JAKARTA – Ketua Umum Partai Amanat Nasional Soetrisno Bachir menyatakan saat ini partainya lebih mengedepankan kepemimpinan alternatif. PAN akan membawa nama Sutiyoso dan Sultan Hamengku Buwono X.
“Untuk saat ini PAN mengedepankan kepemimpinan alternatif bukan Empat L (Lo Lagi lo Lagi/ kamu lagi kamu lagi),” seloroh Soetrisno sebelum buka puasa bersama di Kantor GP Anshor Jalan Kramat, Jakarta Pusat, Minggu (30/9/2007).
Menurut Soetrisno kedua nama Sutiyoso dan Sultan Hamengku Buwono X adalah figur yang layak mendapat kesempatan maju dalam bursa Pilrpres 2009 mendatang.
“Nanti tokoh –tokoh ini kita akan bawa ke rakyat,” ujar Soetrisno.
Sementara itu Soetrisno menyambut positif pertemuan antara dirinya dan Ketua PPP Suryadharma Ali yang digagas Saifullah Yusuf itu. Menurut dia hal tersebut sekaligus menunjukan bahwa PAN bukan hanya milik warga Muhammadiyah.
“Kita ingin menunjukan bahwa PAN bukan hanya milik warga Muhammadiyah tapi milik semua,” terang dia.
Soetrisno berharap pertemuan semacam ini akan membuat komunikasi antarpartai semakin baik terutama menyangkut soal kepemimpinan nasional.(farid rusdi/trijaya/fit)
JAKARTA – Ketua Umum PPP Suryadharma Ali (SDA) siap membuka diri guna menjalin koalisi antara Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) dalam pemilu 2009 mendatang.
“Kemungkinan-kemungkinan itu ada, apalagi kita sama-sama berasas Islam,” kata SDA sebelum buka puasa bersama dengan Keluarag Besar GP Anshor di Sekretariat PP GP Anshor, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Minggu (30/9/2007).
Dalam acara ini turut hadir pula beberapa perwakilan dan tokoh dari Muhammadiyah, NU antara lain, mantan Ketua Pemuda GP Anshor Cholid Mawardi.
Dia menjelaskan, kedatangan dirinya dalam acara buka bersama ini jangan diartikan macam-macam.
“Belum ada apa-apa, pokoknya kita silahturahmi dengan siapapun. Kita juga membuka komunikasi dengan pihak manapun,” tandasnya.
Ditanya prioritas Partai Amanat Nasional (PAN) yang akan berkoalisi dengan PPP dalam putaran ke II Pemilu, SDA berujar singkat. “PPP mengucapkan terima kasih dengan dukungan PAN itu,” katanya. (farid rusdi/trijaya/kem)
BANDUNG - Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suryadharma Ali membantah telah membicarakan persiapan politik bersama DPP PDIP beberapa waktu lalu, untuk menghadapi Pilpres 2009 mendatang.
"Pertemuan saya dengan Taufik Kiemas tidak membicarakan masalah koalisi, capres/cawapres atau lamar-melamar. Tapi, pertemuan yang terjadi itu hanya sebuah pertemuan komunikasi politik biasa," Kata Suryadharma kepada wartawan usai menghadiri deklarasi Koperasi Syariah di Gedung Paripurna DPRD Jabar, Kamis (27/9/2007).
Menurutnya, komunikasi politik yang terjadi antar parpol merupakan hal yang sangat biasa. Bagi PPP memperluas komunikasi politik sudah menjadi keharusan. Sebab, jangan sampai komunikasi yang terjalin tidak terarah dan merugikan semua pihak.
"Saya tidak menginginkan PPP menjadi partai seperti katak dalam tempurung yang tidak melakukan komunikasi politik kemana-mana. Kita terbuka dengan partai manapun. Baik atas nama partai politik ataupun individu dari partai politik," bebernya.
Ia menegaskan, pertemuan antara PPP dan PDIP itu hanya sebagai pertemuan komunikasi biasa yang biasa dilakukan PPP. Selain itu, pertemuan tersebut hanya untuk melakukan pemahaman dalam rangka meningkatkan komunikasi politik dan membina kesepahaman bangsa.
"Kalau kita memiliki kesepahaman yang luas tentu akan memberikan kemudahan didalam me- manage bangsa kedepan," paparnya.
Sehingga, kata dia, hingga saat ini DPP PPP belum memikirkan koalisi capres/cawapres. "Kita hanya mengamati saja. Untuk memikirkan secara intensif belum dilakukan. Karena, PPP masih berkonsentrasi pada konsolidasi organisasi dan diharapkan selesai akhir 2007," ungkapnya. (yogi pasha/sindo/jri)
JAKARTA - Peluang Sutiyoso untuk menjadi presiden dinilai kecil. Sebab hingga saat ini, yang bersangkutan tidak memiliki basis dukungan yang kuat.
Menurut Direktur Eksekutif IndoBarometer Mohammad Qodari, posisi Sutiyoso masih kalah dengan tokoh lain yang akan menjadi calon presiden (capres). "Di survei, dia belum jadi nama yang menonjol. Masih kalah dengan yang lain," kata Qodari saat dihubungi, Sabtu (29/9/2007).
Diketahui Sutiyoso menyatakan siap bersaing menjadi presiden. Dia juga menyatakan sudah didukung 13 parpol baru, juga sejumlah LSM dan ormas, untuk maju dalam pilpres 2009. Selain itu, PAN juga menyatakan siap mengusung Sutiyoso untuk menjadi presiden.
Qodari mengatakan, memang Sutiyoso memiliki potensi, sebab dia berpengalaman menjadi Gubernur DKI Jakarta. Selain itu juga memiliki modal materi yang besar.
Namun, dukungan di masyarakat kepada tokoh yang menjabat Gubernur DKI selama dua periode itu belum berkembang. Untuk itu, kata Qodari, Sutiyoso tidak akan menjadi "kuda hitam" di pilpres 2009 nanti.
"Mungkin baru akan jadi 'kuda zebra, ada hitamnya, tapi putihnya juga masih banyak. Sebab kalau 'kuda hitam', dia selain wajah baru, juga harus mampu mendapat dukungan yang menyaingi kandidat kuat. Untuk dia di tingkat nasional belum nampak," paparnya.
Sutiyoso, kata Qodari, juga punya kendala lain, yaitu kendaraan politik yang akan mengusungnya jadi capres. Meskipun yang bersangkutan telah banyak mensponsori berdirinya partai baru, namun hal itu belum tentu mampu mengusungnya.
Sedangkan mengenai PAN yang menyatakan siap mengusungnya, Qodari mengingatkan bahwa Sutiyoso akan bersaing dengan calon lain. "Walau PAN sudah buka pintu, tapi dia akan bersaing dengan 6 Gubernur lain yang juga disebut Soetrisno Bachir, seperti Sultan (Hamengkubuwono X) dan lainnya," tukasnya.
Mengenai peluangnya sebagai cawapres PDIP seperti yang ramai terdengar, menurut Qodari itu tergantung partai berlambang banteng moncong putih tersebut.
Jika kandidat luar jawa yang akan disandingkan dengan Megawati Soekernoputri, maka Sutiyoso tidak akan dipilih.
"Juga kembali pada Sutiyoso apakah dia suka jadi capres atau cawapres. Saya dapat kesan dia suka jadi capres, dia terlalu lincah dan ambisinya juga besar," ujar Qodari.
Hal senada diungkapkan pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Lili Romli yang juga menilai peluang Sutiyoso kecil. "Sebagai pesaing, memang cukup diperhitungkan, tapi peluangnya kecil. Banyak orang yang nilai dia gagal pimpin DKI.
Selain itu, belum ada juga survei yang tempilkan dia cukup besar," jelasnya.
Lili mengatakan, Sutiyoso juga terkendala masalah kendaraan politik. Kalaupun ada partai kecil yang akan mengusungnya, hal itu tidak cukup signifikan.
Demikian halnya jika Sutiyoso akan membuat partai baru. "Itu juga akan berat, soalnya dia tidak fenomenal seperti SBY," ungkapnya.
Mengenai PAN, Lili mengatakan partai itu sendiri bermasalah pada perolehan suara yang tidak besar. Selain itu partai juga akan berfikir apakah Sutiyoso layak jual atau tidak, baik untuk menjadikannya capres maupun cawapres.
"Soalnya dia gagal jadi Gubernur. Kalau dia berhasil, SBY tidak akan ambil Mardiyanto (jadi Mendagri)," tandasnya.
Sementara itu, pengamat politik Lembaga Survei Indonesia (LSI) Anies Baswedan menyatakan besar tidaknya peluang Sutiyoso ditentukan oleh partai yang akan mendukungnya. "Sebab partai itu yang akan mensosialisasikan dan membuat kuat seorang calon," jelasnya.
Mengenai klaim Sutiyoso bahwa dirinya didukung 13 partai baru, menurut Anies itu tidak bisa dijadikan jaminan dukungan. Sebab partai yang bisa mendukung capres adalah partai yang teruji mendapat dukungan dalam pemilu atau partai besar.
Anies mengatakan saat ini sulit membandingkan Sutiyoso dengan kandidat capres lainnya. Sebab belum jelas basis dukungannya. "Kalau ada penghitungan itu lebih pada spekulasi," tandasnya.(dian widiyanarko/sindo/jri)
JAKARTA - Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Fachry Ali menyatakan Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin kurang pas menjadi calon presiden (capres). Kata dia Din lebih berpeluang menjadi calon wakil presiden (cawapres).
"Kalau capres masih agak jauh. Sebab hipotesa saya tokoh muda pasnya jadi cawapres," ujar Fachry saat dihubungi, Sabtu (29/9/2007)
Fachry mengatakan saat ini ada inflasi tokoh muda yang punya kapasitas untuk menjadi cawapres. Kehadiran Din, Hidayat Nurwahid, Jimly Asshiddiqie, dan yang lain akan menutupi hal itu.
Menurut Fachry, agar pencalonan Din sukses perlu didukung oleh partai besar. Apalagi selama ini yang bersangkutan juga disebut-sebut dilirik oleh PDIP untuk dijadikan cawapres.
"Jika Din dijadikan cawapres dari partai di luar, maka PAN akan kena implikasinya (berkurang suaranya)," ungkapnya.
Lebih lanjut Fachry mengatakan jika ingin sukses Din dan pasangannya harus meniru duet SBY-JK yang merupakan model ideal. Di sini siapa yang akan berpasangan dengannya sangat penting. "Sebab dalam pemilihan seperti ini ketokohan pribadi yang penting, lalu pasangan, baru partainya," tuturnya. (dian widiyanarko/sindo/jri)
Megawati Jadi Capres, Bukti Kegagalan PDIP
DENPASAR - Pencalonan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sebagai calon presiden (capres) pada Pemilu 2009 menuai kritik pedas. Manariknya, penilaian tak sedap itu datang dari mantan pentolan PDIP sendiri.
Adalah Laksamana Sukardi yang kini menjadi Ketua Pimpinan Kolektif Nasional Partai Demokrasi Pembaharuan (PDP).
"Meski merupakan hak PDIP dan Megawati, tapi justru kian menunjukkan kegagalan PDIP sebagai partai kader," tegas Laksamana usai melantik pengurus kolektif PDP se-Bali di Hotel Inna Sindu, Jalan Pantai Sindu, Sanur, Bali, Sabtu (22/9/2007).
Mantan Bendahara DPP PDIP mengatakan, PDIP yang sudah bertahun-tahun melakukan kaderisasi, mestinya sudah memiliki kader lain yang dianggap mumpuni maju dalam Pilpres 2009.
Namun dengan keputusan PDIP yang kembali mencalonkan Megawati sebagai presiden, hal itu sekaligus menunjukan kurangnya rasa percaya diri partai berlambang banteng gemuk itu.
“Celaka dong kalau dari 250 juta rakyat Indonesia calon pemimpinnya itu-itu lagi,” tegas mantan Menneg BUMN itu di zaman kepemimpinan Megawati itu.
Laks, sapaan karin Laksamana menambahkan, di negara manapun tidak ada pemimpin yang kalah dalam pemilu akan menang dalam pemilu berikutnya. Kecuali, bila pemimpin itu mundur dari kursi kekuasaan karena dikudeta.
Ketua Pelaksana Harian PDP Roy BB Janis tak mau kalah melancarkan saran pedasnya. Menurut Roy, sebuah parpol akan hancur jika setiap keputusan ditentukan oleh hak prerogratif pemimpinnya.
"Kejatuhan sebuah parpol adalah karena adanya satu tokoh yang berkuasa," tandasnya.
Roy menandaskan, PDP menghindari adanya pengkultusan terhadap seorang pemimpin, sehingga dalam setiap jenjang kepemimpinan selalu dibentuk secara kolektif.
"Calon gubernur atau bupati dalam pilkada misalnya, tidak boleh ditentukan satu orang pemimpin dengan hak prerogatifnya," ujar Roy sengit. (miftachul chusna/sindo/fmh)
Bang Yos Gelar Deklarasi Politik
Arifin Asydhad - detikcom
Jakarta - Sutiyoso sepertinya serius untuk maju sebagai calon presiden 2009. Dia mengaku sudah didukung 13 partai politik (parpol) baru. Untuk keseriusan ini, maka Sutiyoso menggelar Deklarasi Politik.
Rencananya, 'Deklarasi Politik Sutiyoso' digelar di Ball Room Hotel Four Seasons, Jl. HR Rasuna Said, Jakarta, Senin (1/10/2007). Undangan kepada sejumlah pihak untuk menghadiri acara politik ini sudah diedarkan.
Bang Yos, demikian Sutiyoso sering disapa, sepertinya juga didukung penuh oleh para purnawirawan jenderal TNI. Salah satunya adalah mantan Pangab dan mantan Wakil Presiden Try Sutrisno. Bahkan, Try Sutrisno-lah yang menjadi pengundang dalam acara 'Deklarasi Politik Sutiyoso.'
Bang Yos akan mengakhiri jabatan Gubernur DKI pada 7 Oktober 2007. Lantas ke mana dia setelah pensiun dari gubernur DKI selama 10 tahun itu? Pada kesempatan buka puasa bersama pekan lalu, Bang Yos tidak membantah dirinya akan maju sebagai calon presiden 2009. Namun, dia akan mengikuti pencalonan itu seperti air yang mengalir.
Dia mengaku telah mendapat dukungan 13 parpol baru, salah satunya Partai Indonesia Sejahtera (PIS). Bang Yos juga mendapat tawaran dari PAN yang siap menjadi rumah yang mengusungnya. Purnawirawan Letnan Jenderal ini juga mengaku tidak akan cepat menyerah untuk bertarung pada 2009. (asy/asy)
Yusril bersama bini-mudanya, calon 'First Lady' Indonesia, seandainya dia terpilih menjadi Presiden RI tahun 2009 kelak
PBB Yakin 75% Majukan Yusril di Pilpres 2009
JAKARTA- Partai Bulan Bintang (PBB) mengambil sikap akan memajukan Laksamana Ceng Ho alias Yusril Ihza Mahendra untuk dicalonkan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2009.
“Secara resmi sih memang belum, tapi kita yakin ikut 75 persen,” kata Wakil Sekretaris Jendral PBB Jurhum Lantong kepada okezone, Selasa (2/10/2007).
Meski PBB dikenal sebagi partai kecil, namun persiapan PBB untuk maju dalam pemilu 2009 agaknya sudah matang. Menurut Jurhum PBB harus membangun strategi untuk meraih kursi dalam pilpres. Rencananya PBB juga akan melakukan koalisi dengan partai lainm, namun belum bisa dipastikan partai mana yang akan diajak untuk berkoalisi.
“Memang ada arah bergabung dengan partai lainnya, tapi belum ada pembicaraan akan berkoalisi dengan siapa. Koalisi itu nanti setelah legislatif,” tambahnya.
Jurhum pun mengakui bahwa dalam lingkup interen PBB terdapat wacana mepunyai dua kandidat untuk dimajukan dalam pilpres 2009. Mereka tak lain adalah Yusril sendiri dan juga Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso yang sesaat lagi akan lengser dari jabatannya sebagai orang nomor satu DKI.
“Memang wacana itu ada. Beberapa pihak ada yang mengombinasikan Sutiyoso dengan Yusril,” jelasnya.
Kedua kandidat tersebut dianggap merepresentasikan Jawa dan luar Jawa serta memiliki tipikal serupa yang memiliki pengaruh di birokrasi. Namun sepertinya PBB lebih condong untuk mendukung Yusril ketimbang Sutiyoso.
“Dia lebih mampu memainkan pengaruh pada publik, saya yakin itu. Lebih dari itu juga Mas Yus punya kesiapan lebih dalam hal pembiayaan apalagi jika arah negeri ini difasilitasi seperti Bang Yos, bisa gol,” tandasnya.
Jurhum pun menolak memberikan tanggapan mengenai Sutiyoso. Sebab menurutnya Sutiyoso bukanlah calon yang diusung oleh partai. Saat ini PBB hanya konsisten pada calon yang diusung melalui partai.
“Kita belum mau beri tanggapan. Bang Yos bukan partai yang mengusung. Keinginan itu memang ada tapi belum ada upaya-upaya itu. Kita konsisten partai yang mengusung,” tegasnya. http://www.okezone.com/index.php?opt...51045&itemid=2
PEMILIHAN presiden Republik Indonesia masih jauh. Dua tahun lagi. Belum ada keharusan administratif yang mesti dipenuhi para peminat saat ini.
Namun, tidak untuk Sutiyoso. Gubernur Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta yang sebentar lagi menyerahkan kekuasaan kepada penggantinya, Fauzi Bowo, merasa sekarang saat yang tepat untuk mengungkapkan kemauan bertanding memperebutkan kursi presiden pada 2009.
Sutiyoso mencanangkan dirinya sebagai calon presiden, kemarin. Partai pendukung belum jelas, tetapi cukup tersedia.
Dengan demikian, sampai hari ini baru tercatat dua nama anak bangsa yang telah menyatakan kesiapan diri menjadi presiden. Yaitu Megawati Soekarnoputri dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Sutiyoso. Presiden saat ini, Susilo Bambang Yudhoyono, masih tenang-tenang saja.
Politik adalah momentum. Terlalu cepat bisa salah, terlalu lambat bisa fatal. Bila Mega dan Sutiyoso menganggap saat ini adalah momentum yang tepat bagi pencanangan diri mereka, mungkin didasari pada asumsi bahwa menjadi presiden adalah pekerjaan besar dan makan waktu. Karena itu, lebih cepat menjual nama mungkin lebih baik.
Kita, tentu, tidak ingin meraba-raba tentang kalkulasi momentum di benak Sutiyoso. Juga tidak ingin mengatakan terlalu dini mendeklarasikan diri saat ini.
Kondisi faktual Indonesia sekarang memungkinkan siapa saja untuk mencanangkan diri sebagai calon presiden. Tidak ada yang melarang selama memenuhi persyaratan yang ditetapkan perundang-undangan.
Anggap saja tidak ada persyaratan administratif yang bakal menghambat langkah Sutiyoso. Bila demikian, hambatan terbesar adalah seluruh kapasitas dan kapabilitas individu untuk memenangi pertarungan.
Sepuluh tahun menjadi Gubernur DKI Jakarta adalah pengalaman berharga. Sekian puluh tahun berdinas di jajaran militer sampai berpangkat letnan jenderal adalah prestasi yang tidak kalah pentingnya. Tindak tanduk dan sepak terjang selama menjadi gubernur dan selama berdinas aktif di tentara tidak ada yang bisa dirahasiakan. Publik menjadi saksi aktif.
Soal uang? Sutiyoso pasti tahu bahwa untuk mengongkosi seluruh tuntutan menjadi seorang calon presiden dibutuhkan uang yang tidak sedikit. Sutiyoso bisa menjawab sendiri apakah memiliki ongkos yang diperlukan?
Ketika rakyat memiliki kewenangan memilih langsung presidennya, terasa sekali kebutuhan akan proses pengenalan yang memadai. Rakyat secara perlahan harus diberi kesempatan untuk memilih secara rasional. Mereka harus tahu rekam jejak, kapasitas, dan integritas para calon.
Dengan demikian, ke depan, pemilu semakin efektif menemukan pemimpin yang dibutuhkan bangsa dan rakyatnya. Bila tidak, kita akan selalu terjerumus pada kekecewaan karena seorang pemimpin hanya menyenangkan di bulan-bulan pertama. Setelah itu sang pemimpin yang dipilih hanya menebar kekecewaan di hati rakyatnya.
Bagaimana seorang Sutiyoso menjawab itu semua? Terlalu dini untuk mengatakan ia mampu atau tidak mampu. Akan tetapi, pilihan untuk mengumumkan diri sebagai calon presiden di saat seperti sekarang paling tidak memperlihatkan satu hal; Sutiyoso memiliki keberanian.
Tentu, keberanian seperti itu bolehlah dijadikan modal awal untuk melangkah. Dan untuk melengkapi keberanian, Sutiyoso harus giat mencari kendaraan politiknya. Ataukah Sutiyoso sedang merancang sebuah partai sendiri? Kita tunggu keberanian Bang Yos berikutnya.
Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden (Wapres), M. Jusuf Kalla, menjamin pada tahun 2008 pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-M. Jusuf Kalla (SBY-JK) akan tetap bisa jalan meskipun sudah menjelang pemilu.
"Saya yakinkan dan jamin tahun 2008 pemerintahan tetap akan jalan," kata Wapres Kalla seusai berbuka puasa bersama para anggota fraksi DPR-RI di Jakarta, Selasa.
Buka puasa bersama tersebut diselenggarakan oleh Fraksi Golkar dan dihadiri antara lain Ketua Fraksi Partai Golkar Priyo Budi Santoso, Syarif Hasan (F-PD),Zulkifli Hasan (F-PAN), Effendy Choirie (F-PKB), dan Tjahyo Kumolo (F-PDIP).
Pernyataan Wapres tersebut diungkapkan ketika ditanyakan soal kekhawatiran pemerintahan tak jalan pada 2008 karena mendekati pemilu 2009. Wapres menjamin pemerintahan tetap berjalan normal karena dari 35 anggota kabinet hanya empat yang menjadi pimpinan parpol.
"Jadi tidak benar anggapan tahun 2008 nanti kabinet tak bisa bekerja. Ini kan sama waktu Presiden Ibu Megawati dulu," kata Wapres.
Wapres menjelaskan bahwa sistem politik Indonesia bukan parlementer dimana semua anggota kabinet harus menjadi anggota parlemen. Sistem yang ada adalah presidensial sehingga menteri tidak harus berkampanye.
"Dari 35 anggota kabinet, hanya empat yang pimpinan partai lainnya profesional termasuk yang dari partai," kata Wapres.
Wapres menyebutkan Mensesneg Hatta Radjasa juga profesional karena telah "diwakafkan" oleh partainya. Hal yang sama juga terhadap Mendiknas Bambang Sudibyo.
Dengan demikian tambahnya tidak akan menghambat jalannya pemerintahan.
Menurut Wapres dari pengalaman pilpres 2004 lalu, maka waktu efektif yang dibutuhkan para pasangan calon capres-cawapres hanya tiga bulan.
"Pengalaman 2004 lalu semua pasangan calon hanya perlu waktu tiga bulan, jadi bulan April nanti baru mulai, dan dapat pasangannya baru Mei-juni. Jadi tak butuh waktu banyak," kata Wapres.
Karena itulah, tambahnya tidak perlu jauh-jauh hari menonjolkan diri (mencalonkan) karena justru nanti akan dicari-cari kesalahannya.
"Negeri ini akan hiruk pikuk dan habis waktu kalau saya dan pak SBY ikut-ikutan (mencalonkan diri) sekarang," katanya. (*)
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mempersilakan siapa saja warga negara Indonesia yang ingin maju menjadi Calon Presiden pada Pemilu Presiden 2009.
"Mau menjadi Capres atau Cawapres silakan saja, yang penting memenuhi syarat. Ini kan negara bebas," kata Juru Bicara Presiden Andi Malarangeng di Istana Presiden di Jakarta, Senin menanggapi mulai munculnya tokoh-tokoh yang mengajukan diri sebagai Capres dan Cawapres 2009.
Ketika ditanya apakah Yudhoyono juga akan mencalonkan diri lagi, Andi mengatakan Presiden belum membahas soal itu karena masih memfokuskan diri pada pekerjaannya.
"Presiden belum mau berpikir soal pemilihan Presiden 2009 karena beliau menganggap masa jabatannya masih dua tahun, jadi sebaiknya fokus dulu pada pekerjaan," katanya.
Mengenai beberapa tokoh yang sudah mengajukan diri Andi mengatakan, itu sudah menjadi hak masing-masing tokoh tersebut dan membiarkan rakyat yang menilainya.
"Presiden sementara ini hanya berpikir menjalankan amanah rakyat. Untuk urusan Pemilu 2009 pada waktunya nanti dipikirkan," katanya.
Sejumlah tokoh politik seperti Megawati Sukarno Putri dan Sutiyoso sudah menyatakan untuk maju pada Pemilihan Presiden 2009.
Sementara itu mengenai pernyataan beberapa anggota DPR yang akan membentuk kabinet bayangan, Andi menanggapi bahwa itu adalah hak masing-masing warga negara untuk berbicara apapun termasuk menganggap dirinya pantas menjadi anggota kabinet.
"Ini negara demokrasi kalau ada yang berbicara seperti itu ya biasa saja. Jika ada yang menganggap dirinya pantas menjadi anggota kabinet ya biarlah saja," katanya.
73 Parpol Baru Daftar Ikut Pemilu 2009 di Depkum HAM
Jakarta - Meski Pemilu 2009 masih dua tahun lagi, sudah banyak parpol antusias ikut bertarung. Tercatat 73 partai sudah mendaftarkan diri ke Depkum HAM, meski belum diverifikasi lolos atau tidaknya.
"Yang sudah masuk itu ada 73 partai yang daftar. Tapi belum diverifikasi, masih daftar saja," kata Menkum HAM Andi Mattalata dalam raker dengan Komisi III DPR, Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (1/10/2007).
Menurut Andi, banyaknya partai yang masuk akan menyulitkan Depkum HAM untuk verifikasi, karena terkait dengan proses pendidikan politik bagi masyarakat.
"Dengan jumlah itu Depkum HAM merasa kesulitan untuk menentukan yang lolos, dan terkait edukasi dengan partai politik," ujar dia.
Di antara parpol yang sudah terdaftar dan terkenal, ada Partai Hanura pimpinan Wiranto, Partai Matahari Bangsa pimpinan Imam Ad Daruquthni, Partai Satria Piningit pimpinan Dr Ahmad Saefudin Noor, Partai Demokrasi Pembaruan pimpinan Roy BB Janis, serta Partai Rakyat Merdeka yang diketuai Abdul Azis Halid.
Sleman - Sehari setelah menggelar deklarasi sebagai Calon Presiden (Capres) 2009, Sutiyoso melawat ke Yogyakarta. Pria yang sering disapa Bang Yos ini menemui juru kunci Gunung Merapi Mbah Maridjan di kediamannya Dusun Kinahrejo Desa Umbulharjo Kecamatan Cangkringan Sleman.
Dalam safari politiknya di Yogyakarta ini, Bang Yos meminta dukungan resmi Mbah Maridjan untuk maju mencalonkan diri dalam pemilihan presiden 2009 nanti.
Dalam pertemuan yang dibungkus dalam acara buka bersama dengan warga dusun Kinahrejo itu, Sutiyoso datang bersama dengan bos Sido Muncul, Irwan Hidayat. Sutiyoso yang datang mengenakan kemeja batik itu langsung disambut Mbah Maridjan di depan rumah.
Setelah saling mengucap salam dan berjabat tangan, Bang Yos dipersilakan masuk ke dalam rumah Mbah Maridjan. Keduanya sempat terlibat dalam obrolan dengan menggunakan Bahasa Jawa. Awalnya Sutiyoso menanyakan kabar Mbah Maridjan, serta bertanya seputar keadaan lingkungan Mbah Maridjan.
"Di sini saya bersama dengan keluarga, anak saya ada di sini, semua saudara saya di sini," kata Mbah Maridjan.
Mbah Maridjan juga menerangkan kepada Sutiyoso tentang kondisi rumah, gambar karikatur Mbah Maridjan serta foto-foto Sultan. Setelah itu, Mbah Maridjan meminta Sutiyoso untuk mengisi buku tamu yang tersedia di ruang tamu.
"Nanti saya minta ngisi buku tamu di situ, biar nanti yang pada datang ke sini kenal," tutur dia.
Kepada Mbah Maridjan, Sutiyoso mengaku senang bertemu dengannya. Oleh karena itu, dia berharap Mbah Maridjan bersedia memenuhi undangan untuk datang ke Jakarta.
Dengan sopan dan bahasa Jawa bercampur Bahasa Indonesia, Mbah Maridjan menyatakan dirinya bila tidak ada perintah dari Ngraso Dalem Sri Sultan tidak akan ke mana-mana. Sebab dirinya hanya sebagai orang kecil saja.
"Saya tidak mau orang kecil mengaku jadi orang besar, orang kerdil mengaku jadi orang tinggi," terang Mbah Marijan.
Mendengar statemen Mbah Maridjan, Sutiyoso memberikan pujian. "Anda hebat, ajaran Anda luar biasa," puji purnawirawan letnan jenderal yang saat ini masih menjabat Gubernur DKI Jakarta itu. http://www.detiknews.com/indexfr.php...057/idkanal/10
Share This Thread