XL Siapkan Diri Untuk Implemetasikan LTE



PT XL Axiata Tbk (XL) berencana untuk mengimpelementasikan LTE di Indonesia. Tak ingin gegabah, sebelumnya XL dan Ericsson akan mengadakan kajian bersama terlebih dahulu. Hal ini penting dilakukan, mengingat pengalaman XL saat pertama meluncurkan layanan 3G yang ternayta kurang mendapat sambutan dari pelanggannya, seperti dijelaskan Hasnul Suhaimi, President Director XL saat penandatanganan nota kesepahaman dengan Ericsson di Jakarta.

Dalam sambutannya, Suhaimi menyebutkan bahwa kajian ini penting dilakukan untuk mempelajari aspek teknis dan kemungkinan lain yang mungkin muncul ketika XL mengadopsi teknologi ini. XL tak ingin implementasi teknologi GSM generasi berikutnya ini seperti yang terjadi dengan teknologi 3G pada masa awal perkenalannya kurang mendapat antusias pelanggan. Suhaimi menilai hal tersebut bisa terjadi karena saat itu XL masih belum paham apa mau pasar. Sejak awal investasi 3G di 2006, baru pada 2009 XL bisa balik modal. "Ternyata ngga perlu macem-macem, cukup dengan facebook," terang Suhaimi.

Ujicoba ini rencananya akan dilaksanakan pada paruh kedua 2010. Kendala utama belum dapat terlaksananya ujicoba ini terkait dengan regulasi pemerintah. "Frekuensi juga belum ditetapkan pemerintah," jelas Dian Siswarini, Director of Network Services XL. Agar implementasi LTE nantinya tak lambat akibat salah perkiraan, maka dalam ujicobanya, XL dan Ericsson akan mengujicoba baik dari segi teknologi, kegunaan, kecepatan, dan yang tak kalah penting adalah riset pasar.

Dalam hal melakukan uijicoba seperti ini, Ericsson sendiri menyatakan terbuka bagi berbagai operator lain. Dari kacamata Ericsson yang telah berhasil melakukan ujicoba LTE di beberapa negara lain, kemampuan untuk menyediakan layanan mobile broadband yang terjangkaulah yang menjadi daya tarik dari layanan ini, seperti dijelaskan Arun Bansal, Region Head South East Asia and Oceania Ericsson. Namun ia lalu menambahkan, bahwa hal tersebut dikembalikan pada strategi pemasaran dari masing-masing operator.

Ketika ditanya mengenai kesiapan teknologi ini untuk dibawa ke tataran komersil, Siswarini menyebutkan bahwa hal itu masih agak sulit dilakukan. Selain persoalan menunggu regulasi pemerintah yang masih belum jelas, soal ketersediaan perangkat pun menjadi kendala lainnya. Siswarini menjelaskan bahwa Indonesia masih harus menunggu hingga produk-produk itu masuk ke Indonesia. source : megindo.net

teknologi baru nih