Prologue
Omega adalah sebuah planet yang mempunyai daratan subur beserta lautannya yang bersih. Seluruh makhluk yang tinggal di sana menikmati kekayaan dari Omega. Mereka hidup rukun, bersama membangun kemasyarakatan yang baik. Kedamaian yang sudah tercipta dari dulu, oleh nenek moyang mereka.
Tetapi kedamaian itu kini mulai terusik oleh sekelompok ilmuan dan bangsawan yang membangun sebuah organisasi yang di nama kan Omega Force, yang lebih di kenal dengan nama OF. Organisasi ini membangun sebuah laboratorium yang ukurannya cukup besar, dimana para ilmuan membuat penemuannya. Tujuan dari organisasi ini tak lain yaitu ingin menguasai seluruh Omega. OF di pimpin oleh seorang bangsawan terkaya di Omega yaitu Grim.
OF yang memiliki pasukan yang di lengkapi dengan persenjataan canggih, pada saat itu mulai mengadakan agresi militernya ke kerajaan-kerajaan secara besar-besaran. Hal itu membuat sebagian besar kerajaan bersekutu dengan kerajaan lainnya. Tapi hal itu tetap tidak mematahkan agresi OF. Akan tetapi malah menambah semangat pasukan OF untuk berperang dan menguasai Omega.
Benteng besar OF berada di bagian barat laut benua Omega, benua Omega sendiri berbentuk seperti huruf U yang mengelilingi planet. Di tengah-tengah benua ini ada dua benua yaitu benua Baru dan Hijau, di sebelah selatan kedua benua itu terdapat kepulauan merah beserta laut merah. Planet ini hanya memiliki satu samudra yaitu samudra Omega, walaupun lautan di planet ini sempit, tetapi lautannya sangat berbahaya bagi pelayaran di karenakan arusnya yang besar.
Chapter 1
Battle of Shine
Di sebuah ruangan persegi yang berukuran cukup besar di mana terdapat ratusan bahkan ribuan manusia, mereka berpakaian hampir semuanya berwarna putih, di pakaian mereka bertuliskan lambang berbentuk srigala berwarna biru. Salah seorang dari mereka yang berbadan besar, dengan baju jirah berwarna biru tua berbentuk seperti srigala berjalan menuju sebuah podium.
"Grim,..Grim,..Grim,.."
Terdengar teriakan dari mereka yang berada di depan podium setelah orang yang bernama Grim berada balik podium.
"Sebelumnya terima kasih buat kaliat yang mau ikut bergabung dengan kami. Baiklah saya tidak akan lama-lama berdiri di sini karena sebentar lagi kita akan melakukan agresi ke Shine. Dimana kalian semua harus mempertaruhkan nyawa kalian dalam pertempuran"
Pria yang bernama Grim memulai pidatonya di depan para pengikutnya. Hingga satu jam berlalu, para pasukan OF mulai berkumpul di sebuah lapangan. Pasukan ini berjumlah 10.000 orang, dengan 2.000 pasukan Cavelier, 2.000 pasukan Shoter, 5.000 pasukan Infantri, dan 1.000 gabungan Siege war.
Di lain pihak, Shine yang mempunyai pasukan jauh di bawah OF hanya bisa berharap supaya bisa bertahan untuk mempertahankan kerajaannya. Shine di pimpin oleh seorang raja yang bernama Ray Shine, ia mempunyai seorang anak perempuan dari istrinya yang bernama Istar, anaknya berumur 15 tahun dan bernama Nay Shine.
"Apakah kita bisa menahan serangan dari OF?"
terdengar suara dari balik pintu berwana merah,
"Kita harus bertahan semampunya, kita harus pertahankan jiwa dan raga demi tanah air dan keluarga kita"
jawab selah seorang lagi yang masih berada di balik pintu merah,
terdengar langkah kaki dari lorong sedang menuju ke arah pintu merah itu berada, seorang gadis berparas manis berkulit putih dengan rambut coklat terurai terus berjalan menuju pintu itu, tak lama ia sudah berada di depan pintu dan hendak membukanya, tetapi ia mendengar pembicaraan dua orang pria yang berada di balik pintu itu.
"Tuan, kau harus percaya akan keajaiban tuhan, apabila kita berusaha pasti keajaiban itu akan muncul"
"Tapi apakah mungkin rakyat kita percaya akan semua itu, sedangkan sekarang ini nyawanya sedang terancam"
"Walaupun nyawa mereka sedang terancam, tetapi mereka masih tetap berada di kerajaan ini dan akan tetap berada di sini walaupun harus mengorbankan nyawanya sekalipun"
"Mereka rakyat yang setia terhadap tanah airnya, mereka akan tetap bertahan di sini, tapi apa tindakan kita dari pihak kerajaan? Aku sebagai raja mereka tidak bisa berbuat apa-apa demi kedamaian semua rakyat ku"
"Tuan, kau tidak perlu cemas? Di mana keajaiban masih ada pasti rakyat kita akan tetap selamat dan akan meneruskannya sampai anak cucunya nanti"
"Baiklah, sekarang kita siapkan pasukan dan persenjataannya demi menghadapi perang"
kedua orang di balik pintu merah itu mengakhiri perbincangannya, dan dalam sekejap salah satu di antaranya sudah membuka pintu merah. Gadis yang dari tadi menguping pembicaraan itupun merasa kaget ketika melihat orang yang tadi berada di balik pintu kini sudah ada di hadapannya.
"Putri Nay apa yang sedang anda lakukan disini?"
tanya orang itu,
"Ti,..Ti,.Tidak sedang apa-apa, aku cuma ingin bertemu dengan ayah"
ucap Nay dengan nada yang gugup,
"Sebaiknya putri kembali ke kamar?, karena Tuan sedang banyak masalah, jadi beliau tidak mau di ganggu"
Dengan agak sedikit kesal Nay membalikan tubuhnya dan langsung meninggalkan pintu merah tanpa mengucapkan sedikitpun kata-kata.
Bulan purnama menyinari malam terlihat dari atas bukit dimana seorang gadis sedang duduk di sebuah batu, ia seperti sedang memikirkan sesuatu. Tak lama muncul seseorang berpakaian putih berjalan menghampirinya. Sambil berjalan ia berkata dalam hati,
"Maafkan ayah mu ini nak? Ayah tidak bisa membahagiakan hidup mu, kau harus tetap hidup demi kelangsungan keluarga kita, kau harus pergi meninggalkan tempat ini sekarang juga"
sampailah ia di hadapan gadis itu,
"Nay, apa kau baik-baik saja?"
tanya raja Ray,
"Kenapa ayah membohongi ku?"
jawaban Nay tidak sesuai dengan apa yang di tanyakan Ray,
"Apa maksud mu nak?"
"Ayah tidak jujur kepada ku, kenapa ayah tidak menceritakan semua yang terjadi, aku sudah tahu semuanya dari pembicaraan ayah dengan penasehat kerajaan waktu tadi sore"
Nay berbicara sambis berderai air mata,
"Ayah cuma tidak mau kalau sampai kamu sedih, karena tak lama lagi kerajaan ini akan jadi medan pertempuran. Lebih baik sekarang kamu pergi dari tempat ini, ayah tidak mau melihat kamu menyaksikan pertumpahan darah yang akan segera terjadi"
"Tapi, aku tidak mau meninggalkan tempat dimana aku lahir dan tumbuh sampai seperti sekarang ini"
"Pokoknya kamu harus regera pergi, ayah tidak mau kalau orang yang ayah sayang nyawanya terancam"
"Tapi aku tidak bisa"
"Ayah tidak mau tahu, sekarang kamu harus pergi, ayah sudah siapkan sebuah perahu beserta perbekalannya, ayah mau kau pergi ke benua hijau, dan temui orang yang bernama Moon, ia seorang Elf, dan kamu minta padanya supaya ia mau mengajarkan kamu ilmu pengobatan dan bela diri begitu pula dengan sihir"
"Baiklah kalau itu permintaan ayah, aku akan melaksanaka semuanya"
"Jagalah dirimu baik-baik nak, dan ambil ini?"
Ray berbicara sambil memberikan sebuah kalung berlambang naga berwarna hijau. Nay menerima kalung itu sambil berkata,
"Aku akan menjaga kalung ini, dan jaga lah diri ayah"
Mereka berpelukan, dan tak lama setelah itu Nay melangkahkan kakinya meninggalkan Ray dengan air mata yang membasahi pipinya.
Pasukan OF sudah berada 500 m dari pintu gerbang Shin kingdom.
"Kalian semua sudah siap berpesta darah malam ini?"
ucap seorang berkuda sambil mengelilingi pasukan.
"Aku Grim akan memimpin kalian untuk mencapai kemenangan, Attack,...!!!"
Semua pasukan berlari mendekati pintu gerbang Shine, anak panah dari arah beteng bertebaran menuju pasukan OF, satu persatu korban mulai berjatuhan.
"Kita harus terus bertahan?"
Ray memberi semangat kepada pasukannya dari atas benteng. Hujan panah terus menerus memakan korban dari pasukan OF, tetapi pasukan OF tidak mau kalah, mereka mempunyai persenjataan yang jauh lebih canggih di bandingkan Shine.
"Shoter,..Siap,..Tembak,..!!!"
Suara tembakan terdengar nyaring, banyak pemanah berjatuhan dari benteng setelah terkena tembakan dari para Shoter. Ledakan meriam kini mulai terdengar, benteng-benteng mulai hancur dan terbakar oleh meriam-meriam itu, Shine mulai terpojok, moral pasukannya mulau menurun, sampai akhirnya gerbang berhasil terbuka dan infantri dari OF mulai memasuki benteng. Tempat dimana dulu damai kini telah menjadi lautan darah.
Shine sudah tidak bisa berbuat apa-apa, mereka sudah terpojok, hanya menyerahlah yang bisa menyelamatkan mereka, tetapi tak ada satu orangpun yang menyerahkan diri, mereka tetap setiap kepada tanah airnya hingga ajal menjemputnya. Sedikit yang selamat memasuki kastil, dan sebagian bertahan di gerbang kastil. Satu demi satu orang yang bertahan di pintu kastil berguguran, hingga akhirnya pasukan OF dapat memasuki kastil. Seluruh orang di kastil mereka bunuh, sampai pada sebuah ruangan dimana Ray dan penasehatnya berada.
"Kau sudah tidak bisa kemana-mana Ray"
ucap Grim,
"Dasar kau iblis berwujud manusia Grim"
caci Ray,
"Lebih baik kau mati saja Ray, kau tidak pantas jadi pemimpin, karena kau Raja lemah yang tidak bisa apa-apa"
Grim mengeluarkan senapannya dan mengarahkannya kepada Ray, dengan hanya satu tarikan tangannya pada pelatuk senapan itu, sebuah peluru melesat menghampiri Ray, tetapi penasehat Ray sudah berada di hadapan Ray dan mendorong Ray kearah jendela sehinga Ray terjatuh kelaut yang tepat berada di balik kastilnya.
"Aku rela meski harus mati demi kerajaan ku"
Penasehat berucap dan langsung jatuh tersungkur,
"Kenapa kau dorong aku? Kenapa semua orang berjuang demi aku? Padahal aku tidak bisa berbuat apa-apa bagi mereka, kenapa? Kenapa?"
Ucap Ray dalam hati hingga ia kehilangan kesadarannya. Nay dari kejauhan melihat kerajaannya hancur dalam sekejap.
"Maafkan aku? Aku hanya bisa lari dari semua bencana ini, AKU BERSUMPAH AKAN MEMBALASKAN DENDAM KALIAN DAN MEMUSNAHKAN SEMUA ORANG YANG SUDAH MEMBUNUH ORANG YANG AKU SAYANGI"
To be continued,...
Share This Thread