Mantan Kepala PLN di Tiongkok
BEIJING - Mantan kepala perusahaan listrik negara di Tiongkok divonis penjara seumur hidup setelah terbukti menerima suap CNY 10 juta (setara dengan Rp 12,5 miliar). Zhang Shaocang, salah seorang pejabat Partai Komunis Tiongkok dan general manager Kelompok Energi Provinsi Anhui yang bermarkas di Tiongkok bagian timur, itu terbukti menerima CNY 7 juta (setara dengan Rp 9 miliar) dari perusahaan lokal pada 1992.
Ditulis kantor berita resmi Tiongkok Xinhua, lelaki 55 tahun tersebut juga menyimpan CNY 2,78 juta (setara dengan Rp 3,5 miliar) dari hasil suap antara 1989-2006. Pengadilan Fuyang menjelaskan bahwa istri dan anak lelakinya terlibat dalam kasus tersebut.
Sebelum pembacaan vonis itu, Zhang diberi kesempatan menyampaikan pembelaan. Sambil menangis, dia membaca pembelaan setebal empat halaman.
Procuratorial Daily menggambarkan bahwa pembelaan Zhang tidak berbeda jauh dengan pembelaan yang ditulis Zhu Fuzhong. Zhu Fuzhong adalah mantan ketua partai di Desa Tongan, bagian selatan Provinsi Sichuan, yang juga mendapatkan dakwaan korupsi dan menerima suap. "Sebelum bekerja, saya tidak terlalu memikirkan uang dan menilai hasil kerja sebagai poin utama," kata Zhang seperti dikutip Procuratorial Daily.
Kalimat tersebut, tulis harian resmi kantor penuntut umum Tiongkok itu, sama persis dengan kalimat yang diungkapkan Zhu. "Secara bertahap, saya kehilangan batasan dan kekuasaan dari posisi saya," sambungnya dalam pengadilan.
Agar tidak seperti mencontoh mentah-mentah, Zhang mengubah beberapa kalimat dari pembelaan yang sudah diberikan Zhu. Dijelaskan Procuratorial Daily, mungkin Zhang mendapatkan inspirasi dari Zhu setelah membaca lembaran maaf yang ditulis Zhu.
Lembaran maaf Zhu memang disebar di beberapa "titik" pengawasan. Titik tersebut menggambarkan posisi-posisi yang sedang menghadapi pemeriksaan kasus korupsi.
Korupsi menjamur di Tiongkok seiring transformasi mereka menjadi negara yang lebih terbuka secara ekonomi. Sayang, keterbukaan tersebut belum diimbangi dengan prosedur birokrasi pemerintahan.
Alhasil, kerumitan birokrasi itu kerap menjadi lahan empuk bagi pegawai pemerintahan plus pejabat-pejabatnya untuk meraih keuntungan ilegal. Presiden Tiongkok Hu Jintao, yang berharap bisa mempertahankan kekuasaannya di Partai Komunis Tiongkok dan negara saat kongres bulan depan, mengidentifikasikan korupsi sebagai ancaman utama legitimasi partai.
Share This Thread