Masalah rasisme kembali menjadi perdebatan politik di Inggris minggu ini, dengan tiga peristiwa berbeda.
Peristiwa pertama melibatkan politisi dari Partai Konservatif, yang saat ini beroposisi.
Sebagai partai oposisi, mereka juga membentuk kabinet, yang dalam sistem politik Inggris disebut kabinet bayangan.
Nah salah seorang anggota parlemen yang menjadi menteri muda angkatan bersenjata bayangan dikutip dalam sebuah wawancara mengatakan, kalau ada tentara kulit hitam, maka mereka tidak akan marah bila dipanggil "black bastards" atau ******** hitam.
Menteri bayangan tadi, Patrick Mercer, sebelumnya pernah menjadi tentara Inggris dengan pangkat kolonel, sebelum terjun ke politik.
Karena ucapan tadi, Patrick Mercer dipecat sebagai menteri bayangan oleh ketua partainya, walaupun sebenarnya menurut beberapa kalangan dia tidak dikenal sebagai orang yang rasis.
Rasisme di Kepolisian?
Patrik Mercer dicopot dari jabatan di kabinet bayangan
Peristiwa kedua adalah munculnya rekaman kamera pemantau yang merekam seorang wanita yang ditangkap oleh polisi.
Karena wanita tersebut melawan, seorang anggota polisi yang menangkapnya memukuli wanita itu beberapa kali.
Rekaman tersebut sekarang sudah disiarakan oleh koran, dan wanita tersebut berkulit hitam.
Wanita tadi mengatakan dia sama sekali tidak ingat dengan peristiwa yang terjadi, karena dia ketika itu menderita serangan ayan.
Polisi yang memukulnya sekarang sudah dibebas tugaskan sementara kasusnya diusut oleh polisi.
Kasus ketiga melibatkan salah seorang perwira polisi tertinggi di Inggris yang berasal dari kelompok minoritas.
Ali Dizaei adalah perwira polisi Muslim tertinggi di Inggris saat ini, dengan pangkat chief superintendent.
Baru-baru ini, perwira kelahiran Iran ini bersama 9 orang lainnya mengajukan diri untuk mendapatkan promosi menjadi commander.
Nah dalam keputusannya, hanya 3 orang yang terpilih untuk naik pangkat, dan itu tidak termasuk Al Dizaei.
Keributan muncul karena Asosiasi Polisi Berkulit Hitam nasional Inggris mengajukan protes karena merasa bahwa ada diskriminasi dalam cara pengambilan keputusan, sehingga polisi Muslim tersebut tidak mendapatkan promosi.
Ada dugaan seorang perwira polisi tidak naik pangkat karena rasisme
Ali Daiziei sendiri memang kontroversial karena sebelumnya pernah diselidiki oleh pihak polisi sendiri sehubungan dengan tuduhan korupsi.
Namun dalam penyelidikan selama beberapa tahun dan melibatkan dana jutaan pondsterling tersebut, tidak ditemukan unsur korupsi.
Daizei kemudian menerbitkan buku yang menceritakan pengalamannya selama diselidiki. Tentu saja isi buku tersebut bernada kritis terhadap jajaran kepolisian Inggris.
Sekarang Asosiasi Polisi Berkulit Hitam Inggris mengatakan karena penerbitan buku tersebutlah, maka Ali Daizei tidak mendapatkan promosi.
Secara keseluruhan mereka juga mengatakan dalam lima tahun terakhir, tidak ada promosi yang diberikan kepada perwira berkulit hitam atau keturunan Asia di jajaran kepolisian London.
Kemampuan di jaman global
Ketiga peristiwa yang saya ceritakan barusan diakui oleh mereka yang terlibat tidak seluruhnya bernada rasisme.
Dalam soal pemukulan terhadap wanita oleh polisi, ibu si wanita tadi mengatakan bahwa tidak seharusnya seorang wanita diperlakukan seperti itu, oleh seorang polisi pria yang secara relatif memiliki kemampuan fisik yang lebih kuat.
Dalam soal perwira yang tidak mendapatkan kenaikan pangkat ini, sejumlah perwira berkulit hitam mengatakan mungkin ada hubungannya dengan ketidak-sukaan jajaran elit pimpinan kepolisian dengan pribadi perwira tersebut.
Jadi masalah sebenarnya bukanlah warna kulit.
Namun terlepas dari itu semua, keributan ini sekali lagi membuktikan bahwa diskriminasi masih ada di mana-mana, dan semakin hari semakin menjadi isu yang sensitif.
Orang-orang kulit berwarna yang dulunya merasa rendah diri --yang dulu sering menerima saja perlakuan tanpa protes-- sekarang tidak lagi bersikap diam saja.
Dunia semakin global dan tidak ada lagi satu tempat di dunia ini dimana ada satu etnik yang mendominasi.
Yang penting sekarang adalah kemampuan.
Dimanapun kita bekerja, bukan warna kulit yang menentukan keberhasilan tetapi kemampuan kerja dan kemampuan berprestasi.
Share This Thread