Indonesia akan membangun museum tsunami senilai USD7,5 juta (Rp70 miliar) di Banda Aceh. Museum tersebut didirikan untuk mengenang 216.000 orang yangtewas saat musibah tsunami.
Kamal Arief,arsitek dan juri perlombaan desain museum tsunami, menjelaskan, perlombaan dimenangi Ridwan Kamil, seorang arsitek yang mendesain museum tersebut menyerupai rumah panggung tradisional. ”Nama-nama korban akan dituliskan dalam dinding sebelah dalam menara yang diletakkan di tengah museum,” papar Arief.
Museum itu akan dibangun di puncak bukit dengan luas lahan 10.000 meter persegi di ibu kota Provinsi Banda Aceh. Wilayah ini merupakan daerah terburuk yang diterjang tsunami yang terjadi pada 26 Desember 2004. Dua pertiga korban berasal dari Banda Aceh.
”Saat tsunami terjadi, banyak penduduk yang menyelamatkan diri ke bukit. Museum itu akan digunakan untuk titik evakuasi jika terjadi tsunami yang lain di wilayah ini,” ungkap Arief. Arief menjelaskan,museum itu akan menyuguhkan budaya dan sejarah rakyat Aceh,termasuk informasi tentang tiga dekade pertempuran antara militer Indonesia dan gerilyawan Gerakan Aceh Merdeka (GAM). ”Konflik tersebut hanya berhenti setelah tsunami menewaskan 167.000 orang di Provinsi Aceh dan mengakibatkan 1 juta orang kehilangan rumahnya,” paparnya.
Museum itu juga akan menampilkan penjelasan ilmiah dan simulasi proses gempa bumi dan tsunami. ”Selain itu, museum juga akan menampilkan fotofoto wilayah Aceh sebelum dan setelah bencana,”tutur Arief. Museum tersebut sangat penting untuk mengingatkan bahaya bencana gempa bumi dan tsunami yang mengancam wilayah Jamrud Khatulistiwa.
Apalagi Indonesia terletak di ”Cincin Api” Pasifik, sabuk gunung berapi, dan jalur yang mengelilingi Basin Pasifik. Wilayah cincin api merupakan daerah yang sering diterjang gempa bumi yang dapat memicu tsunami.
referensi : http://www.seputar-indonesia.com/
Share This Thread