah memperlihatkan rasa ketakutan.

    Begitu juga dengan permasalah korupsi. Cukup menarik membaca komentar yang disampaikan fans sepakbola Indonesia di artikel terakhir saya, yang menyebutkan masalah korupsi. Saya tidak pernah berurusan dengan hal itu, dan tidak pernah mau terlibat di dalamnya. Saya hanya melakukan pekerjaan saya, yakni membawa tim nasional bermain sebaik mungkin, serta meningkatkan standar para pemain, yang saya anggap mengalami kemajuan selama saya berada di sana.

    Persepsi tentang korupsi perlu menjadi perhatian. Seperti yang saya baca dari beberapa komentar, jika memang hal itu benar-benar ada, maka PSSI dan pemerintah perlu meyakinkan FIFA akan berusaha semaksimal mungkin memeranginya. Jika ditemukan ada tindak korupsi, maka semua pihak harus mengatasinya demi kemajuan sepakbola dan negara.

    Sesungguhnya gairah sepakbola di Indonesia sungguh brilian. Ini adalah negara besar, dan beragam perbedaan budaya. Banyak orang akan memperhatikan hal itu, dan dunia akan melihat Indonesia dari sisi berbeda, yakni sebagai tempat yang pantas untuk dilihat dan dikunjungi.

    Australia punya permasalahan hampir sama dengan Indonesia dalam hal stadion. Mungkin banyak orang yang berpikir saya gila, karena ada beberapa stadion sangat bagus di Australia. Tapi kebanyakan stadion itu tidak secara khusus diperuntukkan bagi sepakbola. Anda cukup lihat Perth. Mereka hanya mengatakan sudah seharusnya ada stadion baru, tapi tidak pernah dikerjakan. Ada yang menginginkan Stadion Subiaco direnovasi, ada juga yang menginginkan stadion baru khusus untuk sepakbola.

    Saya pernah datang ke Stadion Subiaco Oval bersama timnas Indonesia, dan sama sekali tidak cocok untuk sepakbola, karena jarak antara penonton dan lapangan terlalu jauh.

    Australia bisa menjadi tuan rumah Piala Dunia yang baik, tapi seperti Amerika Serikat, mereka mempunyai olahraga tersendiri. Rugby misalnya. Karena itu, jika Anda ingin menjadi tuan rumah penyelenggaraan olahraga terbesar di dunia, maka sepakbola harus menjadi prioritas utama.

    Gairah sepakbola di Australia tidak bisa disejajarkan dengan Indonesia, tapi di negara itu dukungannya lebih dari cukup.
    http://www.goal.com/id-ID/news/1387/...ala-dunia-tapi


    Berkaca pada hal ini, mending PSSI, yang diberi pengajaran tentang bagaimana menjadi orang yang mata nya terbuka dan kupingnya mendengar
    Last edited by Sterling; 14-02-10 at 17:51. Reason: Note, sori dah gw edit pertandingan Ind Vs B muenc

  5. #4
    d_uzz's Avatar
    Join Date
    Jul 2007
    Location
    UnderGround..
    Posts
    1,115
    Points
    1,337.70
    Thanks: 31 / 11 / 11

    Default

    Quote Originally Posted by Sterling View Post
    Prestasi timnas merah putih di kejuaraan sepak bola asean
    * 1996 - Runner-up
    * 1998 - Peringkat 3
    * 2000 - Runner-up
    * 2002 - Runner-up
    * 2004 - Runner-uo
    * 2007 - Babak penyisihan grup
    * 2008 - Semifinalis
    Peringkat FIFA 137

    Daftar ujicoba timnas
    07/08 Indonesia 2-1 Selandia Baru
    06/08 Indonesia 1-1 Malaysia
    06/08 Indonesia 1-0 Vietnam
    05/08 Indonesia 5-1 Bayern Munchen
    04/08 Indonesia 1-0 Yaman
    12/07 Indonesia 0-1 Borussia Dortmund
    06/07 Indonesia 0-1 Singapura
    06/07 Indonesia 2-1 Jamaika
    06/07 Indonesia 0-1 Oman
    07/04 Kitchee 1-0 Indonesia (di Hong Kong)
    03/04 BEC Tero 0-0 Indonesia (di Bangkok)
    10/00 NAC Breda7-1 Indonesia (di Belanda)
    10/00 Drodrecht 4- 1 Indonesia (di Belanda)
    10/00 Vitesse Arnhem 4-2 Indonesia (di Belanda)
    08/00 - Instant Dict 1-1 Indonesia
    07/99 Tulevik Viljandi 3-0 Indonesia (di Estonia)
    07/99 Levadia 2-0 Indonesia (di Estonia)
    06/96 - Sampdoria 2-1 Indonesia
    1993 - Indonesia 0-5 FC Aarau (di KL)
    1991 - Indonesia 0-2 Admira Wacker (di KL)
    1988 - Indonesia 0-6 Hamburg (di KL)
    06/82 - Indonesia 0-4 PSV Eindhoven (di Korsel)
    1980 - Västerås SK 0-0 Indonesia
    05/79 - Indonesia 0-4 Fiorentina (di Jepang)
    05/79 - Indonesia 0-6 Tottenham (di Jepang)
    09/78 - Indonesia 0-3 Sao Paolo U21 (di Korsel)
    06/75 - Indonesia 1-4 Ajax


    Spoiler untuk comentar Peter Withe :
    10 Feb 2010 05:22:00
    Peter Withe(Getty Images)
    Galeri Foto
    Perbesar
    Peter Withe(Getty Images)
    Hal-Hal Terkait
    Tim

    * Australia
    * Indonesia
    * Thailand

    Untuk kali kedua mantan pelatih timnas senior Peter Withe menulis opininya terkait persepakbolaan di Indonesia dalam kolom khususnya. Sebelumnya, pria yang pernah melatih Thailand itu menyampaikan pendapatnya mengenai pengalaman menangani timnas senior. Kali ini, Withe menyoroti rencana PSSI menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022, dan membandingkannya dengan Australia.

    Dear pembaca GOAL.com Indonesia,

    Ketika saya mendengar Indonesia berencana mengikuti bidding Piala Dunia 2022, pikiran saya langsung tertuju kepada dukungan pemerintah yang menjadi satu-satunya cara untuk mewujudkan hal itu.

    Indonesia perlu memperhatikan sejumlah lapangan dan stadion, karena negara ini hanya mempunyai satu stadion yang layak, yakni Stadion Utama di Jakarta. Faktor lainnya adalah luasnya wilayah. Contohnya ketika saya ingin mencari pemain untuk tim nasional. Saya pergi ke Medan, dan melanjutkan perjalanan ke Papua. Itu memakan waktu delapan jam perjalanan. Ini merupakan permasalahan besar.

    Tentang dukungan penonton, tanpa mengurangi rasa hormat, saya pikir tidak menjadi masalah selama harga tiket tak terlalu mahal. Setidaknya perlu ada subsidi, mengingat daya beli sebagian besar masyarakat yang tak akan mampu membeli harga tiket standar Piala Dunia.

    Kemacetan juga bisa menjadi masalah bagi setiap tim ketika berangkat dari penginapan menuju tempat pertandingan, atau sebaliknya. Dengan pengelolaan yang benar, hal ini tidak menjadi masalah, sekalipun pertandingan digelar di Jakarta. Tapi faktor utama bagi pemerintah dan PSSI adalah meyakinkan FIFA mengenai masalah keamanan semua tim.

    Untuk masalah ini, Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan bisa menjadi contoh. Media massa setempat banyak memberikan kritikan kepada penyelenggara mengenai masalah yang satu ini. Afrika Selatan akhirnya bisa mengatasi masalah itu, dan mengantar mereka sukses mendapatkan kesempatan menyelenggarakan Piala Dunia 2010.

    Saya berharap, insiden memilukan yang terjadi sebelum penyelenggaraan Piala Afrika 2010, masalah keamanan di Afrika Selatan bisa terwujud. Jika Anda melihat apa yang terjadi di Indonesia dengan serangkaian teror *** sebelumnya, maka akan banyak pihak yang mengangkat isu ini.

    Ketika saya berada di sana, sebuah *** meledak di depan kedutaan besar Australia. Ledakan itu sangat besar. Kondisi ini membuat sejumlah kegiatan, baik kedatangan tim-tim asing maupun kelompok musik yang ingin menggelar konser, terpaksa dibatalkan. Itu sudah memperlihatkan rasa ketakutan.

    Begitu juga dengan permasalah korupsi. Cukup menarik membaca komentar yang disampaikan fans sepakbola Indonesia di artikel terakhir saya, yang menyebutkan masalah korupsi. Saya tidak pernah berurusan dengan hal itu, dan tidak pernah mau terlibat di dalamnya. Saya hanya melakukan pekerjaan saya, yakni membawa tim nasional bermain sebaik mungkin, serta meningkatkan standar para pemain, yang saya anggap mengalami kemajuan selama saya berada di sana.

    Persepsi tentang korupsi perlu menjadi perhatian. Seperti yang saya baca dari beberapa komentar, jika memang hal itu benar-benar ada, maka PSSI dan pemerintah perlu meyakinkan FIFA akan berusaha semaksimal mungkin memeranginya. Jika ditemukan ada tindak korupsi, maka semua pihak harus mengatasinya demi kemajuan sepakbola dan negara.

    Sesungguhnya gairah sepakbola di Indonesia sungguh brilian. Ini adalah negara besar, dan beragam perbedaan budaya. Banyak orang akan memperhatikan hal itu, dan dunia akan melihat Indonesia dari sisi berbeda, yakni sebagai tempat yang pantas untuk dilihat dan dikunjungi.

    Australia punya permasalahan hampir sama dengan Indonesia dalam hal stadion. Mungkin banyak orang yang berpikir saya gila, karena ada beberapa stadion sangat bagus di Australia. Tapi kebanyakan stadion itu tidak secara khusus diperuntukkan bagi sepakbola. Anda cukup lihat Perth. Mereka hanya mengatakan sudah seharusnya ada stadion baru, tapi tidak pernah dikerjakan. Ada yang menginginkan Stadion Subiaco direnovasi, ada juga yang menginginkan stadion baru khusus untuk sepakbola.

    Saya pernah datang ke Stadion Subiaco Oval bersama timnas Indonesia, dan sama sekali tidak cocok untuk sepakbola, karena jarak antara penonton dan lapangan terlalu jauh.

    Australia bisa menjadi tuan rumah Piala Dunia yang baik, tapi seperti Amerika Serikat, mereka mempunyai olahraga tersendiri. Rugby misalnya. Karena itu, jika Anda ingin menjadi tuan rumah penyelenggaraan olahraga terbesar di dunia, maka sepakbola harus menjadi prioritas utama.

    Gairah sepakbola di Australia tidak bisa disejajarkan dengan Indonesia, tapi di negara itu dukungannya lebih dari cukup.
    http://www.goal.com/id-ID/news/1387/...ala-dunia-tapi


    Berkaca pada hal ini, mending PSSI, yang diberi pengajaran tentang bagaimana menjadi orang yang mata nya terbuka dan kupingnya mendengar
    nggg yang gue merahin kebalik ga sih??

    kalo misalnya postnya ini bener
    gila amat bisa di itung berapa kali Indonesia menangnya?

    sebenernya masih 10 tahun lagi kan?
    kenapa ya ga dipersiapin dari sekarang?
    10 tahun itu lumayan lama loh..
    OYE!

  6. #5
    Sterling's Avatar
    Join Date
    Jun 2009
    Location
    Jakarta
    Posts
    22,501
    Points
    2.48
    Thanks: 63 / 822 / 597

    Default

    Quote Originally Posted by d_uzz View Post
    nggg yang gue merahin kebalik ga sih??

    kalo misalnya postnya ini bener
    gila amat bisa di itung berapa kali Indonesia menangnya?

    sebenernya masih 10 tahun lagi kan?
    kenapa ya ga dipersiapin dari sekarang?
    10 tahun itu lumayan lama loh..
    Ok, thx ya infonya, uda di edit itu yang di merahin.

    10 tahun bukan waktu yang sebentar untuk pembangunan dan juga perkembangan dari perekonomian kita.
    Di lain pihak lain, satu sisi tentang prestasi Timnas juga menjadi bahan pertimbangan.

    Spoiler untuk MRT :
    Penyusunan Masterplan Angkutan Umum Terpadu Jabodetabek tahun 1990-1992 oleh Departemen Perhubungan yang mengusulkan Pola Transportasi Terpadu antara Kereta Api, Light Rail, dan Bus.
    Basic Design oleh Konsorsium Indonesia-Jepang-Eropa tahun 1995-1996 dengan kesimpulan bahwa proyek ini tidak layak dilakukan dengan skema pembiayaan swasta penuh (BOT) karena biaya yang dapat ditutup dengan perolehan tiket hanya sebesar 15%.
    Revised Basic Design oleh Departemen Perhubungan pada tahun 1999 yang mengusulkan agar proyek ini dibiayai oleh Pemerintah dengan partisipasi swasta yang minimal.
    2000

    Studi Kelayakan MRT (Subway) oleh Tim Studi JICA pada tahun 2000 yang menekankan pentingnya pembangunan Subway di Jakarta akan tetapi agar proyek ini layak dibiayai perlu keterlibatan Pemerintah dalam pembiayaannya.
    2002

    JICA Study on Integrated Transportation Master Plan II, pada tahun 2002-2004 yang juga menekankan prioritas pada pembangunan Subway
    2004

    Dikeluarkan Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 84 tentang Pola Transportasi Makro (PTM) yang merupakan masterplan penanganan masalah transportasi di Jakarta. Salah satu solusi masalah transportasi adalah dibangunnya sarana transportasi massal yang prima dan terintegrasi dengan moda tranportasi lainnya. Sarana transportasi massal dimaksud adalah Mass Rapid Transit (MRT).
    Tanggal 2 Maret 2004 Gubernur Provinsi DKI Jakarta telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) antara Departemen Perhubungan RI dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tentang Pengembangan MRT dengan prioritas Koridor Lebak Bulus-Fatmawati-Blok M-Monas-Kota.
    Berdasarkan MoU tersebut, pada bulan Juli 2004 Departemen Perhubungan mengeluarkan studi Implementation Program for Jakarta MRT System (Lebak Bulus-Dukuh Atas)
    2005

    Studi pada tahun 2004 direvisi pada bulan Maret 2005 menjadi Revised Implementation Program (Revised IP) for Jakarta MRT System (Lebak Bulus-Dukuh Atas). Atas dasar studi Revised IP tersebut, Pemerintah Republik Indonesia mengajukan permintaan kepada Pemerintah Jepang untuk membiayai proyek pembangunan MRT di Provinsi DKI Jakarta.
    Pada pertengahan bulan Desember 2005 telah diperoleh beberapa kesepakatan yang dituangkan dalam Minutes of Discussion (MoD) yang ditandatangani oleh pihak Japan Bank for International Cooperation (JBIC), Bappenas, Departemen Perhubungan serta Pemprov DKI Jakarta.
    2006

    Memorandum on Engineering Services (MoES) telah ditandatangani pada 18 Oktober 2006 antara Pemerintah Indonesia dan JBIC sebagai dasar persetujuan pinjaman.
    Loan Agreement Tahap 1 (L/A 1) ditandatangani pada 28 November 2006, berdasarkan syarat-syarat yang sebelumnya telah disepakati dalam Minutes of Discussion (MoD) dan Memorandum on Engineering Services (MoES) dengan pinjaman sebesar ¥1,869 Milyar yang dipergunakan untuk pembiayaan:

    * Konsultasi Penyusunan Basic Design (Engineering Services)
    * Konsultasi Manajemen, untuk membentuk dan mengembangkan PT MRT Jakarta
    * Konsultasi Pengadaan, untuk membantu PT MRT Jakarta melelang proyek sebagai implementasi dari basic design yang dihasilkan kegiatan pada butir 1 diatas

    2007

    Dengan telah direvisinya Undang-Undang Nomor 13 tahun 1992 tentang Perkeretaapian menjadi Undang-Undang Nomor 23 tahun 2007, maka kewenangan penyelenggaraan sarana prasarana perkeretaapian yang sedianya dikuasai oleh pemerintah pusat melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN), kini dapat diselenggarakan oleh Badan Usaha yang dibentuk oleh Pemerintah Daerah. Berdasarkan peraturan yang berlaku, terdapat 3 (tiga) jenis badan usaha yang dapat dibentuk oleh Pemerintah Daerah, yaitu Badan Pengelola (BP), Perusahaan Daerah (BUMD/PD), dan Perseroan Terbatas (BUMD/PT). Ditinjau dari perspektif management, baik BP maupun BUMD/PD tidak memiliki fleksibilitas yang cukup untuk alih daya (outsource) maupun bekerjasama dengan sektor swasta, sehingga beresiko terjadinya inefisiensi karena terbatasnya pendanaan dari Pemerintah Daerah. Sementara BUMD/PT memiliki fungsi yang sama dengan sektor swasta sehingga mampu memanfaatkan sumberdaya eksternal secara maksimal.

    Kajian SAPI (Special Assistance For Project Implementation) dan SAPMAN (Special Assistance for Procurement Management) dilakukan oleh pihak JBIC untuk membantu DepHub dan Pemprov DKI Jakarta dengan tujuan sebagai berikut:
    Tujuan Studi SAPI:

    * Revitalisasi rapat Sub Komite MRT
    * Penyelarasan persepsi dari para stakeholders
    * Kesepakatan atas roadmap jangka panjang dan key milestones keseluruhan proyek
    * Pembentukan mekanisme monitoring terhadap perkembangan proyek
    * Pengembangan kapasitas kepemimpinan dalam PT MRT Jakarta di waktu yang akan datang.

    Tujuan Studi SAPMAN:

    * Membantu menyusun dokumen yang dibutuhkan untuk pengadaan konsultan basic design, management consultant, dan tender assistance, dimana didalamnya termasuk TOR, LOI, SL dan kriteria untuk melakukan evaluasi.

    2008

    PT Mass Rapid Transit Jakarta (PT MRT Jakarta) didirikan pada tanggal 17 Juni 2008, setelah terlebih dulu mendapatkan persetujuan DPRD Provinsi DKI Jakarta melalui Peraturan Daerah No 3 Tahun 2008 mengenai Pembentukan BUMD PT MRT Jakarta dan Peraturan Daerah No 4 Tahun 2008 mengenai Penyertaan Modal Daerah di PT MRT Jakarta.

    PT MRT Jakarta bergerak dalam bidang pengangkutan darat, dimana kegiatan usahanya terdiri dari penyelenggaraan prasarana dan sarana perekeretaapian umum perkotaan yang meliputi pembangunan, pengoperasian, perawatan dan pengusahaan prasarana dan sarana MRT, dan termasuk juga pengembangan dan pengelolaan kawasan di sekitar depo dan stasiun MRT.


    PT MRT Jakarta memiliki struktur kepemilikan sebagai berikut:

    * Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta: 99%
    * PD Pasar Jaya: 1%

    Selanjutnya, PT MRT Jakarta bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan mulai dari tahap Engineering Service, Construction hingga Operations dan Maintenance. Dalam tahap Engineering Service, PT MRT Jakarta bertanggung jawab terhadap proses Pre-Qualification dan pelelangan kontraktor. Dalam tahap konstruksi, PT MRT Jakarta mewakili Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menandatangani kontrak dengan kontraktor pelaksana konstruksi, dan konsultan yang membantu proses pelelangan kontraktor, serta konsultan management dan operasional. Sedangkan dalam tahap operations dan maintenance, PT MRT Jakarta bertanggung jawab terhadap pengoperasian dan perawatan termasuk memastikan agar tercapainya jumlah penumpang yang cukup untuk memberikan revenue yang layak bagi perusahaan.

    PT MRT Jakarta didesain dan didirikan berdasarkan rekomendasi studi dari JBIC dan telah disetujui dalam kesepakatan antara JBIC dan Pemerintah Indonesia, untuk menjadi satu pintu pengorganisasian penyelesaian proyek MRT ini. Berdasarkan pengalaman lampu, ketidak-adaan satu pintu ini menyebabkan ketidakpastian tanggung jawab yang bisa berakibat keterlambatan proyek.


    Dpt dilihat contoh pengerjaan selama hampir 10 tahun.

  7. #6
    luna_croz's Avatar
    Join Date
    Oct 2007
    Location
    Void!!
    Posts
    6,132
    Points
    14,571.06
    Thanks: 18 / 128 / 81

    Default

    bukan masalah 10 tahun atau gmn. gimana FIFA bisa mempercayai kita sebagai tuan rumah apabila indonesia tidak qualified?
    membangun sebuah tim tidak cukup dengan modal 10 tahun.
    bisa dilihat dengan contoh club2 liga inggris dan itali, tim2 yang jago2 uda berdiri dari taun kapan? dan baru kliatan sekarang bukan?

    dan juga apakah kita mau dipermalukan? sebagai tuan rumah pertandingan sistem gugur aja da ga lolos?
    http://bit.ly/n86th7

    Graboid free download HD movies

  8. #7
    Sterling's Avatar
    Join Date
    Jun 2009
    Location
    Jakarta
    Posts
    22,501
    Points
    2.48
    Thanks: 63 / 822 / 597

    Default

    Quote Originally Posted by luna_croz View Post
    bukan masalah 10 tahun atau gmn. gimana FIFA bisa mempercayai kita sebagai tuan rumah apabila indonesia tidak qualified?
    membangun sebuah tim tidak cukup dengan modal 10 tahun.
    bisa dilihat dengan contoh club2 liga inggris dan itali, tim2 yang jago2 uda berdiri dari taun kapan? dan baru kliatan sekarang bukan?

    dan juga apakah kita mau dipermalukan? sebagai tuan rumah pertandingan sistem gugur aja da ga lolos?
    Pertanyaan d_uzz, nya agak rancu sebenarnya, 10 tahun untuk pembangunan infrastruktur atau 10 tahun untuk menghasilkan tim yang bisa berkiprah di level piala dunia.
    Trims untuk luna atas pendapat mengenai pembangunan sebuah tim.

    Prestasi di akhir tahun 2009 --> Timnas menempati posisi juru kunci dalam group B dalam ajang SEA Games Laos 2009

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •