Keris akan Dibahas di Konferensi Heritage Internasional di Solo
Penulis: Wijayadi
SOLO--MEDIA: Keris sebagai warisan budaya Indonesia masa lampau sangat dimungkinkan menjadi topik utama pembahasan di Konferensi World of Heritage City pada Juli 2008 nanti.
Diperkirakan untuk menggelar perhelatan yang sangat bersejarah untuk kepentingan peninggalan cagar budaya dunia ini, Pemkot Solo akan mengeluarkan biaya hingga puluhan miliar rupiah, mengingat segala akomodasi para peserta yang kebanyakan menjabat walikota dari Eropa dan Asia itu akan ditanggung tuan rumah.
"Ya Pak Walikota Joko Widodo sudah menekankan, kalau memang di dalam penyelenggaraan nanti biayanya mencapai puluhan miliar, itu bukan masalah asal benar-benar bermanfaat untuk kemajuan kota, khususnya di dalam berpromosi wisata di tingkat dunia," tutur Kepala Dinas Pariwisata Kota Solo Handartono kepada Media Indonesia, Rabu (17/10).
Setidaknya, Solo Heritage sudah melemparkan tiga opsi sebagai kelanjutan pertemuan OWHC (Organization World of Heritage City) di kota Kazan, Rusia, awal Juni lalu, yang ketika itu sangat fokus untuk membahas bangunan bersejarah untuk kepentingan pariwisata budaya.
Dalam pertemuan Kazan telah terformulasikan bagaimana bangunan bersejarah kota bisa ditampilkan untuk kepentingan pariwisata yang menguntungkan, namun tidak memunculkan efek negatif bagi kota sebagai pemiliknya.
Anggota Solo Heritage, Sudarmono SU, kepada Media Indonesia menyatakan karena kota-kota di Indonesia tidak memiliki bangunan kuno yang usianya lebih tua dari sejarah kemunculan kota, maka keris dinilai sebagai warisan budaya yang perlu dimainkan sebagai agenda utama untuk diperbincangkan di dalam konferensi heritage internasional itu.
"Sebetulnya ada tiga opsi, tetapi keris agaknya bisa menjadi pilihan utama mengingat kita tidak memiliki peninggalan bangunan kuno sebagaimana Kazan. Sebenarnya kita memiliki Borobudur, yang jelas usianya lebih tua dari sejarah keberadaan kota, namun keberadaannya tidak perlu diperdebatkan, karena jelas sudah menjadi warisan dunia yang diakui Unesco," ungkap Sudarmono yang menyatakan Walikota Solo sangat antusias dengan opsi yang ditawarkan tersebut.
Ia menambahkan bahwa batik, wayang atau gamelan sebenarnya juga merupakan warisan budaya yang bersifat intangible sebagaimana keris. Tetapi keris dengan proses pembuatannya yang begitu penuh liku dan laku ritual menjadi lebih menarik untuk diunggulkan.
"Unesco sudah mengakui keberadaan keris sebagai warisan dunia. Semua orang tahu proses pembuatannya sendiri tiada tanding. Coba lihat saja mulai dari konsep pamor dan metalurginya yang tanpa campuran, betapa dahsyatnya. Tetapi kini prosesnya sudah mulai terancam. Jadi ini perlu pemikiran dan solusi dunia yang menginginkan pemeliharan dan pengelolaan heritage," tandasnya.
Yang jelas, Pemkot Solo sendiri memiliki program untuk melakukan penataan cagar budaya secara menyeluruh dan akan memanfaatkan secara maksimal konferensi heritage internasional itu sebagai upaya untuk menarik simpati pembenahannya, khususnya dalam pengadaan pembiayaan.
Setidaknya pengakuan Walikota Jokowi, untuk mengelola dan membenahi cagar budaya kota Solo secara total, dibutuhkan biaya sedikitnya Rp40 triliun. Karena itu ia mati-matian untuk bisa menjadi tuan rumah bagi pertemuan sekitar 160 walikota dari Eropa dan Asia yang akan membahas persoalan pengelolaan cagar budaya pada akhir Juli 2008 nanti.
Kepala Dinas Pariwisata Solo sangat berharap, dari pembahasan heritage nanti akan menjadi pijakan bahwa warisan budaya mampu memberikan topangan kesejahteraan, bukan cuma pada sisi budaya, tetapi juga sisi ekonomi, wisata, dan sistem sosial yang terpelihara. (Wj/OL-03)
Kesalahan tata bahasa memalukan terjadi dalam slogan kampanye Visit Indonesia Year 2008. Slogan dalam bahasa Inggris itu berbunyi Celebrating 100 Years of Nation`s Awakening.
Kalau mengacu pada Hari Kebangkitan Nasional 2 Mei 1908 yang digagas Boedi Oetomo, seharusnya tidak menggunakan kata `nation`, tetapi `national`. Bila tetap menggunakan kalimat asli, maka artinya Peringatan 100 Tahun Kebangkitan Bangsa, bukan kebangkitan nasional.
Padahal kesalahan ini sudah terpampang sejumlah pesawat A330 milik Garuda Indonesia, situs Departemen Pariwisata dan promosi di televisi. Logo ini diresmikan Menbudpar Jero Wacik pada Jumat (14/12).
Share This Thread