Results 1 to 5 of 5

Thread: Fist of Fire

http://idgs.in/352744
  1. #1
    ZeL_ZepHer's Avatar
    Join Date
    Jul 2007
    Location
    dimana gw bisa nafas, disitu gue bisa tinggal
    Posts
    273
    Points
    338.32
    Thanks: 24 / 1 / 1

    Post Fist of Fire

    Title: Fist of Fire
    Author: ZeL_ZepHer
    Genre: Fiction

    ~ Mencoba latihan dalam menulis.. mungkin bahasa saya kurang bagus.. maka dari itu saya butuh bantuannya untuk memperbaiki kesalahan demi kesalahan saya..

    mohon bantuannya..

    saya benar-benar newbie

    Spoiler untuk Part 1 :


    --------------------------
    Part 1 - Prologue
    "The Memory"
    --------------------------


    Rumput-rumput bergoyang setelah angin lembut menyapa.
    Siang itu sang matahari akan menjadi saksi bisu tentang kejadian itu, perang antar Clan di bukit terang.
    Dan ketika terompet berbunyi, maka tanda perang telah dibunyikan.

    Kukuruyuuukkk..

    "Ridge, Bangun..!!"

    "uhh.. uhmm..."

    "BANGUN!!"
    Sambil mengguyur Ridge dengan air.
    Creek crek
    "HUJAN!"

    "iya hujan!, dari mulutmu keluar air hujan, alias air liur!"

    "ada apa sih bu, aku sedang asik tidur nih!"

    "Bantu ibu !, pergi ke pasar, ibu mau beres-beres"

    "kenapa harus aku?, aku ada urusan nih!"

    "Baiklah, kamu tidak akan dapat jatah makan hari ini!"

    "Ba..ba..Baiklah..., jadi, apa saja yang harus aku beli?"
    Rachel memberikan sebuah nota yang isinya bahan-bahan untuk di beli.

    "Mengapa harus begini?!, jadwal selama ini hancur sudah.., tapi apa boleh buat.."
    Menuju kamar mandi sambil menggerutu.

    "JANGAN LAMA-LAMA, SUDAH SIANG INI, NANTI KEBURU HABIS!!"
    teriak Rachel kepada Ridge.

    "IYA, CEREWET!!"


    Pagi menjelang siang, Ridge pergi ke pasar. Dia berfikir, kenapa selalu bermimpi seperti itu belakangan ini. Entah akan ada kejadian apa nantinya.

    Setelah dia berbelanja, dan dalam perjalanan pulang. tiba tiba ada seseorang datang dan menghadang jalannya Ridge.

    "HYAA..!!"
    langsung menyerang tanpa basa basi.
    Wuusshh, bet! bet! bet!

    "Siapa kau!"
    sial, aku sedang terburu-buru, tapi apa boleh buat!

    "HYA.!, entah siapapun kau!, bukan urusanku!"
    Wuushh, srep bet !

    Pertarunganpun tak terhindari, tetapi sepertinya mereka dalam keadaan imbang, dan membuat mereka kelelahan. kekuatan dan fisik mereka setara membuat mereka tak menemukan jalan keluar.

    "Senang, masih bisa berjumpa dengan-mu Ridge.."
    hosh hosh..

    "SIAPA KAMU ?!, datang-datang menyerang tanpa alasan!"
    hosh hosh..

    "Hey, tenanglah.., apakah kamu masih bisa ingat dengan gelang ini?"
    Sambil mengeluarkan gelang dari sebuah kantung di jubahnya.
    krinciing..

    "HEY!, It...u.."
    terkejut sekaligus tercengang melihat gelang tersebut.

    "Hahahaha, apa kabarmu Ridge?"

    "Pergilah kau!, aku muak dengan mu!"
    Sambil membuang muka dengan angkuh.

    "kau... tidak senang dengan kepulangan sahabatmu?"

    "CIH!"
    Membuang ludah, sambil membuang tatapannya.

    "....................."

    "Aku tidak punya waktu!, aku harus buru-buru"
    Berlari cepat, karena sudah terlalu siang untuk memberikan bahan masakan kepada Rachel.

    "Sial, bisa-bisa aku tidak dapat jatah makan hari ini!, aku harus cepat!"
    Wuushhh!
    Berlari secepat mungkin, hembusan angin terasa dari kecepatan larinya.

    Ridge berlari sangat cepat menuju rumah, untuk segera memberikan bahan yang sudah dipesan.

    Dirumah.

    "Lama sekali kamu ini!"

    "Cerewet!, yang penting aku sudah belikan!"
    Sambil memberikan kantong yang berisikan bahan.
    kreseek kreseek

    "tadi ada seseorang yang datang mencarimu, kamu pasti terkejut"

    "Bla bla bla, aku sudah tahu, dan aku TIDAK TERKEJUT!"

    "Jangan seperti itu, kamu pasti berkelahi lagi dengan dia kan, bagaimanapun dia itu sahabat kamu Ridge!"

    "......"
    Ridge diam sejenak.

    "APA ITU YANG DISEBUT SAHABAT?, MENUTUPI SEGALA HAL?. LALU, PERGI TANPA KABAR, DAN DATANG DENGAN SEENAKNYA, AKU INI TIDAK DI ANGGAP SAHABAT OLEHNYA BU!"
    Membentak Rachel dengan emosi yang labil.

    "Ridge.."
    Dengan tatapan yang simpatik.

    "Ridge.., dia tidak bermaksud seperti itu, dia pasti punya alasan.."

    ".............."
    Berjalan menuju pintu rumah.
    tap tap tap

    "Cerewet.."

    "Hei, Ridge!, ini ada titipan!"
    Sambil melambai-kan sebuah surat

    "Dari dia ya?"
    Menatap dengan tatapan kosong kepada Rachel.

    "ya.."

    "BUANG SAJA!"
    mimik wajahnya berubah menjadi emosi.

    "ta..tapi.. satu lagi Ridge, jam tiga sore nanti, dia menunggumu di-lapangan"

    "ok"



    15:04 PM
    Sesampainya dilapangan.

    Saat itu matahari sudah mulai meredupkan panasnya menjadi hangat, dan langitpun mulai agak kemerah-merahan.

    tap tap tap

    "kau telat Ridge"

    "cerewet.., ada apa?"

    "masih saja.., hey !, apakah kau tidak senang, rindu, atau apalah terhadap kepulangan sahabatmu ini?"

    "jika hanya itu, sebaiknya aku pulang"
    sambil memutar badannya.

    "hey!, baiklah!, aku minta maaf Ridge!"

    "........"
    menatap wajahnya.

    "untuk apa kau meminta maaf?"

    "kenapa kau sangat dingin Ridge..?, tentu saja untuk kejadian dahulu, aku tidak memberikan kabar ataupun info tentang keberadaanku.."

    "memangnya apa urusanku?, aku ini bukan siapa-siapa"

    "baiklah.., langsung ke pokok saja. Sebenarnya aku datang ingin memberikan info tentang event The Black Gold di kota, aku sudah memberikan undangannya kepada ibu-mu, aku harap kau berpartisipasi untuk mewakilkan desa ini Ridge"

    "Bukan urusanku.."

    "HAHAHAHA, baiklah, ... tinggal menunggu sedikit lagi.., Ok, Ridge.. sampai jumpa disana!"
    Sret hap.. Wuuushh !
    menghentakan kaki ke tanah dengan kuat, lalu melompat dengan tinggi ke udara.

    "................."


    Spoiler untuk part 2 :


    --------------------------
    Part 2
    "Introduction"
    --------------------------

    Ridge, seperti itu-lah sapaan hampir semua orang.
    Sebenarnya namaku Thomas Ridge Estima, Thomas hanyalah nama dari seseorang yang tidak aku kenal, nama itu diberikan oleh Ayah-ku.
    Dia bilang Thomas itu adalah orang yang paling berjasa dan hebat semasa hidupnya. Masa bodo dengan semua itu dalam hatiku.
    Ridge nama panggilanku, serta Estima adalah nama keturunan ayahku, yang bernama Alexander Estima.
    Umur-ku 18 Tahun.
    Cita-citaku menjadi seorang yang disebut Ilmuwan, walaupun bertolak belakang dengan kenyataanku.
    Aku anak kedua dari tiga bersaudara.
    Ayah-ku bernama Alexander Estima, ibuku bernama Rachel Estima, kakak-ku bernama Funfier Estima, serta terakhir adik-ku yang bernama Gillenthe Estima.
    Ayah-ku telah meninggal dunia tujuh tahun yang lalu, beliau menderita penyakit yang sangat ganas tetapi tidak menular. Dokter tidak tahu penyakit apa yang diderita beliau semasa hidupnya.
    Beliau menderita penyakit selama empat tahun, semasa hidupnya.

    Saat aku masih seorang bocah.

    "Ayah!, ajarkan aku menjadi penempa yang hebat!"

    "Baiklah!, kamu harus mempunyai otot yang kuat!, yang paling penting semangat yang membara seperti api!"

    "Jadi, apa yang harus aku lakukan ayah?"

    "Berlatih dan berlatih Ridge!"

    "Baiklah!"

    "memangnya kamu, ingin jadi penempa?"

    "tidak.."

    "lalu kenapa kau ingin belajar menjadi penempa?"

    "aku ingin menjadi seperti ayah!"

    "Hahahaha"

    "hehehe.."
    ikut tertawa, padahal tidak tahu mengapa ayahnya tertawa.


    Beberapa tahun kemudian.
    Detik-detik terakhir sebelum kematian Alexander.

    "Ayah, aku akan terus mencari obat penyembuhnya, Ayah harus bertahan!"

    "Ridge.., kamu sekarang sudah besar ya.. lihat tubuhmu.. sudah tumbuh tinggi.., tenanglah Ridge.. ayah tidak akan kemana-mana kok.."

    "....................."
    menekuk wajahnya, air mata menggelinang dimatanya.

    "kok kamu menangis ?, pasti kamu kalah lagi dengan Nourbesse ya?, hahaha, kamu harus banyak latihan Ridge... uhuk!"
    Dengan suara yang lembut

    "Alex !, cukup!, kamu jangan banyak bicara dulu!"
    Sangat mengkhawatirkan keadaan Alexander

    "hahaha, memangnya kenapa sayang?, aku kan kuat.. ya kan Ridge..?, Gill?, Fier..?"

    "Ayah..!"
    Seru Gillenthe dan Funfier

    "Ridge.. kemari nak.. sini.. ayah ingin memberi bekal kepadamu.."
    melambaikan tangan agar Ridge kesampingnya

    "Gunakanlah.. akal dan pikiranmu, gunakan otak-mu.. untuk menjalani segala hal.."

    "dan Fier.. kemari.., ini ayah berikan sebuah koin keberuntungan Ayah, yang nantinya akan kamu gunakan.."
    memberikan sebuah Koin kuno berwarna perak

    "hoho.. aku mempunyai gadis manis.. Gill.. ini.. ayah juga mempunyai sesuatu lhoo.."
    memberikan sebuah batu berwarna biru laut.

    "Ayah.."
    seru Gillenthe

    "CUKUP ALEX!"
    Bentak Rachel kepada Alexander

    "ooh iya ya.. aku mempunyai istri.., Rachel-ku sayang.. kemari sejenak.. aku ingin membisikan beberapa kata kepadamu.."

    Rachel menyodorkan kepalanya kesebelah kepala Alexander, lalu Alexander membisikan sebuah kata.

    "I love u"
    Lalu mencium bibir rachel
    Last edited by ZeL_ZepHer; 14-12-10 at 00:02.

  2. Hot Ad
  3. #2
    the_omicron's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Location
    di Cinere say........... Ongoing Novel: S|L|M
    Posts
    3,908
    Points
    13,246.30
    Thanks: 6 / 116 / 69

    Default

    wuih bikin juga, semakin ramai


    Click To Read Sweet~.

    Mari Menulis Disini

    Quote Originally Posted by dono View Post
    Dilihat dari system server kami, dikarenakan sudah lebih dari 2000 pages kami mengambil keputusan untuk menutup thread in, karena menyebabkan ada nya keberatan dari server forum sendiri. Mohon maap dan terimakasih.

  4. #3
    ZeL_ZepHer's Avatar
    Join Date
    Jul 2007
    Location
    dimana gw bisa nafas, disitu gue bisa tinggal
    Posts
    273
    Points
    338.32
    Thanks: 24 / 1 / 1

    Default

    Spoiler untuk reply :

    wah.. malu saya..
    ini pertama saya posting kayak beginian..
    mohon bantuannya..
    >.<

  5. #4
    ZeL_ZepHer's Avatar
    Join Date
    Jul 2007
    Location
    dimana gw bisa nafas, disitu gue bisa tinggal
    Posts
    273
    Points
    338.32
    Thanks: 24 / 1 / 1

    Default

    Spoiler untuk part3 :

    --------------------------
    Part 3
    The Awakening
    --------------------------



    "......................."

    Dia merenung dan menatap langit yang sudah mulai gelap, dihiasi munculnya bulan sabit dengan warna langit oranye violet.

    Terdengar suara hentakan kaki berjalan seirama dengan awan yang saling berkejaran.

    "......................."

    "Kak?"

    "Heh, Gill?, sedang apa kau disini?"

    "Sedang berjalan-jalan sejak sore tadi, hihihi, kakak sendiri sedang apa ?"

    "ah, iseng saja kok, kakak sudah lama tidak pernah kesini.."

    "kakak rindu dengan masa-masa lalu itu ya?"

    "........."

    "tidak kok gill, ayo kita pulang, hari sudah mulai gelap.., ngomong-ngomong, ibu masak apa ya untuk makan malam sekarang?"

    Mereka berbincang tentang makan malam hari ini. Dengan nada yang riang dan ceria, Gillenthe menghibur Ridge, tetapi keheningan memang tidak bisa dihilangkan. Ridge masih terpikir tentang Funfier. 5 tahun lamanya Funfier sudah pergi dari desa, sampai sekarang pun dia belum pulang. Ridge sangat khawatir kepada kakaknya.

    "Sepertinya, ikan bakar kak!"

    “hihihi.. dia pasti baik-baik saja kok!, tenang saja, kak Fier kan hebat!"

    "iya juga ya... tapi setega itukah tidak memberikan kabar.. ataukah dia..."

    Gillenthe langsung meraba pipi Ridge dan mengarahkan mukanya ke arahnya dan senyum.

    "dia pasti baik-baik saja kak..!"
    Senyum itu memecah heningnya sore itu.. begitu juga dengan keheningan Ridge

    "betul.."
    Tersenyum

    Gillenthe berlari mendahului jauh Ridge

    "ayo cepat kak!, aku lapar nih!"
    berlari-lari kecil sambil berteriak kepada Ridge

    "Baiklah!, sini kamu!, cepat naik ke pundakku!"
    lalu Ridge berlari sambil membawa Gillenthe dipundaknya.
    mereka terlihat sangat ceria sore itu.



    tap tap tap

    Mereka pulang, Rachel menyambut mereka dengan hangat. Makan malam itu berlangsung sangat hening. Setelah makan malam itu, Gillenthe langsung pergi ke kamar untung segera istirahat.
    Malam sudah larut, Ridge masih belum bisa tertidur.

    “Ridge..?”

    “ya?”

    “……………”

    “sudahlah, yang lalu biarlah berlalu Ridge, kau jangan terlalu khawatir terhadap Gill, Nourbesse pasti tidak akan macam-macam.."

    "Bagaimana tidak akan macam-macam bu?!, dia hampir membuat Gill mati!"

    "................."

    "dan sekarang dia datang seenaknya!, mungkin memang dulu kami sahabat bu!, tetapi sejak kejadian itu, jangan anggap aku disebut sahabatnya, aku adalah rivalnya!, dan lihat saja, aku akan membuat pembalasan.."

    "sudahlah Ridge.., ibu pikir kamu sudah melupakan semua itu.."

    "bagaimana mungkin.., ngomong-ngomong mana surat itu?"

    "ooh surat ya?, sebentar"
    sreek sreek srek

    mencari surat tersebut didalam tas

    Ridge diam sejenak setelah melihat surat itu. Seketika dia mengepalkan tangannya dan emosinya memuncak. Mungkin ada sesuatu didalam surat itu yang membuat Ridge marah. Tetapi Rachel tidak mengetahui tentang hal apa itu.

    "baiklah, bu.. besok aku akan berangkat ke rumah paman"

    "kau ingin berlibur kesana?"

    "ya sepertinya.."

    kukuruyuuuuuukk

    04.45 AM
    Pagi-pagi sekali, Ridge sudah mulai membereskan semua barang dan sesuatu yang dibutuhkan nanti. Sepertinya dia sangat semangat dengan perjalanan ini.

    "baiklah, semua siap!"
    breg!

    Ridge melangkah menuju pintu kamar.
    tap tap tap
    ketika Ridge akan turun melalui tangga, tidak sengaja dia melihat pintu kamar Gillenthe terbuka, lalu dia memasuki ruangan Gillenthe.

    "jaga dirimu baik-baik ya Gill.."
    berbicara kepada Gillenthe yang masih lelap tidur dan mencium keningnya

    ketika Ridge akan melangkahkan kaki nya menuju jalan, Rachel memanggilnya

    "Ridge, tunggu dulu"

    "Ada apa?"

    "Bawalah ini, Pamanmu itu sedikit gila"
    memberikan sebuah liontin yang berada dilehernya.

    "Ba..baiklah.. terima kasih.. Ibu.., aku pergi berangkat bu.. jaga diri baik-baik ya.."
    melambaikan tangan kepada Rachel

    "kau juga Ridge!"
    membalas lambaian tangan Ridge

    "gawat.. aku tidak membawa peta.., ah masa bodo, aku ini seorang laki-laki"
    melanjutkan perjalanannya

    Selamat Datang

    pemandangan yang sangat biasa dan normal bagiku melihat papan tulisan Selamat Datang di-stasiun kereta di-Desa Fosty.
    Tak lama kemudian pengumuman tentang kereta yang akan menuju Kota Studth telah tiba.

    "Haha, tak perlu menunggu lama-lama disini.. aku sudah bisa beristirahat didalam kereta.."

    Tak lama kemudian, menghitung menit, keretapun berangkat.
    Ridge beristirahat pulas, dan kereta-pun melaksanakan perjalanannya menuju kota Studth.





    Sementara.


    "Hoammm.., pagi ini bosan sekali.."
    seru paman Raft

    "andai saja semua hari-hari-ku ini bisa berubah drastis, aku pasti akan semangat.."

    Paman Raft adalah paman dari keturunan Alexander. Beliau juga dulu pernah melatih Funfier untuk memberi bekal dalam perjalanannya, walaupun Funfier adalah seorang Penyihir. Beliau seorang guru Martial Arts profesional. Dan beliau sudah mempelajari banyak macam bela diri dari hampir semua negara. Dan disinilah, Ridge akan dilatih menjadi seseorang yang Ahli bela diri tangan kosong. Yang mengandalkan tenaga lawan, alam, dan pikiran.




    "Ahhhh... akhirnya, bisa bergerak bebas!, nah dari sini, aku akan mencari paman sendirian.."

    kruuuukk..

    "Sial perutku tidak bisa di ajak kompromi.., aku tidak tahu dimana tempat makanan murah didaerah sini.."

    Lalu Ridge berjalan menelusuri jalan besar Brown Highway.


  6. #5
    ZeL_ZepHer's Avatar
    Join Date
    Jul 2007
    Location
    dimana gw bisa nafas, disitu gue bisa tinggal
    Posts
    273
    Points
    338.32
    Thanks: 24 / 1 / 1

    Default

    Setelah sekian lama, mw Login ga bisa2..

    Spoiler untuk part 4 :

    --------------------------
    Part 4
    Friend or Foe
    --------------------------



    "Sial perutku tidak bisa di ajak kompromi.., aku tidak tahu dimana tempat makanan murah didaerah sini.."

    Ridge berjalan menelusuri jalan besar Brown Highway.

    Bruk!

    “aw!”
    Terjatuh kedalam kubangan air.

    “I’m sorry sir.. I’m on hurry right now, pardon me”

    “………”

    Aku bingung, sekaligus kagum melihat wanita itu. Aku tidak mengerti apa yang dia ucapkan, yang pasti menurutku, dia menggunakan bahasa lain. Aku harus mencari tempat makan murah disini, mungkin ini waktu yang tepat.

    “Hei !, kamu!”

    “umm..?”

    “Kamu telah menabrak aku, sekarang aku basah kuyup, kamu harus bertanggung jawab!”

    “Sorry sir, I can’t understand what are you saying”

    Aku bingung, bagaimana ini?.

    “Excuse me, what is that?”
    Dia melihat selembaran kertas yang ada didalam surat itu.

    “Ohh!, so you are the event participants, great!”

    “uhh, ehh… ya..?”
    Bingung.

    “Come on!, follow me you must be tired, I know the good places arround here for your rest”
    Menyodorkan tangannya. Sepertinya dia mengajak aku untuk pergi ke suatu tempat.

    “oh, I’m forgot, pardon me, you can call me Cya, and you mr..?”
    Kalau yang ini aku tahu!, dia pasti menyebutkan namanya, dan dia menanyakan nama-ku.

    “Ridge.., Ridge Alexander”
    aku tidak bisa memberitahu nama-ku se enaknya.

    “Ok, Mr. Ridge, let’s go!”


    Dia mengajak ke suatu tempat yang sangat elit, elegan. Aku tidak tahu, tempat apa ini. Ketika masuk pintu besar tempat itu, terdapat lampu-lampu yang sangat indah dan sangat banyak, serta pelayan yang ramah. Tetapi aku sama sekali tidak menikmati suasana ini, karena aku tidak suka hal yang glamor atau hal yang berbau mahal.

    “Welcome !, please enjoy your stay”
    Sapa dari setiap pelayan yang aku lewati.

    “Good afternoon Cya, what can I do for you?, ooh you brought someone”

    “Haha, he is Mr. Ridge Alexander the event participants, and this is the key”
    Memberikan selembaran yang berada didalam surat.

    “okay, please enjoy your stay Mr. Ridge!”

    “umm.. okay”


    Cya terus mengajakku untuk mengobrol, tetapi tidak sepatah katapun yang bisa aku balas dari ucapannya. Akhirnya dia menyadari bahwa aku tidak bisa berbahasa yang dia pakai. Lalu dia memberikan buku kepada-ku. Sepertinya ini buku kamus.

    “kau harus membacanya untuk kebaikan-mu ditempat ini”
    Tersenyum kepadaku.

    “….baiklah…”
    Terkejut.

    “Ok, aku harus cepat, maaf hanya sampai disini aku bisa menemanimu, selamat tinggal!”

    “ya, terima kasih”

    “Ya, sama-sama, mohon maaf atas kejadian dijalan itu, oh ya, ini hubungi nomor ini jika kamu membutuhkan aku, hmm… satu lagi, pakai kartu ini untuk bertransaksi apapun jika kau membutuhkan sesuatu, aku pergi dulu ya!”

    “Bye..”

    “Haha, good bye!”

    Aku bingung, kenapa dia sangat baik kepadaku, memangnya aku ini siapa?, dan mengapa dia mengetahui tentang event ini, pasti semua sudah direncanakan, aku harus berhati-hati, dia bukan orang sembarangan dan… sangat cantik..

    Baiklah, sepertinya kekhawatiran-ku terlalu berlebihan. Sebaiknya aku berkeliling didaerah ini, agar tidak tersesat lagi. tetapi aku harus memulai dari mana?

    knok knok knok
    ada yang mengetuk pintu

    "Ada yang bi..."
    dug!
    tiba-tiba menghajar

    "HEI, APA-APAAN INI ?"

    tanpa basa basi, orang itu membabi buta, menghajarku, tapi tak semudah itu menaklukanku disini.
    Dia selalu melancarkan pukulannya yang selalu meleset. Aku tidak bisa terus menghindar.

    Aku pegang seketika tangan orang itu yang tanpa berhenti melancarkan pukulan, dan membantingnya kebelakangku.

    Bagus!, dia langsung pingsan, tapi.. tiba-tiba dia menyusut, seperti balon yang kehabisan udara.
    Makhluk apa ini?.

    Aku pegang badan yang kian menyusut itu, yang lama-lama seperti sebuah boneka kecil.
    what th.. f***
    Ini tidak beres, sepertinya ada seseorang dibalik semua ini, aku tidak aman ditempat ini, lebih baik aku pergi.

    Last edited by ZeL_ZepHer; 14-01-11 at 12:45.

    Cold ?, u will never felt the ice again.

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •