Results 1 to 7 of 7
http://idgs.in/50999
  1. #1
    MimiHitam's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Posts
    9,242
    Points
    16,524.95
    Thanks: 14 / 58 / 42

    Default Sakit Gigi Akibatkan Penyakit Jantung dan Stroke?

    Sakit Gigi Akibatkan Penyakit Jantung dan Stroke?

    Jakarta, Selasa

    Jangan mengabaikan kesehatan gigi dan mulut. Salah-salah, penyakit lain pun menyerang.

    Masih ingat pelawak ******? Ya, ia meninggal Selasa (3/1) lalu karena stroke ringan dan kanker otak setelah giginya terinfeksi berat. Adakah hubungan antara sakit gigi dengan stroke? "Yang dialami ****** disebut focal infection dental origin atau focal infection (FI)," jelas Drg. Bobby Gunadi dari Menteng Dental Clinic.

    FI terjadi ketika migroorganisma yang berasal dari gigi dan mulut menyebabkan infeksi atau penyakit di bagian tubuh yang lain. "Infeksi di akar gigi maupun di jaringan penyangga gigi melibatkan lebih dari 350 bakteri dan mikroorganisma. Karena letak infeksinya sangat dekat dengan pembuluh darah, produk bakteri berupa toksin dapat menyebar ke seluruh tubuh," lanjut Bobby.

    Sejak ditemukannya mikroskop oleh Antoni van Leeuwenhoek pada abad ke-17, ditemukan lebih dari 6 milyar mikroba tinggal dan hidup di dalam mulut, yang berasal lebih dari 500 strain yang berbeda. Yang terbanyak adalah Candida albicans, Porphyromonas gingivalis, Streptococus mutans, Actinobacillus actinomycetemcomitans, Treponema denticola, dan streptococcus sanguis.

    Gigi dan mulut, jelas Bobby, sebetulnya merupakan tempat yang sangat jorok.

    "Bayangkan, ada lebih dari 350 mikroorganisme (bakteri) di dalam mulut. Bakteri ini sebetulnya tak akan "bermasalah" jika jumlahnya seimbang dan hidup harmonis. Tetapi bisa menjadi tidak harmonis jika muncul gangguan, seperti karies (gigi berlubang), penyakit penyangga gigi (periodontal), atau ada infeksi," jelas Bobby.

    Contohnya, karies (gigi berlubang). "Kalau kariesnya masih kecil dan belum begitu dalam, mungkin tidak akan mengganggu. Namun, begitu karies membesar dan makin dalam, bisa terjadi infeksi. Nah, infeksi inilah yang bisa memicu penyakit."

    GAYA HIDUP

    Harus diakui, sebagian besar orang Indonesia masih belum begitu memperhatikan kesehatan gigi dan mulut.

    "Mereka tidak pernah mengira bahwa penyakit lain yang mereka derita itu kemungkinan berasal dari kesehatan gigi dan mulut," kata Bobby menyayangkan.

    Contoh paling sering adalah sakit kepala. "Jarang, lo, yang mengaitkan sakit kepala dengan kesehatan gigi dan mulut," ujar Bobby. "Orang juga belum memahami pentingnya dokter gigi. Gigi sakit hanya minum obat-obat painkiller, sementara penyebab utamanya tidak dihilangkan. Minum obat sembuh, tapi apakah menyembuhkan penyakitnya? Tidak. Ini hanya membuat penyakit makin terlokalisir," kata Bobby.

    Pada karies (gigi berlubang), misalnya, makanan yang menempel akan mengundang bakteri, yang kemudian terisap lewat pembuluh darah. Lama-lama, jika tak segera ditangani, karies gigi akan makin dalam dan gigi makin rusak. "Akhirnya, terkena saraf gigi (pulpa), akibatnya akan makin susah dibersihkan. Pulpa itu, kan, isinya pembuluh darah dan saraf. Nah, infeksi yang menjalar sampai ke ujung akar akan membuat bakteri masuk. Bakteri ini berjalan lewat pembuluh darah, dan bisa mampir ke mana saja."

    Tapi, "Tentu ini bukan satu-satunya penyebab. Masih ada penyebab-penyebab lain, misalnya daya tahan tubuh atau memang orang itu sudah punya faktor risiko," tutur Bobby melanjutkan. "Orang dengan gaya hidup yang tidak sehat, bisa dipastikan tidak pernah ke dokter gigi. Jangankan yang gaya hidupnya asal-asalan, yang bener saja belum tentu rajin ke dokter gigi, kok. Memang butuh kemauan kuat untuk ke dokter gigi. Yang biasa terjadi, orang baru ke dokter gigi kalau sudah kesakitan," lanjut Bobby. Contohnya perokok. "Orang yang merokok umumnya punya penyakit periodontal, karena kondisi mulutnya yang selalu panas."

    Gaya hidup sehat ternyata juga tak hanya menyangkut makanan sehat atau olahraga teratur, tapi juga rutin melakukan general check-up dan ke dokter gigi. "Jadi, konsep gaya hidup sehat sekarang harus lebih luas lagi. Ini yang belum dipahami masyarakat. Orang yang nge-gym tiap hari belum tentu sehat, kalau ia tidak pernah melakukan general check-up atau tidak pernah ke dokter gigi. Memang, risiko bisa ditekan, tapi tetap ada," kata Bobby seraya menambahkan perbedaan pola sakit orang Indonesia. "Kalau belum ambruk, belum dianggap sakit."

    STROKE MENINGKAT

    Bakteri yang berasal dari jaringan penyangga gigi dapat masuk ke pembuluh darah dan dapat berjalan ke seluruh organ vital dan menimbulkan infeksi.

    "Akibatnya, ini akan memperbesar risiko penyakit jantung, stroke, meningkatkan kecenderungan wanita hamil melahirkan prematur dan bayi dengan berat badan kurang, serta meningkatkan ancaman bagi pasien-pasien yang menderita diabetes, penyakit saluran pernafasan, dan osteoporosis," kata Bobby.

    1. Jantung dan Stroke

    Ada beberapa teori yang menyatakan hubungan antara penyakit di mulut dengan penyakit jantung. "Salah satu teori menyatakan, bakteri dari mulut (oral bacteria) ketika masuk ke dalam pembuluh darah akan menempel pada timbunan lemak di pembuluh arteri jantung dan akan menimbulkan bekuan," jelas Bobby.

    Karakteristik penyakit jantung koroner adalah menebalnya pembuluh darah koroner jantung yang disebabkan timbunan lemak. "Ini akan menghambat aliran darah ke jantung, sehingga nutirsi dan oksigen yang dibutuhkan jantung menjadi terhambat, yang dapat menyebabkan terjadinya serangan jantung."

    Kemungkinan lainnya, pembengkakan yang terjadi akibat penyakit periodontal meningkatkan timbunan lemak, yang mengontribusi pembengkakan arteri. "Orang yang menderita penyakit periodontal, berisiko 2 kali lebih besar menderita penyakit jantung koroner dibandingkan yang tidak," kata Bobby menjelaskan.

    Penelitian tambahan juga menunjukkan adanya hubungan antara penyakit periodontal dan stroke. "Orang yang telah didiagnosa stroke umumnya lebih besar kemungkinan memiliki infeksi di mulutnya," jelas Bobby.

    2. Diabetes

    Orang yang menderita diabetes cenderung menderita penyakit periodontal dibandingkan mereka yang sehat. "Kemungkinan, ini karena orang yang menderita diabetes lebih rentan terhadap infeksi. Faktanya, penderita diabetes lebih banyak mengeluh tentang adanya penyakit periodontal, seperti gusi mudah berdarah, bau mulut, dan sebagainya," kata Bobby.

    3. Penyakit saluran pernafasan

    Infeksi di mulut dapat menyebabkan penyakit saluran pernafasan bila bakteri terhisap masuk ke saluran pernafasan. Bahkan, bakteri dapat berkembang biak dan menyebar sampai ke paru-paru. "Hasil penelitian menunjukkan, pasien dengan radang paru-paru kemungkinan besar juga menderita penyakit periodontal," kata Bobby.

    4. Bayi prematur atau bayi kurang berat

    Sudah lama diketahui bahwa ibu hamil yang merokok, peminum alkohol, dan pemakai obat-obatan berisiko melahirkan bayi lahir prematur atau bayi lahir kurang berat. "Tapi, sekarang ditemukan lagi bahwa ibu hamil dengan penyakit periodontal berisiko 7 kali lebih besar melahirkan bayi yang lahir lebih awal atau bayi kecil. Penyakit periodontal akan meningkatkan derajat cairan biologis yang merangsang kelahiran," ujar Bobby.

    ENAM BULAN SEKALI

    Sebetulnya, sebagian besar orang sudah tahu cara merawat kesehatan mulut dan gigi, tapi terkadang mengabaikan. "Yang jelas, ke dokter gigi minimal 6 bulan sekali, sikat gigi dua kali sehari sesudah makan, memakai dental floss," saran Bobby. "Juga, jadikan ke dokter gigi sebagai life style, jadi nggak akan terasa sebagai beban. Dan terakhir, perkuat awareness bahwa pola hidup sehat itu tak hanya makan teratur dan olahraga, tapi juga termasuk oral hygiene."

    TAK KALAH PENTING

    Yang tak kalah penting adalah melakukan pemeriksaan kesehatan gigi dan jaringan penyangga gigi. "Penyakit jaringan penyangga gigi (periodontal diseases) hanya dapat terdeteksi bila dilakukan pemeriksaan cermat," kata Bobby. Pemeriksaan jaringan penyangga gigi sangat penting bila:

    a. Adanya gejala penyakit penyangga gigi, seperti gusi berdarah spontan atau gusi berdarah waktu menyikat gigi, pembengkakan gusi, gigi goyang, atau gusi terasa gatal.

    b. Memiliki riwayat penyakit jantung dan pembuluh darah, kencing manis, penyakit saluran pernafasan, dan osteoporosis.

    c. Berpikir untuk hamil.

    d. Anggota keluarga memiliki riwayat penyakit jaringan penyangga gigi. Menurut penelitian, penyakit periodontal dapat menular melalui air liur. "Ini berarti, anak-anak dan anggota keluarga lain berisiko tertular," lanjut Bobby.

    e. Sariawan yang tidak sembuh-sembuh dalam jangka waktu 2 minggu. (Tabloid Nova)

  2. Hot Ad
  3. #2
    MimiHitam's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Posts
    9,242
    Points
    16,524.95
    Thanks: 14 / 58 / 42

    Default

    Awas! Infeksi GIGI Menjalar ke Organ Lain


    Gigi putih belum tentu sehat. Gigi yang sehat juga harus ditunjang oleh akar, tulang, serta gusi yang sehat pula. Sehatnya gigi Anda akan meminimalisasi timbulnya penyakit yang lebih serius pada organ tubuh lainnya.

    Mendapat gigi yang sehat sebenarnya tidak terlalu sulit. Rajin membersihkan gigi secara benar dua kali sehari, terutama setelah makan, bakal membuat gigi awet.

    Selain itu, konsultasi rutin ke dokter gigi setiap enam bulan sekali, harus tetap dilakukan. Dengan cara itu gigi yang berjumlah 32 akan tetap utuh dalam kondisi yang baik.

    Sayangnya, tidak semua orang bisa menjaga kesehatan gigi dengan baik. Padahal, sakit gigi yang tampaknya sepele, bisa menjalar ke organ tubuh yang lain.

    Penyakit berat yang membutuhkan pengobatan mutakhir dan mahal pun bisa terjadi. Kelalaian terhadap kesehatan gigi ini bahkan bisa menyebabkan gangguan pada jantung.

    Seperti kasus yang dialami seorang pengusaha di Jakarta, awalnya giginya yang berlubang cenderung didiamkan dan tidak ditangani dengan sempurna. Kuman dari gigi berlubang itu kemudian diam-diam merambat terus dan membuat masalah di dalam jantung. Akibatnya ia terkena sakit jantung, hingga akhirnya harus menjalani transplantasi organ vital itu.

    Merusak Ginjal

    *
    Masalah gigi yang sejauh ini kerap terjadi adalah karies atau gigi berlubang. Demikian penjelasan Drg. Hendra Hidayat, Sp.BM., dokter spesialis bedah mulut di Jakarta.

    Lubang tersebut bisa muncul karena makanan tinggi karbohidrat, gula, dan minuman bersoda. Terutama bila sehabis mengonsumsi makanan atau minuman tersebut tidak dilanjutkan dengan menggosok gigi.

    Selain itu, cara menyikat gigi yang salah juga bisa membuat gigi berlubang. Menyikat gigi secara mekanik, tidak dengan tindakan yang tepat memang bisa membuat gusi menyusut. Dengan begitu gigi yang berdekatan dengan gusi bisa berlubang.

    Kalau lubangnya dangkal, masih memungkinkan dilakukan penambalan sebagai langkah perawatan. Namun, jika lubangnya sudah menembus pulva atau saraf, gigi sudah tidak bisa ditambal lagi. Biasanya kondisi itu membuat penderita mengeluh sakit.

    Dalam kondisi serupa itu, saluran sarafnya harus dibersihkan. Sarafnya pun harus dimatikan. Kalau tidak, saluran akan menjadi kotor. Saraf yang sudah mati pun akan membusuk. Hal ini tentu saja akan membuat isi saluran dipenuhi kotoran dan kuman.

    Jika mahkota giginya saja yang ditambal, tanpa memperhatikan saluran maupun sarafnya, rasa sakit tidak akan hilang. Dari luar gigi terlihat bagus tapi sebetulnya masih sakit karena sarafnya sudah busuk. Busuknya pun sudah menyebar ke seluruh saluran akar.

    "Kalau hal ini didiamkan, bisa kronis dan timbul focus of infection. Itu sebabnya diperlukan pemotretan gigi untuk melihat kelainan yang terjadi," kata Drg. Hendra yang memiliki Dental Art Center di Jakarta ini.

    Focus of infection merupakan suatu infeksi kronis di suatu tempat yang sudah ada dalam waktu cukup lama dan menyebabkan penyakit di tempat lain. Ini dikarenakan di tempat yang kronis tersebut selalu ada racun (toksin), sisa-sisa kotoran dan kuman. Dari fokus atau tempat tersebut, racun atau infeksi bisa menyebarkan penyakit ke tempat lain di tubuh seperti ginjal, jantung, mata, kulit, dan lainnya.

    "Kalau ke jantung, biasanya yang terkena adalah klepnya. Mulanya hanya lubang kecil, tapi lama-lama bisa bocor. Hal itu disebut endocartitis atau peradangan jantung bagian dalam. Tapi, hal ini memakan waktu tahunan," tambah spesialis bedah mulut lulusan University of London ini.

    Jika jantung masih dalam proses dibuat sakit oleh infeksi fokus di gigi dan infeksi tersebut dihilangkan atau diobati, maka timbulnya penyakit di jantung bisa ikut terhenti. Namun, bila pada jantung sudah timbul penyakit yang berdiri sendiri, pengobatan infeksi sudah tidak bisa menghentikan proses penyakit tersebut.

    Nyeri Mata

    *
    Menurut Drg. Melani Sadono, dokter gigi lulusan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti, sakit gigi memungkinkan seseorang mengalami gangguan penyakit lain seperti pegal-pegal di sekitar leher, mata, ginjal, bahkan jantung.

    Munculnya gangguan akibat komplikasi tersebut memang tidak secara langsung. Artinya, hal tersebut dapat timbul pada kondisi yang abnormal seperti terjadinya perdarahan atau infeksi pada gigi yang bermasalah.

    Infeksi bisa mengundang bakteri pada gigi. Dalam kondisi tertentu, bakteri bisa mengakibatkan kerusakan gigi sekaligus memungkinkan untuk memicu kelainan pada jantung.

    "Namun, hal ini terjadi dalam kondisi yang ekstrim," ucapnya.

    Sejauh ini, menurut Drg.Melani yang sedang melanjutkan program doktor di FKUI ini, komplikasi yang relatif banyak terjadi adalah pada mata. Mata jadi cepat lelah dan terasa nyeri pada bagian atas mata. Nyeri itu biasanya ditimbulkan oleh infeksi pada gigi karena kedua organ tersebut memiliki induk saraf yang sama.

    Dalam kasus tertentu, seseorang juga bisa mengalami masalah dengan penyakit tertentu. Hal ini terjadi bila ada kelainan pada struktur dan rongga gigi. Sebagai gambaran, sistem pengunyahan terdiri atas empat komponen, yaitu gigi berikut jaringan penyangga, tulang rahang, otot-otot dan temporal mandibular joint (TMJ).

    Semua komponen tersebut saling berkaitan dan berefek secara keseluruhan. Jika salah satu gigi bawah dicabut dan tidak segera diganti, maka gigi lawannya tidak ada pasangannya. Kondisi seperti ini sudah mengganggu pengunyahan. Makan jadi tidak enak, pengunyahan pun jadi tidak sempurna.

    Banyak ditemukan kasus, menurut Drg. Hasan Basyri, pada orang yang sudah lama dengan pengunyahan satu sisi ini menderita keluhan sakit di belakang kepala. "Bolak-balik sakit kepala seperti orang hipertensi, tapi waktu diperiksa tekanan darahnya baik-baik saja.

    Penyebabnya adalah kehilangan satu gigi yang sudah berlangsung belasan tahun," ungkap alumnus Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia ini.

    Untuk itu diperlukan pemeriksaan yang cermat dari dokter. Terlebih pada mereka yang mempunyai riwayat kesehatan tertentu atau bahkan tidak memiliki catatan perawatan.

    Atasi Trauma

    *
    Selain usaha aktif dari dokter gigi, sikap pasien yang selalu bertanya kepada dokter mengenai riwayat sakit gigi serta keluhannya, akan sangat membantu proses penyembuhan.

    Dengan begitu, kemungkinan terjadinya komplikasi akibat tindakan pada gigi bisa diminimalisasi. Penanganan kesehatan gigi sejak dini dalam stadium ringan, memungkinkan seseorang terhindar dari komplikasi yang membahayakan.

    Bagi mereka yang belum mengalami sakit gigi, perawatan seperti menggosok gigi setelah makan, harus rajin dilakukan. Apabila struktur gigi tidak beraturan, harus lebih rajin memeriksakan diri ke dokter atau memberi perhatian esktra pada kesehatan giginya. Jauhi makanan yang terlalu panas atau dingin.

    Gigi berlubang atau tanggal harus segera diperiksakan ke dokter, agar dapat dilakukan penanganan medis secara tuntas. Jangan menunggu hingga muncul rasa sakit yang berlebihan karena bisa menimbulkan infeksi yang dapat memicu komplikasi.

    Yang lebih penting, jangan pernah menunda untuk memeriksakan gangguan gigi ke dokter, seringan apa pun. Untuk mereka yang memiliki trauma akibat berobat ke dokter gigi, ada baiknya meminta saran dokter. Kalau tidak, mintalah untuk didampingi orang terdekat saat melakukan pemeriksaan kembali.

    Hal ini penting karena banyak kasus trauma masa lalu yang menyebabkan penanganan gigi jadi terlambat. @ Diana Yunita Sari/Lalang Ken Handita

  4. #3
    zodiark's Avatar
    Join Date
    Jan 2007
    Location
    kotak ijo dibawah avatar
    Posts
    1,848
    Points
    2,037.20
    Thanks: 0 / 1 / 1

    Default

    wogh !!!
    nice info . ..

    nggak nyangka . .
    urusan sepele seperti menggsosok gigi bisa nyelametin idup kita
    >>>><<<<
    G!v3 me BRP
    -yeah infraction-

  5. #4
    CrL-bLaCk-'s Avatar
    Join Date
    Sep 2007
    Location
    -
    Posts
    10,051
    Points
    15,892.40
    Thanks: 13 / 232 / 105

    Default

    Emang gigi itu sangat sensitif sekali, bahkan kalo kita mau cabut gigi saja harus dilihat dolo syaraf giginya, soalnya kadang ada syaraf gigi yang berhubungan ama organ lain. Nah kalo asal cabut bisa menyebabkan kelumpuhan, kebutaan, dll. Jadi kalo kita mau cabut gigi juga kan biasanya suka dicek dolo gigi yang mana yang sebaiknya dicabut.
    • True love doesn't have a happy ending, because true love never ends •

  6. #5

    Join Date
    Jan 2008
    Location
    z
    Posts
    1
    Points
    1.10
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    tul !

    di gigi (gusi) banyak saraf2 yg terhubung ke bagian2 tubuh yg lain..

    temen gw cabut gigi.. ada kesalahan.. buta ::

    kasian gw..

    dan budayakan menggosok gigi sblum tidur ! bagus banget ini !

  7. #6
    phonoscope's Avatar
    Join Date
    Nov 2007
    Location
    On Pad™
    Posts
    2,521
    Points
    2,951.70
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    dah pernah gw alamin, syaraf gigi gw kejepit... alhasil

    gw pernah ngalamin fast blind selama 1 jam, + pingsan 1 malem....


    jadi saran gw jangan coba2 ga rawat gigi lo...

  8. #7
    plenard's Avatar
    Join Date
    Aug 2007
    Location
    YAng SEring uJan2an
    Posts
    331
    Points
    400.50
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    barunyadar gw......kenapa gak dari dulu ya sebelum gigi bisa numbuh lagi kk....gigi graham ku abisszzzzz........kanan kiri tambalan n bolong2.......

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •