Rusia Anggap tidak Ada Hal Baru dalam Usul AS Ikhwal Pertahanan Rudal
Rusia Anggap tidak Ada Hal Baru dalam Usul AS Ikhwal Pertahanan Rudal
Sumber : Republika Online
Militer Rusia, Rabu menganggap sebagai tidak ada hal yang baru satu usul baru AS bagi rencana menempatkan satu perisai pertahanan rudal di Eropa timur.
Menlu AS Condoleezza Rice dan Menteri Pertahanan Robert Gates , dalam satu kunjungan ke Moskow pekan lalu, menyampaikan usul-usul baru termasuk mengizinkan Rusia memeriksa unsur-unsur dari perisai rudal itu.
"Sebagai kepala Staf Umum dan seorang ahli dari pihak Rusia, saya melihat tidak ada hal yang baru dalam usul-usul ini," kata kantor berita Interfax mengutip pernyataan kepala staf Yuri Baluyevsky.
Pekan lalu Rusia meminta waktu lagi bagi para ahli mereka untuk mengkaji usul-usul itu.
Di Brussels, para pejabat AS mengatakan di markasbesar NATO bahwa Washington mengusulkan pembagian data radar dengan Rusia untuk mempertahankan serangan rudal-rudal Iran dalam kunjungan Rice dan Gates.
Letjen Henry Obering , ketua Badan Pertahanan Rudal AS , mengatakan Rusia dalam pertemuan dengan NATO, Rabu mengatakan mereka masih mempelajari usul-usul itu "karena saran-saran itu menggambarkan gagasan-gagasan dan konsep-konsep baru".
"Ini adalah satu langkah besar ke depan dari pandangan kami berkenaan kesediaan kami untuk bekerjasama dan bahkan kesediaan kami untuk melibatkan sekutu-sekutu Rusia," katanya.
AS berencana akan membangun bagian dari perisai pertahanan rudal di Polandia dan Republik Ceko yang membuat Moskow marah yang menagatakan rudal-rudal itu adalah satu ancaman. Washington mengatakan perisai itu adalah untuk menghentikan "negara-negara nakal" seperti Iran melancarkan serangan -sernagan rudal.
Rusia menawarkan pangkalan-panglaan di bekas negara-negara Sovyet di Kaukasus sebagai alternatif untuk memasang perlengkapan baru di Eropa timur , tetapi AS mengatakan stasiun-stasiun Sovyet hanya bisa digunakan bersama dengan lokasi-lokasi yang diusulkan di Polandia dan Republik Ceko.
Pada Selasa, Presiden Rusia Vladimir Putin dalam satu wawncara dengan media Iran, mengatakan AS telah mengubah sikapnya secara positif untuk memungkinkan dialog lebih jauh.
Salah satu dari negara-negara yang AS sangat kuatir tentang serangan rudal itu adalah Iran, yang dituduhnya sedang berusaha membuat senjata atom.
Tetapi Baluyevsky mengatakan ia tidak menemukan bukti Iran akan memiliki kemampuan untuk melancarkan serangan jarak jauh seperti itu dalam waktu dekat.
"Kami tidak melihat bahwa ini dapat dilakukan dalam waktu singkat dan menengah, atau itu mungkin tidak dapat dilakukan sama sekali," katanya yang dikutip kantor berita itu.
Putin pekan lalu mengatakan Rusia bisa mendur dari Perjanjian Kekuatan Nuklir Jarak Menengah AS-Rusia kecuali perjanjian itu diperluas dengan memberlakukan larangan persenjataan bagi negara-negara lain.
Tetapi Baluyevsky mengatakan Rusia tidak perlu mundur dari perjanjian itu segera karena negara tu memiliki rudal yang tidak dilarang oleh perjanjian tersebut yang dapat melindunginya dari serangan.
"Sekarang tidak ada kebutuhan mendesak bagi Rusia untuk meninggalkan perjanjian itu, kendatipun Rusia memerlukan rudal tipe ini," kata Itar Tass yang mengutip Ba;uuevski.
Share This Thread