Ada sebuah kisah di masa lampau; Kisah mengenai dua insan dari dua dunia yang berbeda. Seorang pemuda tanpa warna dari dunia yang penuh warna, dengan seorang gadis penuh warna dari dunia yang tanpa warna. Tanpa sengaja, keduanya berjumpa di perbatasan antara kedua dunia tersebut. Tak ada kata yang terucap, karena bahasa mereka sudah tentu berbeda. Walau tanpa sepatah kata-pun, tetapi keduanya saling mengerti dan memahami. Seiring berlalunya waktu, keduanya sering bertemu di perbatasan itu.
Tetapi akhirnya mulai muncul pemikiran aneh dalam benak Sang pemuda, ‘Mengapa duniaku dan gadis ini penuh warna, sementara aku tanpa warna ? Adilkah semua ini ?!’
Perlahan tapi pasti, mulai muncul rasa iri dalam diri pemuda tersebut. Sampai suatu saat, ketika rasa iri itu sudah tak tertahankan, Sang pemuda merebut seluruh warna pada diri Sang gadis. Tetapi pada saat yang bersamaan, terjadilah perubahan besar pada kedua dunia itu; Dunia tanpa warna menjadi dunia yang penuh warna, sementara dunia yang penuh warna menjadi dunia tanpa warna. Walaupun Sang pemuda telah berhasil mengambil warna Sang gadis, tetapi ketika ia kembali pada dunianya, seluruh warna pada dunianya telah lenyap. Ia-pun menangis dan meratap, ‘Apakah ini dosaku telah merebut warna dari gadis tersebut ?!’
Tetapi apa yang telah terjadi, takkan dapat pernah diperbaiki. Ketika Sang pemuda pergi ke perbatasan, Sang gadis sudah tak ada lagi.
‘Bodoh, aku benar-benar sangat bodoh ! Sekarang aku baru menyadari, bukan warna pada diriku yang paling penting. Aku telah kehilangan warna pada duniaku, juga warna pada diri gadis itu; Aku telah kehilangan segalanya yang sangat berarti bagiku !’
Maka Sang pemuda yang penuh warna itu-pun, memulai pengembaraan untuk mengembalikan apa yang telah hilang tersebut.
Share This Thread