4 aspek positif yang bisa didapat dengan memelihara hewan kesayangan, yaitu:
* Menumbuhkan empati dan kasih sayang
Anak yang dibiasakan dekat dan punya binatang peliharaan di rumah umumnya lebih mudah menumbuhkan rasa empati dan kasih sayang dalam dirinya. Dengan mengekspresikan kasih sayang secara intens ia juga akan dengan mudah belajar menyayangi sesama manusia. Kelak perkembangan emosinya pun diharapkan lebih bagus dibanding anak yang sama sekali tak dekat dengan binatang.
* Menumbuhkan tanggung jawab dan percaya diri
Memelihara binatang berarti mengondisikan anak untuk belajar bagaimana caranya bertanggung jawab atas kelangsungan hidup hewan peliharaannya. Jelaskan soal pentingnya merawat hewan. Dengan demikian, anak akan terpanggil untuk merawatnya sebaik mungkin, seperti memberi makan, membersihkan kandangnya, dan merawat kebersihan tubuh hewan peliharaannya.
Kemampuannya menyelesaikan tugas-tugas tadi membantu anak menumbuhkan rasa percaya dirinya. Selain itu, secara tak langsung mengondisikan anak untuk belajar merawat dan memperhatikan kebersihan dirinya sendiri maupun lingkungannya.
* Menumbuhkan sikap lembut dan perasaan halus
Dengan mengelus-elus bulu hewan peliharaan, dalam diri anak akan tumbuh sikap lembut dan perasaan halus. Apalagi, aktivitas ini memang disukai anak, karena si hewan akan menunjukkan respons yang menyenangkan. Kelak si kecil pun lebih berpeluang memiliki sikap lembut dan perasaan halus pada sesama.
Tumbuhkan pengertian bahwa hewan adalah sesama makhluk hidup yang perlu mendapat kasih sayang. Jangan sampai karena gemas lantas anak malah "menyiksa" peliharaannya dengan mencubit-cubit atau mendekap terlalu kencang.
* Menumbuhkan rasa ingin tahu
Mengamati tingkah laku hewan merupakan pertanda kesediaannya mempelajari kehidupan. Ia jadi tahu bahwa hewan mempunyai kebiasaan, karakter atau tabiat tertentu. Ada yang mencakar, menggonggong, mengeong dan lainnya. Itu akan membangkitkan rasa ingin tahu lebih jauh, hingga anak senang memelihara binatang.
Kalaupun anak takut, cermati kenapa demikian. Barangkali ketakutan tersebut muncul akibat adanya trauma, semisal pernah digigit atau dicakar binatang. Kemungkinan lain, ia pernah menyaksikan 2 ekor binatang bertengkar hebat. Tugas orang tualah untuk mengatasi ketakutan anak. Sebagai langkah awal, beri gambar-gambar atau boneka berbentuk binatang agar si anak merasa "nyaman" dan tak kelewat takut lagi.
Kalau ia mulai menunjukkan minat, kenalkan dirinya dengan binatang sungguhan yang jinak dan lucu, bukan dengan hewan yang berbahaya dan galak, seperti ular berbisa atau burung nuri. Bisa-bisa anak malah jadi trauma dan takut binatang. Yang penting, penuhi kebutuhan bereksplorasinya yang masih begitu tinggi. Dalam skala yang lebih sempit, dengan memelihara binatang, anak akan terdorong mempelajari kehidupan hewan peliharaannya.
Sumber: Dewi Romadhona, Psi, Panduan Nakita
Share This Thread