Apa susahnya sebuah pukulan lurus? Bosankah kita kalau berlatih hanya pukulan lurus, itu terus? Justru karena kesederhanaanya tersebut, kita bisa menyelami berbagai macam aspek yang meningkatkan kekuatan kita.
1. Gambaran sebuah Pukulan Lurus
Tahukah kamu bahwa untuk menghasilkan impact terkuat, adalah jika jarak dari dimulainya pukulan sampai dengan ke titik sasaran merupakan jarak terjauh. Seperti halnya kalau kita mau melempar bola sejauh mungkin, tangan dan badan kita harus ditarik ke belakang sejauh-jauhnya kemudian diayunkan ke depan sampai maksimum, baru bola dilepas. Demikian juga pukulan. Sayangnya jangkauan tangan yang kita miliki terbatas. Oleh karena itu meningkatkan kekuatan, pertama-tama kita harus mengetahui wujud asli dari titik awal sebuah pukulan.
Titik awal pukulan tidak dimulai dari sebatas dari jangkauan tangan, melainkan dimulai dari anggota badan yang terjauh yaitu dari kaki. Dimulai dari kaki yang ditekuk, badan ditarik dan dipelintirkan sejauh-jauhnya, kemudian kaki diayunkan, disalurkan ke pinggang, pinggang diputar maju, baru kemudian ke pundak, ke lengan tangan dan akhirnya ke ujung tangan. Kemudian ditambahkan juga dengan kekuatan spin. Yaitu lengan tangan juga diputar untuk menambah laju kecepatan pukulan. Ini seperti halnya jalur peluru di dalam pistol dibuat melingkar. Ilustrasinya seperti pukulan mematikan dr Jet Lee di film Fearless.
2. Rilex
Apa yang dimaksud dengan rilex? Jelas bukan sekedar rilex, karena kalau hanya rilex jelas tidak ada tenaganya. Yang dimaksud dengan rilex adalah semua bagian tubuh lain yang tidak berfungsi dalam melakukan pukulan, haruslah rilex, supaya tidak jadi malah menghambat lajunya pukulan kita. Belum lagi dengan tenaga kita yang terbuang karena setiap otot yang tegang akan menghabiskan tenaga kita.
Akan tetapi semua otot yang digunakan untuk menambah laju pukulan kita tentu harus tegang searah dengan pukulan. Hati2 dengan yang dimaksud searah pukulan. Otot bekerja dengan cara menegangkan dirinya – jadi otot yang tegang SELALU adalah otot yg berada di arah dari gerakan. Perhatikan kalau kita memukul ke depan maka otot bagian dada depan yang menegang. Kalau kita menarik tangan ke belakang, otot bagian punggung dan sayap badan yang menegang.
Dan lebih baik lagi kalau kita bisa mengatur KAPAN otot kita mulai menegang. Pukulan dimulai dari ujung kaki dilanjutkan terus sampai dengan ke ujung tangan. Pada saat kaki mulai bergerak, otot pinggang dan seterusnya sampai ke tangan, tentu belum digunakan, dan sebaiknya harus rilex karena akan menghemat tenaga. Pada waktu terjadi point of contact, baru kepalan tangan menegang sekuat-kuatnya. Semakin tangan mengepal semakin kuat semakin baik, dan kalau kuat sekali, musuh akan terasa seperti dipukul menggunakan bola besi.
3. Fondasi Pukulan
Setiap kita mengeluarkan tenaga mendorong ke depan (seperti memukul), tentu harus ada pijakannya. Pijakan paling kuat tentu yang arahnya TEGAK LURUS 90 DERAJAT ke arah lantai / tanah. Kalau miring sedikit, ada kemungkin kita akan bergeser sehingga mengurangi daya kekuatan pukulan.
Kalau misalnya ada dua orang mendorong sebuah kotak, yang satu mendorong ke depan, yang satu mendorong ke kanan, maka hasilnya kotak akan bergerak ke arah serong kanan. Ini namanya hasil kombinasi dua arah tenaga. (Seperti pelajaran mengenai gaya di SMA.)
Kalau kita memukul lurus sejajar dengan bumi, maka posisi badan dan kaki harus serong sedemikian sehingga hasil kombinasinya dengan tangan menghasilkan tenaga yang arahnya tegak lurus ke bumi. Ini agak susah dijelaskan dengan kata-kata, tetapi intinya setiap arah pukulan yang berbeda, memerlukan posisi badan, kaki, dan pemusatan berat badan yang berbeda dalam rangka mendapatkan hasil kombinasi gaya-gaya yang hasil bersihnya adalah berupa gaya dengan arah tegak lurus 90 derajat ke arah bumi.
4. Sumber Tenaga Pukulan
Tenaga setiap mahluk hidup berasal dari zat yang namanya ATP. Bahan pembentuk ATP ini dihasilkan dari dua sumber utama : otot dan darah.
Yang dari otot prosesnya cepat sehingga dalam seketika bisa dihasilkan ATP cukup banyak, tetapi jumlahnya terbatas. Sehingga kalau kita memukul sekuat tenaga kita, jumlah pukulannya terbatas, karena setelah menghasilkan ATP, otot menjadi terasa sakit.
Yang kedua adalah dari darah, ini jumlahnya tidak terbatas, tetapi proses pembentukannya lebih lambat. Kalau kita lari marathon atau memukul dengan rilex, tubuh akan secara otomatis membentuk ATP dari bahan yang terdapat di darah. Oleh karena itu kita sanggup berlari marathon selama berjam-jam.
Karena kita tidak pernah tahu kapan pukulan kita akan melumpuhkan lawan, adalah lebih bijaksana jika pukulan kita bisa mempunyai durasi yang lebih lama. Dengan demikian bahan pembentuk ATP yang paling tepat untuk pukulan adalah yang berasal dari darah.
Masalahnya pada saat memukul, otot yang memang digunakan untuk memukul harus tegang. Otot yang tegang menyebabkan aliran darah terhambat. Jika demikian, lantas dari mana darah dapat mengalir. Inilah salah satu kegunaan lain dari pada sikap rilex, yaitu sebagai PENYUPLAI DARAH ke otot-otot yang harus tegang pada saat memukul.
5. Latihan Tapao Tangan dan Kuda-kuda
Banyak berbagai macam aliran martial-art yang mempunyai model latihan tapao tangan dan kuda-kuda. Tapao adalah seperti push-up dengan satu tangan terkepal. Perbedaannya adalah kita tidak melakukan gerakan apapun, melainkan hanya diam saja. Kuda-kuda semestinya semua sudah tahu, dimana kita berdiri diam dengan kaki ditekuk. Tapao dilakukan dengan menegangkan otot yang digunakan untuk mengepalkan tangan dan menahan berat badan kita. Kuda-kuda menegangkan otot kaki depan yang digunakan untuk menahan berat badan kita. Selain daripada otot-otot yang diperlukan, semua otot yang lain harus rilex.
Latihan semacam push-up atau body-building menyebabkan otot-otot berganti dari keadaan tegang kemudian rilex, tegang kembali, dan seterusnya. Dalam jangka waktu yang sama, ini lebih ringan karena otot mendapatkan kesempatan beristirahat. Latihan “diam” seperti tapao tangan dan kuda-kuda, tidak mempunyai kesempatan untuk beristirahat, otot yang tegang, tetap terus tegang. Dengan demikian, tidak ada cara lain, darah harus selalu disupply oleh otot yang tidak tegang.
Pada latihan body-building, aliran darah ini terbagi antara otot yg selalu rilex dan otot yang berganti-ganti dari antara tegang dan rilex. Pada latihan “diam” aliran darah tidak pernah melalui otot yang selalu tegang, dan harus selalu melalui otot yang rilex. Dengan demikian, latihan “diam” mempunyai fokus lebih besar terhadap “pelancaran” aliran darah melalui otot-otot yang rilex.
Jadi dalam satu waktu, jumlah tenaga yang harus dikeluarkan lebih besar (karena selalu tegang), dan bisa tahan jauh lebih lama karena sumber ATP diambil dari darah yang tidak terbatas.
Ini latihan yang lebih ideal untuk melakukan pukulan lurus.
6. Nafas Ledakan
Pada saat memukul, nafas harus dikeluarkan secepat-cepatnya (diledakkan).
Salah satu bahan pembentuk ATP yang dibawa oleh darah adalah oksigen. Oksigen ini bercampur (terdifusi) dengan darah di paru-paru pada saat kita menghirup nafas. Hasil sampingan dari pembentukan ATP adalah CO2 yang harus kita keluarkan melalui proses difusi di paru-paru kita.
Pada saat menghirup nafas, tidak masalah kita bernafas pelan, karena proses difusi memerlukan waktu sampai semua oksigen bercampur ke dalam darah. Malah memang harus begitu supaya otot dada tidak tegang sehingga bisa menghirup udara lebih banyak.
Sebaliknya CO2 yang merupakan sisa dari pembetukan ATP, sudah terserap oleh udara di paru-paru kita, BAHKAN SEJAK KITA MULAI MENARIK NAFAS. Oleh karena itu tidak ada gunanya menahan itu lama-lama, semakin dikeluarkan secepatnya, semakin cepat pula CO2 yang menunggu giliran mendapat kesempatan untuk diserap oleh udara, yang berarti semakin cepat pula aliran darah yang membawa oksigen menggantikannya. Alhasil tenaga pukulan lebih kuat karena aliran darah yang membawa oksigen lebih lancar.
Dengan berteriak otot-otot yang menekan udara keluar bekerja lebih maksimal, daripada jika tidak berteriak. (Untuk ini, coba rasakan sendiri saja.) Dengan demikian CO2 lebih cepat keluar, dan aliran darah yang membawa oksigen lebih lancar juga. Pukulan menjadi lebih kuat lagi. Disamping efek psikologis dari teriakan tersebut untuk membangkitkan semangat (dan menciutkan semangat musuh kita).
7. Pusat Berat Badan Tubuh
Pusat berat badan tubuh dalam keadaan diam adalah di daerah sekitar pusar (dan-tien is ok if you like so). Jika kita bergerak, terjadi perpindahan pusat berat badan.
Ini seperti kalau kita naik sepeda yang melaju. Titik berat total dari sepeda dan orang adalah selalu lebih condong ke depan. Ini yang menyebabkan kita lebih gampang menjaga keseimbangan tidak jatuh ke kiri atau kanan, tetapi “jatuh” ke depan. Karena di bagian depan ada roda yang “mencegah” kita jatuh depan, gaya jatuh ke depan ini sebaliknya berubah menjadi putaran roda ke depan yang menyebabkan sepeda melaju ke depan. Lebih gampang menjaga keseimbangannya dibanding jika kita naik sepeda dalam keadaan tidak bergerak, dimana titik berat total badan dan sepeda terkonsentrasi menjadi oleng ke kiri atau ke kanan.
Adalah penting untuk selalu memberikan perhatian kepada pusat berat badan kita ini. Dengan memperhatikan ini, kita bisa tahu / get the feeling dimana posisi kaki dan badan harus diletakkan untuk make sure kita selalu tetap stabil. Karena jika kita tidak stabil, pukulan kita berkurang dayanya.
Karena kita selalu mulai dari keadaan diam, perhatian ini tentu harus diberikan ke daerah di sekitar pusar tsb. Pada saat bergerak akan terjadi perpindahan pusat berat badan. Dan akhirnya pada satu waktu akan kembali lagi ke diam, dan pusat berat badan kembali lagi ke daerah sekitar pusar.
Salah satu cara terbaik untuk memusatkan perhatian pada pusat berat badan tersebut, adalah dengan membayangkan pusat tenaga kita / pijakan kita berasal dari sana. Mengapa? Karena dengan demikian kita tidak perlu membelah perhatian antara gerakan pukulan dengan hal yang lain. Karena gerakan pukulan selalu searah dengan perpindahan pusat berat badan kita. Jadi anggap saja seolah-olah tenaga kita memang mengalir dari daerah sekitar pusar (dan-tien) ke tangan.
8. Berlatih pelan-pelan, namun Terus menerus
Begitu banyak yang menjadi aspek sebuah pukulan lurus. Tentu tidaklah mengherankan jika sebuah pukulan yang seharusnya paling basic dan simple akan membutuhkan waktu tak terbatas untuk menyempurnakannya. Akan tetapi tentu kemajuan akan dicapai, jika dan hanya jika, kita bisa secara tenang mengamati semua gerakan dan pikiran kita sendiri dalam mengeksekusi pukulan lurus tersebut. Ini tentu tidak bisa dilakukan jika kita bergerak super-cepat.
Hanya dengan bergerak pelan, yang diulang-ulang, memberikan kita kesempatan untuk melakukan observasi kebenaran gerakan kita dengan tenang dan teliti. Hanya dengan demikian kita bisa yakin semua aspek tersebut telah dilakukan dengan baik, baru hasilnya bisa maksimal. Baru setelah itu kita progress sedikit demi sedikit untuk membuang kebiasaan lama kita, dan menjadikannya ini sebagai gerakan reflek kita. Yang pada akhirnya kita mampu mengeksekusi secara cepat karena sudah tidak perlu dipikirkan lagi.
9. Dalam Pertarungan
Tidak lengkap rasanya kalau membahas pukulan lurus, tanpa membahasnya di dalam pertarungan. Dalam sebuah pertarungan situasinya sangat sangat jauh lebih kompleks.
Akan tetapi ada satu logika yang jelas, bahwa dalam sebuah pertarungan, belum tentu kita mempunyai semua kesempatan yang diperlukan untuk mengeksekusi pukulan terbaik kita. Misalnya dalam masalah jarak saja (ergonomik pukulan), belum tentu kita mempunyai posisi yang cukup jauh untuk mengeksekusi pukulan tersebut.
Tetapi itulah, memanfaatkan setiap kesempatan yang ada sebaik-baiknya, adalah yang menjadikan ini disebut sebagai sebuah SENI. Kegunaan dari latihan adalah memperbesar kemungkinan kita mempunyai “sesuatu” yang bisa digunakan dalam kesempatan yang terbatas tersebut.
Here I am
Share This Thread