Page 1 of 2 12 LastLast
Results 1 to 15 of 17
http://idgs.in/281230
  1. #1

    Join Date
    Jun 2008
    Location
    Gabrielizm.co.cc
    Posts
    1,290
    Points
    567.70
    Thanks: 134 / 67 / 52

    Default The Black Hand Season 1 : Regardless

    The Black Hand Season 1 : Regardless
    Intro


    Gabrielizm Presents..




    "Saya membenci diri saya,Saya berharap mati sekarang juga" Kurt Cobain




    Aku memegang Desert eagle ku dan sebilah pedang.
    hari itu hujan. cukup deras.
    aku menunggu di sebuah gang sempit.


    Kunyalakan sebatang rokok ..
    kutarik pelan lalu kuhembus..
    "fuhh..."

    asap dosa itu mengepul..
    sembari kugenggam rosario di tangan kanan ku..

    "sudah saatnya"


    Chapter 1
    Chapter 2
    Chapter 3
    Chapter 3,5
    Chapter 4
    Last edited by mattr3x; 17-05-10 at 13:21.

  2. Hot Ad
  3. The Following User Says Thank You to mattr3x For This Useful Post:
  4. #2

    Join Date
    Jun 2008
    Location
    Gabrielizm.co.cc
    Posts
    1,290
    Points
    567.70
    Thanks: 134 / 67 / 52

    Default

    The Black Hand : Regardless
    Chapter 1



    Spoiler untuk Chapter 1 :

    Crystal Lake , present

    "Lalu!! Lalu Bagaimana paman ?"

    "sebentar..sebelum itu hehe..."

    "apa apa ??"

    "aku sudah 3 hari tidak makan.. belikan aku makanan dong.."

    "wah aku tidak punya uang.. miguel.. kamu ada uang ?belikan paman ini makanan!"

    "aku hanya punya 300 coly,sedangkan makanan termurah disini seharga 1000"

    "Robert ! kamu ada uang berapa?"

    "aku ada 200.."

    "500 lagi nih..."

    "Sebentar anak-anak.. tampaknya aku ada 500 coly sekarang, hasil mengemis ku kemarin.. hehe"

    aku menyerahkan uang itu ke Arnold,anak yang paling antusias mendengar ceritaku..
    Mereka ber-tiga adalah pendengar cerita setia-ku.. haha tampaknya aku mempunyai fans disini..

    Teman.. kamu sedang apa sekarang ?



    Gabrielizm City. 20 years Ago

    "Sudah Saatnya.."

    Aku tetap menggengam erat rosario ini.. sembari memeluk katana dan Desert Eagle ku..
    Tampaknya malam ini tugas asasinasi yang di berikan organisasi itu cukup mudah,hanya membunuh seorang koruptor *******..
    tetapi tetap saja membunuh adalah dosa.. namun aku masih memegang erat rosarioku sebagai tanda pembelaan diri atas dosa yang akan aku perbuat..

    Koruptor gemuk itu keluar dari Club21 bersama bodyguardnya.. aku bersembunyi di gang sempit yang sepi..


    "Tuhanku. Bapa.. ampuni dosaku.. biarlah darah malam ini menjadi persembahan yang harum bagi kerajaan-Mu"
    Doa ? Haha itu bukan Doa.. sekali lagi itu adalah bentuk pembelaanku atas pembunuhan yang akan ku lakukan sekarang.. meskipun yang kubunuh adalah seorang koruptor dan juga seorang mafia..
    membunuh tetap membunuh.. dosa tetaplah dosa.. Serigala tetaplah Serigala.

    Kucek lagi Desert Eagle ku ..
    biarlah peluru 357 Magnum ini menjadi pengakhir hidupmu..

    Aku berlari menghantam dengan membabi buta.. mungkin aku sudah gila..
    kedua bodyguard nya mengeluarkan sebuah pistol dari kantong jasnya...

    "BANG BANG !"
    aku berlari zig-zag,dan kucondongkan pistol ku arah mereka.. mereka masih menembakiku..
    sayang sekali meleset..

    aku me-roll kesamping dan ku tembak kaki kedua body guard itu dengan cepat,tanpa perlawanan mereka jatuh..
    aku melompat ke arah kedua bodyguard itu dan menginjak tangan mereka yang berusaha meraih beretta nya.

    "tolong!! jangan bunuh aku!! berapapun akan kuberi!! kumohon jangan bunuh aku!!"

    "tenang saja.. ini tidak akan sakit,karena akan berakhir dengan cepat.. sebelum itu, bertobatlah,berdoalah,sebelum akhirmu tiba.."

    "*******!!!"
    ******* gemuk itu mengeluarkan pistol magnum nya dari balik saku jas.. dan bersiap menembakku..
    Sayang sekali aku adalah seorang assasin yang jauh lebih berpengalaman dari kedua bodyguardnya.. sebelum pistol itu mengarah padaku,
    aku sudah mengantisipasi dengan melemparkan rosarioku ke wajahnya.. Rosario yang sisi ujung panjangnya tajam

    "Brett Crotttt"... Rosarioku menancap di kepalanya.. darah mengucur keluar, dan ia terdiam tak berdaya.. tampak ia sudah mati..

    "kau.. sebetulnya kau siapa? apa tujuanmu?"
    bodyguard itu sengaja tidak kubunuh,sebab misi ini adalah "Assasinate The Ricardo Goldboy"
    aku tidak ingin menambah dosaku,tapi apa benar ? bukankah dosa itu sama ? baik membunuh 1 ataupun 2 ?


    "Aku adalah Gabriel"
    Aku berjalan pelan dan meninggalkan tempat itu..
    Aku membiarkan Rosario itu tertancap di kepala Ricardo.. anggap saja penghormatan terakhir kepada ******** seperti dia..

    Sosok ku seakan di telan kegelapan.. Sesuai dengan keadaanku sekarang..







    *******







    "Hei Hei! jangan ketakutan begitu.. dengan dulu ceritaku"

    "habis.. habis.. dia membunuh dengan kejam...apalagi dengan rosario.. Huaaaa"
    "huuu"
    "hiks hiks"

    Andai Manusia tidak pernah berubah, mungkin tidak akan ada perang, pembunuhan..
    seperti anak-anak ini yang begitu polos dan takut akan darah.. mungkin di kemudian hari salah satu diantara mereka akan menjadi pembunuh? atau pemerkosa ?
    namun terkadang aku senang melihat mereka.. masih ada kebaikan di hati bocah-bocah ini.. masih ada kasih yang tulus.. tanpa pamrih..

    "Baik hari ini cukup sampai disini.. aku harus pergi kerja"

    "Bohong Tuh! paling godain cewe-cewe di jembatan sambil minum Anggur"
    "aku lihat dia loh kemarin huu..."
    ".... hiks...."
    mereka masih nangis ternyata

    "Sialan..! oke jangan menangis lagi, dengar. (merangkul mereka ber-tiga)
    jadilah pria baik yang mempunyai Tujuan Hidup.. Terkadang memang Realitas dunia tidak seperti di buku cerita..
    namun kalian harus mempunyai prinsip dalam hidup.. Ok,tampaknya aku bicara terlalu banyak, Sudah ya.. Bye.."

    "Paman!" Arnold Memanggilku

    "Ya ?"

    "apakah cerita paman itu nyata ?"

    "hmm.. entah.."

    "err paman.."

    "ya ?"

    "umur paman berapa?"

    "30."

    "kok jadi pengemis ? kerja dong!"

    "sialan kamu!" aku memukul pelan kepalanya.

    "aduh sakit.."

    "Hehe rasain... Dah~"

    "daaa~"

    Arnold melayangkan tanganya kepadaku.
    baru kali ini aku merasa dicintai oleh orang lain,dengan tulus.. haha



    Chapter 1 End.
    Last edited by mattr3x; 14-04-10 at 19:02.

  5. #3
    the_omicron's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Location
    di Cinere say........... Ongoing Novel: S|L|M
    Posts
    3,908
    Points
    13,246.30
    Thanks: 6 / 116 / 69

    Default

    wew mantap.. keknya bakal seru nih.. Crystal Lake

    tapi kok nama mata uangnya...

    oh ya satu lagi, itu ada pergantian waktu kalo bisa dikasi tanda win biar ga bingung bacanya

    misal

    _____

    dan kitapun modar.

    **

    ITU KAN 20 TAUN LALU COKS!
    _____

    misalnya kyk gitu


    Click To Read Sweet~.

    Mari Menulis Disini

    Quote Originally Posted by dono View Post
    Dilihat dari system server kami, dikarenakan sudah lebih dari 2000 pages kami mengambil keputusan untuk menutup thread in, karena menyebabkan ada nya keberatan dari server forum sendiri. Mohon maap dan terimakasih.

  6. The Following User Says Thank You to the_omicron For This Useful Post:
  7. #4

    Join Date
    Jun 2008
    Location
    Gabrielizm.co.cc
    Posts
    1,290
    Points
    567.70
    Thanks: 134 / 67 / 52

    Default

    wkwkw itu mata uang emang sengaja
    o iya crystal lake gua ambil dari cerpen lo yang crimson butterfly wkwkwk

    tengs srannya udah gue edit tuh

  8. #5

    Join Date
    Jun 2008
    Location
    Gabrielizm.co.cc
    Posts
    1,290
    Points
    567.70
    Thanks: 134 / 67 / 52

    Default

    The Black Hand : Regardless
    Chapter 2



    Spoiler untuk Chapter 2 :

    Crystal Lake, Present

    Seperti Biasa, Hari ini aku harus bekerja di toko roti bersama 2 temanku. Robert dan Miguel
    Aku Arnold , seorang anak yang ber ayahkan Pemabuk.. Ibuku sudah meninggal ketika aku lahir..

    3 Bulan yang lalu ada seorang asing yang datang ke Crystal Lake .. Tempat aku tinggal.
    Perawakannya tinggi, menggunakan Coat panjang yang sudah lusuh , memakai topi bulat , dan tampak kumal..
    setengah wajahnya tertutup oleh topi.. jadi aku tidak dapat melihat jelas wajahnya, hanya saja kesimpulan yang dapat ku ambil.

    Wajahnya kelihatan masih muda
    Tubuhnya tegap
    Ada bulu-bulu halus disekitar mulutnya, sangat tidak terawat

    pekerjaan sehari-harinya adalah sebagai pengemis, dan kudengar terkadang ia mengamen.. meskipun tidak sering.
    setiap kali kutanya..mengapa ia tidak mengamen?? jawabannya hanya
    "malas"

    ia membawa sebuah tas kecil , dan kotak untuk menyimpan biola.. beserta tangan yang memegang sebotol anggur
    mungkin sekali-sekali aku harus mendengar ia memainkan biolanya..

    pertemuan kami berawal dari sebuah pemukulan..
    aku dipukuli oleh ayahku yang pemabuk.. karena aku pulang tanpa membawa uang..

    tiba-tiba ia datang dengan gayanya yang sok jagoan.
    aku berpikir mungkin ia hanya seorang sampah jalanan yang kerjaannya mabuk seperti ayahku, dan mencari masalah

    ia memang pemabuk.. tapi ia tidak mencari masalah..
    ia melindungiku dari pukulan ayah.. dan memelintir tangan ayahku sampai ia kesakitan..

    Semenjak itu aku begitu kagum padanya,mungkin dia ini mantan seorang prajurit,
    hanya asumsiku saja, namun dari cara dia berjalan dan cara dia berbicara menunjukan ia bukan orang sembarangan..

    terkadang ia juga suka menceritakan kisah-kisah seru di kala waktu senggangku..
    mulai dari cerita fantasi tentang kepahlawanan "Selene LunaMaria" melawan monster2 jahat..
    dan juga cerita tentang negeri fantasi bernama "RixTopia" yang dihuni oleh manusia yang mempunyai kekuatan untuk memanggil penjaga bernama "Allurian"
    sampai cerita-cerita sedih berjudul "A Tale From An Old Willy" yang bercerita tentang pohon..

    Aku tidak mengetahui namanya, mungkin Rudy ? William ? tidak tidak ..! aku tidak tahu!
    Orang ini sungguh misterius.



    "Oke Hari ini Cukup Sampai Disini!!! Kalian boleh pulang anak-anak!!" teriak paman yang mempunyai toko Roti dari dalam dapur..

    "horee!!" balas kami bertiga.


    Crystal Lake, Jugger Street , Sore Hari Sehabis pulang bekerja.

    "Robert..."

    "ya ? "

    "apa kamu tidak penasaran dengan paman itu ?"

    "tidak.. ia orang yang baik.."

    "kamu miguel ?"

    "..... aku bingung.."

    "bingung kenapa ? "

    "bingung saja..."

    ".........."

    "Baiklah hari ini sampai disini, aku harus pulang, ayah pasti sedang mabuk sekarang, moodnya lagi jelek akhir-akhir ini.. daagg~"

    "Daaagg~" balas mereka berdua.

    "Miguel.."

    "Ha ? "

    "Arnold anak yang tegar ya, terkadang aku iri dengan dia, meskipun ayahnya pemabuk.. ia masih bisa tersenyum , belum lagi pukulan-pukulan yang ia terima seminggu sekali, tidak jarang pula setiap hari.."

    "ya.. ia anak yang baik.. jarang ada anak seperti dia yang begitu tulus..bahkan ia tidak pernah sekalipun mengucapkan sumpah serapah kepada ayahnya"

    "hah~ sudahlah... aku harus pulang .. dag~"

    "ya" balas miguel..







    *******







    Gabrielizm City. Present

    Di sebuah kantor yang kelihatan elegan, namun tidak begitu terlihat jelas, karena lampu tidak dinyalakan..
    hanya ada penerangan dari layar komputer yang cukup besar, yang didepannya duduk seseorang yang wajahnya tidak kelihatan.. sedang duduk di sebuah bangku kerja..

    "Tok , Tok , Tok"

    "Masuk" balas orang yang sedang duduk itu..

    "Ada apa Lezra ?" Tambahnya.

    "aku sudah menemukan jejaknya,tampaknya.. ia sekarang berada di Crystal Lake"

    "Bagus, Kerahkan 5 orang tim inti 'Sliver Squad' , aku ingin mereka sampai disana dalam 2 hari"

    "tunggu, tuan.. meskipun untuk orang sehebat 'dia' ..apakah harus Tim inti Sliver Squad yang memegang predikat terkuat di organisasi ini yang harus turun lapangan ? menurutku ini hanya pemborosan tenaga kerja organisasi.. belum lagi...."

    "Diam"

    "aku tidak menanyakan pendapatmu, dan kau tidak berhak untuk melawan perintahku" Tambahnya

    "maaf..tuan.."

    "Maaf, aku terlalu emosi,dengar.. kau tidak tahu betapa mengerikannya 'dia'.. dia adalah orang yang dapat menembus pertahanan negara militer 'Lucian' yang terkenal akan kebrutalannya dan dijuluki negara perang.. ingat, dia adalah assasin terkuat di organisasi.. dulu.."

    "ya... dulu kan ?" balas Lezra

    "ya.. dulu.." menatap keatas..

    Tampak orang yang sedang duduk itu menulis sesuatu dan menandatangani kertas yang sedang ditulisnya

    "Misi kali ini tidak boleh gagal. sekian." menyerahkan kertas tersebut

    "Affirmative" mengambil kertas tersebut.. lalu pergi..



    Chapter 2 End.
    Last edited by mattr3x; 14-04-10 at 18:25.

  9. #6

    Join Date
    Dec 2007
    Location
    Bandung,Indonesia
    Posts
    2,236
    Points
    550.87
    Thanks: 54 / 102 / 50

    Default

    wow mantep gan
    rajin update ajah biar banyak penikmatnya
    cuma yg rada aneh
    rosario mana bs ngebunuh : psweat:
    kan gada bagian yg tajam?

  10. #7

    Join Date
    Jun 2008
    Location
    Gabrielizm.co.cc
    Posts
    1,290
    Points
    567.70
    Thanks: 134 / 67 / 52

    Default

    dah gue tambahin kata2..
    oke, ini terakhir kali gue edit tulisan gue wkwkwk

    nanti gue kasi liat rosarionya dia kek gimana

  11. #8

    Join Date
    Jun 2008
    Location
    Gabrielizm.co.cc
    Posts
    1,290
    Points
    567.70
    Thanks: 134 / 67 / 52

    Default

    The Black Hand Season 1 : Regardless
    Chapter 3


    Spoiler untuk Chapter 3 :

    Gabrielizm City , Downtown . 20 years ago.

    Aku berjalan ditengah kota, ditemani sebatang rokok..
    Misi Sudah kuselesaikan tadi malam, sekarang pagi hari..
    Misi membunuh.. membunuh yang dosa
    membunuh koruptor ******* "ricardo Goldboy"

    aku tidak tidur, aku tidak pernah tidur..
    aku ingin tidur, tapi tidak bisa tidur..
    sum-sum otakku men'set' diriku agar tetap terjaga
    otak ******* ini membuat ku tetap segar.

    Aku ingin mabuk , Mabuk hingga aku melupakan semua.

    Apa masalahku ? diriku.
    Apa dilemaku ? Keberadaanku.
    Untuk apa aku hidup ? untuk menghancurkan.

    pertanyaan-pertanyaan di kepalaku seakan terjawab dengan otomatis
    seperti mesin Artifical Intelegence canggih yang mempunyai kemampuan memproses jawaban dengan seper nano sekon

    Aku bingung dengan diriku, apa sebetulnya aku?

    tanpa sadar , aku berada di depan gereja tua.. Sanctuary..
    satu-satunya gereja kosong di Gabrielizm City.

    Aku bingung, mengapa aku masuk ?
    bagaimana aku harus bertanggung jawab atas dosaku kepada Tuhan ?
    Aku muak dengan semua ini..

    "Bapa, Ampuni Dosaku, Ampuni dosaku, Ampuni dosaku...Ampuni dosa..ku... ..huuuu ..."
    aku menangis.. menangis yang sesunggukan..

    aku mencari Tuhan setelah melaku dosa.

    begitukah manusia memperlakukan Tuhan ? disaat susah mereka mencari Tuhan , disaat senang ? aku tidak pernah merasa senang dalam hidupku.
    jadi kalau ditanya. aku tidak akan jawab.
    karena aku memang ditakdirkan menjadi seorang penyedih..

    kaki ini melangkah hingga sampai disebuah gedung besar, tempat aku tinggal.
    Organisasi.

    Organisasi yang bergerak di bidang asasinasi, penyusupan, dan segala macam perbuatan dosa lainnya..
    Organisasi yang berkedok perusahaan real estate.. padahal mereka ******-****** pendosa.

    tunggu.. aku juga berdosa.. dan seorang pendosa

    "Erazer". nama organisasi tersebut..
    Organisasi ini tercipta oleh seorang 'Malteli'
    Seorang misterius yang kita harus memujanya bak dewa.
    kita harus menuruti keinginannya..

    dia manusia, bukan dewa.

    "Selamat pagi Tuan! Honor anda bisa diambil di bagian Administrasi smile:"

    "ya.."

    aku berjalan ke bagian administrasi
    menunjukan ID Card ku yang sudah lusuh karena bersimbah darah..

    "Terima kasih atas suksesnya misi ini.. ini honormu.. 1.000.000 Coly"

    "ya.."

    Aku kaya,aku memang kaya
    Kaya yang sementara, Kaya yang semu

    Aku berjalan lagi ke lift dan naik, bajuku yang mencolok yaitu Coat Hitam panjang, dan baju serba hitam, membuat pengguna Lift semakin segan kepadaku.
    namun mereka tidak lain dan tidak bukan adalah anggota Erazer, keseganan mereka bukan dari Propertiku, melainkan dari Kharisma yang memancar dari diriku, Kharisma yang kudapat dari Dosa, Dari membunuh.. ketangguhan yang kumiliki dalam membunuh membuat aku disegani..

    Aku berjalan menelusuri lorong yang terdapat di lantai 13 , lantai yang seharusnya tidak ada di lift, lantai yang hanya bisa diakses oleh assasin berkemampuan tinggi seperti diriku..

    aku tidak sendiri, masih ada assasin assasin hebat disini,mereka mempunyai kamar masing-masing.. dengan fasilitas setara dengan president suite hotel Dreamcatcher.

    "Yoo... Mister Complex! bagaimana misimu ? sukses ? uangnya ? "

    dia Rhen, seorang pengguna tombak yang dijuluki julukan konyol , "FunBoy"
    kepiawaiannya memainkan tombak membuat ia direkrut oleh Malteli, kudengar ia juga pernah masuk dalam black list negara perang "lucian"
    dan juga menurut rumor yang beredar, hal itu disebabkan.. ia mencoba memperkosa anak dari presiden Lucian.. namun tampaknya gagal..

    ia memakai properti aneh, bukan aneh, aku yang aneh, aku tidak mengerti mode.
    ia memakai baju berwarna kuning keemasan, lengan panjang, celana kulit, dengan headset di telinganya.beserta dengan aksesori aneh di tangan dan lehernya. Cincin dan kalung berbentuk petir.

    "ya seperti biasa.. aku membunuh dan berdosa.."

    "... HAHAHAH! kalau begitu traktir aku makan di Cafetaria President Suite, kudengar honor misi ini cukup besar ..!"

    orang ini sungguh berisik..

    "ayo ayo kita turun , kita makan.. !"

    "nanti saja , aku harus membersihkan badanku dari darah ini.."

    "baik aku tunggu di kamar mu"

    "JANGAN!" balas ku teriak

    "kenapa kenapa kenapa ?"

    "err..ah sudahlah"

    "jangan terlalu kaku boy.. jangan-jangan di kamarmu... HEHEHEH ada buku porno"

    "Fvck You FunBoy"

    "HEHEAHEAEHAUEH kesall yaaa ?"

    "die"


    DUAR!
    aku mengeluarkan pistolku dan menembak ke arahnya..


    TRING!
    dia menangkis dengan tombaknya . yang entah muncul darimana
    dan memutar-mutarnya setelah itu..

    "HEHAEHEH DITANGKIS DITANGKIS HEHEHEH"

    "sudahlah.."

    "he.. heyy wait! aku belum makan!"

    "tunggu disini"

    Aku masuk ke kamar..
    kamar sederhana yang kotor, aku tidak pernah membersihkannya,aku tidak pernah membeli perabotan mewah seperti assasin lainnya.
    aku tidak peduli apa kata orang tentang kamar ini, ini hanya penjara bagiku..

    aku mengambil uang yang diberikan petugas administrasi dibawah.. aku menaruhnya di tumpukan uang di sebelah ranjangku..
    uang ini sudah banyak sekali, aku tidak pernah memakainya..
    aku bukan pelit. aku bingung.
    uangku hanya untuk aku makan dan rokok.. rokok untuk menghilangkan rasa sakit di kepala ini.. rasa dilema yang melandaku,rasa berdosa.
    namun hanya sementara

    aku memasuki kamar mandi dan membersihkan tubuhku, darah tampak keluar dari tubuhku, bukan darah dari luka
    namun cipratan darah sehabis membunuh si ******* itu dalam misi kemarin.

    keluar dari kamar mandi,
    aku mencari baju casual ku yang dipilihkan Rhen. baju ini apa bagusnya ?
    hanya kaos hitam biasa dengan tulisan di tengahnya "came as you are"
    dan celana jeans seharga 150.000 Coly.

    Aku mengambil rosario ku di lemari pakaian , aku memang membeli rosario cukup banyak.
    untuk teman dikala aku bingung, dikala aku sedih..
    namun aku merokok..
    aku bingung..

    "Yo!! sudah selesai!! ayo makan.. Traktir Traktir!"

    aku diam saja, dan berlalu pergi,
    memasuki lift dan turun ke lantai 4 , dimana Cafetaria president Suite berada.

    "Bu! pesan Tenderloin Steak 4 , Juice Melon 2"
    Sialan, ini akan menghabiskan uangku.

    "Chicken Teriyaki , dan segelas teh hangat"

    "RHEN! BAYAR HUTANGMU!"
    kata ibu yang menjual makanan di cafetaria..

    "bentar.. Hoi Gabby.. pinjem 300.000 .. "

    "kau...cih.."
    aku seakan terhipnotis, aku memberikan uang itu..
    terhipnotis...

    "ahhh~ kenyang.. makasih!"
    dia langsung pergi .. lari lagi..

    "Hei! belikan 3 botol bir !"

    "iya iyaaa~ join ya" sahutnya

    "terserah." balasku

    "Sialan,makan lalu pergi.."
    Gumamku.


    Rhen , orang yang mau berakrab ria denganku..
    dia temanku..
    Hanya satu- satunya


    Chapter 3 End.

  12. #9
    Jin_Botol's Avatar
    Join Date
    Aug 2007
    Location
    Jakarta "Kota 3in1"
    Posts
    1,111
    Points
    1,058.00
    Thanks: 30 / 38 / 24

    Default

    wah keren win....
    Gemini, The Two-Facets Personality

  13. #10
    the_omicron's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Location
    di Cinere say........... Ongoing Novel: S|L|M
    Posts
    3,908
    Points
    13,246.30
    Thanks: 6 / 116 / 69

    Default

    bisa gila gw bacanya penuh kata2 "coly"

    mana lanjutnya


    Click To Read Sweet~.

    Mari Menulis Disini

    Quote Originally Posted by dono View Post
    Dilihat dari system server kami, dikarenakan sudah lebih dari 2000 pages kami mengambil keputusan untuk menutup thread in, karena menyebabkan ada nya keberatan dari server forum sendiri. Mohon maap dan terimakasih.

  14. #11

    Join Date
    Jun 2008
    Location
    Gabrielizm.co.cc
    Posts
    1,290
    Points
    567.70
    Thanks: 134 / 67 / 52

    Default

    The Black Hand Season 1 : Regardless
    Chapter 3,5


    Spoiler untuk Chapter 3,5 :

    Gabrielizm City, Sanctuary.. 20 years ago


    Alunan piano itu seakan membasuh jiwa ini.
    Alunan piano yang dimainkan oleh seorang suster di gereja tua itu. sanctuary

    apa yang dilakukan suster itu ? padahal aku yakin, yang datang ke gereja ini hanya pengemis-pengemis yang tidak punya rumah,seorang tua yang juga tidak punya rumah,orang yang mencari ketenangan, dan orang kesepian..
    seperti aku.

    mungkin aku sama seperti mereka yang tidak punya rumah,padahal aku punya rumah.
    bagiku rumahku adalah penjara,aku tidak pernah sekalipun nyaman disana.

    satu-satunya rumah yang nyaman hanyalah di tempat ini,gereja tua ini..


    "Bapa.. Bapa.. Hhhh... aku lelah.."
    Aku jatuh tersungkur dari sujudku.
    Aku lemah tak berdaya di hadapNya.
    Aku tak kuasa menahan kuasaNya.

    aku tidak sadarkan diri. aku pingsan. aku tertidur.
    tautan melodi piano itu berhenti.


    ***


    "sudah sadar ?"
    aku melihat sesosok manusia.. wajahnya samar-samar,mungkin karena sadarku hilang.
    dengan sigap dan cepat namun pasti, kau mengeluarkan pistol dari kantung celanaku,lalu kuarahkan kepadanya.

    "HHH!! hahh! hahh!"
    ternyata itu suster yang tadi memainkan piano,
    ini betul-betul gila,aku betul-betul tidak sadar apa yang kulakukan,tubuhku seakan sudah 'di-set' untuk melakukan hal gila yang barusan kulakukan kepadanya..

    aku menunduk dan menyentuh wajahku..

    ".. hh... maaf.."

    "tidak apa.. sebaiknya kamu tinggal disini untuk sementara,sebab tubuhmu sudah terlalu lelah.. kelihatan dari kantung matamu itu, kamu tidak tidur berapa hari ?"
    suaranya sangat lembut, aku seperti disiram oleh air dingin.. baru kali ini ada orang yang peduli denganku selain Rhen,meskipun cara Rhen 'agak berbeda'

    "aku tidak pernah tidur.. hhh.."
    aku membaringkan tubuhku dan tak sadarkan diri..



    ***


    Malteli`s Room.

    disebuah ruangan gelap yang hampir tidak terlihat apapun kecuali layar monitor yang menyala
    "jadi.. bagaimana keadaan'nya'?

    "Don Malteli.. persiapan'nya' sudah siap, hanya saja... keadaan dia sekarang agak.. mengkhawatirkan.."

    "maksudmu?"

    "ya.. sistem bernama 'perasaan' dan 'emosi' sudah mulai menyerang senjata itu.."

    "hem.. tenang saja, sebab aku sudah mempersiapkan "DIA"..."
    terlihat ada sesosok manusia.. wajah dan tubuhnya tidak terlihat karena ruangan sangat gelap..

    "baik Malteli."


    ***


    aku mendengar bunyi jendela yang mengetuk-ngetuk tembok. dan merasakan angin pagi yang masuk ke ruangan yang sedang ku tiduri.

    "udara pagi ini sangat segar ya ? kamu harus menikmati itu hari ini"
    ia tersenyum kepadaku..
    tersenyum..

    "terimakasih,nona.. aku harus pergi sekarang.."

    "duduklah dulu disini,aku akan menyiapkan sarapan.."
    aku memang lapar. aku belum makan sejak seminggu yang lalu.
    hanya bir dan rokok yang mengisi sugestiku akan rasa lapar.

    "baik." *blush*

    ia sangat cantik,mungkin ini rasanya mempunyai pasangan hidup.
    sialan aku berpikir yang bukan-bukan.
    sialan sialan!!
    oh tumben sekali otakku mampu berpikir seperti ini. tumben

    apa dia tinggal di gereja ini "sendirian" ?


    ***

    "terimakasih makanannya..aku harus pergi sekarang.. mereka pasti mencariku.."

    "ya,kalau itu bisa membuatmu tenang (tersenyum)"

    "terimakasih nona..."

    "Felicia.. namaku Felicia.. salam kenal..(tersenyum sambil menyodorkan tangannya untuk berjabat)"

    "..."

    "disaat seperti ini kamu harusnya menyodorkan tanganmu lalu memberitahu namamu (senyum yang manis)"

    "(menyodorkan tangan) Gabriel.."

    "(membalas) salam kenal. datanglah lagi kesini bila itu bisa membuatmu nyaman (senyum tulus)"

    "ya.. (wajah kosong).."


    ***

    Aku pasti kesana lagi.








    Chapter 3,5 End.

  15. #12
    i_u's Avatar
    Join Date
    Mar 2007
    Location
    Bekasi.
    Posts
    1,543
    Points
    1,519.80
    Thanks: 169 / 111 / 96

    Default

    Lanjutkan sampai selesai,,, !!

    hohoho... ^.^

    nayz.

    PenyesaLan Tidak Akan Datang . . . Saat Kita Belum Melakukan KesaLahan


    The more I Help Other to Succeed,
    The more I Succeed


    I'll give you all that you need
    Anything that you want I will give it to you
    I will give you the best of my life

  16. #13

    Join Date
    Jun 2008
    Location
    Gabrielizm.co.cc
    Posts
    1,290
    Points
    567.70
    Thanks: 134 / 67 / 52

    Default

    thanks comment nya

  17. #14
    i_u's Avatar
    Join Date
    Mar 2007
    Location
    Bekasi.
    Posts
    1,543
    Points
    1,519.80
    Thanks: 169 / 111 / 96

    Default

    lanjutin sampai akhir !!

    jgn putus di tengah jalan !!

    semangat ^.^
    PenyesaLan Tidak Akan Datang . . . Saat Kita Belum Melakukan KesaLahan


    The more I Help Other to Succeed,
    The more I Succeed


    I'll give you all that you need
    Anything that you want I will give it to you
    I will give you the best of my life

  18. #15

    Join Date
    Jun 2008
    Location
    Gabrielizm.co.cc
    Posts
    1,290
    Points
    567.70
    Thanks: 134 / 67 / 52

    Default

    The Black Hand Season 1 : Regardless
    Chapter 4

    Spoiler untuk Chapter 4 :


    Sepulang dari gereja, aku langsung makan yang banyak lalu tidur selama 3 hari. baru kali ini aku bisa tidur. semenjak peristiwa di gereja kemarin dan hari ini.
    setelah bangung aku harus latihan.
    dengan Rhen.
    sialan.

    Erazer 20 years ago.
    Trainning Room.


    "Dzuu Dzuu!"
    "Tring Tring !"

    Rhen menangkis 2 peluru yang kutembakkan sambil berlari-lari kecil.
    mungkin ia sedang mengincar titik lengahku.

    "woahhh.. hari ini semangat sekali. pasti ada sesuatu yang terjadi tuan kompleks"
    "Baik..! aku akan serius sekarang" tambahnya

    ia memutar-mutarkan tombaknya, lalu keluar petir-petir berwarna kuning dari tombak itu.
    "bzz.. Bzz"
    petir itu semakin besar,dan ruang lingkupnya semakin luas,juga mulai menari-nari di sekitar tubuhnya.


    "FunBoy MENARI DI PAGI HARI! HEAAA!!!"
    ia menghentikan putaran tombaknya , lalu mengacungkan tombaknya kedepan dan berputar secara spiral ke arahku.

    "bzz DUAR DUAR DUAR!!"
    debu dan batu-batuan kecil berterbangan ke segala arah,dan ia semakin dekat.

    ia mulai serius..
    baik sekarang apa yang kulakukan.

    aku mengambil smoke grenade di kantungku...
    aku tidak seperti assasin lain yang mempunyai kekuatan khusus.
    aku hanya mengandalkan teknik,latihan dan alat.

    "WUSHH!!!!"
    aku melemparkan Smoke Grenade itu ke tanah, lalu asap itu mengepul ke seluruh ruangan.


    "phase walk"
    salah satu teknik andalanku..
    dimana aku bisa berbaur di tengah asap,dan dapat merasakan kehadiran musuh,dan mengetahui segala gerak-geriknya.

    tiba-tiba suasana menjadi hening..

    "baik,sekarang aku tidak tahu dimana kau berada. perfect.. ****."
    ucapnya di tengah asap.

    "Dzu Dzu Dzu.."
    aku menembakan 3 peluru ke arahnya.

    "Crott..bless..Tring!" 2 peluru kena,satu dapat ditangkis.

    "oh disitu ya.."
    ia berlari ke arahku sambil memutarkan tombaknya, dan angin-angin yang dikeluarkan dari putaran tombak itu,menghapus asap-asap yang ada di depanku.

    "tidak semudah itu.."
    "Hologram turn off"

    aku menggunakan alat bernama Hologram untuk menduplikat diriku, hologram itu hanyalah sebuah bayangan, bukan tubuh asli. aku menembak di belakang hologram,agar terlihat aku berada disitu.

    "sial.." Ucapnya kesal.

    "sayang sekali ya"
    aku sudah berada di belakangnya, mengacungkan pistolku ke kepalanya, dan memeluk kepalanya dengan katanaku.

    "bergerak = mati.. menyerah ?"

    "sial!!!!! baik baik!! menyerah!!" balasnya.


    "PEMENANG : GABRIEL. Damage Report : 0%"
    suara yang tidak asing kudengar, suara dari mesin yang diciptakan Erazer, yang bernama Trainning Room.
    dimana tempat ini untuk kami para assasin berlatih tanding. segala kerusakan yang terjadi disini hanyalah sebuah hologram. dan temboknya dapat menyerap semua kekuatan. jadi kami tidak perlu takut terjadi kerusakan, dan adanya kekuatan yang keluar dari tempat ini.


    ***


    Erazer 20 years ago.
    Locker Room.


    "huahhh! capek... mau bir ?"

    "boleh" balasku.

    "aku tidak menyangka kau hanya memakai strategi rendahan untuk melawanku. hahaha! hologram itu kan alat yang bisa dibeli masyarakat biasa."

    "terkadang sesuatu yang kecil bisa menjadi krusial, dan juga sesuatu yang besar terkadang tidak ada gunanya"

    ".... err.. aku tidak mengerti.."

    "bodoh"

    "sialan!" balasnya.



    "tolong bukakan. tenagaku sudah habis." ia menyerahkan segelas kaleng bir

    "Trak! bzzz..." soda-soda bir itu keluar setelah ku buka.

    seperti biasa,kami selalu minum bir sehabis latihan.

    "ngomong-ngomong.. apa yang membuatmu begitu bersemangat.. tidak biasanya kau seperti ini.."

    "aku hanya.. menemukan sesuatu yang seharusnya aku temukan ketika 20 tahun yang lalu."

    "aku pernah dengar dari Malteli. katanya kau pernah di hibernasi selama 20 tahun?"

    "aku tidak tahu,aku tidak ingin tahu."

    "mungkin kalau kau tidak di hibernasi,kamu pasti sudah keriput"

    "entah"

    "sruppuutt.." kami menghirup bir itu.

    "Rhen"

    "ya ?"

    "perempuan mana yang kau suka ?"

    "aku suka laki-laki.."

    "..."

    "..."

    "bye.." aku langsung pergi ketika mendengar pernyataan itu. aku sungguh tidak menyangka,sungguh tidak menyangka.

    "HAHAHAH! tunggu-tunggu! baik- baik aku ceritakan."
    ia menarik lenganku.
    lalu tanpa sadar tangan kami bergandengan,dan karena sehabis latihan,kami selalu mandi.. dan kita ... .telanjang...

    *blush*

    "Gabby.." (panggilan Rhen kepada Gabriel,alasannya : ribet manggil gabriel-gabriel gitu.)

    "****!"
    aku melepas tangannya dengan paksa.

    "hahah! baik , sekarang aku akan bercerita"
    kami berdua duduk,lalu... minum bir... lagi..

    "dulu.. dulu sekali.. ada seorang perempuan yang begitu cantik, seksi , bohay, baik hati. tipikal perempuan sempurna idaman laki-laki.. lalu ada seorang bodoh yang mencintai wanita tersebut.. tapi si bodoh adalah seorang yang berasal dari kalangan bawah,sedangkan sang perempuan adalah kalangan elit."

    "kelanjutan cerita ini akan menjadi sebuah cerita romeo+juliet.. percayalah Rhen.." aku memotong pembicaraannya.

    "tidak.. cerita ini sungguh menyakitkan.. kamu tahu ? si bodoh memang mempunyai wajah yang tampan, tapi sayang sang perempuan tidak menyukai ia. perempuan itu selalu merobek surat yang dikirimkan dari si bodoh untuknya,hingga akhirnya si bodoh putus asa..kamu tahu rasanya mencintai tanpa dicintai ? SAKIT! SAKIT SEKALI!!"

    "ngomong-ngomong aku bertanya bagaimana perempuan yang kamu suka, bukan 'menceritakan masa lalumu' bodoh"

    "hheeh! ketahuan! tampaknya kamu sedang jatuh cinta! hahaha! seorang Hyper Super ultra magneficent epic Complexiticy Complexizm Complexia Complexboy seperti kau ? Jatuh cinta! hahahah!"

    "ah sudahlah.."
    aku pergi meninggalkan ruang istirahat itu.

    "Gab.. sebentar.." Rhen mengambil sesuatu dari lockernya.

    "aku sudah menemukan sedikit informasi tentang masa lalumu, dan juga tentang hibernasi itu,aku sudah menemukan tempat yang menurutku adalah tempat yang digunakan untuk menghibernasimu. aku tahu hal itu dari penyelidikan dan jaringan informasiku, bukan dari Malteli.."

    suasana tiba-tiba menjadi serius.

    "ini.." ia menyerahkan surat kepadaku..

    bagaimana dengan ekspresiku ?
    aku tidak mampu berkata.
    aku seakan tak percaya.
    aku bingung.

    aku takut menghadapi masa lalu ku . takut masa itu kelam. takut itu sedih. takut itu dapat membuatku gila.
    apa yang harus aku lakukan bila mengetahui masa laluku? apakah masa laluku lebih baik dari keadaanku sekarang ? apakah masa laluku jauh lebih buruk dari sekarang? aku takut. takut yang gemetar. gemetar yang sedih.

    "baik.." aku mengambil surat itu..

    "oh iya satu lagi.."

    "ya ?"

    "hati - hati dengan yang 'diatas'mu."


    Chapter 4 End.
    Last edited by mattr3x; 17-05-10 at 13:20.

Page 1 of 2 12 LastLast

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •