Jika gw menjadi tipe B,
Target gw akan menjadi lebih kecil karena ruang lingkupnya jadi jauh lebih sempit dibanding yang harus ditangani oleh tipe A. Tentu saja dengan pendekatan yang berbeda dimana tipe A menggunakan karisma untuk mempengaruhi orang, sementara tipe B menggunakan pendekatan persuasif.
Ng...hati gw bisa kelewat lembut sewaktu-waktu sih...makanya gw bisa juga jadi orang tipe B ini.. (jgn ketawain gw yeh)
(+):
Yang dilakukan tipe B adalah bener-bener berusaha mengerti setiap orang yang dianggap berharga untuknya, dan mengubah hati orang tsb secara perlahan agar sesuai dengan yang dianggap baik oleh orang tipe B ini.
Kalo gw jadi tipe B, mau ga mau gw harus lebih banyak menggunakan perasaan, dan gw sadar betul tidak mungkin mempengaruhi banyak orang sekaligus jika mengikuti cara tipe B, karena lebih ke arah pendekatan personal.
Tapi...sekali gw udah mampu membuatnya menjadi orang yang lebih baik dengan pendekatan personal-persuasif, gw bisa jamin orang itu akan sampe akhir hayatnya akan jadi orang yang baik menurut apa yang gw yakini, "perfect utopia" dengan lingkup yang lebih kecil. (klo gw jadi tipe A gw ga bisa jamin 100%)
Gw juga kepribadiannya ceria, dan nyaris ga pernah galau. Karena itulah gw jika berada dlm kondisi tipe B, gw akan selalu terlihat riang gembira kalo lg ngobrol. Orang lain yang melihat gw pun akan "ketularan" keceriaan gw secara sadar ataupun ga sadar.
Satu lagi yang penting, gw ini memang nganggep setiap hari itu anugerah buat gw, gw sering bersyukur meski untuk hal-hal yang sederhana. Setiap orang yang pernah gw kenal pasti sedikit banyak bisa gw pelajari utk jadi orang yg lebih baik. (walau kadang kepengen juga pengen jd "great leader" seperti tipe A)
(-):
Seumur hidup gw hanya akan jadi orang mediokrit, sedeng-sedeng aja, maju gak mundur juga gak.
Jika ada pertentangan, gw akan jadi manusia yang lebih sering ngalah (jujur, gw kadang ngelakuin ini) tanpa berani ngungkapin apa yang ada di pikiran gw.
Gw juga mungkin bisa dibilang "sombong" sama beberapa orang, karena gw hanya mau berhubungan secara personal dengan orang-orang tertentu aja, dan sekali lagi... gw melakukan hal ini.
Jadi tipe B juga sama aja dengan sedikit cuek dengan orang yang dirasanya "ini bukan untuk ditangani sama gw". Memang baik *banget* sama orang-orang yang dikenal, tapi untuk orang yang ga dikenal hanya ada 2 stance: neutral or enemy. Yah...walau utk orang-orang yang netral terhadap tipe B ini dia tetep bisa senyum, tapi jgn harap bisa dgn mudah berteman dgn tipe B.
Lambatnya progress untuk mencapai idealisme jika menjadi tipe B adalah terletak di...susahnya kenalan sama orang baru, kecuali: dikenalin atau kenalan dengan ga sengaja (dan gw nya harus ngerasa klo orang ini cocok sama gw)
Satu lagi, bekerja di suatu hal yang disukai itu baik, tapi ketidaktegasan yg ditunjukkan dgn "ga mau cari ribut" itu bikin orang susah berkembang.
Kesimpulannya:
Menjadi orang tipe B akan lebih terasa ringan dan tenang untuk dijalani, tapi itu menjadi pedang bermata dua yang "membunuh" kemampuan diri sendiri, baik itu potensi untuk berkembang dan kemampuan sosialisasi dengan orang banyak.
Gw sering berimajinasi menjadi tipe B dalam hal proses yang dialami dalam melakukan pendekatan personal dengan orang lain.
NB:
Ga mau punya tanggung jawab besar bukan berarti ga punya tanggung jawab sama sekali loh, kalo udah kewajibannya ya pasti tetep dijalanin tapi ga mau take risk aja.
Share This Thread