http://www.republika.co.id/online_de...431&kat_id=248

Republika, Selasa, 17 Juli 2007 14:49:00
RI Berperan Meningkatkan Pendidikan di Malaysia

Kuala Lumpur-RoL-- Indonesia berperan dalam meningkatkan pendidikan di Malaysia, antara lain diawali pada tahun 1958, ketika Republik Indonesia memberikan 15 beasiswa kepada pelajar Malaysia untuk melanjutkan pelajaran di fakultas sastra Universitas Indonesia. sebagai hadiah kemerdekaan Malaysia.

"Beasiswa itu sebagai hadiah kemerdekaan Malaysia dan merupakan permulaan hubungan resmi di bidang akademik antara kedua negara sesudah terjalin hubungan diplomatik," kata Prof Abu Bakar Abd Hamid, guru besar komunikasi di Universiti Malaya, dalam seminar 50 tahun Merdeka Hubungan Malaysia-Indonesia, di kampus Universitas Malaya di Petaling Jaya, Selasa.

"Kami menjadi paham mengenai bahasa Indonesia, dan berbagai bahasa daerah, termasuk bahasa Betawi. Kami menjadi mengerti istilah 'loe' dan 'gue'," kata Prof Abu Bakar yang disambut gelak tawa para peserta seminar yang memenuhi aula institut Asia Eropa.

Seminar mengenai hubungan Malaysia-Indonesia berkaitan dengan peringatan HUT Kemerdekaan Malaysia ke-50 rencananya akan dibuka oleh Wakil PM Malaysia Najib Tun Razak, tapi ia berhalangan dan diwakili oleh Menteri Pengajian Tinggi Mustafa Mohamed.

Dalam seminar itu akan tampil beberapa dosen Indonesia di antara Prof DR Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, Prof Sarlito Wirawan (UI), Prof Dr Mohtar Mas'oed (UGM), Prof DR Adrianus Meliala termasuk Gubernur Riau Rusli dan Gubernur Riau Kepulauan Ismeth Abdullah.

Seminar yang akan berlangsung selama empat hari ini akan diakhiri dengan pemberian Doktor Honoris Causa dari Universiti Malaya kepada Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, Sabtu, 21 Juli 2007. Selain itu akan dilakukan MOU kerjasama bidang pendidikan antara Universiti Malaya dengan 12 universitas di Indonesia yang akan disaksikan Jusuf Kalla.

Menurut Prof Abu Bakar, hubungan akademis Malaysia-Indonesia semakin meningkat setelah konfrontasi kedua negara berakhir pada akhir dekade 1960an. Sejak tahun 1970, Malaysia secara berangsur mengubah bahasa pengantar di sekolah dari bahasa Inggris kepada bahasa Melayu.

"Untuk itu, Malaysia mendatangkan guru-guru dari Indonesia terutama di bidang sains dan matematika. Selain itu, ketika Universiti Kebangsaan Malaysia dan Universiti Teknologi Malaysia didirikan, banyak dosen di bidang sains dan teknologi dari Indonesia didatangkan untuk mengajar dalam bahasa Melayu," tambah Abu Bakar.

"Ada banyak dosen-dosen Indonesia mengajar di Malaysia pada era 1970an, dan banyak juga dosen-dosen itu kemudian menjadi warga negara Malaysia," tambah dia. Abu Bakar menegaskan bahwa Indonesia sangat berperan dalam memajukan pendidikan bangsa Malaysia dan turut memberikan andil besar dalam mencerdaskan masyarakat Malaysia.

Sementara itu, Gubernur Riau Rusli meminta agar Indonesia dan Malaysia meningkatkan kemajuan pendidikan dalam bidang teknologi informasi. "Perkembangan teknologi informasi saat ini bergerak sangat cepat. Oleh karena itu, kedua negara harus terus meningkatkan kerjasama pendidikan di bidang teknologi informasi. Saat ini era informasi," kata Rusli.