JAKARTA – Pemimpin dalam penyimpanan darah tali pusat Cord Life Ltd dan perusahaan farmasi Kalbe Farma hari ini meresmikan fasilits pemrosesan dan penyimpanan darah tali Pusat di Jakarta yang merupakan fasilitas bank darah pertama di Indonesia.

Fasilitas ini bergabung dengan jaringan laboratorium Cord Life Ltd yang sudah ada di kawasan Asia Pasifik saat ini yaitu Hong Kong, Singapura, dan Sydney. Sebuah fasilitas baru akan dibuka di Kalkuta, India, pada akhir tahun ini.

Laboratorium di Indonesia ini terletak di Jalan Ahmad Yani No 2, Pulomas, Jakarta Timur, yang berada di kompleks pabarik PT Bintang Toedjoe. Ada pun kapasitas penyimpanannya 30 ribu unit darah tali pusat.

Selain prosedur pengamanan yang umum, juga dilengkapi dengan pengamanan khusus untuk mengatasi banjir.

Biasanya, ketika si jabang bayi lahir, orang tua si bayi akan membuang darah tali pusar dan hanya menyimpan tali pusarnya hingga mengering. Padahal, menurut penelitian tahun 1963, darah tali pusat manusia sama dengan sel induk yang ditemukan dalam sumsum tulang belakang.

Sel sumsum tulang belakang sendiri terbukti telah berhasil mengobati pasien-pasien penyakit kelainan darah yang mengancam jiwa, seperti leukimia, dan gangguan sistem kekebalan tubuh. Oleh karena itu, para peneliti percaya mereka juga dapat menggunakan sel induk darah tali pusat untuk menyelematkan jiwa pasien pengidap kelainan darah.

Departemen Kesehatan sudah memberikan izin dan pengakuan untuk bank darah tali pusat ini. “Dengan salah satu jumlah populasi terbesar di Asia, Indonesia menambahkan lima juta potensi kelahiran dan pangsa pasar untuk bisnis penyimpanan darah tali pusat per tahun. Pengalaman kami dalam beroperasi di Indonesia di tahun-tahun sebelumnya kami bisa sukses di pasar Indonesia,” kata CEO Group Cord Life Ltd Steven Fang, Minggu (30/9/2007).



Steven Fang juga mengakui bahwa manfaat dari penyimpanan darah tali pusat ini sangat besar. “ Dapat menyelematkan ghidup. Saat ini lebih dari 80 jenis penyakit dapat diterapi dengan sel induk darah tali pusat. Berapa besar keberhasilannya untuk diri kita sendiri tidak masalah. Namun untuk anggota keluarga tingkat kecocokannya tinggi,” terangnya.

“Tahun ini kami terus mengembangkan sayap sambil tetap memfokuskan diri untuk menyediakan layanan dengan standar kualitas tinggi,” imbuh Steven Fang.

Menyangkut biaya, Fang menjelaskan biaya yang dibayarkan pada tahun pertama untuk pengambilan, pemrosesan, dan penyimpanan sekira Rp9 juta, selanjutnya setiap tahunnya harus membayar Rp1,25 juta. Biaya ini jauh lebih murah jika dibandingkan dengan Singapura yakni untuk biaya awal 2.000 dolar Singapura, dan setiap tahunnya harus membayar 250 dolar Singapura.



referensi : http://www.okezone.com/