KELINCI EMAS
by: GanimedeX
Kisah tentang seorang kakek yang hidup sebatang kara di suatu tempat di ****. Kakek itu bernama Zufu Tu, biasa dipanggil kakek Zu oleh orang-orang sekitarnya. Sebelum hidup sebatang kara selama 30 tahun, kakek Zu tinggal bersama anak semata wayangnya yang proses kelahirannya mengharuskan istrinya dipanggil Sang Pencipta. Hingga 17 tahun lamanya kakek Zu merawat anak semata wayangnya dengan penuh kasih sayang, namun dengan kondisi fisiknya yang buruk Kakek Zu hanya mampu bekerja sebagai petani wortel kecil-kecilan, hanya sebagai penyambung hidup mereka berdua tiap harinya, sampai akhirnya kakek Zu terpaksa merelakan kepergian anaknya untuk mencari nafkah di tempat lain. Namun sang anak dengan tega tidak pernah kembali ke tempat kelahirannya sekalipun, dengan sifatnya yang sombong dan angkuh hal tersebut tidak mengherankan apabila alasannya tidak pernah kembali karena malu dengan keadaan bapak serta tempat aslinya. Dengan sabar dan ikhlas kakek Zu selalu menunggu kepulangan anak kesayangannya itu, mendoakannya semoga menjadi anak yang berhasil, dan tidak hidup sesusah dirinya.
Pada suatu hari, di saat kakek Zu sedang memanen wortelnya, tiba-tiba ada seekor kelinci berwarna emas sedang menggerogoti wortelnya. Kakek Zu tidak segera mengusir kelinci itu, namun melihatnya terus sampai kelinci itu habis memakan wortelnya. Sehabis memakan wortel, kelinci itu juga tidak segera kabur karena menyadari keberadaan kakek Zu, namun malah mendekati kaki kakek Zu dan melingkarinya. Kakek Zu menyambut salam hangat si kelinci dengan senyuman kemudian menggendongnya layaknya seorang bapak menggendong bayinya yang baru saja lahir. Sudah hampir sebulan lamanya kakek Zu dan kelinci emas tinggal bersama, kehadiran si kelinci dalam kehidupan kakek Zu sedikit mengobati kesedihannya terhadap anaknya yang tidak kunjung pulang hingga sekarang.
Di lain tempat tidak jauh dari rumah kakek Zu, terdapat sebuah lokasi yang dulunya perkebunan telah menjadi kebun binatang. Kebun binatang itu belum memiliki nama dan belum dibuka untuk umum karena menunggu pembukaan resminya sepekan kemudian yang bertepaatan dengan perayaan hari Imlek. Namun situasi dalam kebun binatang itu sedang kacau balau karena maskot utamanya menghilang yang disebabkan kelalaian penjaganya. Maskot yang sudah disiapkan tidak mungkin digantikan oleh binatang lain karena keunikannya, yaitu seekor kelinci berwarna emas. Pihak kebun binatang telah merawat kelinci itu selama 2 tahun bersamaan dengan proses pembangunan kebun binatangnya, dan sengaja menjadikan kelinci itu sebagai maskot karena perayaan Imlek tahun ini bertepatan dengan tahun kellinci. Demi mendapatkan kelinci itu kembali, pihak kebun binatang melakukan segala cara pencarian termasuk sayembara berhadiah. Sayembara ini sampai terkenal hampir ke seluruh pelosok negeri karena memang kebun binatang ini diperkirakan akan menjadi kebun binatang termewah yang pernah ada di negeri tersebut.
Kondisi kakek Zu semakin hari semakin parah, usianya sudah sangat tua dan karena kurang mengkonsumsi makanan yang layak. Menyadari kondisinya yang seperti itu, kakek Zu sangat takut kelinci kesayangannya tidak akan ada yang merawat lagi sepeninggal beliau. Akhirnya kakek Zu memutuskan memberikan kelinci itu kepada tetangganya yang hidup lebih layak dari dia. Pada awalnya, si tetangga itu tidak menyadari keunikan kelinci tersebut pada saat menerimanya, namun akhirnya ia sangat terkejut setelah sehari merawatnya dan tidak sengaja sadar akan iklan di tv mengenai hilangnya seekor kelinci emas. Iklan tersebut sangat sering ditayangkan di tv dan media lainnya, dan menawarkan hadiah yang sangat mewah bagi siapapun yang berhasil mengembalikan kelinci emas tersebut.
Esok harinya si tetangga mengembalikan kelinci tersebut ke pihak kebun binatang, namun pada saat akan diberikan hadiah ia menolak dan menceritakan bagaimana kelinci itu bisa sampai ke tangan dia beserta kehidupan si kelinci dengan kakek Zu sebelumnya. Setelah mendengar cerita tersebut, pihak kebun binatang dan si tetangga segera bergegas menuju ke rumah kakek Zu. Namun sesampainya di sana, mereka sangat terkejut karena mellihat kakek Zu yang sudah tidak bisa terbangun lagi selamanya dari tidurnya. Pihak kebun binatang segera memberikan pemakaman yang layak bagi kakek Zu, dan memberikan bantuan dana kepada si tetangga untuk merawat kebun wortel kakek Zu yang hasilnya nanti akan digunakan pihak kebun binatang untuk memberi makan hewan-hewannya. Demi menghormati jasa kakek Zu, pihak kebun binatang dengan yakin memberikan nama kebun binatangnya dengan nama sang kakek, yaitu Zufu tu, dan juga medirikan monumen patung kakek Zu di dalam kebun binatangnya.
Akhirnya kebun binatang dibuka secara resmi, yang artinya hari Imlek telah tiba. Pihak kebun binatang telah menyiapkan banyak acara yang meriah untuk menyambut momen ini. Kondisi kebun binatang sangat ramai oleh orang-orang yang ingin merayakan Imlek bersama di sini, dari keluarga, pasangan, sampai individu. Dari semua pengunjung yang datang, ada sebuah keluarga yang lama berdiri di depan moumen patung kakek Zu, para anggota keluarga heran karena sang kepala keluarga berkeinginan terus melihat patung tersebut dengan perasaan gelisah. Akhirnya mereka bergerak juga dari tempat itu karena pengumuman dari pihak kebun binatang yang meminta kepada seluruh pengunjungnya untuk berkumpul di suatu tempat yang telah disiapkan. Pada saat semua pengunjung telah berkumpul, pihak kebun binatang memberitahukan bahwa sebelum rangkaian acara dimulai, mereka ingin menceritakan cerita singkat mengenai penemuan hilangnya kelinci emas yang sangat menghebohkan, dan terakhir acara doa bersama untuk mendoakan sang penemu kelinci sekaligus pemilik nama kebun binatang ini. Pada saat acara doa bersama, si kepala keluarga yang sebelumnya gelisah karena melihat patung kakek Zu, sekarang kondisinya semakin gelisah, sangat sedih, sampai mengeluarkan banyak air mata karena ia baru saja menyadari kesalahan terbesar dalam hidupnya, yaitu durhaka terhadap bapaknya.
Share This Thread