SEOUL (SINDO) – Korea Utara (Korut) mengklaim Amerika Serikat (AS) setuju mengeluarkan negara komunis itu dari daftar pendukung teror.
Korut juga menyatakan,AS bersedia mencabut sanksi terhadap Pyongyang setelah penonaktifan fasilitas nuklirnya. Klaim tersebut dilaporkan kantor berita Korut,Korean Central News Agency (KCNA),kemarin. ”AS memutuskan mengambil tindakan politik, seperti menghapus Korut dari daftar negara pendukungterorismedalam perundingan persenjataan internasional,” ungkap KCNA.
Korut menegaskan, Washington akan menghentikan memperlakukan negara komunis itu berdasarkan Akta Musuh dalam bidang Perdagangan AS. ”Tindakan ini sebagai hasil dari netralisasi fasilitas nuklir pada akhir 2007,”papar KCNA. Meski demikian, tidak ada kerangka waktu yang jelas untuk penghapusan daftar negara pendukung teror itu oleh AS dalam perundingan persenjataan awal pekan ini. Pejabat AS juga menolak memberi penjelasan apapun tentang masalah penghapusan Korut dari daftar tersebut.
Jika Korut telah keluar dari daftar tersebut,sejumlah negara dapat menjalin hubungan dagang dan memberi pinjaman dana pada Pyongyang. Selama penetapan Korut sebagai negara pendukung terorisme, Washington telah melarang negara-negara lain memberi bantuan pinjaman pada Korut. Wakil Menteri Luar Negeri AS Christopher Hill hanya menjelaskan bahwa Washington sangat memahami kondisi Korut. Namun, Hill menolak memberi rincian lebih lanjut tentang klaim Korut tersebut.
Sementara itu, Menteri Ekonomi dan Keuangan Korsel Kwon O-kyu menegaskan, hasil konferensi tingkat tinggi (KTT) pemimpin Korea meningkatkan kepercayaan investor. ”KTT akan berkontribusi mengurangi risiko dan menegaskan komitmen denuklirisasi,”paparnya. Pernyataan Kwon muncul sehari setelah Presiden Korsel Roh Moo-hyun dan pemimpin Korut Kim Jong Il menggelar tiga hari KTT.Dalam KTT itu,kedua pemimpin menyusun komitmen denuklirisasi Semenanjung Korea dan pembangunan ekonomi.
Kemarin,Korsel telah mengirim duta khusus ke AS dan negara- negara lain untuk memberi dukungan pada hasil perundingan KTT pekan ini.Sejumlah pihak menilai, traktat perdamaian di Semenanjung Korea memerlukan partisipasi AS dan China yang ikut terlibat dalam konflik tersebut. ”Tugas kami ialah menciptakan pemerintahan damai di semenanjung Korea yang dikehendaki seluruh rakyat.Dengan misi inilah, duta khusus Korsel akan dikirim ke AS,Jepang,China, dan Rusia,”ungkap Menteri Unifikasi Korsel Lee Jae-joung, kemarin.
Dalam laporan terpisah, Menteri Pertahanan Korsel Kim Sang-Joo menjelaskan, Kim Jong-Il menolak tawaran Seoul dalam KTT pekan ini, untuk mengurangi pasukannya di perbatasan. ”Masalah itu tidak dapat disepakati, Pemimpin Kim Jong-Il menyatakan, masalah itu masih terlalu dini untuk didiskusikan,” papar Sang-Joo. Sebelum KTT digelar,Presiden Roh bertekad mendorong penarikan mundur pasukan dan senjata dari zona perbatasan dua negara.Zona Demiliterisasi memiliki lebar empat kilometer dan dikelilingi tembok pembatas yang didirikan setelah Perang Korea 1950–1953 berakhir.
Share This Thread