Page 10 of 22 FirstFirst ... 6789101112131420 ... LastLast
Results 136 to 150 of 318
http://idgs.in/47179
  1. #136
    VintageAllstar's Avatar
    Join Date
    Dec 2007
    Location
    North Jakarta
    Posts
    459
    Points
    550.40
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    ngmng apa sih kalian..
    sampai kapan pun tebing agama dan tebing ilmu pengetahuan terlampau jauh untuk dilewati, ada jurang yang terlampau dalam yang memisahkannya..
    ngk ad yang namanya ilmu pengetahuan yang benar bisa bersanding dengan agama..
    ngk usah berhayal..

    agama tidak punya bukti real.. tapi ilmu pengetahuan bisa dipertanggung jawabkan dengan uji ilmiah..
    jangan berdalih tentang agama yang menjurus pada ilmu ilmiah, saya hanya berbicara tentang agama murni.. karena agama itu sesungguhnya tidak ilmiah..
    ilmu pengetahuan bersifat logis, sedangkan agama bersifat imani..
    beda sudut pandang dan tentunya beda cara penerapan oleh karena itu ngk ada yang bisa menghubungkannya..

    maw berdebat masalah agama?
    kapan2 main2 ke forum sblh di bagian Agama dan kepercayaan.. disitu lebih detil dan kritis..

  2. Hot Ad
  3. #137
    Omicron's Avatar
    Join Date
    Dec 2008
    Location
    Earth Surface
    Posts
    48
    Points
    53.20
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    Quote Originally Posted by Ache View Post
    Lalu soal akal budi, ada teori lagi kalo manusia itu berasal dari Mars (bisa baca di thread sebelah). Manusia berasal dari living organism canggih di Mars. Maka dari itu mengapa manusia beda sama hewan lain.
    Organims canggihnya terbang pake apa? Apa pake semacam piring terbang? atau nebeng di meteor? Kalo baca dari thread sebelah se, katanya terlempar akibat polar shift, lalu nyape di bumi dan berevolusi jadi manusia.
    Bro, jangankan organism sekecil itu (apalagi kalo dikata cuman air), seteor seberat seribu ton pun bakalan habis. Mungkin hanya batuan-batuan yang sangat besar atau yang bahannya banyak berupa metal/iron atau material keras lainnya yang bisa mencapai earth surface. Belum lagi kalaupun sampai, pasti terjadi ledakan yang sangat kuat. Jarak bumi dengan Mars juga jauh sekali. Jarak terdekatnya sekitar 34650000 Miles atau 55751850 km, dan jarak rata-ratanya 225 juta km.

    Quote Originally Posted by the_Quirk View Post
    Yo, Bos. Keep Up With The Good Thing.

    Saya juga baru saja mempelajari hukum 1 dan 2 Mendel. Meskipun begitu, ada juga toh, sub-Bab yang njelasin Penyimpangan Hukum Mendel. Soal Evolusi, bahkan pengemukanya dan penerusnya pun juga nggak bisa ngejelasin soal bagaimana proses evolusi,ya itu. Dari yang ga punya mata hingga ke yang punya mata. Sebetulnya dari awal saya sudah menyinggung, jika ada teori evolusi itu maka akan ada fase peralihan dari kedua spesies dari spesies yang menuju dan yang dituju. Juga soal Evolusi yang lebih menuju ke Advantage, tetapi evolusi malah mambuat manusia lebih rentan terhadap berbagai macam patogen dan penyakit yang menjurus ke Disadvantage.

    Yah, setidaknya setiap orang boleh berpendapat dan bereksperimen.
    Thanks juga ats kommentnya, the_Quirk ^_^ d. Penjelasannya taktunggu yah...

    Quote Originally Posted by crysanthium View Post
    ok, dari post yg sebegini panjang (maaf sblmnya mw OOT dikit nih: post sepanjang begitu ngetiknya butuh niat bgt pastinya ). Gw mw kasi beberapa komentar dari gw sendiri yg mungkin bisa menjawab:

    pertama, mengenai agama dan ilmu manusia, kenapa gw menyatakan "jangan mencampuradukkan antara agama dan ilmu manusia" itu karena menemukan, menganalisis, dan mempresentasikan suatu penelitian ilmiah dari sisi ilmu manusia itu bener2 susah banget, butuh waktu bertahun2, melalui berbagai proses, mengumpulkan data dan semacamnya, dan terus dikoreksi berulang kali sampai dapat menghasilkan suatu rumusan ilmiah, sedangkan jika menyangkalnya dengan menggunakan agama seolah terkesan mudah saja, tinggal buka kitab agama yang dipercaya, membacakannya, beres deh, tapi apa itu bisa benar2 menjelaskan secara keilmuannya? Seperti kata Darwin saat teorinya dibantah oleh kaum religius, dalam kutipannya yg diterjemahkan "...tetapi itu bukan penjelasan ilmiah..."

    menurut gw, satu kalimat dalam kitab suci perlu dijelaskan dalam seribu kalimat manusia

    Berikutnya, gw blom pernah denger argumen Darwin tentang mata, dan gw juga bukan orang yg berpikir bahwa evolusi mengarah kepada kesempurnaan, karena kalau benar evolusi mengarah kepada kesempurnaan (yang dalam arti disini bahwa manusia saat ini merupakan puncaknya) berarti harusnya manusia punya sayap (supaya bisa terbang), punya sirip dan insang (supaya bisa berenang), punya cangkang luar yang keras (supaya bisa tahan terhadap lingkungan ekstrim) dan lain2.

    teori evolusi modern menyatakan bahwa organisme yang mengalami evolusi tidak mengarah kepada kesempurnaan, melainkan mengarah kepada suatu kondisi yang adaptif terhadap lingkungannya dan memungkinkan organisme tersebut untuk dapat bertahan hidup dan mempertahankan spesiesnya.

    Mengenai percobaan Mendel, memang pada persilangannya tidak bisa ditemukan spesies baru, karena itu masih dalam jangka waktu yang singkat, sedangkan evolusi adalah perubahan frekuensi gen disertai kemampuan survive di alam dan dalam jangka waktu yang lama, mengenai adanya keabnormalan, cacat, atau bahkan lethal menunjukkan bahwa organisme tersebut tidak memiliki kemampuan untuk survive di alam.

    Mengenai dalam suatu ekosistem mengapa terdapat berbagai makhluk, sebelumnya gw mau ngejelasin dulu perbedaan antara homologi dengan homoplasy, homologi adalah persamaan secara bentuk namun berbeda dalam fungsinya, contohnya bentuk rangka tangan manusia dengan sirip ikan paus atau sayap kelelawar bisa dikatakan mirip, namun berbeda dalam hal penggunaannya, ini disebut evolusi divergen, lalu homoplasy adalah persamaan secara fungsi namun berbeda secara bentuk (struktur), contohnya sayap burung dan sayap kupu2 memiliki fungsi yang sama (untuk terbang) sedangkan bentuk dan strukturnya sangat berbeda, ini disebut evolusi konvergen (evolusi yang mengarah pada satu tujuan yang sama).

    Sekarang kalau kita lihat pada ekosistem padang rumput, terdapat berbagai makhluk, oke sekarang gw mo tanya dulu, bagaimana "suatu bentukkan evolusi yang paling sesuai dan menguntungkan di tempat itu" menurut u? dan gw juga mo tanya ke orang lain tentang hal yang sama, apa gw bakalan dapet jawaban yang sama?

    begitu juga dengan spesies2 yang ada dalam ekosistem tersebut, mereka memiliki gene pool nya masing2 untuk dapat beradaptasi terhadap lingkungan hidupnya

    mengenai hubungan-hubungan yang terjadi dalam suatu ekosistem, gw pengen jelasin tapi sejujurnya gw sendiri baru lumayan bisa ngerti setelah dikuliahin beberapa pertemuan, intinya sih itu erat kaitannya dengan koevolusi (co-evolution)

    mengenai akal budi, sekarang gw mo tanya nih, kapasitas otak manusia brapa? menurut gw ini termasuk ciri khas evolusi dari famili Hominidae yang lebih menekankan pada perkembangan otak mereka
    Yoiy, Kak. Setuju! Yah itulah kalo kita beragamanya cuman ritual doang ya jadinya cupet. Kitab suci memang bukan buku astronomi, sejarah, kimia, biologi, fisika atau buku keilmuan lainya yang mendetail secara tekstual. Bukankah alam sekitar kita, tumbuhan, hewan, gunung, langit, dan alam semesta ini juga merupakan ayat-ayat Tuhan? Dan kebenaran agama bisa kok di buktikan secara ilmiah. Saya cuman pengin aja memperbaiki paradigma yang ada. Banyak orang memisahkan agama dan ilmu pengetahuan. Bisa-bisa orang-orang scientist terkesan lepas dari agama. Padahal fakta bahwa Science finds God. Orang lebih berilmu seharusya lebih mengenal Tuhannya.

    Kalo argumen itu, mendingan browsing lagi aja tentang argumen Darwin soal mata.

    Kak, kok malah pingin balik lagi. Bukannya kata evolusionis dulu kita dari ikan (menggunakan insang), kemudial berevolusi menjadi manusia (menggunakan paru-paru). Sirip ikan juga katanya berevolusi jadi kaki dan tangan. Dan meski gak punya sayap kayak burung, manusia bisa kok terbang bahkan sampe ke bulan. Manusia juga tetep bisa bertahan di alam tanpa cangakang keras. Kura-kura malah terancam makin punah. ???

    Dan, iya Kak, tak tunggu, kenapa interaksi malah saling menyeimbangkan, kok bukannya malah saling menghanurkan (seperti pemahaman Darwinism)???

    And... Akal budi karena volume otak, ya...
    Otak manusia puraba sekitar 600 cc, manusia 1200 cc. Tapi, otak anak-anak yang belum segede volume otak orang dewasa aja udah bisa ngitung. Menurut penelitian, rata-rata manusia baru mendayagunakan 4%-5% dari kemampuan otaknya, dan orang jenius 6%-8%. Dan tau nggak, bisa jadi volume otak paus 6x (Enam kali) volume otak manusia. Wah, berarti bisa 6x lebih jenius dong daripada manusia? Kenapa nggak paus aja yah yang jadi pemimpin bumi dan membuat peradaban ???

    Quote Originally Posted by VintageAllstar View Post
    ngmng apa sih kalian..
    sampai kapan pun tebing agama dan tebing ilmu pengetahuan terlampau jauh untuk dilewati, ada jurang yang terlampau dalam yang memisahkannya..
    ngk ad yang namanya ilmu pengetahuan yang benar bisa bersanding dengan agama..
    ngk usah berhayal..

    agama tidak punya bukti real.. tapi ilmu pengetahuan bisa dipertanggung jawabkan dengan uji ilmiah..
    jangan berdalih tentang agama yang menjurus pada ilmu ilmiah, saya hanya berbicara tentang agama murni.. karena agama itu sesungguhnya tidak ilmiah..
    ilmu pengetahuan bersifat logis, sedangkan agama bersifat imani..
    beda sudut pandang dan tentunya beda cara penerapan oleh karena itu ngk ada yang bisa menghubungkannya..
    Kak, boleh minta linknya nggak?

    Oh yah...?
    Ya enggak selalu empiristik, bisa secara rasional atau gabungan dari keduanya...
    Kalo agama nggak ilmiah trus dasar kita beragama pake apa?
    Agama memang keyakinan. Tapi bukannya keyakinan yang tidak berdasar kan?
    Tentu aja beragama pun pake ilmu, dan tentu saja akal sehat. Jadi sifatnya nggak doktrin-doktrin. Agama bisa kok dibuktikan dengan ilmu pengetahuan. Dan agama juga bisa mendukung ilmu pengetahuan.

  4. #138
    dimensions1807's Avatar
    Join Date
    Nov 2008
    Posts
    407
    Points
    455.50
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    yah... gw sih mendukung teori ini... dan sebenarnya agama dan ilmu pengetahuan itu bisa disatukan asalkan kita bisa berpikir kritis dan obyektif.
    menurut gw di agama dituliskan bahwa adam adalah manusia pertama, kalao menurut gw bisa aja diartikan Adam sebagai **** Sapiens pertama di bumi.

    gw pernah berdebat sama temen gw yang atheis...
    pertanyaan yang gw ajukan simpel. asal mulanya ada dunia ini gimana?. trus dia terangin tentang teori big bang dll2 ampe teori evolusi bahwa kehidupan diatas bumi berasal dari plankton2. tapi gw tanya lagi. sebelom big bang ada apa? sebelom2nya lagi ada apa? akhirnya dia cuma bilang pasti ada sesuatu tapi kita nggak tau mungkin dulu ada dunia kek gini tapi hancur trus membentuk proses big bang itu tadi lagi... nah gw tanya lagi paling awal sebelom adanya dunia ini sebelom adanya apa2 sebelom ada yang namanya ENERGI gimana? dia cuma diem... <dia ngomong panjang lebar mengenai hukum kekekalan energi>.

  5. #139
    Ache's Avatar
    Join Date
    Oct 2008
    Location
    Center Crowd
    Posts
    238
    Points
    277.80
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    Quote Originally Posted by Omicron View Post
    Organims canggihnya terbang pake apa? Apa pake semacam piring terbang? atau nebeng di meteor? Kalo baca dari thread sebelah se, katanya terlempar akibat polar shift, lalu nyape di bumi dan berevolusi jadi manusia.
    Bro, jangankan organism sekecil itu (apalagi kalo dikata cuman air), seteor seberat seribu ton pun bakalan habis. Mungkin hanya batuan-batuan yang sangat besar atau yang bahannya banyak berupa metal/iron atau material keras lainnya yang bisa mencapai earth surface. Belum lagi kalaupun sampai, pasti terjadi ledakan yang sangat kuat. Jarak bumi dengan Mars juga jauh sekali. Jarak terdekatnya sekitar 34650000 Miles atau 55751850 km, dan jarak rata-ratanya 225 juta km.
    Ya nebeng meteor.

    Quote Originally Posted by dimensions1807 View Post
    yah... gw sih mendukung teori ini... dan sebenarnya agama dan ilmu pengetahuan itu bisa disatukan asalkan kita bisa berpikir kritis dan obyektif.
    menurut gw di agama dituliskan bahwa adam adalah manusia pertama, kalao menurut gw bisa aja diartikan Adam sebagai **** Sapiens pertama di bumi.
    Kitab suci bukan sejarah, tapi pengalaman iman seseorang. Tapi memang Adam bisa diumpamakan sebagai manusia pertama.

  6. #140
    Menara_Jakarta's Avatar
    Join Date
    Aug 2008
    Location
    Menara Jakarta
    Posts
    1,890
    Points
    2,829.71
    Thanks: 0 / 7 / 7

    Default

    Quote Originally Posted by Ache View Post
    Ya nebeng meteor.



    Kitab suci bukan sejarah, tapi pengalaman iman seseorang. Tapi memang Adam bisa diumpamakan sebagai manusia pertama.
    Mas, ini kan masih hipotesis, belum tentu benar, jadi jangan dianggap seolah pasti benar. Banyak teori asal usul manusia.
    Quote of the week:

    "Indonesia is on the move, get on board." — Forbes Asia
    "The optimist proclaims that we live in the best of all possible worlds; and the pessimist fears this is true." James Branch Cabell

    Vote for Komodo National Park:
    http://www.new7wonders.com/nature/en/vote_on_nominees/

  7. #141
    dimensions1807's Avatar
    Join Date
    Nov 2008
    Posts
    407
    Points
    455.50
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    Quote Originally Posted by Ache View Post
    Kitab suci bukan sejarah, tapi pengalaman iman seseorang. Tapi memang Adam bisa diumpamakan sebagai manusia pertama.
    yep. gw rasa itu begitu , kenapa gw percaya karena setiap makhluk memiliki kemampuan untuk beradaptasi... katanya jari keenam panda pun karena si panda doyan makan bambu?

  8. #142
    Omicron's Avatar
    Join Date
    Dec 2008
    Location
    Earth Surface
    Posts
    48
    Points
    53.20
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    Quote Originally Posted by dimensions1807 View Post
    ...tapinah gw tanya lagi paling awal sebelom adanya dunia ini sebelom adanya apa2 sebelom ada yang namanya ENERGI gimana? dia cuma diem... <dia ngomong panjang lebar mengenai hukum kekekalan energi>.
    Hkum kkekalan energy:
    Energy tidak dapat dciptakan dan tidak dapat dmusnahkn.
    Seolah-olah energi itu mutlak kekal abadi, yg awal dan yg akhir. Yah sprti itu pmhaman org materialis/atheis. Tpi Energi BUKAN Tuhan. Energi tidak punya daya cipta(tidak bisa nyiptain makhluk). So, energi bukan yg mngadakan khidupan di bumi ini.

    Quote Originally Posted by Ache View Post
    Ya nebeng meteor.



    Kitab suci bukan sejarah, tapi pengalaman iman seseorang. Tapi memang Adam bisa diumpamakan sebagai manusia pertama.
    Mas, cara nebengnya tuh orgnism gimana?
    Trus gimana bisanya melalui atmosfer (padahal kecepatan, dan suhunya sangat tinggi), bagaimana dg ledakan setelah terjadinya tumbukan dg prmukaan bumi?

  9. #143
    Ache's Avatar
    Join Date
    Oct 2008
    Location
    Center Crowd
    Posts
    238
    Points
    277.80
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    Quote Originally Posted by Omicron View Post
    Mas, cara nebengnya tuh orgnism gimana?
    Trus gimana bisanya melalui atmosfer (padahal kecepatan, dan suhunya sangat tinggi), bagaimana dg ledakan setelah terjadinya tumbukan dg prmukaan bumi?
    Benar juga yah, i apologize, menara_jakarta bener, belum tentu bener itu teori. Saya lupa ini forum World Mysteries :P tapi itu bukan berarti evolusi tidak ada.

  10. #144
    crysanthium's Avatar
    Join Date
    Jun 2008
    Posts
    76
    Points
    85.90
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    Kak, kok malah pingin balik lagi. Bukannya kata evolusionis dulu kita dari ikan (menggunakan insang), kemudial berevolusi menjadi manusia (menggunakan paru-paru). Sirip ikan juga katanya berevolusi jadi kaki dan tangan. Dan meski gak punya sayap kayak burung, manusia bisa kok terbang bahkan sampe ke bulan. Manusia juga tetep bisa bertahan di alam tanpa cangakang keras. Kura-kura malah terancam makin punah. ???
    nah itu seperti yg gw bilang sebelumnya klo evolusi bukan mengarah kepada kesempurnaan, tetapi kepada suatu kondisi yg adaptif di habitatnya, nah masalah manusia punya sayap dsb itu gw ngga ngerti kenapa u nanyain lg, yawdah jadi sekarang yg mau dibahas tentang kura2 nih? hmm... kenapa kura2 malah terancam punah... u tau penyebab utamanya? karena dia sering diburu oleh manusia untuk diambil cangkangnya dan dijadiin perhiasan dsb, padahal kenyataannya struktur cangkang itu sendiri memberikan kemampuan adaptif bagi kura2 untuk bertahan hidup (terutama dari para predator yang ingin memangsanya)

    Dan, iya Kak, tak tunggu, kenapa interaksi malah saling menyeimbangkan, kok bukannya malah saling menghanurkan (seperti pemahaman Darwinism)???
    sebelumnya gw pengen tau dulu ini artikel dari mana ya? tolong dicantumin sumbernya juga soalnya gw ngga pernah baca tentang pemahaman darwinism yg saling ancur2an (yg menurut gw **** amat klo ada org yg mikir ky begitu, klo semua ancur2an yha bumi ini bakalan kosong melompong dalam waktu singkat)

    gw sih mempelajari teori evolusi modern dan bukan pemahaman2 kolot orang dulu


    And... Akal budi karena volume otak, ya...
    Otak manusia puraba sekitar 600 cc, manusia 1200 cc. Tapi, otak anak-anak yang belum segede volume otak orang dewasa aja udah bisa ngitung. Menurut penelitian, rata-rata manusia baru mendayagunakan 4%-5% dari kemampuan otaknya, dan orang jenius 6%-8%. Dan tau nggak, bisa jadi volume otak paus 6x (Enam kali) volume otak manusia. Wah, berarti bisa 6x lebih jenius dong daripada manusia? Kenapa nggak paus aja yah yang jadi pemimpin bumi dan membuat peradaban ???

    sekarang si paus tsb mendayagunakan brapa persen dari total keseluruhan volume otaknya? dan apa u yakin data itu valid? (sekedar info, burung unta yg segede gitu aja punya otak yg lebih kecil daripada bola matanya sendiri) trus klo boleh tau bagian mana dari otak paus yg berkembang? perkembangan otak itu juga ngga sembarangan karena pada setiap hewan (yg punya otak) memiliki perkembangan otak yang berbeda2, misalnya burung yg mengembangkan otak depannya sehingga memiliki hyperstriatum (bagian otak depan yang ngga dimiliki mamalia) yg digunakan untuk mengenali suara kicauan

  11. #145
    CaiCaipOO
    Guest

    Default

    Kita melihat, ada orang-orang yang mencari fosil-fosil untuk membuktikan adanya nenek moyang manusia yang hidup ratusan ribu, bahkan jutaan tahun yang lalu. Mereka menggunakan metode Karbon 14 untuk mengukur umur dari fosil-fosil yang ditemukan. Ternyata asumsi ini sekarang sangat diragukan kebenarannya.
    kesalahan carbon dating dan metode dating lainnya ini sudah pernah diprotes sama org geologyst, tp fisikawan tetep ngotot kalo itu akurat
    alhasil, gunung krakatau yg meledak bbrp puluh tahun yg lalu itu, dikarbon dating sampe 3 kali, dan tetep aja umurnya jutaan tahun
    kesalahan carbon dating ini pertama kali diketahui karena ada sebuah tulang yg kedua ujungnya terletak di lapisan sedimen yang berbeda, kedua ujung tulang tsb dicek umurnya selisih ratusan ribu tahun (padahal dari tulang yang sama)


  12. #146
    Omicron's Avatar
    Join Date
    Dec 2008
    Location
    Earth Surface
    Posts
    48
    Points
    53.20
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    Quote Originally Posted by crysanthium View Post
    nah itu seperti yg gw bilang sebelumnya klo evolusi bukan mengarah kepada kesempurnaan, tetapi kepada suatu kondisi yg adaptif di habitatnya, nah masalah manusia punya sayap dsb itu gw ngga ngerti kenapa u nanyain lg, yawdah jadi sekarang yg mau dibahas tentang kura2 nih? hmm... kenapa kura2 malah terancam punah... u tau penyebab utamanya? karena dia sering diburu oleh manusia untuk diambil cangkangnya dan dijadiin perhiasan dsb, padahal kenyataannya struktur cangkang itu sendiri memberikan kemampuan adaptif bagi kura2 untuk bertahan hidup (terutama dari para predator yang ingin memangsanya)



    sebelumnya gw pengen tau dulu ini artikel dari mana ya? tolong dicantumin sumbernya juga soalnya gw ngga pernah baca tentang pemahaman darwinism yg saling ancur2an (yg menurut gw **** amat klo ada org yg mikir ky begitu, klo semua ancur2an yha bumi ini bakalan kosong melompong dalam waktu singkat)

    gw sih mempelajari teori evolusi modern dan bukan pemahaman2 kolot orang dulu





    sekarang si paus tsb mendayagunakan brapa persen dari total keseluruhan volume otaknya? dan apa u yakin data itu valid? (sekedar info, burung unta yg segede gitu aja punya otak yg lebih kecil daripada bola matanya sendiri) trus klo boleh tau bagian mana dari otak paus yg berkembang? perkembangan otak itu juga ngga sembarangan karena pada setiap hewan (yg punya otak) memiliki perkembangan otak yang berbeda2, misalnya burung yg mengembangkan otak depannya sehingga memiliki hyperstriatum (bagian otak depan yang ngga dimiliki mamalia) yg digunakan untuk mengenali suara kicauan
    Baiklah saya akan coba lebih perjelas kalimatnya.
    Saya hanya menggaris bawahi tentang penggambaran kesempurnaan yang kamu tulis.
    Maksud saya kenapa gambaran yang muncul dari anda adalah tahap-tahap sebelum diraihnya keadaan manusia sekarang (tahap tsb berdasar teori Darwin). Padahal saya berharap mendapat gambaran dari anda berupa keadaan manusia yang lebih sempurna dari sekarang (bukankah menusia itu diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya?)
    Secara implisit dari pertanyaan-pertanyaan itu, saya ingin menyampaikan bahwa kesempurnaan manusia untuk survive di alam adalah bukan karena bila manusia mempunyai semua organ-organ khusus tersebut. Kita tahu bahwa organ-organ tidak bisa adaptif dalam perubahan yang ekstrim. Misalnya dari darat ke laut/air, paru-paru manusia tidak akan bisa beradaptasi menjadi insang. Namun, adaptasi dapat dilakukan pada keadaan, misalnya, orang pada daerah pegunungan akan meningkatkan produksi hemoglobin ke dalam darah untuk mengoptimalkan pengikatan oksigen. Manusia dapat bertahan karena didukung oleh daya pikirnya. Dan ini suatu bentuk adaptif yang unik dimiliki manusia. Misalnya, pada suasana yang dingin, manusia tidak akan beradaptasi dengan menumbuhkan bulu tebal, namun dia akan (mencari cara) menyalakan api untuk memperoleh energi panas dari luar tubuhnya.

    Salah satu contoh kesalah pemahaman orang-orang tentang konsep di alam, saya mengutip dari
    http://www.dibalikperangdunia.com/4.html :
    ==========================


    Jadi, apakah penyebab bencana ini, yang telah mengubah Eropa menjadi lautan darah? Mengapa para pemimpin negara-negara berkuasa menjerumuskan bangsa mereka ke dalam lembah kematian yang sia-sia ini?

    Sebelum perang, banyak orang berpikir bahwa perang seperti ini akan sangat bermanfaat, dan bahkan diperlukan. Banyak orang yang menyambut perang dan sangat gembira ketika perang diumumkan. Para pemimpin dengan bangga mengirimkan serdadu mereka ke medan peperangan.

    Penyebab utama kesalahan besar ini adalah keyakinan mereka akan sebuah gagasan, yaitu ajaran Darwin (Darwinisme). Ahli sejarah Amerika, Thomas Knapp menjelaskan hal ini sebagai berikut:

    Perang itu sendiri bukanlah hal yang mengejutkan. Perang sebenarnya sudah diperkirakan oleh kalangan Eropa secara luas sekitar sepuluh tahun sebelum 1914. Bahkan ada cukup bukti untuk menunjukkan bahwa sejumlah orang Eropa dari berbagai pihak menyambut datangnya perang. Perang dianggap menyucikan, menggairahkan, membuat muda kembali. Sistem pendidikan di sebagian besar negara Eropa telah dirasuki oleh semacam sikap mental bersaing dari paham Darwinisme Sosial, di mana perang dilihat sebagai hal yang menyemangati dan memuliakan.

    Darwinisme Sosial adalah penerapan teori evolusi Darwin dalam masyarakat.


    Charles Darwin

    Di dalam teorinya, yang kemudian terbukti keliru, Darwin menyatakan bahwa semua makhluk di alam terlibat dalam pertarungan untuk bertahan hidup. Dia menyatakan bahwa manusia adalah bentuk lanjutan dari hewan yang memenangkan pertikaian. Teori yang keliru ini, yang tampak seolah kenyataan ilmiah bagi banyak orang, mengingat rendahnya tingkat teknologi di kala itu, menjadi dasar bagi Perang Dunia I serta bagi sejumlah bencana kemanusiaan lainnya.

    Catatan harian dan surat-menyurat pribadi para pemimpin Eropa masa itu menunjukkan bahwa mereka terpengaruh oleh Darwinisme Sosial. Para pemimpin ini mengingkari jalan akhlak yang didasarkan pada kasih sayang dan cinta yang Allah wahyukan kepada manusia, dan lebih memilih Darwinisme Sosial.

    Sebagai contoh, Jenderal von Hoetzendorff, kepala staf Austria-Hungaria menulis dalam kenangan setelah perangnya:

    Agama, ajaran akhlak dan pandangan filsafat yang penuh kasih, terkadang mampu melemahkan perjuangan manusia untuk bertahan hidup dalam bentuknya yang paling kasar, namun takkan pernah berhasil menghilangkannya sebagai sumber penggerak dunia… Sesuai dengan prinsip besar inilah bencana perang dunia terjadi sebagai akibat kekuatan penggerak dalam kehidupan negara dan masyarakat, bagaikan badai yang secara alamiah harus melepaskan energinya sendiri.

    (James Joll, Europe Since 1870: An International History, Penguin Books, Middlesex, 1990, hal. 164)


    Friedrich von Bernhardi, jenderal Perang Dunia I lainnya, juga menarik garis penghubung antara perang dengan apa yang disebut sebagai hukum alam evolusi:

    Perang adalah kebutuhan makhluk hidup. Perang sama pentingnya dengan pertarungan unsur-unsur alam; perang memberikan keputusan yang menurut ilmu kehidupan adalah adil, karena keputusannya berpijak pada sifat paling mendasar dari segala sesuatu. (M. F. Ashley-Montagu, Man in Process, World. Pub. Co., New York, 1961, hal. 76, 77)

    Kesimpulannya, Perang Dunia I disebabkan oleh para penguasa Eropa yang percaya bahwa peperangan, pertumpahan darah, penderitaan, dan membuat orang lain menderita semuanya adalah bagian dari "hukum alam." Teori evolusi Darwin-lah yang telah mendorong seluruh generasi ke dalam keyakinan yang keliru ini. Gambaran sosok Darwin yang gelap bersembunyi di balik tirai peperangan.

    Namun, berlawanan dengan pernyataan Darwin, manusia bukanlah hewan yang bertahan hidup dengan tujuan berperang satu sama lain.
    ==========================

    Tentang ukuran/volume otak bukan ditentukan dari besarnya keseluruhan (tnggi/panjang/lebar) badan. Tapi ukuran tulang tengkorak (cranium) organism tersebut. Kalo burung unta (Struthio camelus) memang tingginya bisa sampe 2,5 meter tapi perhatikan ukuran kepalanya. Saya coba mempertanyakan (karena anda mengungkapkan kapasitas/volume otak sebagai penentu akal) dengan bagaimana kalau dibandingkan dengan ukuran kepala ikan paus yang lebih besar daripada manusia, apakah dengan otak besar dapat mempunyai akal? Untuk berapa persen ikan paus baru mendayagunakan otaknya memang blum ada penelitian. Yah memang karena otak pada hewan adalah sebagai organ sistem koordinasi (pusat pengatur motabolisme, syaraf, sirkulasi, organ-organ).
    Pendayaan gunaan yang dimaksudkan pada manusia adalah secara kualitasnya bukan secara kuantitasnya. Pada fungsinya sebagai organ pusat sistem koordinasi, tentu saja seluruh bagian otak bekerja (Yah kalo otak kita dicuil sebagian aja pasti udah gak bisa fungsi). Tapi yang dimaksudkan adalah secara kualitasnya.
    Otak pada manusia bila saya analogikan dengan sebuah mesin berdaya 4000 HP, maka rata-rata manusia hanya memacu mesin tersebut hanya pada kisaran 400 HP (bila rata-rata pendayagunaannya adalah 10%). Dan bukan berarti bila mesin tersebut terdiri dari 10 silinder yang digunakan baru 1 silinder.
    Tapi penelitian pada manusia, yang diukur adalah kecerdasan (inteligency) dalam berbagai aspek, lebih dari sekedar untuk pusat pengatur kerja sistem organ saja.
    Dengan akal, manusia mampu berpikir, menentukan baik atau buruk dan benar atau salah, etika/moral, logika, rasional, budaya, dan salah satu unsur yang tidak dipungkiri adanya adalah jiwa. Dan ini tidak mampu didefinisikan melalui pendekatan biologis. Nah, orang mengalami gangguan kejiwaan (katakanlah sakit jiwa atau gila), padahal organ-organnya, metabolisme, sirkulasi, koordinasinya masih berfungsi. Bagaimana anda menjelaskan hal ini? Akal manusia tidak akan pernah dicapai oleh makhluk lain dengan proses evolusi apapun. Bagaimana anda menjelaskan proses evolusi pembentukan akal ini?
    Dan jika memang akal dicapai dengan proses evolusi, seharusnya organism lain juga ada yang memiliki akalbudi. Karena kalo emang begitu juga organism mana yang tidak kepingin punya kecerdasan, kebudayaan untuk membangun peradaban? Dan samakah yang menggunakan akalnya dan tidak menggunakan akalnya (sama-sama punya otak)?

  13. #147
    Ache's Avatar
    Join Date
    Oct 2008
    Location
    Center Crowd
    Posts
    238
    Points
    277.80
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    Quote Originally Posted by Omicron View Post
    Baiklah saya akan coba lebih perjelas kalimatnya.
    Saya hanya menggaris bawahi tentang penggambaran kesempurnaan yang kamu tulis.
    Maksud saya kenapa gambaran yang muncul dari anda adalah tahap-tahap sebelum diraihnya keadaan manusia sekarang (tahap tsb berdasar teori Darwin). Padahal saya berharap mendapat gambaran dari anda berupa keadaan manusia yang lebih sempurna dari sekarang (bukankah menusia itu diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya?)
    Secara implisit dari pertanyaan-pertanyaan itu, saya ingin menyampaikan bahwa kesempurnaan manusia untuk survive di alam adalah bukan karena bila manusia mempunyai semua organ-organ khusus tersebut. Kita tahu bahwa organ-organ tidak bisa adaptif dalam perubahan yang ekstrim. Misalnya dari darat ke laut/air, paru-paru manusia tidak akan bisa beradaptasi menjadi insang. Namun, adaptasi dapat dilakukan pada keadaan, misalnya, orang pada daerah pegunungan akan meningkatkan produksi hemoglobin ke dalam darah untuk mengoptimalkan pengikatan oksigen. Manusia dapat bertahan karena didukung oleh daya pikirnya. Dan ini suatu bentuk adaptif yang unik dimiliki manusia. Misalnya, pada suasana yang dingin, manusia tidak akan beradaptasi dengan menumbuhkan bulu tebal, namun dia akan (mencari cara) menyalakan api untuk memperoleh energi panas dari luar tubuhnya.

    Salah satu contoh kesalah pemahaman orang-orang tentang konsep di alam, saya mengutip dari
    http://www.dibalikperangdunia.com/4.html :
    ==========================


    Jadi, apakah penyebab bencana ini, yang telah mengubah Eropa menjadi lautan darah? Mengapa para pemimpin negara-negara berkuasa menjerumuskan bangsa mereka ke dalam lembah kematian yang sia-sia ini?

    Sebelum perang, banyak orang berpikir bahwa perang seperti ini akan sangat bermanfaat, dan bahkan diperlukan. Banyak orang yang menyambut perang dan sangat gembira ketika perang diumumkan. Para pemimpin dengan bangga mengirimkan serdadu mereka ke medan peperangan.

    Penyebab utama kesalahan besar ini adalah keyakinan mereka akan sebuah gagasan, yaitu ajaran Darwin (Darwinisme). Ahli sejarah Amerika, Thomas Knapp menjelaskan hal ini sebagai berikut:

    Perang itu sendiri bukanlah hal yang mengejutkan. Perang sebenarnya sudah diperkirakan oleh kalangan Eropa secara luas sekitar sepuluh tahun sebelum 1914. Bahkan ada cukup bukti untuk menunjukkan bahwa sejumlah orang Eropa dari berbagai pihak menyambut datangnya perang. Perang dianggap menyucikan, menggairahkan, membuat muda kembali. Sistem pendidikan di sebagian besar negara Eropa telah dirasuki oleh semacam sikap mental bersaing dari paham Darwinisme Sosial, di mana perang dilihat sebagai hal yang menyemangati dan memuliakan.

    Darwinisme Sosial adalah penerapan teori evolusi Darwin dalam masyarakat.


    Charles Darwin

    Di dalam teorinya, yang kemudian terbukti keliru, Darwin menyatakan bahwa semua makhluk di alam terlibat dalam pertarungan untuk bertahan hidup. Dia menyatakan bahwa manusia adalah bentuk lanjutan dari hewan yang memenangkan pertikaian. Teori yang keliru ini, yang tampak seolah kenyataan ilmiah bagi banyak orang, mengingat rendahnya tingkat teknologi di kala itu, menjadi dasar bagi Perang Dunia I serta bagi sejumlah bencana kemanusiaan lainnya.

    Catatan harian dan surat-menyurat pribadi para pemimpin Eropa masa itu menunjukkan bahwa mereka terpengaruh oleh Darwinisme Sosial. Para pemimpin ini mengingkari jalan akhlak yang didasarkan pada kasih sayang dan cinta yang Allah wahyukan kepada manusia, dan lebih memilih Darwinisme Sosial.

    Sebagai contoh, Jenderal von Hoetzendorff, kepala staf Austria-Hungaria menulis dalam kenangan setelah perangnya:

    Agama, ajaran akhlak dan pandangan filsafat yang penuh kasih, terkadang mampu melemahkan perjuangan manusia untuk bertahan hidup dalam bentuknya yang paling kasar, namun takkan pernah berhasil menghilangkannya sebagai sumber penggerak dunia… Sesuai dengan prinsip besar inilah bencana perang dunia terjadi sebagai akibat kekuatan penggerak dalam kehidupan negara dan masyarakat, bagaikan badai yang secara alamiah harus melepaskan energinya sendiri.

    (James Joll, Europe Since 1870: An International History, Penguin Books, Middlesex, 1990, hal. 164)


    Friedrich von Bernhardi, jenderal Perang Dunia I lainnya, juga menarik garis penghubung antara perang dengan apa yang disebut sebagai hukum alam evolusi:

    Perang adalah kebutuhan makhluk hidup. Perang sama pentingnya dengan pertarungan unsur-unsur alam; perang memberikan keputusan yang menurut ilmu kehidupan adalah adil, karena keputusannya berpijak pada sifat paling mendasar dari segala sesuatu. (M. F. Ashley-Montagu, Man in Process, World. Pub. Co., New York, 1961, hal. 76, 77)

    Kesimpulannya, Perang Dunia I disebabkan oleh para penguasa Eropa yang percaya bahwa peperangan, pertumpahan darah, penderitaan, dan membuat orang lain menderita semuanya adalah bagian dari "hukum alam." Teori evolusi Darwin-lah yang telah mendorong seluruh generasi ke dalam keyakinan yang keliru ini. Gambaran sosok Darwin yang gelap bersembunyi di balik tirai peperangan.

    Namun, berlawanan dengan pernyataan Darwin, manusia bukanlah hewan yang bertahan hidup dengan tujuan berperang satu sama lain.
    ==========================

    Tentang ukuran/volume otak bukan ditentukan dari besarnya keseluruhan (tnggi/panjang/lebar) badan. Tapi ukuran tulang tengkorak (cranium) organism tersebut. Kalo burung unta (Struthio camelus) memang tingginya bisa sampe 2,5 meter tapi perhatikan ukuran kepalanya. Saya coba mempertanyakan (karena anda mengungkapkan kapasitas/volume otak sebagai penentu akal) dengan bagaimana kalau dibandingkan dengan ukuran kepala ikan paus yang lebih besar daripada manusia, apakah dengan otak besar dapat mempunyai akal? Untuk berapa persen ikan paus baru mendayagunakan otaknya memang blum ada penelitian. Yah memang karena otak pada hewan adalah sebagai organ sistem koordinasi (pusat pengatur motabolisme, syaraf, sirkulasi, organ-organ).
    Pendayaan gunaan yang dimaksudkan pada manusia adalah secara kualitasnya bukan secara kuantitasnya. Pada fungsinya sebagai organ pusat sistem koordinasi, tentu saja seluruh bagian otak bekerja (Yah kalo otak kita dicuil sebagian aja pasti udah gak bisa fungsi). Tapi yang dimaksudkan adalah secara kualitasnya.
    Otak pada manusia bila saya analogikan dengan sebuah mesin berdaya 4000 HP, maka rata-rata manusia hanya memacu mesin tersebut hanya pada kisaran 400 HP (bila rata-rata pendayagunaannya adalah 10%). Dan bukan berarti bila mesin tersebut terdiri dari 10 silinder yang digunakan baru 1 silinder.
    Tapi penelitian pada manusia, yang diukur adalah kecerdasan (inteligency) dalam berbagai aspek, lebih dari sekedar untuk pusat pengatur kerja sistem organ saja.
    Dengan akal, manusia mampu berpikir, menentukan baik atau buruk dan benar atau salah, etika/moral, logika, rasional, budaya, dan salah satu unsur yang tidak dipungkiri adanya adalah jiwa. Dan ini tidak mampu didefinisikan melalui pendekatan biologis. Nah, orang mengalami gangguan kejiwaan (katakanlah sakit jiwa atau gila), padahal organ-organnya, metabolisme, sirkulasi, koordinasinya masih berfungsi. Bagaimana anda menjelaskan hal ini? Akal manusia tidak akan pernah dicapai oleh makhluk lain dengan proses evolusi apapun. Bagaimana anda menjelaskan proses evolusi pembentukan akal ini?
    Dan jika memang akal dicapai dengan proses evolusi, seharusnya organism lain juga ada yang memiliki akalbudi. Karena kalo emang begitu juga organism mana yang tidak kepingin punya kecerdasan, kebudayaan untuk membangun peradaban? Dan samakah yang menggunakan akalnya dan tidak menggunakan akalnya (sama-sama punya otak)?
    Yakin nih kalo Darwinisme Sosial bener-bener menyebabkan Perang Dunia? Kalo gitu, kenapa Hitler mengobarkan perang, apakah karena dia menganut Darwinisme Sosial? Lalu juga kenapa Perang Dingin meletus, apakah Soviet dan AS menganut Darwinisme Sosial? Lalu kenapa KONFRONTASI INDONESIA-MALAYSIA serta OPERASI TRIKORA dilangsungkan oleh Sukarno, dia menganut Darwinisme Sosial ya?? Memang ini sifat dasar manusia, dan manusia mana sih yang mau disebut binatang, sampe ikut-ikutan sifat binatang dalam seleksi alam?

  14. #148
    Menara_Jakarta's Avatar
    Join Date
    Aug 2008
    Location
    Menara Jakarta
    Posts
    1,890
    Points
    2,829.71
    Thanks: 0 / 7 / 7

    Default

    Quote Originally Posted by Ache View Post
    Yakin nih kalo Darwinisme Sosial bener-bener menyebabkan Perang Dunia? Kalo gitu, kenapa Hitler mengobarkan perang, apakah karena dia menganut Darwinisme Sosial? Lalu juga kenapa Perang Dingin meletus, apakah Soviet dan AS menganut Darwinisme Sosial? Lalu kenapa KONFRONTASI INDONESIA-MALAYSIA serta OPERASI TRIKORA dilangsungkan oleh Sukarno, dia menganut Darwinisme Sosial ya?? Memang ini sifat dasar manusia, dan manusia mana sih yang mau disebut binatang, sampe ikut-ikutan sifat binatang dalam seleksi alam?
    Err yang dimaksud adalah Perang Dunia I, bukan Perang Dunia II, Dingin, apalagi konfrontasi Indonesia-Malaysia. Lagipula memang benar kan, meskipun casus bellinya pembunuhan Putra Mahkota Austria Franz Ferdinand, tapi mereka sudah bersitegang, membentuk aliansi, membangun militer, dll.
    Quote of the week:

    "Indonesia is on the move, get on board." — Forbes Asia
    "The optimist proclaims that we live in the best of all possible worlds; and the pessimist fears this is true." James Branch Cabell

    Vote for Komodo National Park:
    http://www.new7wonders.com/nature/en/vote_on_nominees/

  15. #149
    Ache's Avatar
    Join Date
    Oct 2008
    Location
    Center Crowd
    Posts
    238
    Points
    277.80
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    Quote Originally Posted by Menara_Jakarta View Post
    Err yang dimaksud adalah Perang Dunia I, bukan Perang Dunia II, Dingin, apalagi konfrontasi Indonesia-Malaysia. Lagipula memang benar kan, meskipun casus bellinya pembunuhan Putra Mahkota Austria Franz Ferdinand, tapi mereka sudah bersitegang, membentuk aliansi, membangun militer, dll.
    Lho, wajar kan kalo mereka bangun militer, namanya juga manusia, pasti bernafsu dengan wilayah/teritori lain. Kenapa mesti dikaitkan dengan Darwinisme Sosial?

  16. #150
    Omicron's Avatar
    Join Date
    Dec 2008
    Location
    Earth Surface
    Posts
    48
    Points
    53.20
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    Quote Originally Posted by Ache View Post
    Yakin nih kalo Darwinisme Sosial bener-bener menyebabkan Perang Dunia? Kalo gitu, kenapa Hitler mengobarkan perang, apakah karena dia menganut Darwinisme Sosial? Lalu juga kenapa Perang Dingin meletus, apakah Soviet dan AS menganut Darwinisme Sosial? Lalu kenapa KONFRONTASI INDONESIA-MALAYSIA serta OPERASI TRIKORA dilangsungkan oleh Sukarno, dia menganut Darwinisme Sosial ya?? Memang ini sifat dasar manusia, dan manusia mana sih yang mau disebut binatang, sampe ikut-ikutan sifat binatang dalam seleksi alam?
    Wah, wah... kejauhan Mas..!!!
    Kan saya bilang, "Salah satu contoh kesalah pemahaman orang-orang tentang konsep di alam". Jadi EnggaK berarti semua perang di dunia ini terjadi karena pemahaman Darwinisme Sosial.

    Emm...
    Saya mengutip pernyataan anda:
    "Memang ini sifat dasar manusia, dan manusia mana sih yang mau disebut binatang, sampe ikut-ikutan sifat binatang dalam seleksi alam?"
    Dari situ apakah saya bisa ambil pengertian bahwa manusia seharusnya tidak termasuk dalam seleksi alam, berbeda dengan hewan, dengan kata lain bukan bentukan dari hewan (bukan hasil evolusi hewan)?
    Yah, mungkin memang pernyataan itu belum sepenuhnya mengarah ke sana. Mungkin anda bisa menjelaskan lebih lanjut dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan saya sebelumnya yang belum terjawab..?

    Quote Originally Posted by Ache View Post
    Lho, wajar kan kalo mereka bangun militer, namanya juga manusia, pasti bernafsu dengan wilayah/teritori lain. Kenapa mesti dikaitkan dengan Darwinisme Sosial?
    Gimanase... ya EnggaK wajar lah..
    Kalau misalnya saya (bernafsu dengan wilayah/teritori lain) makan tanah tetangga, nglebarin rumah sampe nerobos tanah dan pagernya tuh tetangga, apakah ini dibilan Wajar?

    Orang normal (yang pake hati nurani dan akal sehat) pasti sadar bahwa dia hidup nggak sendirian.
    Ada Tuhan, ada manusia, ada alam.

Page 10 of 22 FirstFirst ... 6789101112131420 ... LastLast

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •