Dua Korea Sepakat Bangun Rezim Damai Permanen
SEOUL - Kunjungan Presiden Korea Selatan (Korsel) Roh Moo-hyun ke Korea Utara (Korut) berakhir dengan sebuah kesepakatan damai kemarin (4/10). Di ujung lawatan tiga harinya, Roh dan Pemimpin Korut Kim Jong-Il menandatangani traktat rekonsiliasi sebagai ganti gencatan senjata Perang Korea 1953. Serangkaian agenda penting guna memperbaiki hubungan dua Korea pun sudah menunggu diwujudkan.

Salah satu agenda rekonsiliasi yang menjadi prioritas utama Roh dan Kim adalah normalisasi hubungan militer. Sebab, jika dibiarkan berlarut-larut, isu militer itu justru akan menghambat perdamaian Korea. "Dua Korea sepakat menjalin kerja sama yang lebih erat, mengakhiri perselisihan militer, mengupayakan perdamaian, dan menghapus ketegangan di Semenanjung Korea," tegas Roh dan Kim dalam traktat rekonsiliasi yang mereka rumuskan bersama tersebut.

Penandatangan traktat itu dilanjutkan jabat tangan dua pemimpin Korea dan pose untuk media. Dengan tangan kirinya, Roh lantas menggandeng tangan kanan Kim dan mengangkat keduanya ke atas sebagai simbol kemenangan.

Untuk merayakan keberhasilan mereka, dua pemimpin tersebut kemudian saling toast gelas champagne mereka. "Selatan dan Utara memiliki visi yang sama, yakni segera mengakhiri rezim gencatan senjata dan membangun rezim damai yang permanen," papar keduanya dalam traktat rekonsiliasi itu.

Dalam kesempatan tersebut, Roh dan Kim juga sepakat untuk segera mendeklarasikan berakhirnya Perang Korea. Keduanya juga lantas mengagendakan pertemuan tiga atau empat kepala negara sahabat secepatnya.

"Dua pemimpin Korea juga bertekad untuk menambah frekuensi pertemuan mereka meski belum ada jadwal yang pasti," ujar salah seorang sumber di Pyongyang. Untuk menindaklanjuti kesepakatan tersebut, Perdana Menteri (PM) dan Menteri Pertahanan dua Korea dijadwalkan bertemu beberapa bulan lagi.

Agenda lain yang juga mendesak adalah menghapuskan jejak-jejak perpisahan di perbatasan. Secepatnya, dua Korea akan mengaktifkan kembali jalur kereta api kargo yang melintasi Zona Demarkasi. Sementara, di batas perairan Korea yang sering disengketakan akan segera dibangun zona memancing bersama. Selain untuk mengikis ketegangan di perbatasan, dibukanya kembali jalur kereta api itu berfungsi meningkatkan hubungan ekonomi Korut dan Korsel.

Selain itu, sebuah koridor udara terbuka di puncak Gunung Paektu di perbatasan Korea juga akan segera dibangun. Gunung yang disucikan warga Korea tersebut ramai dikunjungi peziarah dalam negeri pada masa-masa tertentu.

Area itu nanti akan menjadi salah objek wisata yang dikelola bersama oleh Korsel dan Korut. Di masa yang akan datang, dua Korea juga akan menyelenggarakan lebih banyak reuni, yang pada Juni 2000 sukses menyatukan kembali sekitar 18.000 individu dengan keluarga mereka