HoooaM buat Mirimon XLL ma Satan_Love_You,,
he9x,,
cah ngendi seng gwe foruM solo nie??
megapolitaN?? ampe aq punya Cucu mungkin bru jd megapolitan Kali.. heheheheh ^^
HoooaM buat Mirimon XLL ma Satan_Love_You,,
he9x,,
cah ngendi seng gwe foruM solo nie??
megapolitaN?? ampe aq punya Cucu mungkin bru jd megapolitan Kali.. heheheheh ^^
Kemaren2 gw baca kompas penertiban dengan perpindahan lokasi PKL pake kirab budaya, jadinya PKL ga dianggap rendah tetapi menjadi mitra pemerintah (ini baru mantap). Dpat pasarnya dpt promosi gratis dpt izin usaha cuma2 di tempat yg baru,
Pesatnya di luar jawa coba liat pekanbaru RIAU, Harga taksi Mahal Makanan Mahal Gaji dari perusahaan minya dollar US. Kuli Buruh minyak kalau ke jakarta mainnya ke Plaza Senayan ga percaya tanya mandor sana. Temen gw orang provider HP lagi promosi, yg ngedaftar rata2 punya HP GSM yg dibawa N95. Cewek2nya maknyus topmarkotop tapi rata2 fashion disana sifatnya statis >.<.
Last edited by seanman; 10-02-08 at 11:37.
Gw liat terus perkembangan Solo di skyscrapercity, dan memang berkembang dengan baik, maju terus!
http://www.solopos.co.id/zindex_menu...n=h01&id=75827
Semarang (Espos) Kota Solo ditetapkan sebagai kota pro investasi tahun 2008 se-Provinsi Jawa Tengah (Jateng), mengalahkan empat daerah lainnya di provinsi ini.
Di bawah Kota Bengawan berturut-turut Kabupaten Wonosobo, Kota Tegal, Kabupaten Temanggung dan Kota Semarang.
Penilaian dilakukan oleh tim seleksi gabungan dari Badan Penanaman Modal (BPM) Jateng, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jateng, Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD), dan perguruan tinggi masing-masing Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Universitas Diponegoro (Undip) Semarang dan Universitas Katolik Soegijapranata (Unika) Semarang.
Menurut anggota tim seleksi dari UKSW Salatiga, Prof Supramono, penilaian kabupaten/kota pro investasi meliputi 60% berupa upaya menarik investasi, 20% kinerja pengembangan investasi dan 20% berupa prospek investasi.
”Dari kriteria tersebut, kabupaten/kota yang lolos 10 besar adalah Solo, Klaten, Sukoharjo, Wonosobo, Temanggung, Kabupaten Magelang, Kota Tegal, Semarang, Kota Pekalongan, dan Brebes,” jelas dia di Semarang, Senin (11/8).
Setelah dilakukan seleksi terhadap 10 besar, sambung dia, yang lolos lima besar adalah Solo, Kota Semarang, Kota Tegal, Temanggung dan Wonosobo. ”Melalui diskusi panel terhadap lima besar itu terpilih Kota Solo sebagai pro investasi 2008,” katanya.
Gubernur Jateng, Ali Mufiz yang hadir dalam penutupan acara mengucapkan selamat kepada Kota Bengawan, serta meminta kepada kabupaten/kota untuk terus meningkatkan pelayanan kepada calon investor melalui pelayanan satu pintu one stop service.
Pada bagian lain, Walikota Solo Joko Widodo (Jokowi) menyatakan sebanyak sembilan hotel bintang empat dan bintang lima akan berdiri di kota ini dalam kurun waktu dua tahun ke depan. Menurut Jokowi, selain pembangunan sembilan hotel berbintang tersebut, juga akan berdiri tiga unit apartemen berlantai 30.
”Dengan kondisi ini, maka pada tahun 2009 izin pendirian hotel di Solo dihentikan, untuk menjaga stabilitas tingkat hunian hotel,” katanya ketika ditemui Espos di sela-sela Diskusi Panel Kabupaten/Kota Pro Investasi Jateng 2008 di Hotel Horison, Kota Semarang, Senin.
Meski minat investor untuk mendirikan hotel di Kota Bengawan masih tinggi, bila izin pendirian hotel terus dibuka, dapat mengganggu tingkat hunian hotel di Solo yang sudah mengalami beberapa kali revisi.
Ke depan, lanjut dia, pengembangan investasi di Solo diarahkan pada bidang hiburan, rumah sakit dan pendidikan.
Jokowi menambahkan, keterbatasan lahan menjadikan Pemkot Solo selektif memberikan izin investasi, sebab saat ini sudah tidak ada lahan lagi untuk kegiatan yang membutuhkan areal lahan sangat luas, semisal pendirian pabrik.
Solusi yang ditawarkan kepada calon investor bila membutuhkan lahan luas adalah dengan mengalihkan ke wilayah lain di sekitar Solo, seperti Karanganyar, Sragen dan Sukoharjo. Namun, sambung Jokowi, terkadang pihak investor menolak untuk membuka usaha di luar Kota Solo.
Sementara itu dihubungi Espos, Kepala Dinas Tata Kota (DTK) Solo, Agus Djoko Witiarso, mengungkapkan memang ada sejumlah hotel dan apartemen yang sudah mendapat izin maupun rencana izin di Kota Bengawan. ”Saya tidak hapal nama-nama hotel dan apartemen itu. Yang sudah jelas adalah Solo Center Point (SCP), Kusuma Mulia Tower, Solo Paragon, Hotel Beauty, Beswestern, Grand Solo di timur Solo Grand Mal, Hotel Mercure, PGS,” ungkap Agus.
Sementara itu, keberhasilan Kota Solo sebagai kota pro investasi di Jateng tahun 2008 disambut hangat oleh warga Kota Bengawan. Kendati demikian mereka tetap mengingatkan para pemimpin kota agar prestasi yang diraih itu juga memberi dampak bagi kesejahteraan masyarakat.
”Perlu dilakukan pengkajian lebih dalam, apakah investasi itu sudah memberikan manfaat nyata bagi masyarakat khususnya golongan ekonomi lemah. Itu baru pro investasi yang juga prorakyat,” kata Sekretaris Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPMK) Gilingan, Suratman, Senin.
Menurut Maman, kebijakan investasi di Solo masih perlu banyak dibenahi.
Jangan sampai, lanjut dia, investasi itu didatangkan sekadar tujuan politis, yaitu mencari popularitas bagi pemimpin yang menjabat saat ini, agar bisa dipilih kembali pada masa jabatan selanjutnya. Atau, investasi itu ditarik ke Solo hanya untuk mendapatkan penghargaan, tapi manfaat bagi rakyat cenderung diabaikan.
Terpisah, Ketua LPMK Ketelan, Dedy Purnomo, menilai penghargaan pro investasi untuk Solo sudah pas, jika ditilik dari banyaknya investasi. ”Artinya, secara ekonomi bagus, walaupun nantinya berpotensi memunculkan gap kaya miskin,” ujar Dedy.
Sementara itu, Sekjen Pasamuan Pasar Tradisional Surakarta (Papatsuta), Wiharto, mengemukakan kendati bagus, pertanyaannya apakah investasi yang membanjiri Solo itu sudah prorakyat? Akankah investasi yang masuk itu memberdayakan atau malah menenggelamkan rakyat?
Terkait hal itu, menurut Wiharto, harus ada sebuah sistem yang mengatur dan menjamin adanya keseimbangan antara masuknya investasi dengan sektor ekonomi kecil. Tak hanya itu, perlu ada pula sistem yang mengendalikan pertumbuhan investasi itu.
Industri Kota Solo
Tahun Jenis industri Jumlah unit usaha Jumlah tenaga kerja Nilai investasi (Rp juta)
2007 Besar 45 13.272 340.797,817
Menengah 102 7.770 52.062,148
Kecil 1.143 25.482 62.681,093
Jumlah 1.290 46.524 455.541,058
2006 Besar 41 10.608 297.795,960
Menengah 85 7.560 45.870,748
Kecil 1.061 24.954 57.895,790
2005 Besar 25 4.799 199.180,151
Menengah 80 10.572 66.596,716
Kecil 975 22.064 55.091,910
Predikat proinvestasi Solo
2006 Peringkat 3 Kabupaten/Kota proinvestasi di Jawa Tengah setelah Jepara dan Kudus
2007 Peringkat 3 Kabupaten/Kota proinvestasi di Jawa Tengah setelah Kudus dan Cilacap
2008 Solo kota proinvestsi di Jateng
Rencana pendirian hotel di Solo
1 Hotel dan apartemen Solo Center Point (SCP)
2 Hotel dan apartemen Kusuma Mulia Tower
3 Hotel apartemen Solo Paragon
4 Hotel Beauty
5 Hotel Beswestern
6 Hotel Grand Solo di timur Solo Grand Mal
7 Hotel Mercure
8 Hotel PGS
5 Besar kota/kabupaten proinvestasi di Jateng 2008
1 Kota Solo
2 Kabupaten Wonosobo
3 Kota Tegal
4 Kabupaten Temanggung
5 Kota Semarang
Sumber: Pemkot Solo dan berbagai sumber
wah............SIP semenjak dipimpin haji jokowi sang pengusaha kayu solo kian menawan.........................maju terus wong solo...........
Menanti Solo bersolek diri.
Solo saat ini sibuk bersolek. Di beberapa lokasi kini tampak semrawut dengan tumpukan beton pancang yang sibuk dikerjakan. Pelan, tetapi pasti, 2 tahun mendatang tumpukan beton itu akan berubah menjadi bangunan tinggi menjulang.
Tegas dengan aksen megah, Solo pun siap menapak dengan sapaan kota metropolis. Metropolis yang tetap mengakar pada ciri budaya Jawa sebagai identitas uniknya. Wali kota Solo Joko Widodo mengatakan konsep Solo masa depan tetap harus mengakar pada budaya yang sudah menjadi napas bagi warga masyarakat kota itu. Menurut dia, dengan berdirinya sejumlah apartemen di Solo menunjukkan potensi kota ini menarik para investor. "Kami ingin ada simbol modern di kota ini, tetapi tidak mendominasi, cukup dua tiga bangunan pencakar langit itu sudah cukup," ujarnya.
Kendati sempat dipertanyakan oleh kalangan budayawan Solo, terutama soal ketinggian bangunan, Wali kota Solo yang akrab disapa Jokowi itu menilai perkembangan kota itu harus mulai disejajarkan dengan kota-kota lainnya. Dia menjelaskan sejak awal tidak ada ketentuan teknis yang mengatur secara tegas batas ketinggian bangunan di Solo.
Sejak izin mendirikan apartemen diberikan kepada sejumlah investor, Solo kini menatap terbitnya rancangan peraturan daerah yang mengatur tentang rencana tata ruang dan wilayah (RTRW). Satu lagi yang menjadi penegasan Jokowi, investor yang masuk dan menanamkan modalnya di kota itu, semua merupakan investor lokal Solo yang peduli dengan nasib kotanya.
"Saya tidak antiinvestor asing, tetapi harus diketahui, semua investor itu adalah asli Solo," tuturnya.
Bernady Kurniawan, General Manager PT Duta Mitra Propertindo, satu pengembang apartemen di Solo, mengaku peraturan daerah tentang ketinggian bangunan di Solo, bukan kendala bagi investor. "Sesuai dengan izin yang kami terima, untuk luas lahan kurang dari 5.000 meter persegi tinggi bangunan maksimum adalah 40 meter, sedangkan lahan di atas 5.000 meter persegi izin tinggi bangunan bisa mencapai `100 meter," ungkapnya.
Satu bangunan yang akan menjadi tonggak kemegahan Kota Solo adalah Apartemen Solo Paragon. Dibangun di atas lahan seluas 4,1 hektare, akan menjadi saksi denyut kota bengawan itu.
Nuansa berbeda.
Dibangunnya sejumlah konsep hunian kelas vertikal di Kota Solo dalam rentang waktu yang hampir bersamaan, menjadikan muncul berbagai alternatif pilihan bagi kalangan the have untuk menanamkan modalnya.
Ketua Real Estate Indonesia (REI) Surakarta Yulianto W Kusumo menilai kehadiran hunian sekelas apartemen, akan memberikan nuansa lain bagi pertumbuhan industri properti kota itu.
PT Sunindo Gapura Prima Land, pengembang Solo Paragon, yang menggarap proyek apartemen pertama di Solo itu, optimistis investasi senilai lebih dari Rp800 miliar akan menambah warna-warni bisnis properti di kota itu. Direktur Operasional PT Sunindo Gapura Prima Land Budianto Wiharto menegaskan tingkat ketertarikan sejumlah masyarakat untuk membeli apartemen dan kondominium hotel tetap tinggi.
Pada 2009, ditargetkan Solo Paragon mulai menghias langit Solo dengan bangunan 27 lantainya dan merebut julukan sebagai bangunan tertinggi pertama di Jawa Tengah & DIY. Data yang disajikan kepada Bisnis, dari 200 unit kondotel yang ditawarkan, 90% di antaranya telah laku terjual.
Meski telah mendekati angka sold out untuk kondotelnya, Solo Paragon tetap memberikan ruang investasi yang cukup menarik yakni dengan menawarkan kelas residence dan mall.
Memadukan konsep resor apartemen, city walk dan lifestyle mall, dipastikan megaproyek ini akan menjadi pusat tren (trend setter) dalam industri properti, baik untuk regional Solo maupun Jawa Tengah secara umum. Dengan mengambil lokasi yang cukup strategis, dekat dengan pusat Kota Solo, hunian kelas vertikal pencakar langit itu akan menjadi ikon baru bagi Solo.
Solo Past is Solo Future. Solo masa lalu adalah Solo masa depan. Dan maraknya bangunan tinggi siap menjadi bagian dari masa depan Kota Solo itu.
http://www.bisnis.com/servlet/page?_...&inw_id=644573
Hehe terakhir gw ke Solo memang lagi pesat![]()
Quote of the week:
"Indonesia is on the move, get on board." — Forbes Asia
"The optimist proclaims that we live in the best of all possible worlds; and the pessimist fears this is true." James Branch Cabell
Vote for Komodo National Park:
http://www.new7wonders.com/nature/en/vote_on_nominees/
KOTA WARISAN SOLO-JOGJA : AKANKAH MENJADI KOTA METROPOLITAN?
Setiap tahun, seluruh keluarga besar saya selalu berkumpul di rumah orangtua saya di Klaten. Meski saya tidak berlibur ke tempat yang jauh, tetapi saya selalu bersyukur, mengingat kota Klaten diapit oleh dua kota unik, Solo dan Yogya, yang selalu memiliki banyak hal menarik untuk diulas.
Siapa yang tak kenal kota Solo (Surakarta) dan Yogya (Yogyakarta) ? Kedua kota ini bisa dikatakan menjadi jantung budaya pulau Jawa. Keduanya memiliki banyak kemiripan, yaitu identik dengan keraton, batik, budaya Jawa yang kental, hingga kuliner yang bercita rasa eksotis. Selain itu, aset budaya yang beragam serta nilai historis yang sangat kuat membuat kedua kota ini menjadi warisan tak ternilai bagi bangsa kita.
Akan tetapi, Solo-Yogya kini bukan hanya menjadi warisan bagi bangsa Indonesia, melainkan juga warisan bagi dunia. Terbukti dari daftar UNESCO World Heritage Sites, tiga dari tujuh situs warisan dunia yang ada di Indonesia, berada di sekitar kedua kota ini, yaitu Candi Borobudur (1991), Candi Prambanan (1991), dan Situs manusia purba Sangiran (1996). Ketiganya masuk dalam kategori situs warisan budaya.
Selain itu, dua aset budaya Indonesia yang terdaftar dalam UNESCO Intangible Heritage of Humanity, yaitu keris (Indonesian Kris) dan wayang (Indonesian Puppet), juga melibatkan Solo-Jogja dalam usaha pelestarian sebagian dari kedua asset tersebut (dalam hal ini keris Jawa dan wayang kulit).
Kota Solo pun kini telah terdaftar menjadi kota anggota dalam Organization of World Heritage Cities (OWHC). Jika berkunjung ke Solo, maka akan terlihat berbagai baliho dan spanduk yang menginformasikan hal tersebut.
Perkembangan Solo-Yogya.
Ternyata, berkeliling di dua kota warisan dunia tak bisa lepas dari pemandangan berbagai budaya modernisasi global. Sehari sebelum Lebaran, saya menyempatkan diri melakukan perjalanan singkat ke Yogya dengan sepeda motor. Di Yogya, perhatian saya tak lepas dari megahnya Plaza Ambarukmo yang baru berumur sekitar dua tahun, tetapi telah berhasil mendapatkan perhatian dari kaum muda Yogya.
Selain itu, saya juga menyempatkan berkeliling di pusat kota Yogya yang berkembang menjadi kota metropolis. Hal tersebut saya simpulkan dari pertumbuhan pusat perbelanjaan kota Yogya yang cukup pesat. Terhitung sekurang-kurangnya telah berdiri lima mall, termasuk Yogyatronik, mall yang konon menjadi satu-satunya mall elektronik di Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Solo seolah tak mau kalah. Jika Yogya memiliki Ambarukmo Plaza atau Saphir Square, maka di Solo ada Solo Grand Mall dan Solo Square, yang menjadi primadona masyarakat. Saat saya berkeliling di Solo pada hari ketiga setelah Lebaran, terlihat kedua pusat perbelanjaan tersebut ramai dipenuhi pengunjung. Kota Solo yang pertumbuhan ekonominya terbilang cukup pesat mendorong animo masyarakat terhadap kehadiran kedua mall itu.
Seperti Yogya, Solo yang menyandang status kota warisan juga terlihat berkembang menjadi kota metropolis. Apalagi, dengan adanya apartemen pertama di Solo, yaitu Solo Paragon. Hal tersebut melengkapi Solo sebagai calon kota metropolitan.
Namun, meski pertumbuhan mall di kedua kota tersebut pesat, ternyata masih banyak pemandangan yang memperlihatkan kelayakan kedua kota tersebut sebagai kota warisan dunia. Secara fisik, keutuhan daerah Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta masih terjaga. Hal tersebut terbukti ketika saya menyempatkan diri melewati kedua keraton. Begitu juga dengan pasar tradisional. Meski pusat perbelanjaan modern tengah bermunculan di Yogya-Solo, keramaian dan sibuknya aktivitas perdagangan di pasar tradisional masih bisa dijumpai, seperti di Pasar Klewer, juga pada Pasar Bringharjo. Adapun, tempat-tempat lain, seperti Taman Sari, candi-candi kecil, juga masih bisa dijumpai.
Solo-Yogya Kota Metropolitan, Salahkah?
Pertumbuhan Solo-Yogya yang menunjukkan tanda-tanda ke arah kota metropolis, sekalipun belum sepenuhnya menjadi kota metropolitan telah membawa pengaruh budaya tersendiri. Pusat-pusat perbelanjaan akan menentukan perkembangan tren masa kini, baik dari fashion, entertainment, hingga lifestyle sehingga nantinya dari pusat-pusat perbelanjaan tersebut akan terbentuk budaya-budaya baru yang bersifat modern.
Menjadi kota metropolitan juga akan mengubah struktur tata kota, yang akan mempengaruhi budaya lingkungan sekitar. Ketika suatu lahan berubah fungsi, misalnya dari lahan pertanian menjadi lahan untuk pusat kegiatan ekonomis, maka beberapa pola kependudukan akan berubah, seperti berubahnya mata pencaharian, yang tadinya petani menjadi pedagang. Atau pun juga berubahnya tingkat informasi, yang tadinya pertanian sepi tanpa informasi, kini menjadi ramai dengan pendatang yang membawa informasi baru. Perubahan-perubahan kecil ini dalam jangka panjang akan mengubah budaya asli daerah tersebut. Dengan kata lain, berkembangnya Solo-Yogya ke arah kota metropolitan akan memberi ancaman tersendiri bagi kebudayaan asli Solo-Yogya.
Sebetulnya, hal tesebut dapat dilihat dari keadaan Malioboro. Jalan ini memang begitu terkenal. Bisa dikatakan jalan ini menjadi salah satu sentra ekonomi Yogyakarta. Akan tetapi, berkembangnya jalan ini hingga menjadi pusat kegiatan ekonomi, ternyata telah membuat pergeseran fungsinya, karena sebelumnya jalan ini merupakan pusat kesenian bagi para budayawan Yogya. Ketika perubahan Malioboro menjadi sentra ekonomi Yogyakarta (dengan pembangunan mall dan hotel) mampu menggeser fungsi yang tadinya merupakan pusat kebudayaan, akankah dengan berkembangnya kota Yogya-Solo menjadi kota metropolitan membuat pergeseran status kedua kota tersebut sebagai kota warisan budaya?
Tetapi, tak selamanya modernisasi berseberangan dengan tradisi yang ada. Solo-Yogya bisa belajar hal ini dari Kyoto, kota yang lebih maju daripada Solo-Yogya, tetapi mampu mempertahankan statusnya sebagai heritage city. Hal itu terjadi karena Kyoto mampu menyeimbangkan pembangunan dengan pelestarian budaya. Revitalisasi budaya ini juga bisa dilihat di berbagai kota warisan dunia lain, seperti Paris di Perancis, George Town di Malaysia, hingga Fes di Maroko.
Kunci keberhasilan kota-kota ini dalam melakukan pembangunan yang searah dengan pelestarian budaya, tentu saja ada di tangan masyarakatnya yang dengan kesadaran sendiri mau melestarikan budaya, serta ketegasan pemerintah dalam melakukan kebijakan-kebijakan yang mampu menyeimbangkan antara pertumbuhan kota terhadap pelestarian budaya.
Jadi, sebetulnya pembangunan Solo-Yogya yang begitu meningkat drastis beberapa tahun terakhir ini bukanlah hal yang sepenuhnya disalahkan, karena memang bertujuan memfasilitasi masyarakat sesuai perubahan zaman. Selain itu, pembangunan tersebut bisa berjalan searah dengan pelestarian kebudayaan Solo-Yogya itu sendiri, tentu saja dengan kontribusi masyarakat dan pemerintah yang baik.
Namun, melihat generasi muda Solo-Yogya yang belum terlihat antusias dalam menjaga kebudayaan asli dari kepungan arus modernisasi yang kuat, serta pemerintah yang belum tegas dalam memutuskan kebijakan-kebijakan yang mendukung pelestarian budaya, rasa-rasanya kok Solo-Yogya belum siap menjadi “kota metropolitan yang sekaligus kota budaya”.
Kalaupun dipaksakan, hati-hati saja, jangan sampai kebudayaan asli kita tergusur. Ingat, bung! Solo-Yogya bukan hanya warisan bangsa kita, melainkan juga warisan dunia.
http://www.skyscrapercity.com/showpo...postcount=1109
Megapolitan malah![]()
Quote of the week:
"Indonesia is on the move, get on board." — Forbes Asia
"The optimist proclaims that we live in the best of all possible worlds; and the pessimist fears this is true." James Branch Cabell
Vote for Komodo National Park:
http://www.new7wonders.com/nature/en/vote_on_nominees/
Quote of the week:
"Indonesia is on the move, get on board." — Forbes Asia
"The optimist proclaims that we live in the best of all possible worlds; and the pessimist fears this is true." James Branch Cabell
Vote for Komodo National Park:
http://www.new7wonders.com/nature/en/vote_on_nominees/
Quote of the week:
"Indonesia is on the move, get on board." — Forbes Asia
"The optimist proclaims that we live in the best of all possible worlds; and the pessimist fears this is true." James Branch Cabell
Vote for Komodo National Park:
http://www.new7wonders.com/nature/en/vote_on_nominees/
Quote of the week:
"Indonesia is on the move, get on board." — Forbes Asia
"The optimist proclaims that we live in the best of all possible worlds; and the pessimist fears this is true." James Branch Cabell
Vote for Komodo National Park:
http://www.new7wonders.com/nature/en/vote_on_nominees/
Haha kyk nya pepatah sang nobel prize winner EDMUND S. PHELPS benar, iya berkata:
The night is dark before the dawn
Sama saja seperti memahami stock, sebelum kenaikan adalah trough (bottom) paling buruk. Gua percaya 2009 akan menjadi titik kenaikan, karena melihat kemajuan2 investasi infrastruktur.
wew
salut dah bwat solo ...
kapan2 gw mampir ah
Chomet
Solo memang tahun 2008-sekarang lagi naik daun, banyak pihak eksternal memberikan penghargaan, baik untuk pimpinan kotanya (Mr.JO) maupun untuk perkembangan pariwisata kotanya sendiri.
Setelah Majalah TEMPO edisi khusus Desember 2008 menobatkan Pak Jokowi sebagai salah satu dari 10 Pimpinan Daerah pilihan 2008, satu lagi Majalah Pariwisata kredibel yang selama ini menjadi Acuan pecinta Travelling "Tamasya" memberikan apresiasi yang menggembirakan untuk Pariwisata Kota Solo sebagai salah satu dari Kota Penuh Harapan di Bidang Pariwisata di Indonesia".
1. Majalah Pariwisata "Tamasya" edisi terbaru "Januari 2009"
(7 Kota Penuh harapan di Indonesia)
2. Lebih menggembirakannya lagi, Solo diletakkan di peringkat kedua, hanya satu tingkat di bawah Bali, dan satu tingkat di atas kota tetangganya sendiri Jogja
![]()
Quote of the week:
"Indonesia is on the move, get on board." — Forbes Asia
"The optimist proclaims that we live in the best of all possible worlds; and the pessimist fears this is true." James Branch Cabell
Vote for Komodo National Park:
http://www.new7wonders.com/nature/en/vote_on_nominees/
Revitalisasi Sriwedari Disosialisasikan
oleh gad pada 27-02-2008
SRIWEDARI (Joglosemar): Dinas Tata Kota (DTK) Kota Solo melakukan sosialisasi revitalisasi kawasan Sriwedari, di Pendapa Kelurahan Sriwedari, Selasa (26/2). Sosialisasi tersebut dihadiri juga oleh Kepala Satpol PP Subagyo dan Kepala Kantor Pengelolaan PKL serta 100 warga setempat.
“Sosialisasi ini untuk meluruskan persepsi negatif di tengah masyarakat tentang revitalisasi kawasan Sriwedari,” ujar Kepala DTK Kota Solo, Agus Joko Witiarso.
Agus mengatakan, pemberitaan yang berkembang selama ini, revitalisasi akan dilakukan dengan pembongkaran bangunan di kawasan tersebut.
“Acara ini kan baru tahap sosialisasi. Jadi kita sampaikan bagaimana rencana pengembangan kawasan Sriwedari ke depannya,” ujar Agus.
Agus Joko Witiarso mengatakan revitalisasi kawasan Sriwedari merupakan rencana Pemkot Solo untuk mengembalikan kawasan tersebut seperti awal mulanya, yaitu taman budaya. “Dalam konsep ini, ke depa akan dibangun hutan kota, pusat taman bacaan, segaran, dan beberapa fasilatas penunjang lainnya,” jelas Agus.
Ada beberapa bangunan yang memang harus dibongkar dan ada yang hanya perlu didesain ulang. Bangunan yang akan dibongkar di antaranya Gedung eks Solo Teater, Gedung Wayang Orang Sriwedari dan Restoran Boga. Sedangkan bangunan yang akan didesain ulang antara lain Graha Wisata Niaga, kios-kios buku, Pujasari, serta THR Sriwedari.
“Restoran Boga harus dibongkar karena diperuntukkan perluasan segaran di dekatnya. THR tidak dibongkar, cuma di-redesign. Termasuk Pujasari dan kios-kios buku itu didesain ulang sesuai konsep budaya,” ungkapnya. (gad)
http://harianjoglosemar.com/index.ph...k=view&id=7565
Maju terus.
Quote of the week:
"Indonesia is on the move, get on board." — Forbes Asia
"The optimist proclaims that we live in the best of all possible worlds; and the pessimist fears this is true." James Branch Cabell
Vote for Komodo National Park:
http://www.new7wonders.com/nature/en/vote_on_nominees/
Share This Thread