Sudah bukan rahasia lagi kalau dunia game online, biasanya cenderung menghancurkan rumah tangga seseorang, baik itu berupa kematian seseorang (biasanya anak-anak) ataupun terciptanya sebuah sikap yang tidak mau bergaul yang akhirnya berkembang menjadi sikap autisme. Tapi yang akan kami sampaikan berikut ini bukanlah sebuah kisah yang memilukan, tapi lebih cenderung mengharukan. Kenapa kami bilang mengharukan? Karena ternyata sebuah game online, selain bisa digunakan sebagai sarana untuk bermain, tapi juga bisa membantu seseorang melewati kehidupannya yang sudah hancur (karena perceraian) dan membina kembali hidup sang ibu dengan anaknya yang sudah kehilangan seorang ayah. Sekarang, ia telah memainkan game tersebut secara rutin dan justru memberikan banyak sekali kalimat metafora yang menggambarkan bagaimana seharusnya ia menjalani hidupnya yang sudah hancur itu. Berikut ini adalah pengakuan dari sang ibu yang ditulisnya dalam sebuah blog. Nasehat kami sebelum merasa lelah dengan cerita ini, bacalah hingga habis. Ini merupakan kisah yang benar-benar mengharukan.
“Bagi yang tidak memiliki anak laki-laki, World of Warcraft merupakan sebuah game online dimana gamer bisa masuk ke dalam sebuah dunia virtual, menjelajahi hutan-hutan, daerah pegunungan serta hutan yang penuh dengan makhluk Undead warna ungu dari sekian banyak makhluk yang bisa kamu temui. Misi yang kamu jalankan akan menghasilkan harta, kemampuan dan juga kemampuan untuk menjalani misi yang jauh lebih sulit lagi. Kematian akan sering kamu temui, tapi itu hanyalah sesuatu hal yang sangat singkat dalam permainan. Kebangkitan akan dimulai dalam bayangan seorang peri yang dibarengi juga dengan musik yang sedikit menyeramkan. Kemudian kamu tinggal berlari ke tempat kamu terbunuh, pencet tombol “accept,” hidup lagi dan kamu pun bisa kembali bermain.
World of Warcraft seperti yang telah dikenal oleh khalayak ramai bukanlah sebuah game yang tepat untuk ibu-ibu, terutama mereka yang berpikir bahwa game-game komputer itu nyaris sama bahayanya dengan kokain. Game ini juga bukan game yang tepat untuk orang-orang yang telah memiliki pekerjaan atau punya rumah tua atau sedang mengerjakan novel. Memainkan game ini bisa menghabiskan satu hari. Pada akhir permainan, yang saya dapatkan dari permainan ini adalah pundak yang kecapekan karena terus bermain dengan menggunakan keyboard serta tas peralatan virtual yang penuh dengan barang-barang kulit yang didapatkan dari petualangan (kamu bisa mencuri dan menguliti mangsa kamu), koin perunggu dan celana berjumbai, tergantung pada petualangan saya.
World of Warcraft juga sama sekali bukan diperuntukkan untuk seseorang yang sedang menghadapi akhir dari pernikahan yang telah berumur nyaris tiga dekade. Tapi, saya justru sebaliknya dengan karakter saya sebagai Darkspear Troll mage, dengan rumah saya yang berlokasi di Barren Lands, sebuah savanah yang dipenuhi dengan T-Rex berwarna pink yang mengenakan kalung berwarna biru dan juga anting yang cocok. Saya sekarang sedang di level 21 (dari total level 70), cukup untuk bisa berkelana di luar daerah untuk pemula dan tiba-tiba mati karena saya berkelana terlalu jauh melewati goa yang penuh dengan beruang ataupun laba-laba raksasa.
Di luar permainan “Pong” yang dulu saya mainkan saat masih kuliah, saya bukanlah seorang gamer. Anak saya yang berumur sembilan tahun, yang juga sangat pandai bersosialisasi, seorang pembaca yang sangat baik untuk segala hal yang berhubungan dengan mitos Yunani dan komik-komik Marvel dan bahkan tidak pernah menyentuh Game Boy sekalipun, merupakan orang yang menyarankan untuk mengeluarkan uang jajannya untuk membeli game instalasi World of Warcraft dan membayar uang bulanan yang diperlukan untuk memainkan game tersebut.
Musim panas yang lalu, mungkin saya akan memaksakan adanya pelarangan terhadap game komputer. Sudah sering sekali, saya melihat anak-anak yang dulunya sehat, sangat menarik dan juga bersahabat, tiba-tiba berkembang menjadi gemuk dan menjadi pemurung akibat bermain game. Suami saya dan saya sendiri sangat menghargai ketertarikan anak kami ke dunia ini, kombinasi yang cukup bagus dari dirinya antara keberanian dengan intensitas yang membuat anak-anak menjadi makhluk yang begitu ceria.
Tapi itu sampai suami saya mengeluarkan pernyataan yang mengejutkan: Ia sama sekali tidak bahagia, tidak pernah bahagia dan selalu menginginkan (atau mungkin sudah memiliki) pacar yang lebih muda. Tanpa peringatan, saya pun bergabung dengan sebuah organisasi yang disebut sebagai organisasi orang terbuang.
Musim panas waktu itu telah dimulai. Saat suami saya dan saya memutuskan untuk memiliki anak dan membeli sebuah rumah, kami melihat dan membaca semua buku-buku mengenai tata caranya. Sekarang, dihadapi dengan perceraian, saya pun pergi ke toko buku, berusaha untuk mencari pengacara dan terapi serta menghadapi kenyataan bahwa dalam waktu dekat, saya akan menjalani kehidupan sebagai orang tua tanpa suami.
Pada umur 14 tahun, putri saya sudah cukup untuk membayangkan sebuah hidup tanpa orang tua. Tapi putra saya waktu itu (yang sangat saya ingat betul) masih dalam keadaan tidak bisa membayangkan bagaimana bisa hidup tanpa orang tuanya. Musim panas itu, putra saya bahkan melarang saya untuk berenang terlalu jauh ke arah laut saat kami berkunjung ke pantai. Di malam hari, ia selalu menyelinap ke tempat tidur saya, menekankan kakinya ke kaki saya. Ia mencoba untuk menganalisa tanda-tanda apakah saya sedang dalam kondisi labil atau kacau.
Selengkapnya bisa baca di sini ya kaka : http://www.klikgame.com/article/view/326
Terbang itu merupakan sebuah gagasan yang sangat menarik. Perhatikan darah dan juga mana kamu, sebutan World of Warcraft untuk jiwa dan juga kekuatan magis. Tapi jangan terlalu banyak menghemat, karena kadang menghabiskan lebih banyak mana bisa mengarahkan kamu ke sebuah hadiah yang jauh lebih hebat. Perbaikilah armor kamu. Minum air. Akan selalu ada seorang raja di tengah kastil ataupun di kedalaman sebuah goa dan merupakan sebuah gagasan yang sangat cemerlang untuk berbicara dengannya. Bantulah gamer lain saat mereka sedang dalam kesulitan. Apabila kamu beruntung, mungkin saja gamer lain akan datang membantu kamu saat kamu membutuhkan bantuan.
Saya benci kalau anak saya terluka. Tapi saya juga sudah melihat hadiah yang diperlihatkan oleh putra saya selama musim panas yang saya lalui dengan World of Warcraft. Putra saya telah membimbing saya dengan caranya dan peralatannya sendiri. Ya, caranya adalah dengan menggunakan game komputer. Ia duduk dengan saya, memeluk saya dan membantu saya menghajar Scarlet Hunters dan mendapatkan peti yang telah dicuri oleh Dustwind Harpies. Melalui semua karakter-karakter liat ini, semua kesadisan dan pelarian yang tiada akhir, dengan teriakan memilukan dari Decayed Morlocks di telinga saya, saya bisa merasakan cintanya.
Share This Thread