
Originally Posted by
Omicron
wah, maaf mas...
Kita objektif aja. Keyakinan?
Pas saya tulis bukankah manusia itu telah diciptakan dengan betuk yang sebaik-baiknya.
Ya, objektif aja deh.. perhatikan manusia itu kayak gimana, bener(sesuai) nggak pernyataan tersebut?
Saya punya skenario: saya bicara soal evolusi, tentu saya juga bicara soal penciptaan (bicara soal penciptaan, nggak bisa dong mengabaikan keterlibatan sang pencipta, yaitu TUHAN. Nah, pendekatannya lewat wahyuNya)
--jadi koridornya di situ, kalo anda sampe tanya tujuan saya beragama, masalah agama saya apa, maaf skarang saya nggak berkenan menjelaskannya--
Kalo saya memang salah saya akan akui kesalahan saya. Dan kalo memang ada kebenaran, terbukti dan dapat dipertanggung jawabkan, saya terima kebenaran itu. ^_^ d
Saya terbuka aja kok. Sekali lagi, kita objektif aja.
Nunggu, soal jerapah yah... oke lah saya tunggu sebentar. Atau kamu, punya sumber yang menjelaskan tentang hal ini? Minta linknya dong..
Tapi sedikit, setau saya frekuensi alel, untuk memperhitungkan perkiraan jumlah genotip tertentu pada suatu populasi. Frekuensi alel yang stabil/tetap menghasilkan kemungkinan keturunan yang paling variatif karena dihasilkan dari perkalian semua alel yang ada. Sedangkan perubahan frekuensi alel tersebut malah bisa membuat penurunan variasi.
Kita bahas dulu soal mungkinkah akal dicapai dengan evolusi.
Baiklah, manusia punya akal. Kemampuan untuk berpikir, menentukan benar/salah dan baik/buruk, rasional, logika, etika, moral, budaya, dsb.
Nah, secanggih apapun komputer, kalo nggak ada data ya (percuma) nggak bisa bekerja.
Kalo data inputnya, misalnya, perilaku hewan dan processing-nya demikian, tentu saja outpunya perilaku hewan.
Buktinya manusia bisa kan berperilaku hewan, tetapi tidak sebaliknya pada hewan, sebagaimana contoh yang anda berikan.
Mas, saya tanya bagaimana prosesnya dari organism yang tak berakal menjadi berakal dengan proses evolusi?
Mengenai, interaksi biologis cukup menarik juga.
Sekiranya evolusi berlangsung secara gradual oleh variasi gen (yang nantinya berdampak pada fenotip keturunan), mengapa sampe terbentuk pola interaksi bahasa yang berbeda-beda?
Bagaimanakah hal ini dijelaskan dengan evolusi?
Share This Thread