Pemerintah masih tak perhatikan pelaku mikro
Rabu, 03/03/2010 16:25:05 WIBOleh: Mulia Ginting Munthe
JAKARTA (Bisnis.com): Pemerintah dinilai masih setengah hati untuk melakukan pemberdayaan kepada pelaku usaha sektor riil, khususnya terhadap pelaku usaha mikro dan kecil melalui penyediaan akses permodalan ke perbankan.
Ketua Umum Himpunan Pengusaha Mikro Kecil Indonesia (Hipmikindo) Muhammad Azhar Zein Panjaitan mengemukakan pelaku usaha mikro dan kecil selalu disanjung-sanjung dan akan didukung oleh pemerintah meskipun realitasnya banyak yang dipinggirkan.
”Sebagai contoh, areal usaha pedagang kreatif lapangan (PKL) digusur dengan alas an dijadikan fasilitas umum. Namun peruntukkannya justru tidak sesuai dengan alasan penggusuran,” ujarnya hari ini.
Menurut dia, PKL juga merupakan bagian dari anggota Hipikindo di beberapa daerah, dan mereka menjalani kehidupan dengan was-was karena terus digusur dari satu lokasi ke lokasi lain.
Tidak itu saja, lanjutnya, ketidakberpihakan pemerintah lainnya dalam pandangan Hipmikindo, terjadi dalam aplikasi program kredit usaha rakyat (KUR) selain akibat minimnya informasi.
Azhar menilai sosialisasi akses KUR di kota provinsi memang sudah berjalan bagus, namun sosialisasi di tingkat kabupaten/kota masih sukar ditemukan. Bahkan, ada perbankan yang memberikan bunga 22% untuk KUR mikro dan 14% untuk KUR ritel.
"Itu artinya, pemerintah masih setengah hati melakukan pemberdayaan kepada masyarakat kecil. Regulasi perbankan harus diubah agar bunga KUR bisa mencapai 5% ke usaha mikro dan kecil,” ujarnya.
Oleh karena itu, dia menambahkan, Hipmikindo mengusulkan agar pemerintah melakukan intervesi terhadap regulasi perbankan sehingga diharapkan bisa membantu peningkatan ekonomi rakyat, terutama pelaku ekonomi mikro. (fh)
http://web.bisnis.com/sektor-riil/ri...1id165440.html
Perkampungan baru China seperti 1.000 kali Dubaimari kita bandingkan dengan yang 1 ini
Senin, 22/02/2010 15:27:06 WIBOleh: Lahyanto Nadie
JAKARTA (Bisnis.com): "China itu disubsidi oleh pemerintah sehingga swastanya mampu memproduksi barang dan jasa jauh lebih murah," kata Karno Tan, seorang pengusaha di industri grafika. "Saya setiap kali ke China langsung ada perubahan drastis di setiap sudut kota," kata Anton, pengusaha lainnya.
Kedua eksekutif paruh baya itu tak mampu menyembunyikan kekagumannya dengan perkembangan China. Pembangunan kota gencar di mana-mana. Lihat saja salah satunya, Huaxi.
Kotapraja Huaxi yang terdapat di Yangtze river Delta, merupakan simbol kebanggaan yang melambangkan bagaimana kaum komunis China berhasil meruntuhkan kapitalisme dan mengangkat 300 juta orang dari kemiskinan yang mendera dalam tiga dekade terakhir.
Para pemimpin kota tersebut mengubah kota di mana para penduduknya adalah para petani yang masih berdiam dalam pondokan bambu dan menarik gerobak sapi, menjadi sebuah kawasan industri pembangkit tenaga listrik komersial di mana saat ini kebanyakan penduduknya--keseluruhan penduduk berjumlah 30.000--, sudah tinggal di rumah mewah dan memiliki mobil.
Pendapatan per kapita mereka mencapai 80.000 yen (US$11.700)—hampir empat kali dari rata-rata pendapatan nasional—kenyataan ini membuat Huaxi dapat dinobatkan menjadi kota paling kaya di China.
Huaxi juga merupakan sebuah lambang pembangunan China serta pertumbuhan industri real-estat. Partai Komunis membangun salah satu gedung tertinggi di dunia di Huaxi senilai 2,5 miliar yen. Gedung ini setinggi 328 m(1.076 kaki).
Sebuah restoran berputar di tingkat paling atas, disebut New Village in the Sky, menawarkan pemandangan sawah-sawah, kolam ikan dan kebun buah-buahan.
Informasi ini diambil dari laporan Bloomberg Markets pada kolom isu di bulan April.
Penerbit Gloom, Boom, & Doom, Marc Faber, mengatakan bahwa China terlalu berlebihan. “Tidaklah masuk akal bagi China untuk terus membangun gedung kosong dan menambah kapasitas industri ketika industri tersebut sudah kelebihan kapasitas,” ujar Faber pada Bloomberg Television pada 11 Februari.
“Saya pikir ekonomi China akan menurun secara substansial pada 2010 bahkan mungkin saja mengalami gejolak.”
Bahkan Huaxi memiliki lebih banyak proyek ambisius, yaitu proyek pembangunan menara pencakar langit setinggi 538 m bernilai 6 miliar yen yang akan menjadi gedung tertinggi kedua di dunia. Menara lain yang lebih tinggi adalah Burj Khalifa yang baru saja dibangun di Dubai.
1.000 kali Dubai
Pembangunan tersebut telah membuat salah satu manajer Hedge Fund, Jim Chanos mengatakan bahwa China adalah 1.000 kali Dubai. Biaya dari investasi pada perkantoran dan mal yang sia-sia serta dibangun di atas infrastruktur yang kurang dimanfaatkan akan memberatkan China, ujar Chanos yang merupakan Presiden Kynikos Associates Ltd yang berbasis di New York, dalam pidatonya di London School of Economics.
“Kenyataan ini akan semakin menggunung cepat atau lambat.”
China mampu bertahan dalam ancaman krisis global dalam dua tahun terakhir dan tetap menjadi kekuatan ekonomi dengan pertumbuhan tercepat. PDB naik 10,7% pada kuartal keempat.
Pemerintah telah menyiapkan 4 triliun yen untuk stimulus ekonomi dan mendorong bank untuk memberi pinjaman senilai 9,59 triliun tahun lalu, ini sebagai upaya untuk menjembatani perbedaan yang ada sampai permintaan akan ekspor naik atau sampai konsumsi domestik meningkat.
Bulan kemarin, bank di China terus memberi pinjaman senilai 1,39 triliun yen—hampir 1/5 dari jumlah target untuk 2010.
Pada bulan Januari, investasi langsung luar negeri naik 7,8% menjadi US$8,13 miliar. Penjualan komoditas eceran selama liburan Tahun Baru 2010 naik 17,2% dibandingkan periode yang sama di tahun 2009, menurut Kementerian Perdagangan.
Di saat ketahanan ekonomi China mampu menopang ekonomi dunia, menaikkan permintaan terhadap energi dan bahan baku di sisi lain, langkah pemerintah untuk menghentikan bantuan ekonomi pada para pelaku ekonomi China dapat mengacaukan pasar.
Pada bulan Januari, bank sentral memerintahkan bank untuk membatasi pinjaman. Kondisi ini membuat bursa saham China berbalik menjadi turun. Sebagai pertanda bahwa ekonomi dunia telah bergantung pada China, saham dan mata uang di beberapa negara seperti di Australia dan Brazil turun disebabkan pembatasan ini.
Kedua negara ini merupakan negara yang memasok komoditas untuk China. Pada 12 Februari, saat malam Tahun Baru, China untuk kedua kalinya dalam bulan ini, memerintahkan bank untuk menyisihkan lebih banyak deposito sebagai cadangan. Indeks gabungan Shanghai turun 8% year-to-date, setelah naik 80% di 2009. (t02/ln)
http://web.bisnis.com/artikel/2id279...gtu1845nhdbmp5
dulu masih zaman china masih jadi komunis itu benar2 situasinya nga ada yang enak.
coca cola pun dicari ga ada yang jual.
bahkan kalau mau dibilang disamain dengan indonesia, situasinya masih kalah jauh di china.
namun mengapa sekarang tiba2 kebalap sampai segitu jauh dan sekarang perdagangan internasional seperti saham dan mata uang negara2 tertentu mematokkan dirinya kepada china?
lalu mengapa kita yang terlihat sepertinya memberi program-program yang menguntungkan rakyat kecil namun yang terealisasi hanya lobi-lobi kepada para investor asing?
padahal toh kita sudah bisa dibilang ekonominya cukup bagus di mata internasional, namun?
Share This Thread