Results 1 to 4 of 4
http://idgs.in/496246
  1. #1
    Lov3's Avatar
    Join Date
    Dec 2009
    Location
    明日の青空
    Posts
    305
    Points
    265.64
    Thanks: 6 / 8 / 7

    Default cerpen dari inspirasi lagu [3]

    mohon komentarnya gan, supaya bisa lebih baik

    Spoiler untuk lagu :
    Sindentosca – Kepompong

    Dulu kita sahabat
    dengan begitu hangat
    mengalahkan sinar mentari

    Dulu kita sahabat
    berteman bagai ulat
    berharap jadi kupu-kupu

    Bridge:
    Kini kita melangkah berjauh-jauhan
    kau jauhi diriku karena sesuatu
    Mungkin ku terlalu bertindak kejauhan
    namun itu karena ku sayang

    Reff:
    Persahabatan bagai kepompong
    Mengubah ulat menjadi kupu-kupu
    Persahabatan bagai kepompong
    Hal yang tak mudah berubah jadi indah
    Persahabatan bagai kepompong
    Maklumi teman hadapi perbedaan
    Persahabatan bagai kepompong (Ke-pom-pong..)
    na na na na na..

    Semua yang berlalu
    Biarkanlah berlalu
    Seperti hangatnya mentari

    Siang berganti malam
    Sembunyikan sinarnya
    Hingga dia bersinar lagi

    Back to bridge


    Spoiler untuk cerita :
    Semua ada Hubungannya

    Ica, seorang gadis berusia 16 tahun adalah siswi kelas 2 SMA di SMAN 2 Malang. Saat itu dia adalah siswi kesayangan para guru oleh karena kepintaran dan ketekunan Ica di setiap pelajaran. Dia juga menjadi salah satu primadona di sekolahnya oleh karena keluwesannya saat bergaul, bahkan ia jarang sekali mengeluarkan kata-kata negatif di perkataan sehari-hari. Ica adalah teman akrab dari Trivina, mereka telah berteman selama 9 tahun sejak mereka kelas 1 SD. Trivina sangat mirip dengan Ica, sampai-sampai semua orang menganggap bahwa mereka adalah anak kembar. Sifat mereka yang mirip dan sikap mereka yang baik pada setiap guru dan teman-teman membuat semua orang menjadi senang jika dekat dengan mereka. Dimana ada Ica disana jugalah Trivina ada dan sebaliknya dimana ada Trivina disana pula ada Ica. Mereka selalu menjadi pusat perhatian di kelas maupun di luar kelas sekalipun.

    Hari senin, hari pengumuman kenaikan murid SMAN 2, Ica dan Trivina seperti biasa sedang berjalan menuju sekolah bersama. Ica dan Trivina selalu berjalan kaki karena rumah mereka berdekatan dengan sekolah mereka. Di tengah perjalanan mereka berjumpa dengan Agus, teman seangkatan mereka. Agus berjalan dengan tertunduk dan tidak menyadari kehadiran Ica dan Trivina, sehingga ketika Trivina memanggil Agus ia dengan kaget memandang ke arah Trivina tanpa mengucapkan sepatah kata pun dan Agus bergegas pergi meninggalkan mereka. Ica dan Trivina yang melihat kelakuan Agus merasa aneh dan berpikir bahwa Agus tidak naik kelas. Lalu mereka bergegas ke sekolah untuk mencari keterangan lebih lanjut.

    Sesampai di sekolah Ica dan Trivina bergegas mendatangi dinding pengumuman untuk melihat pengumuman kenaikan siswa. Sesampainya di pengumuman kenaikan mereka melihat bahwa Agus naik kelas, sehingga mereka menjadi lebih bingung lagi ada apa gerangan yang terjadi pada si Agus. Di papan pengumuman sesudah mencari nama Agus mereka juga mencari nama mereka beserta teman-teman mereka yang lain, tapi tidak hanya pengumuman kenaikan kelas saja yang kali itu ada di papan pengumuman, mereka juga melihat ada brosur yang tertempel di dinding pengumuman sekolah mereka. Mereka pun langsung melihat dan membaca brosur tersebut. Di brosur tersebut tertulis “Ayo bergabung dengan kontes model masa kini” . Ica dan Trivina yang sejak lama bercita-cita untuk menjadi model menjadi tertarik dan ingin mengikuti kontes tersebut walaupun mereka baru membaca judulnya saja. Kemudian mereka membaca isi brosur tersebut, “Pada perlombaan ini di lombakan tentang bagaimana setiap orang dapat mengapresiasikan dirinya untuk berjalan berlenggak-lenggok di atas panggung dengan kecantikan dan pesonanya. Dan hadiah yang diberikan tidaklah sedikit. Tapi hadiah ini hanya untuk 3 pemenang terbaik yang dipilih dari para kontestan yang mengikutinya. Setelah itu 3 pemenang tersebut bisa menjadi model iklan sabun Mona di televisi secara langsung. Anda tertarik ? Hubungi tata usaha jika berminat dan silahkan isi formulirnya. “
    Sesudah mereka membaca isi brosur tersebut mereka menjadi semakin tertarik untuk mengikutinya.

    Dan bergegaslah mereka ke ruang tata usaha dan mengambil formulir, dengan cepat mereka mengisinya lalu memberikan pada guru yang bersangkutan. Bu guru itu bernama Bu Mondi. Bu Mondi ternyata sangat senang mengetahui ada murid yang berantusias sekali untuk mengikuti perlombaan ini. Setelah Trivina dan Ica mendaftar mereka mulai berangan-angan dan berharap bisa memasuki final bersama dan bisa selalu bersama untuk mendapatkan juara hingga bisa menggapai cita-cita mereka sebagai artis terkenal.

    Hari berganti hari mereka telah melupakan rasa ingin tahu mereka akan apa yang terjadi pada si Agus pada hari pengumuman kenaikan siswa dan hari yang telah mereka tunggu-tunggu telah tiba. Yaitu, hari pertama penyisihan lomba modeling. Ica dan Trivina yang telah dilatih selama beberapa minggu oleh Bu Mondi bersemangat sekali untuk mengikuti lomba tersebut, di sana mereka melihat bahwa jumlah peserta yang ikut ternyata banyak sekali, sekitar 500 kontestan lebih. Saat mengetahui jumlah kontestan yang ada Ica dengan segera merasa minder dan ia berkata pada Trivina “Bagaimana kalau kita gagal ? Dan bagaimana kalau diantara kita ada yang gagal?” tetapi Trivina mengatakan bahwa dia dan Ica harus tetap berjuang sesuai dengan kemampuan mereka, bagaimanapun hasilnya Ica dan Trivina akan tetap menjadi sahabat untuk selamanya. Setelah mendengar perkataan Trivina maka Ica menjadi semangat kembali dan rasa percaya dirinya kembali.

    Pada babak penyisihan pertama mereka berdua lolos, dan mereka melangkah terus, sampai pada babak 10 besar. Babak 10 besar adalah babak penyisihan terakhir yang akan menentukan apakah mereka layak atau tidak masuk final.

    Pada hari-H penyisihan 10 besar Ica menunggu kehadiran Trivina di luar gedung seperti biasa, mereka telah berjanji untuk bertemu di luar gedung lalu masuk bersama. Tetapi setelah beberapa lama ia menunggu Trivina tidak kunjung datang, sedangkan perlombaan babak penyisihan hari ini akan segera dimulai. Bu Mondi jadi ikut-ikutan bingung dengan ketidakdatangan Trivina. Karena tidak seperti biasanya Trivina datang terlambat ataupun tidak bisa datang tanpa memberitahu sesuatu kepadanya terlebih dahulu. Ica pun semakin tidak konsentrasi pada perlombaan tetapi hanya pada sahabatnya yaitu Trivina, ponselnya pun tidak bisa dihubungi, telepon rumahnya juga tidak bisa dihubungi. Ketika tiba waktunya perlombaan itu dimulai, dan bagaimanapun juga Bu Mondi tetap memaksa Ica untuk melalukan audisi tersebut, karena kurang satu langkah lagi Ica bisa memenangkan perlombaan itu.

    Dan tanpa disangka-sangka walaupun Ica tak bersemangat karena memikirkan ketidakhadiran Trivina ia masih bisa memenangkan perlombaan ini hinggal masuk 5 besar. Bu Mondi dan teman-teman Ica bangga akan kabar tersebut. Trivina tersisih karena diskualifikasi yang disebabkan oleh ketidakhadiran Trivina pada hari penyisihan, padahal pada mulanya keinginan mereka adalah bisa mencapai juara 1 dan 2 bersama-sama, sehingga harapan mereka yang indah itu hancur. Tetapi sekarang yang menjadi masalah untuk Ica adalah kemana gerangan Trivina lenyap sekarang. Lalu Bu Mondi dan Ica mengunjungi rumah Trivina untuk mencari keterangan. Disana mereka menjumpai hal yang tidak mereka harapkan. Dari 10 meter di depan rumah Trivina telah berkerumun para polisi dan tetangga-tetangga Trivina, disana juga terdapat Bu Fatimah, ibu dari Trivina yang sedang menangis terpatah-patah. Ica langsung lari dan bertanya pada ibu Fatimah,”Kenapa menangis, Bu ? Ada apa ? Trivina dimana ? Mengapa Trivina tidak mengikuti kontes hari ini ?”.

    Ternyata ketika Trivina hendak berangkat ke gedung perlombaan bersama ayahnya, Pak Budu mereka tertembak oleh pistol revolver mini hingga mereka jatuh dan berdarah-darah pada sekujur tubuhnya. Revolver mini 22LR tersebut berasal dari perampok yang ingin merampok rumah mereka. Untungnya Bu Fatimah pada saat itu sedang pergi ke pasar.

    Trivina dan Pak Budu sekarang berada di Rumah sakit Panti Nirmala. Ternyata peluru yang masuk pada tubuh Trivina cukup banyak dan mengenai organ-organ yang penting. Hingga Trivina mengalami cedera berat, yaitu lumpuh. Ia tidak bisa berjalan lagi karena syaraf pada kakinya telah banyak tertembak. Setelah mengetahui itu Ica langsung pergi menemui Trivina.

    Di rumah sakit Trivina telah sadar, ia menangis hebat. Tidak kuat menanggung derita yang telah ia terima. Ica memberitahu Trivina agar jangan patah semangat, dan Ica berkata bahwa ia akan mengundurkan diri dari kontes itu dan menemani Trivina. Dengan marah Trivina menolaknya. Trivina ingin bahwa Ica bisa menang di perlombaan itu. Walaupun Trivina sudah tidak bisa mengikutinya lagi tetapi ia tetap berharap bahwa Ica dapat memenangkannya.

    Melalui semangat dari Trivina yang tiada henti baik itu melalui telepon ataupun via sms, Ica terus melanjutkan perlombaan hingga ia mendapatkan juara pertama pada perlombaan tersebut. Ica menangis bahagia ketika ia mengetahui bahwa ia memenangkan lomba modeling tersebut, dengan mata berkaca-kaca ia mengucapkan terima kasih pada Bu Mondi karena beliau dengan setia mendampingi muridnya yang satu ini. Beberapa jam sesudah ia menang dengan semangat Ica langsung pergi untuk menemui Trivina dan menunjukkan piala yang ia dapatkan. Tetapi sesampainya di rumah sakit ia melihat bahwa Trivina sudah tidak ada di kamarnya. Dan ia menemukan surat yang tergeletak di bekas ranjang Trivina yang bertuliskan,

    “Ica, selamat ya kamu bisa memenangkan dan menjadi juara 1, aku ikut senang. Tetapi pada saat ini aku yang lumpuh, cacat sudah tidak pantas rasanya jika menjadi sahabatmu lagi. Suatu saat jika kita besar nanti mungkin kita bisa bertemu lagi, dimana aku mungkin sudah cukup pantas untuk menjadi sahabatmu lagi. Sekarang aku akan pergi jauh, mengobati lukaku ini hingga aku bisa berjalan kembali dan kembali seperti semula,

    dari sahabat terbaikmu Trivina”

    Setelah membaca surat itu Ica merasa sangat sedih, tetapi Ica tetap semangat demi mewujudkan cita-citanya menjadi seorang artis yang terkenal.

    8 tahun kemudian, Ica telah menjadi sosok yang tegar, rendah hati, sopan dan mudah bergaul. Tidak hanya itu, Ica memiliki badan yang ideal disertai dengan wajah yang cantik rupawan, tak salah bahwa banyak pemuda yang mengatakan bahwa kecantikan Ica melebihi pelangi di sore hari yang sendu. Ica menjadi salah satu artis favorit para produsen dan perusahaan-perusahaan untuk dijadikan model karena Ica bagaikan Hera di zaman Yunani kuno.

    Ica bekerja siang dan malam tanpa henti di dunia entertainment bahkan ia sampai lupa akan kesehatannya sendiri. Ia menjadi telat makan selama beberapa minggu hingga, akhirnya ia jatuh sakit.

    Ica ternyata menderita gagal ginjal, dan ia membutuhkan ginjal baru untuk dirinya, di saat sakit seperti itu Ica kembali mengingat tentang sahabatnya Trivina yang dulu selalu menemaninya, selalu memberi nasihat di setiap waktu atau mengingatkan Ica di saat Ica lupa akan sesuatu. Tetapi Ica sekarang merasa sendirian dan tidak memiliki siapapun, orangtua dan dokter sibuk mencari donor ginjal untuk Ica. Berita bahwa Ica menderita gagal ginjal di publikasi oleh media sehingga masuk di beberapa koran dan tabloid. Tanpa sengaja Trivina yang telah pergi jauh ke Bandung membaca berita di koran yang memberitakan bahwa sahabat kecilnya Ica membutuhkan donor ginjal. Ia bergegas kembali ke Malang dan langsung pergi mengunjungi rumah sakit tempat di mana Ica dirawat dan memberitahukan bahwa ia rela untuk mendonorkan ginjalnya kepada Ica. Kebetulan sekali setelah pengukuran di lakukan ternyata ukuran ginjal mereka hampir sama sehingga bisa dilakukan pencangkokan. Dengan segera operasi di langsungkan pada keesokan harinya.

    Selang beberapa hari setelah operasi dilakukan Trivina sudah bisa sehat kembali dan beraktivitas seperti semula walau ia hanya memiiki sebuah ginjal.
    28 November, 3 hari sesudah Trivina sehat, Ica mampu bangkit dari tempat tidurnya dan ketika Ica membuka matanya ia kaget sekali karena melihat Trivina sahabat masa kecilnya berdiri di hadapannya. Ica langsung sangat senang dan ia juga kaget ketika mengetahui bahwa Trivina lah yang telah melakukan pendonoran ginjal itu. 4 hari kemudian Ica telah boleh keluar dari rumah sakit dan Ica dengan Trivina bertukar banyak sekali cerita, ternyata Agus teman se angkatan mereka kini telah menjadi paparazi dan karena ia jugalah berita mengenai gagal ginjal si Ica dapat di sebarluaskan ke mana-mana. Trivina bercerita bahwa Agus yang dulu ketika kenaikan kelas berjalan tertunduk itu ternyata disebabkan oleh rasa galau yang ia alami, Agus ingin menjadi reporter tetapi orang tuanya tidak berkehendak sehingga ia merasa sedih dan marah kepada orangtuanya sehingga ia sempat minggat dari rumahnya. Walau demikian orang tua si Agus bukan tanpa alasan tidak setuju dengan kehendak si Agus tetapi itu semua demi kebaikan si Agus agar ia dapat belajar dengan fokus.
    Agus saat ini yang ternyata telah menjadi rekan kerja Trivina berada di Jakarta untuk mencari berita lainnya sehingga Ica tidak dapat mengucapkan terima kasih secara langsung kepadanya.

    Ica sangat senang karena ia dan Trivina dapat kembali bersama-sama walau kelak ia berada di Jakarta untuk kerja kembali dan Trivina kerja di Bandung sebagai akuntan mereka dapat tetap berkomunikasi satu sama lain dengan media handphone ataupun lewat internet.

    30 Januari 2008, Ica mempersiapkan barang-barangnya untuk pergi ke Bali karena ada syuting untuk film ‘Semua karena Teman’. Sambil mempersiapkan barang-barangnya Ica mengingat-ingat perubahan apa saja yang telah ia, Trivina dan Agus alami. Dulu ia dan Trivina memiliki tinggi badan yang lebih daripada si Agus yang ‘hanya’ bertinggi 160 cm. Kini Agus telah melebihi tinggi badan mereka, mungkin karena ia dan Trivina yang hanya bertambah tinggi 1-2 cm, Agus saat ini yang berusia 25 tahun bertinggi badan 168 cm lebih tinggi 4 cm dari Ica dan lebih tinggi 6 cm dari Trivina. Agus yang sekarang menjadi lebih ceria, lebih mengerti psikologi manusia, lebih mampu menguasai diri, dan terlihat menonjol di bidang musik dari pada bidang reportase. Ica tertawa sendiri mengingat perubahan yang mereka alami, karena ia sendiri pun kini menjadi lebih mudah tertawa dan dapat menjadi lebih peka terhadap orang lain, itu semua tak lepas oleh karena peran sahabat baiknya Trivina. Trivina selalu perhatian, selalu mau mendengar keluh kesah dirinya, dan selalu memberi semangat kepada Ica. Walau sempat selama 8 tahun mereka tidak dapat berkomunikasi sama sekali.

    2 Februari 2008, saat Ica sedang syuting di Bali ia mendengar ada lagu yang menurutnya cocok sekali dengan pengalaman bersahabatnya dengan Trivina dan pengalaman berteman dengan Agus. Sesaat ia mengingat bahwa ia tidak terlalu dekat dengan Agus tapi ia tahu bahwa dirinya, Trivina dan Agus kini telah mengalami perubahan yang cukup banyak, baik itu secara psikologis, sosial ataupun secara fisik. Dulu mereka yang hidup pas-pas an kini mereka mampu memanjakan diri mereka dengan biaya pribadi, dulu mereka yang semasa remaja sering mengeluarkan kata-kata yang tidak perlu baik itu menggosip atau menyindir orang lain kini mereka dapat menjadi lebih baik dalam menjaga api mereka yang ada di dalam mulut agar tetap hangat supaya tidak melukai sesama mereka lagi. Dengan tersenyum Ica memasang telinga untuk mendengar lagu tersebut dengan seksama.

    Lagu tersebut ternyata diciptakan oleh si Agus dan secara khusus di persembahkan kepada Ica sebagai ungkapan rasa terima kasih karena Ica dulu pernah memberi semangat bagi Agus saat ia hendak bunuh diri dan sebagai ungkapan rasa sayang yang dulu pernah ia miliki kepada Ica selama masa SMA. Setelah ia mengetahui bahwa Ica telah sehat dan dapat beraktivitas sebagaimana biasanya ia keluar dari pekerjaannya dan bergabung dengan Sindentosca grup band yang berdiri sejak 1999. Lagu “Kepompong” tersebut dikirim oleh Jalu, rekan kerja Agus ke acara NuBuzz di Radio Prambors, pada Desember 2007. NuBuzz adalah acara yang mewadahi kiriman demo dari band-band yang belum terkenal.
    Setelah diseleksi lagi, kiriman lagu-lagu demo diputar di NuBuzz dan pendengar "menilai". Jika pendengar suka dengan lagunya, mereka bisa merequest. Kepompong merupakan salah satu lagu yang banyak diminta pendengar. Dari sekedar mata acara, NuBuzz kemudian berkembang menjadi perusahaan rekaman dan pada Juli 2008, sebuah album kompilasi berjudul NuBuzz 1.1 diluncurkan. Di situ Kepompong mendapat kehormatan menjadi single pertama.

  2. Hot Ad
  3. #2

    Join Date
    Mar 2011
    Posts
    53
    Points
    17.80
    Thanks: 4 / 0 / 0

    Default

    lumayan bagus sih.. cm gaya bahasanya unik
    penghubungannya sama lagunya bagus jg..
    cm agak janggal dikit klo mnurut gw

  4. #3
    Lov3's Avatar
    Join Date
    Dec 2009
    Location
    明日の青空
    Posts
    305
    Points
    265.64
    Thanks: 6 / 8 / 7

    Default

    Quote Originally Posted by hazelking View Post
    lumayan bagus sih.. cm gaya bahasanya unik
    penghubungannya sama lagunya bagus jg..
    cm agak janggal dikit klo mnurut gw
    oya?
    janggal dimananya gan?

  5. #4

    Join Date
    Mar 2011
    Posts
    53
    Points
    17.80
    Thanks: 4 / 0 / 0

    Default

    Quote Originally Posted by Lov3 View Post
    oya?
    janggal dimananya gan?
    ya di penghubungannya aja agak aneh
    itu secara pandangan gw sih
    gk tau klo yang lain mandang uda bagus
    hehe

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •