Page 9 of 22 FirstFirst ... 567891011121319 ... LastLast
Results 121 to 135 of 318
http://idgs.in/47179
  1. #121
    yands's Avatar
    Join Date
    Dec 2007
    Location
    jakarte
    Posts
    2,454
    Points
    2,332.80
    Thanks: 7 / 4 / 4

    Default

    mo nambahin nih guys yg namanya pengetahuan dan agama itu tak bs di satuin alias bertolak belakang banget,coba ambil contoh dari teori bahwa bumi itu bulad,awal nya d tentang habis2 an kan?sampe yg ngmg itu d penjara rumah,tp beruntung dia karena dia dapet bukti2 na,nah klo menurut gw pribadi teori darwin itu benar dan gw stuju,jgn salah gw bukan org komunis,gw jg percaya agama,tp menurut gw cuma org kolot yg mencampuradukan agama dengan pengetahuan,kita ambil contoh dari pembuktian ilmiah oleh francesco redi yang mengatakan makluk hidup berasal dari makluk hidup dan itu sudah di tes dan itu nyata,itu membuktikan klo kita itu makluk hidup berasal dari makluk hidup,dan ntah itu dari mana yg pasti bukan berasal dari petir yg menyambar ke batu tentunya,ke 2 manusia tercipta dari jutaan gen dalam tubuh dan itu jg terjadi karena proses evolusi dan adaptasi,pena denger ga yg kuad dan yg dapet adaptasi yg bs menang?seperti pembuktian illmiah melalui kupu2 braxton di ingris pada era revolusi industri?buad gw artikel ini menyudutkan charles darwin banget dan ga smua itu benar menurut gw dan ini merupakan penghinaan buad bapal species dunia, tadi di bahas susunan kromoson d fosil itu sendiri tentu berbeda karena species kita ga sama dari dinosaurus.dan inget tanpa charles darwin kita ga bisa mengklasifikasikan ordo2 dan kingdom2 termasuk species2 yang sudah di golongkan oleh bapak charles

  2. Hot Ad
  3. #122
    the_Quirk's Avatar
    Join Date
    Nov 2008
    Location
    Jogja - Surabaya - Jogja
    Posts
    193
    Points
    228.90
    Thanks: 1 / 1 / 1

    Default

    Ya, Darwin memang berperan dalam ilmu biologi, seperti dalam penentuan taksonomi pada berbagai spesies. Yang mengagetkan adalah, perbandingan usia bumi dengan keanekaragaman spesies. Jika benar, teori Darwin ada, maka usia bumi tidak akan sebanding dengan keanekaragaman spesies. Padahal menurut Teori Darwin, evolusi membutuhkan waktu yang sangat lama, seakan-akan jika semua makhluk berasal dari evolusi, maka jumlah waktu yang dibutuhkan tidak akan sesuai dengan usia bumi.

    Kemudian, ada satu lagi yang meruntuhkan teori adanya manusia purba, bahwa sebagian besar manusia purba hasil temuan para Arkeolog, hidup di waktu yang hampir bersamaan. Bagaimana ini bisa terjadi, padahal menurut Arkeolog, berbagai macam ras manusia terjadi karena Evolusi. Paling tidak itulah salah satu cacat dari teori Evolusi.

    Ilmu manusia sesungguhnya tidak mutlak, melainkan semu dan banyak cacatnya. Oleh karena itu, Saya hanya mencoba memberi sedikit celah bug pada teori-teori yang telah dibuat oleh manusia, dan mengharapkan penyempurnaan. Karena, pada dasarnya hanya satu Yang Maha Berilmu.

  4. #123
    Ache's Avatar
    Join Date
    Oct 2008
    Location
    Center Crowd
    Posts
    238
    Points
    277.80
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    Quote Originally Posted by the_Quirk View Post
    Ya, Darwin memang berperan dalam ilmu biologi, seperti dalam penentuan taksonomi pada berbagai spesies. Yang mengagetkan adalah, perbandingan usia bumi dengan keanekaragaman spesies. Jika benar, teori Darwin ada, maka usia bumi tidak akan sebanding dengan keanekaragaman spesies. Padahal menurut Teori Darwin, evolusi membutuhkan waktu yang sangat lama, seakan-akan jika semua makhluk berasal dari evolusi, maka jumlah waktu yang dibutuhkan tidak akan sesuai dengan usia bumi.

    Kemudian, ada satu lagi yang meruntuhkan teori adanya manusia purba, bahwa sebagian besar manusia purba hasil temuan para Arkeolog, hidup di waktu yang hampir bersamaan. Bagaimana ini bisa terjadi, padahal menurut Arkeolog, berbagai macam ras manusia terjadi karena Evolusi. Paling tidak itulah salah satu cacat dari teori Evolusi.

    Ilmu manusia sesungguhnya tidak mutlak, melainkan semu dan banyak cacatnya. Oleh karena itu, Saya hanya mencoba memberi sedikit celah bug pada teori-teori yang telah dibuat oleh manusia, dan mengharapkan penyempurnaan. Karena, pada dasarnya hanya satu Yang Maha Berilmu.
    Ya, pasti ada salahnya juga, karena ilmu pengetahuan itu dinamis. Tapi teori evolusi sudah ada buktinya kok.

  5. #124
    CaiCaipOO
    Guest

    Default

    sebenarnya...Charles Darwin sendiri tidak mengakui bahwa Teori Evolusi itu benar.
    Dan pada akhirnya juga dia mengakui bahwa teori Evolusi salah.Namun pengikut'' gila nya lah yang sampai saat ini masih melakukan eksperimen dan penelitian dan terus berusaha membuat pernyataan bahwa Teori tersebut benar..

  6. #125
    VintageAllstar's Avatar
    Join Date
    Dec 2007
    Location
    North Jakarta
    Posts
    459
    Points
    550.40
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    Apakah kamu percaya bahwa desain yang maha sempurna ini terjadi karena suatu kebetulan, bahwa kita ini tercipta dari makhluk bersel satu atau kita ini berasal dari manusia purba.
    ya

    Padahal kamu tahu, dasar apa yang dipakai para Arkeolog untuk menentukan adanya manusia purba? Cuma sebuah gigi, atau sepotong tulang yang tidak berarti dan dapat ditemui pada semua makhluk hidup. Lalu burung, apakah anda percaya bahwa burung merupakan evolusi dari reptil? Tidak, sudah jelas bahkan dari bentuk jantungnya, darahnya (panas dan dingin).
    logika darimana yang mas pakai?
    bagaimana dengan fosil tulang manusia setinggi hampir 20 meter menjulang keatas?
    apa kita sekarang bukan menjadi proses evolusi?
    dan jangan ngawur mas.. gigi dan sepotong tulang menyimpan ciri2 genetik.
    situ pikir investigasi kriminologi pada mayat yang sudah busuk dan tidak teridentifikasi menggunakan apa ?

    Coba difikirkan, berapa banyak keanekaragaman spesies, jika anda bagi dengan usia Bumi, maka anda akan mendapatkan hasil yang mengejutkan. Evolusi membutuhkan waktu yang sangat singkat, padahal Evolusi dari satu spesies ke spesies yang lain butuh waktu sangat lama.
    maksudnya?
    mas.. di dunia ini ada yang namanya mutasi, ada yang namanya evolusi ada yang namanya adaptasi..
    menurut kitab mas sih saya ngk tahu bumi ini sudah berumur brp tahun.. benar dituliskan saja saya tidak tahu..
    tapi yang saya tahu bumi ini berumur jutaan tahun.. tidak heran kalau beraneka ragam spesies ada di planet ini.


    udalah mas jng bersembunyi dalam tabir mitos yang anda pegang slama ini.. smua sudah jelas.. kalau maw berdebat masalah kepercayaan PM sama aja yaa.. ditunggu lho..

  7. #126

    Join Date
    Oct 2006
    Location
    Jakarta
    Posts
    230
    Points
    361.20
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    Quote Originally Posted by VintageAllstar View Post
    ya


    logika darimana yang mas pakai?
    bagaimana dengan fosil tulang manusia setinggi hampir 20 meter menjulang keatas?
    apa kita sekarang bukan menjadi proses evolusi?
    dan jangan ngawur mas.. gigi dan sepotong tulang menyimpan ciri2 genetik.
    situ pikir investigasi kriminologi pada mayat yang sudah busuk dan tidak teridentifikasi menggunakan apa ?



    maksudnya?
    mas.. di dunia ini ada yang namanya mutasi, ada yang namanya evolusi ada yang namanya adaptasi..
    menurut kitab mas sih saya ngk tahu bumi ini sudah berumur brp tahun.. benar dituliskan saja saya tidak tahu..
    tapi yang saya tahu bumi ini berumur jutaan tahun.. tidak heran kalau beraneka ragam spesies ada di planet ini.


    udalah mas jng bersembunyi dalam tabir mitos yang anda pegang slama ini.. smua sudah jelas.. kalau maw berdebat masalah kepercayaan PM sama aja yaa.. ditunggu lho..
    gue baca di artikel wiki yang panjang itu kalo mutasi itu variasi dari evolusi ya, adaptasi juga akibatnya ya?

  8. #127
    crysanthium's Avatar
    Join Date
    Jun 2008
    Posts
    76
    Points
    85.90
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    maap cuma mw sedikit menjelaskan

    err... pertama2 tolong jangan dicampuradukkan antara agama dan ilmu manusia

    kemudian...

    yg dimaksud dengan evolusi dalam pandangan ilmu modern saat ini adalah suatu perubahan dalam gene pool (secara harafiah berarti kolam gen) yang terjadi dalam populasi akibat terjadinya mutasi, genetic drift, random mating, gene flow, inbreeding (termasuk juga pemisahan secara sympatric dan alopatric), dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi perubahan frekuensi gen, dan dengan dipengaruhi oleh faktor alam dan kemampuan bertahan hidup, sehingga dalam waktu yang lama dapat membentuk suatu spesies baru (evolusi mengarah kepada spesiasi)


    teori evolusi modern menganggap bahwa manusia bukan berasal dari kera, tetapi manusia dan kera berasal dari satu nenek moyang yang sama (common ancestor) yang kemudian berevolusi menjadi berbagai spesies yang berbeda (terkait dengan faktor-faktor yang saya sebutkan sebelumnya), jadi statement semacam ini:

    bahwa sebagian besar manusia purba hasil temuan para Arkeolog, hidup di waktu yang hampir bersamaan.
    memang mungkin saja terjadi

  9. #128
    crysanthium's Avatar
    Join Date
    Jun 2008
    Posts
    76
    Points
    85.90
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    Quote Originally Posted by sampah_tong View Post
    gue baca di artikel wiki yang panjang itu kalo mutasi itu variasi dari evolusi ya, adaptasi juga akibatnya ya?

    ya, mutasi itu bisa dikatakan salah satu pemicu terjadinya evolusi, namun mutasi yang adaptif, mampu bertahan hidup dan diwariskan, itulah yang merupakan bagian dari evolusi

  10. #129
    CaiCaipOO
    Guest

    Default



    gini'' klo evolusi itu bekerja butuh waktu yang sangat'' lama...dan kita belum tahu apakah manusia berevolusi atau tidak..kalau binatang ya pasti evolusi.manusia itu beradaptasi...yg jelas bukan adaptasi morfologi...tapi fisiologi

  11. #130
    yands's Avatar
    Join Date
    Dec 2007
    Location
    jakarte
    Posts
    2,454
    Points
    2,332.80
    Thanks: 7 / 4 / 4

    Default

    Quote Originally Posted by crysanthium View Post
    maap cuma mw sedikit menjelaskan

    err... pertama2 tolong jangan dicampuradukkan antara agama dan ilmu manusia <---- ini kata2 yang perlu di camkan bagi orang yg mencampur adukan,karena mencampuradukan itu sendiri membuad perkembangan terhadap ilmu pengetahuan kita semakin mundur

    kemudian...

    yg dimaksud dengan evolusi dalam pandangan ilmu modern saat ini adalah suatu perubahan dalam gene pool (secara harafiah berarti kolam gen) yang terjadi dalam populasi akibat terjadinya mutasi, genetic drift, random mating, gene flow, inbreeding (termasuk juga pemisahan secara sympatric dan alopatric), dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi perubahan frekuensi gen, dan dengan dipengaruhi oleh faktor alam dan kemampuan bertahan hidup, sehingga dalam waktu yang lama dapat membentuk suatu spesies baru (evolusi mengarah kepada spesiasi)


    teori evolusi modern menganggap bahwa manusia bukan berasal dari kera, tetapi manusia dan kera berasal dari satu nenek moyang yang sama (common ancestor) yang kemudian berevolusi menjadi berbagai spesies yang berbeda (terkait dengan faktor-faktor yang saya sebutkan sebelumnya), jadi statement semacam ini:



    memang mungkin saja terjadi
    apa yg bisa di katakan oleh orang yg pertama mencampuradukan agama dengan pengetahuan ketika teori kopernikus di dukung oleh galilei yang menyebabkan galilei di penjara rumah oleh orang2 agamais?teori galilei mengatakan bahwa bumi itu bulat dan pada saat itu orang percaya bahwa bumi itu datar dan bumi merupakan sistem tata surya 1 yg di ciptakan oleh TUHAN ,dan matahari berputar mengelilingi bumi,ketika sudah dapat di buktikan apakah itu menjadi konflik kembali antara agama dan pengetahuan?kenapa tidak di bahas lebih mendalam?sama juga terjadi pada teori evolusi oleh darwin ini yang menurut saya make sense,karena gen2 itu terbentuk dari jutaan makluk mikroba,memang beberapa x teori evolusi dapat di patahkan tapi jgn salah,ad beberapa juga teori2 lain yg juga memperkuat teori evolusi,penemuan jutaan2 fosil mikroba bahkan di hitung jauh sebelum waktu manusia di ciptakan,apa yg bisa di katakan?perubahan makluk mikroba itu sendiri yang tumbuh dan menjadi berbagai macam bentuk dan akhirnya menjadi bentuk sempurna setelah beradaptasi dan mengalami evolusi karena dan mencapai bentuk paling sempurna yaitu manusia,manusia tidak di ciptakan bedasarkan sulap atau kilatan petir yang menyambar batu

  12. #131
    Ache's Avatar
    Join Date
    Oct 2008
    Location
    Center Crowd
    Posts
    238
    Points
    277.80
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    Quote Originally Posted by CaiCaipOO View Post


    gini'' klo evolusi itu bekerja butuh waktu yang sangat'' lama...dan kita belum tahu apakah manusia berevolusi atau tidak..kalau binatang ya pasti evolusi.manusia itu beradaptasi...yg jelas bukan adaptasi morfologi...tapi fisiologi
    Tentu saja terus berevolusi. Manusia zaman dahulu berbeda dengan zaman sekarang. Dari zaman purba/prasejarah, zaman classical, abad pertengahan, rennaisance, abad industri hingga saat ini. Manusia purba beda dengan manusia zaman klasik. Contoh: **** floresiensis dengan **** sapiens sapiens, memang sama? Jadi berbeda karena ada evolusi. Selain itu, kenapa ada manusia yang berkulit hitam, berkulit putih, sipit, dll? Ya karena ada sesuatu yang merubahnya.

  13. #132
    Omicron's Avatar
    Join Date
    Dec 2008
    Location
    Earth Surface
    Posts
    48
    Points
    53.20
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    Mo nyambungin teknologi tapi pake dalil agama mah gak bakal nyambung mas.....
    kalo hubungin ilmu agama sama ilmu ilmiah mah ga akan ada habisnya....
    Ilmu biologi emank ga perna bsa di samakan dengan nilai nilai agama..
    mo nambahin nih guys yg namanya pengetahuan dan agama itu tak bs di satuin alias bertolak belakang banget
    Kenapa ya evolusi identik sama atheisme, padahal gw yakin Tuhan menciptakan evolusi sebagai penciptaan.
    Gw tetep yakin Tuhan nyiptain evolusi sebagai salah satu asal usul makhluk hidup. Kitab suci itu bukan kisah sejarah, tapi pengalaman iman seseorang.
    Mengenai atheis atau tidak, saya terus terang tidak suka dengan mudah mengklaim seseorang itu atheis atau tidak.
    Saya juga nggak mengatakan kalo orang yang mempelajari teori evolusi itu atheis. Bukankah mempelajarinya juga bagian dari suatu proses mencari kebenaran. Saya nggak atheis juga kok, saya percaya bener kepada Tuhan Yang Maha Esa. Saya juga mempelajari teori evolusi Darwin, dan masih berusaha untuk menemukan suatu kebenaran. Saya juga menghargai usaha seseorang (ilmuan) untuk mengemukakan suatu hipotesis, argument, pernyataan-pernyataan yang saat itu dia anggap benar. Yah, kalau memang terbukti benar ya dia patut dihargai, dan kalau memang terbukti salah yah… ya tinggal tegapkan jiwa untuk mengakui kesalahan, dan bersedia menerima kebenaran yang ada. Toh semua pasti ada konsekuensinya masing-masing.

    Setelah membaca beberapa post sebelumnya, saya ingin mengemukakan dua hal:
    Pertama: AGAMA TIDAK HANYA RITUAL saja. Melainkan, mencakup seluruh aspek kehidupan. (Liat aja di Kitab Suci, kan isinya nggak cuman ritual aja, tapi ada juga sosial, ekonomi, astronomi, biologi, fisika, dan sebagainya). Jadi agama mestinya dipake dalam semua aktiviti/urusan kita sehari-hari, itu kalo kitanya tulus dengan agama se, kalo nggak tulus ya, entah juga. Yang penting kita jangan sampe agama itu sifatnya cuman atributif. Kedua: Benar. Kebenaran yang dapat dibuktikan dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
    Bro, yang namanya kebenaran nggak akan saling berlawanan, malah saling mendukung kebenaran tersebut. Misalnya kebenaran mengenai mekanisme pencernaan dalam ilmu biologi didukung oleh ilmu tentang reaksi kimia pada ilmu kimia, dan reaksi kimia yang melibatkan interaksi ikatan molekul/atom, juga didukung oleh ilmu mekanika kuantum dalam fisika. Maka, agama yang benar, dan ilmu pengetahuan yang benar, akan saling mendukung. Kebenaran ilmu pengetahuan akan didukung oleh kebenaran agama, dan kebenaran agama akan dibuktikan oleh ilmu pengetahuan. Jadi keduanya tidak dapat dipisahkan begitu saja. Walaupun agama bisa dibilang keyakinan, tapi bukannya keyakinan yang tidak berdasar kan? Keyakinan yang tidak berdasar sama aja bo’ong.

    Kitab suci itu bukan pengalaman keimanan seseorang, tapi berasal dari wahyu Tuhan yang pasti kebenarannya (Tuhan tidak mungkin salah), dan kitab suci yang bener itu asli terjaga hingga sekarang, jadi bisa dipake buat pegangan hidup.

    Teori evolusi memang sangat kontroversial (emang dibuat gitu sejak awalnya). Saya juga berfikir, boleh jadi benar bahwa evolusi itu ada, dan masih berlangsung hingga sekarang. Dan evolusi itu berlangsung sangat halus dalam waktu yang sangat lama. Indra manusia terbatas. Kemampuan saya juga sangat terbatas. Saya sempat baca juga bahwa dahulu manusia berukuran sangat besar dibandingkan manusia sekarang. Kemudian perlahan bertambah kecil hingga sekarang. (Mungkin kalo ini benar, manusia masa depan ukurannya sekecil apa yah?). Dan beberapa spesies hewan menunjukkan adanya suatu perbedaan dan perubahan karena faktor alam.

    Tentang teori “evolusi Darwin”, emm… bantuin dong buat menganalisa! (Saya nggak mau asal dukung, asal bantah).
    (Sebelumnya, aku mau bilang, indra kita kan terbatas neh. Jadi untuk memahami suatu realita kita nggak harus selalu dengan analisa secara empiristik, bisa juga pake rasionalitas. Misalnya, orang dipukul ngrasain sakit, itu realitasnya, kita nggak mungkin kan nunjukkin kayak apa sakit itu, berapa ukurannya, panjangnya, warnanya, tapi secara rasional kita tau bahwa sakit itu adalah realita).
    Mungkin nggak ya, spesies baru terbentuk dari penggabunggan dan pemisahan DNA secara acak pada persilangan suatu spesies? Disekolah, saya baru aja mempelejari teori Mendel, nah pada persilangannya, nggak pernah ditemuin munculnya spesies baru. Brarti, walaupun pembentukkan kromosom dan DNA keterunun prosesnya melalui pemisahan atau penggabungan secara bebas, tapi masih dalam koridor batasan tertentu. Adanya penyimpangan atau ke-abnormalan malah menjadikan cacat, bahkan lethal. Gimana nih???
    Nggak jauh dari itu, argument andalannya Darwin, tentang mata, bahwa mata itu terbentuk juga karena evolusi dari organisme yang nggak punya mata. Gimana proses biologis terbentuknya mata ini? Kan mata yang dipenjimen oleh Tuhan buat manusia ini rumit buanget ya, apa lagi mata pada elang, lebih canggih lagi. Nah, organisme apa yang dulu punya inisiatif buat ngebentuk organ mata ini? Lalu proses biologis terbentuknya kayak gimana???
    Kemudian, evolusi karena faktor alam, atau seleksi alam. Evolusi berusaha memunculkan organ spesiasi baru yang menguntungkan dan dapat diturunkan. Nah, jadi organisme dalam satu ekosistem yang sama (dengan keadaan alam yang sama tentunya, krn satu tempat) seharusnya menuju suatu bentukkan evolusi yang paling sesuai dan menguntungkan di tempat itu. Tapi saya kok nemuin banyak jenis organisme pada satu tempat yah? Misalnya aja di padang rumput, kok ada gajah, zebra, harimau, kerbau, jerapah, ada rumput, pohon gede, dsb. Dan mereka tuh nyaman-nyaman aja dengan keadaan mereka masing-masing, buktinya mereka masih bisa berkembang dengan baik. Malah diantara mereka ada yang bersimbiosis komensalisme, parasitisme, bahkan mutualisme. Brarti keragaman itu jadi malah membentuk suatu keseimbangan. Kok nggak malah selalu saling menghancurkan satu-sama lain. Gimana dong???
    Emm.. kalo manusia dulu badannya gede-gede, kuat-kuat, mampu bertahan hidup sangat lama pada keadaan alam yang keras. Tapi kalo memang manusia berevolusi, sekarang manusia kok jadi tambah kecil, usianya juga makin pendek dibandingkan manusia-manusia dulu. Ketahanan terhadap patogen ataupun penyakit juga lebih rendah bila dibandingkan dengan orang-orang dulu. Kok faktanya malah berkebalikan ya???
    Lalu, satu lagi, jelasin dong (secara ilmiah, biar saya tambah percaya), dengan proses evolusi seperti apa akal budi dapat terbentuk dari suatu organisme moyang (asal) yang tidak berakal budi???

    Buat yang berbaik hati bwt bantu saya nemuin kebenaran, saya ucapin banyak terima kasih.
    Maaf kalo sekiranya saya tadi bicara agak banyak soal agama. Yah, saya meninjau dari segi keilmuannya/keilmiahannya. ^_^ d

  14. #133
    Ache's Avatar
    Join Date
    Oct 2008
    Location
    Center Crowd
    Posts
    238
    Points
    277.80
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    Quote Originally Posted by Omicron View Post
    Mengenai atheis atau tidak, saya terus terang tidak suka dengan mudah mengklaim seseorang itu atheis atau tidak.
    Saya juga nggak mengatakan kalo orang yang mempelajari teori evolusi itu atheis. Bukankah mempelajarinya juga bagian dari suatu proses mencari kebenaran. Saya nggak atheis juga kok, saya percaya bener kepada Tuhan Yang Maha Esa. Saya juga mempelajari teori evolusi Darwin, dan masih berusaha untuk menemukan suatu kebenaran. Saya juga menghargai usaha seseorang (ilmuan) untuk mengemukakan suatu hipotesis, argument, pernyataan-pernyataan yang saat itu dia anggap benar. Yah, kalau memang terbukti benar ya dia patut dihargai, dan kalau memang terbukti salah yah… ya tinggal tegapkan jiwa untuk mengakui kesalahan, dan bersedia menerima kebenaran yang ada. Toh semua pasti ada konsekuensinya masing-masing.

    Setelah membaca beberapa post sebelumnya, saya ingin mengemukakan dua hal:
    Pertama: AGAMA TIDAK HANYA RITUAL saja. Melainkan, mencakup seluruh aspek kehidupan. (Liat aja di Kitab Suci, kan isinya nggak cuman ritual aja, tapi ada juga sosial, ekonomi, astronomi, biologi, fisika, dan sebagainya). Jadi agama mestinya dipake dalam semua aktiviti/urusan kita sehari-hari, itu kalo kitanya tulus dengan agama se, kalo nggak tulus ya, entah juga. Yang penting kita jangan sampe agama itu sifatnya cuman atributif. Kedua: Benar. Kebenaran yang dapat dibuktikan dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
    Bro, yang namanya kebenaran nggak akan saling berlawanan, malah saling mendukung kebenaran tersebut. Misalnya kebenaran mengenai mekanisme pencernaan dalam ilmu biologi didukung oleh ilmu tentang reaksi kimia pada ilmu kimia, dan reaksi kimia yang melibatkan interaksi ikatan molekul/atom, juga didukung oleh ilmu mekanika kuantum dalam fisika. Maka, agama yang benar, dan ilmu pengetahuan yang benar, akan saling mendukung. Kebenaran ilmu pengetahuan akan didukung oleh kebenaran agama, dan kebenaran agama akan dibuktikan oleh ilmu pengetahuan. Jadi keduanya tidak dapat dipisahkan begitu saja. Walaupun agama bisa dibilang keyakinan, tapi bukannya keyakinan yang tidak berdasar kan? Keyakinan yang tidak berdasar sama aja bo’ong.

    Kitab suci itu bukan pengalaman keimanan seseorang, tapi berasal dari wahyu Tuhan yang pasti kebenarannya (Tuhan tidak mungkin salah), dan kitab suci yang bener itu asli terjaga hingga sekarang, jadi bisa dipake buat pegangan hidup.

    Teori evolusi memang sangat kontroversial (emang dibuat gitu sejak awalnya). Saya juga berfikir, boleh jadi benar bahwa evolusi itu ada, dan masih berlangsung hingga sekarang. Dan evolusi itu berlangsung sangat halus dalam waktu yang sangat lama. Indra manusia terbatas. Kemampuan saya juga sangat terbatas. Saya sempat baca juga bahwa dahulu manusia berukuran sangat besar dibandingkan manusia sekarang. Kemudian perlahan bertambah kecil hingga sekarang. (Mungkin kalo ini benar, manusia masa depan ukurannya sekecil apa yah?). Dan beberapa spesies hewan menunjukkan adanya suatu perbedaan dan perubahan karena faktor alam.

    Tentang teori “evolusi Darwin”, emm… bantuin dong buat menganalisa! (Saya nggak mau asal dukung, asal bantah).
    (Sebelumnya, aku mau bilang, indra kita kan terbatas neh. Jadi untuk memahami suatu realita kita nggak harus selalu dengan analisa secara empiristik, bisa juga pake rasionalitas. Misalnya, orang dipukul ngrasain sakit, itu realitasnya, kita nggak mungkin kan nunjukkin kayak apa sakit itu, berapa ukurannya, panjangnya, warnanya, tapi secara rasional kita tau bahwa sakit itu adalah realita).
    Mungkin nggak ya, spesies baru terbentuk dari penggabunggan dan pemisahan DNA secara acak pada persilangan suatu spesies? Disekolah, saya baru aja mempelejari teori Mendel, nah pada persilangannya, nggak pernah ditemuin munculnya spesies baru. Brarti, walaupun pembentukkan kromosom dan DNA keterunun prosesnya melalui pemisahan atau penggabungan secara bebas, tapi masih dalam koridor batasan tertentu. Adanya penyimpangan atau ke-abnormalan malah menjadikan cacat, bahkan lethal. Gimana nih???
    Nggak jauh dari itu, argument andalannya Darwin, tentang mata, bahwa mata itu terbentuk juga karena evolusi dari organisme yang nggak punya mata. Gimana proses biologis terbentuknya mata ini? Kan mata yang dipenjimen oleh Tuhan buat manusia ini rumit buanget ya, apa lagi mata pada elang, lebih canggih lagi. Nah, organisme apa yang dulu punya inisiatif buat ngebentuk organ mata ini? Lalu proses biologis terbentuknya kayak gimana???
    Kemudian, evolusi karena faktor alam, atau seleksi alam. Evolusi berusaha memunculkan organ spesiasi baru yang menguntungkan dan dapat diturunkan. Nah, jadi organisme dalam satu ekosistem yang sama (dengan keadaan alam yang sama tentunya, krn satu tempat) seharusnya menuju suatu bentukkan evolusi yang paling sesuai dan menguntungkan di tempat itu. Tapi saya kok nemuin banyak jenis organisme pada satu tempat yah? Misalnya aja di padang rumput, kok ada gajah, zebra, harimau, kerbau, jerapah, ada rumput, pohon gede, dsb. Dan mereka tuh nyaman-nyaman aja dengan keadaan mereka masing-masing, buktinya mereka masih bisa berkembang dengan baik. Malah diantara mereka ada yang bersimbiosis komensalisme, parasitisme, bahkan mutualisme. Brarti keragaman itu jadi malah membentuk suatu keseimbangan. Kok nggak malah selalu saling menghancurkan satu-sama lain. Gimana dong???
    Emm.. kalo manusia dulu badannya gede-gede, kuat-kuat, mampu bertahan hidup sangat lama pada keadaan alam yang keras. Tapi kalo memang manusia berevolusi, sekarang manusia kok jadi tambah kecil, usianya juga makin pendek dibandingkan manusia-manusia dulu. Ketahanan terhadap patogen ataupun penyakit juga lebih rendah bila dibandingkan dengan orang-orang dulu. Kok faktanya malah berkebalikan ya???
    Lalu, satu lagi, jelasin dong (secara ilmiah, biar saya tambah percaya), dengan proses evolusi seperti apa akal budi dapat terbentuk dari suatu organisme moyang (asal) yang tidak berakal budi???

    Buat yang berbaik hati bwt bantu saya nemuin kebenaran, saya ucapin banyak terima kasih.
    Maaf kalo sekiranya saya tadi bicara agak banyak soal agama. Yah, saya meninjau dari segi keilmuannya/keilmiahannya. ^_^ d
    Pada tahun 1930, teori seleksi alam Darwin digabungkan dengan teori pewarisan Mendel, membentuk sintesis evolusi modern, yang menghubungkan satuan evolusi (gen) dengan mekanisme evolusi (seleksi alam). Kekuatan penjelasan dan prediksi teori ini mendorong riset dengan terus menerus menimbulkan pertanyaan baru, dan ia telah menjadi prinsip pusat biologi modern yang memberikan penjelasan secara keseluruhan keanekaragaman hayati di bumi.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Evolusi

    Lalu soal akal budi, ada teori lagi kalo manusia itu berasal dari Mars (bisa baca di thread sebelah). Manusia berasal dari living organism canggih di Mars. Maka dari itu mengapa manusia beda sama hewan lain.

  15. #134
    the_Quirk's Avatar
    Join Date
    Nov 2008
    Location
    Jogja - Surabaya - Jogja
    Posts
    193
    Points
    228.90
    Thanks: 1 / 1 / 1

    Default

    Yo, Bos. Keep Up With The Good Thing.

    Saya juga baru saja mempelajari hukum 1 dan 2 Mendel. Meskipun begitu, ada juga toh, sub-Bab yang njelasin Penyimpangan Hukum Mendel. Soal Evolusi, bahkan pengemukanya dan penerusnya pun juga nggak bisa ngejelasin soal bagaimana proses evolusi,ya itu. Dari yang ga punya mata hingga ke yang punya mata. Sebetulnya dari awal saya sudah menyinggung, jika ada teori evolusi itu maka akan ada fase peralihan dari kedua spesies dari spesies yang menuju dan yang dituju. Juga soal Evolusi yang lebih menuju ke Advantage, tetapi evolusi malah mambuat manusia lebih rentan terhadap berbagai macam patogen dan penyakit yang menjurus ke Disadvantage.

    Yah, setidaknya setiap orang boleh berpendapat dan bereksperimen.

  16. #135
    crysanthium's Avatar
    Join Date
    Jun 2008
    Posts
    76
    Points
    85.90
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    Quote Originally Posted by Omicron View Post
    Mengenai atheis atau tidak, saya terus terang tidak suka dengan mudah mengklaim seseorang itu atheis atau tidak.
    Saya juga nggak mengatakan kalo orang yang mempelajari teori evolusi itu atheis. Bukankah mempelajarinya juga bagian dari suatu proses mencari kebenaran. Saya nggak atheis juga kok, saya percaya bener kepada Tuhan Yang Maha Esa. Saya juga mempelajari teori evolusi Darwin, dan masih berusaha untuk menemukan suatu kebenaran. Saya juga menghargai usaha seseorang (ilmuan) untuk mengemukakan suatu hipotesis, argument, pernyataan-pernyataan yang saat itu dia anggap benar. Yah, kalau memang terbukti benar ya dia patut dihargai, dan kalau memang terbukti salah yah… ya tinggal tegapkan jiwa untuk mengakui kesalahan, dan bersedia menerima kebenaran yang ada. Toh semua pasti ada konsekuensinya masing-masing.

    Setelah membaca beberapa post sebelumnya, saya ingin mengemukakan dua hal:
    Pertama: AGAMA TIDAK HANYA RITUAL saja. Melainkan, mencakup seluruh aspek kehidupan. (Liat aja di Kitab Suci, kan isinya nggak cuman ritual aja, tapi ada juga sosial, ekonomi, astronomi, biologi, fisika, dan sebagainya). Jadi agama mestinya dipake dalam semua aktiviti/urusan kita sehari-hari, itu kalo kitanya tulus dengan agama se, kalo nggak tulus ya, entah juga. Yang penting kita jangan sampe agama itu sifatnya cuman atributif. Kedua: Benar. Kebenaran yang dapat dibuktikan dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
    Bro, yang namanya kebenaran nggak akan saling berlawanan, malah saling mendukung kebenaran tersebut. Misalnya kebenaran mengenai mekanisme pencernaan dalam ilmu biologi didukung oleh ilmu tentang reaksi kimia pada ilmu kimia, dan reaksi kimia yang melibatkan interaksi ikatan molekul/atom, juga didukung oleh ilmu mekanika kuantum dalam fisika. Maka, agama yang benar, dan ilmu pengetahuan yang benar, akan saling mendukung. Kebenaran ilmu pengetahuan akan didukung oleh kebenaran agama, dan kebenaran agama akan dibuktikan oleh ilmu pengetahuan. Jadi keduanya tidak dapat dipisahkan begitu saja. Walaupun agama bisa dibilang keyakinan, tapi bukannya keyakinan yang tidak berdasar kan? Keyakinan yang tidak berdasar sama aja bo’ong.

    Kitab suci itu bukan pengalaman keimanan seseorang, tapi berasal dari wahyu Tuhan yang pasti kebenarannya (Tuhan tidak mungkin salah), dan kitab suci yang bener itu asli terjaga hingga sekarang, jadi bisa dipake buat pegangan hidup.

    Teori evolusi memang sangat kontroversial (emang dibuat gitu sejak awalnya). Saya juga berfikir, boleh jadi benar bahwa evolusi itu ada, dan masih berlangsung hingga sekarang. Dan evolusi itu berlangsung sangat halus dalam waktu yang sangat lama. Indra manusia terbatas. Kemampuan saya juga sangat terbatas. Saya sempat baca juga bahwa dahulu manusia berukuran sangat besar dibandingkan manusia sekarang. Kemudian perlahan bertambah kecil hingga sekarang. (Mungkin kalo ini benar, manusia masa depan ukurannya sekecil apa yah?). Dan beberapa spesies hewan menunjukkan adanya suatu perbedaan dan perubahan karena faktor alam.

    Tentang teori “evolusi Darwin”, emm… bantuin dong buat menganalisa! (Saya nggak mau asal dukung, asal bantah).
    (Sebelumnya, aku mau bilang, indra kita kan terbatas neh. Jadi untuk memahami suatu realita kita nggak harus selalu dengan analisa secara empiristik, bisa juga pake rasionalitas. Misalnya, orang dipukul ngrasain sakit, itu realitasnya, kita nggak mungkin kan nunjukkin kayak apa sakit itu, berapa ukurannya, panjangnya, warnanya, tapi secara rasional kita tau bahwa sakit itu adalah realita).
    Mungkin nggak ya, spesies baru terbentuk dari penggabunggan dan pemisahan DNA secara acak pada persilangan suatu spesies? Disekolah, saya baru aja mempelejari teori Mendel, nah pada persilangannya, nggak pernah ditemuin munculnya spesies baru. Brarti, walaupun pembentukkan kromosom dan DNA keterunun prosesnya melalui pemisahan atau penggabungan secara bebas, tapi masih dalam koridor batasan tertentu. Adanya penyimpangan atau ke-abnormalan malah menjadikan cacat, bahkan lethal. Gimana nih???
    Nggak jauh dari itu, argument andalannya Darwin, tentang mata, bahwa mata itu terbentuk juga karena evolusi dari organisme yang nggak punya mata. Gimana proses biologis terbentuknya mata ini? Kan mata yang dipenjimen oleh Tuhan buat manusia ini rumit buanget ya, apa lagi mata pada elang, lebih canggih lagi. Nah, organisme apa yang dulu punya inisiatif buat ngebentuk organ mata ini? Lalu proses biologis terbentuknya kayak gimana???
    Kemudian, evolusi karena faktor alam, atau seleksi alam. Evolusi berusaha memunculkan organ spesiasi baru yang menguntungkan dan dapat diturunkan. Nah, jadi organisme dalam satu ekosistem yang sama (dengan keadaan alam yang sama tentunya, krn satu tempat) seharusnya menuju suatu bentukkan evolusi yang paling sesuai dan menguntungkan di tempat itu. Tapi saya kok nemuin banyak jenis organisme pada satu tempat yah? Misalnya aja di padang rumput, kok ada gajah, zebra, harimau, kerbau, jerapah, ada rumput, pohon gede, dsb. Dan mereka tuh nyaman-nyaman aja dengan keadaan mereka masing-masing, buktinya mereka masih bisa berkembang dengan baik. Malah diantara mereka ada yang bersimbiosis komensalisme, parasitisme, bahkan mutualisme. Brarti keragaman itu jadi malah membentuk suatu keseimbangan. Kok nggak malah selalu saling menghancurkan satu-sama lain. Gimana dong???
    Emm.. kalo manusia dulu badannya gede-gede, kuat-kuat, mampu bertahan hidup sangat lama pada keadaan alam yang keras. Tapi kalo memang manusia berevolusi, sekarang manusia kok jadi tambah kecil, usianya juga makin pendek dibandingkan manusia-manusia dulu. Ketahanan terhadap patogen ataupun penyakit juga lebih rendah bila dibandingkan dengan orang-orang dulu. Kok faktanya malah berkebalikan ya???
    Lalu, satu lagi, jelasin dong (secara ilmiah, biar saya tambah percaya), dengan proses evolusi seperti apa akal budi dapat terbentuk dari suatu organisme moyang (asal) yang tidak berakal budi???

    Buat yang berbaik hati bwt bantu saya nemuin kebenaran, saya ucapin banyak terima kasih.
    Maaf kalo sekiranya saya tadi bicara agak banyak soal agama. Yah, saya meninjau dari segi keilmuannya/keilmiahannya. ^_^ d


    ok, dari post yg sebegini panjang (maaf sblmnya mw OOT dikit nih: post sepanjang begitu ngetiknya butuh niat bgt pastinya ). Gw mw kasi beberapa komentar dari gw sendiri yg mungkin bisa menjawab:

    pertama, mengenai agama dan ilmu manusia, kenapa gw menyatakan "jangan mencampuradukkan antara agama dan ilmu manusia" itu karena menemukan, menganalisis, dan mempresentasikan suatu penelitian ilmiah dari sisi ilmu manusia itu bener2 susah banget, butuh waktu bertahun2, melalui berbagai proses, mengumpulkan data dan semacamnya, dan terus dikoreksi berulang kali sampai dapat menghasilkan suatu rumusan ilmiah, sedangkan jika menyangkalnya dengan menggunakan agama seolah terkesan mudah saja, tinggal buka kitab agama yang dipercaya, membacakannya, beres deh, tapi apa itu bisa benar2 menjelaskan secara keilmuannya? Seperti kata Darwin saat teorinya dibantah oleh kaum religius, dalam kutipannya yg diterjemahkan "...tetapi itu bukan penjelasan ilmiah..."

    menurut gw, satu kalimat dalam kitab suci perlu dijelaskan dalam seribu kalimat manusia

    Berikutnya, gw blom pernah denger argumen Darwin tentang mata, dan gw juga bukan orang yg berpikir bahwa evolusi mengarah kepada kesempurnaan, karena kalau benar evolusi mengarah kepada kesempurnaan (yang dalam arti disini bahwa manusia saat ini merupakan puncaknya) berarti harusnya manusia punya sayap (supaya bisa terbang), punya sirip dan insang (supaya bisa berenang), punya cangkang luar yang keras (supaya bisa tahan terhadap lingkungan ekstrim) dan lain2.

    teori evolusi modern menyatakan bahwa organisme yang mengalami evolusi tidak mengarah kepada kesempurnaan, melainkan mengarah kepada suatu kondisi yang adaptif terhadap lingkungannya dan memungkinkan organisme tersebut untuk dapat bertahan hidup dan mempertahankan spesiesnya.

    Mengenai percobaan Mendel, memang pada persilangannya tidak bisa ditemukan spesies baru, karena itu masih dalam jangka waktu yang singkat, sedangkan evolusi adalah perubahan frekuensi gen disertai kemampuan survive di alam dan dalam jangka waktu yang lama, mengenai adanya keabnormalan, cacat, atau bahkan lethal menunjukkan bahwa organisme tersebut tidak memiliki kemampuan untuk survive di alam.

    Mengenai dalam suatu ekosistem mengapa terdapat berbagai makhluk, sebelumnya gw mau ngejelasin dulu perbedaan antara homologi dengan homoplasy, homologi adalah persamaan secara bentuk namun berbeda dalam fungsinya, contohnya bentuk rangka tangan manusia dengan sirip ikan paus atau sayap kelelawar bisa dikatakan mirip, namun berbeda dalam hal penggunaannya, ini disebut evolusi divergen, lalu homoplasy adalah persamaan secara fungsi namun berbeda secara bentuk (struktur), contohnya sayap burung dan sayap kupu2 memiliki fungsi yang sama (untuk terbang) sedangkan bentuk dan strukturnya sangat berbeda, ini disebut evolusi konvergen (evolusi yang mengarah pada satu tujuan yang sama).

    Sekarang kalau kita lihat pada ekosistem padang rumput, terdapat berbagai makhluk, oke sekarang gw mo tanya dulu, bagaimana "suatu bentukkan evolusi yang paling sesuai dan menguntungkan di tempat itu" menurut u? dan gw juga mo tanya ke orang lain tentang hal yang sama, apa gw bakalan dapet jawaban yang sama?

    begitu juga dengan spesies2 yang ada dalam ekosistem tersebut, mereka memiliki gene pool nya masing2 untuk dapat beradaptasi terhadap lingkungan hidupnya

    mengenai hubungan-hubungan yang terjadi dalam suatu ekosistem, gw pengen jelasin tapi sejujurnya gw sendiri baru lumayan bisa ngerti setelah dikuliahin beberapa pertemuan, intinya sih itu erat kaitannya dengan koevolusi (co-evolution)

    mengenai akal budi, sekarang gw mo tanya nih, kapasitas otak manusia brapa? menurut gw ini termasuk ciri khas evolusi dari famili Hominidae yang lebih menekankan pada perkembangan otak mereka

Page 9 of 22 FirstFirst ... 567891011121319 ... LastLast

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •