Page 2 of 7 FirstFirst 123456 ... LastLast
Results 16 to 30 of 92

Thread: Dongeng Warna

http://idgs.in/517526
  1. #16
    levialexander9's Avatar
    Join Date
    Jan 2012
    Posts
    5,671
    Points
    778.48
    Thanks: 100 / 289 / 266

    Default

    yes...
    bagian ke 6 bkin w tmbah ga bsa nebak cerita ya...

    ga sbar w bwt bca ke lnjutannya...


    smngat rivanne...

  2. Hot Ad
  3. #17
    Rivanne's Avatar
    Join Date
    Oct 2009
    Location
    Castle of Nowhere Return
    Posts
    1,826
    Points
    1,075.06
    Thanks: 21 / 34 / 31

    Default

    Spoiler untuk "Dongeng Warna 8 :
    3. Tawa Kematian
    Sambil melangkah keluar, Warna teringat akan permintaan Sang penyihir.
    “Bisakah Anda membawa kedua orang yang telah menunjukkan tempat ini, kemari ?”
    Warna menghentikan langkahnya sejenak.
    ‘Kenapa aku langsung menyetujui permintaan gadis itu ya ? Bukankah si kakek sudah bilang, kalau ia dan Gema tak dapat masuk ke tempat ini ?’
    Tapi kemudian Warna langsung menggelengkan kepalanya.
    ‘Kita takkan tahu jika kita tidak mencobanya. Ya benar, coba saja aku minta kepada mereka.’
    Dan tak lama kemudian, sinar yang menunjukkan jalan keluar-pun terlihat. Ketika Warna keluar dari lorong gelap pintu masuk ‘The Gate’, anak laki-laki tadi melihatnya.
    “Mama, itu dia kakak yang tadi masuk !”
    Dan seketika itu pula, penduduk kota langsung mengepung Warna. Sementara, Warna hanya kebingungan melihat orang-orang di sekelilingnya, menatap dirinya dengan kemarahan.
    “A.. ada apa ?”
    Sang walikota-pun melangkah maju.
    “Anak muda penuh warna, apa benar kamu baru kembali dari ‘The Gate’ ?”
    “Be.. benar. Memangnya kenapa ?”
    Mendengar itu, orang-orang langsung ribut. Di antara yang terdengar Warna, ada yang sempat berkata, “Dia pasti sudah dipengaruhi oleh si penyihir !”
    Ada juga yang berkata, “Jangan lihat matanya, dia akan menyihir kita !”
    Sementara tatapan mata Sang walikota semakin tajam.
    “Jadi, kamu sudah berjumpa dengan Sang Penyihir di dalam sana ?”
    Warna sadar, kalau ia sampai meng-iya-kan pertanyaan tersebut, nyawanya dalam bahaya. Ia-pun berusaha menghindar.
    “Sang Penyihir ? Tidak. Saya hanya berjumpa dengan seorang gadis pelayan saja kok.”
    Tiba-tiba salah seorang penduduk menyeletuk, “Nggak salah lagi ! Dia pasti sudah tercemar oleh Sang Penyihir ! Cepat bunuh dia, kalau nggak kota ini akan celaka !”
    Kata-kata itu segera disambut oleh para penduduk yang lain, “Benar, bunuh dia ! Bunuh dia !”
    Warna semakin panik, ketika walikota sendiri mengeluarkan sebuah pistol, lalu mengarahkannya kepada dirinya.
    “Maaf, tapi.. semua ini agar kota ini bisa selamat.”

    Warna hanya dapat memejamkan mata. Tapi ketika walikota hendak menarik pelatuk pistolnya, tiba-tiba terdengar suara lagu. Warna membuka matanya, dan ternyata para penduduk kota juga mencari-cari asal suara lagu tersebut.
    Belum habis rasa terkejut mereka, ketika tiba-tiba terdengar sebuah suara.
    “Wah, benar-benar kota yang suram ya ? Bukan saja kota ini tanpa warna, tapi bahkan sifat kalian juga suram ya ? Tapi tenanglah, aku datang untuk memberikan warna pada kota ini.”
    Salah seorang penduduk segera bertanya, “Siapa kamu ? Tunjukkanlah dirimu !”
    “Baiklah, tapi sebelum itu, tertawalah !”
    Suara lagu semakin keras, dan tiba-tiba saja semua orang yang berada di sekeliling Warna, langsung tertawa keras. Mereka tertawa, dan terus tertawa, sementara Warna kebingungan melihat semua itu. Dan dari tengah kabut, muncullah bayangan sesosok manusia, yang berjalan mendekat ke arah Warna. Dan tiba-tiba saja, kepala semua orang yang sedang tertawa itu, meledak. Darah-pun memenuhi jalanan.
    “Huhuhu, aku selalu menepati janji kan ? Aku telah memberikan warna pada kota yang suram ini. Ya, warna merah darah adalah warna yang paling indah !”
    Tubuh Warna-pun gemetar ketakutan, sementara orang itu semakin mendekat. Dan ketika orang itu bisa terlihat oleh Warna, ia-pun semakin panik.
    “Ka.. kamu... !”
    Di hadapannya, terlihatlah gadis yang sedang tersenyum manis kepadanya; Dan wajah gadis itu sama persis seperti Sang Penyihir !


    Dari sini ketahuan kalau penduduk kota takut terhadap The Witch. Akan tetapi... apakah yg sebenarnya terjadi ? Apakah The Witch memang begitu menakutkan ? Ataukah...

    Plus... siapakah gadis misterius yg baru muncul ini ?
    Killing you is serious business, nippah~

    Welcome to My Illusion

  4. #18
    levialexander9's Avatar
    Join Date
    Jan 2012
    Posts
    5,671
    Points
    778.48
    Thanks: 100 / 289 / 266

    Default


    ap ad 2 penyihir dsni...?
    ato mlah the witch itu pnya kepribadian ganda...?

  5. #19
    Rivanne's Avatar
    Join Date
    Oct 2009
    Location
    Castle of Nowhere Return
    Posts
    1,826
    Points
    1,075.06
    Thanks: 21 / 34 / 31

    Default

    Hmm... knp nggak kepikiran kalau itu kembarannya ya ???

    Spoiler untuk "Dongeng Warna 9 :
    Gadis itu memperhatikan Warna dengan sepasang bola mata indahnya yang berwarna hijau.
    “Rasanya aneh, mengapa pemuda penuh warna sepertimu, ada di tempat tanpa warna begini ?”
    Merasa risih dipandangi seperti itu, Warna-pun berusaha memalingkan pandangannya.
    “Tapi aku memang berasal dari dunia ini. Lagipula, apa yang kamu lakukan terhadap para penduduk ?!”
    Gadis itu-pun melihat ke sekelilingnya.
    “Aku hanya memberi kebahagiaan kepada mereka. Bukankah sebelum mati, mereka semua tertawa ? Yah, selain itu, aku tidak suka tempat yang suram dan kelam seperti ini.”
    Mendengar jawaban tersebut, Warna-pun marah.
    “Jadi, karena tidak suka, kamu merasa ber-hak membunuh mereka ?! Dasar, kamu.. benar-benar Penyihir !”
    Gadis itu kembali memandang Warna dengan tajam.
    “Lho, setahuku tadi, mereka hendak membunuhmu, kan ? Jadi bagimu, lebih baik jika mereka membunuhmu, daripada mereka yang mati ?”
    Ditanya seperti itu, Warna tak bisa menjawab.
    “Selain itu, jangan salah dulu. Aku bukanlah Penyihir, tapi Jester. Kurasa kamu sudah pergi ke ‘The Gate’ dan berjumpa dengan kakakku ?”
    “Kakak ?”
    Gadis itu mengangguk, “Ya, kakak kembarku. Dia-lah yang disebut ‘Sang Penyihir’ oleh banyak orang.”

    Sementara itu, Sang kakek yang menunjukkan pintu menuju ‘The Gate’ kepada Warna, merasa adanya firasat buruk. Ia-pun segera berlari menuju ke tempat itu.
    “A.. APA INI ?!”, tanyanya, ketika melihat lautan darah berwarna merah memenuhi tempat itu.
    Baik Warna maupun Jester menengok ke arahnya. Dan ketika Sang kakek melihat Jester, ia-pun mundur ketakutan.
    “Kamu.. Penyihir ? Kenapa kamu bisa keluar dari ‘The Gate’ ?!”
    Sambil menghela nafas, Jester-pun berkata, “Ya, ya, kami memang saudari kembar. Tapi lama-kelamaan kesal juga kalau orang selalu salah mengira aku adalah dia !”
    Kemudian, sambil menatap tajam Si kakek, Jester-pun berkata, “Dengar ya, Kek ! Aku bukanlah Sang Penyihir ! Aku adalah Jester, adik kembarnya !”
    “A.. adik kembar ?”
    Masih dengan kesal, Jester-pun melanjutkan, “Untuk kali ini, kau kumaafkan, Kek ! Tapi kalau sampai salah lagi...”, ia-pun menyerigai dengan mengerikan, “...takkan kuampuni !”
    Tiba-tiba terdengar suara Gema, “Lagu mengerikan itu.. apakah lagu itu berasal darimu ?”
    “Gema !”, entah mengapa, Warna merasa gembira mendengar suara itu.
    Sementara Sang kakek hanya berkata, “Oh, rupanya kamu juga balik lagi.”
    “Seorang tua dan manusia tanpa wujud...”, sepertinya Jester sedang berusaha mengingat, “Ah, sekarang aku ingat ! Kalian dua orang laki-laki bodoh, yang jatuh cinta kepada kakakku, benar khan ?”
    Si kakek langsung menatap Jester dengan tajam.
    “Ke.. kenapa kamu bisa tahu hal itu ?!”
    Jester-pun langsung tertawa keras.
    “Hahaha... ya ampun, rupanya kalian masih belum sadar juga ya ? Apa kalian pikir, kakakku yang baik itu yang telah memberi kalian hukuman seperti ini ?”
    Gema-pun terdengar terkejut, “Ja.. jangan-jangan... !”
    Sambil tersenyum sinis, Jester menjawab, “Ya benar, aku-lah yang telah memberi hukuman ini kepada kalian, para laki-laki menyedihkan !”


    Chapter berikutnya, akan ada penjelasan, mengenai apakah sebenarnya yang disebut sebagai 'Kutukan Penyihir' tersebut... yg jelas, bkn cerita yg menyenangkan...
    Killing you is serious business, nippah~

    Welcome to My Illusion

  6. #20
    levialexander9's Avatar
    Join Date
    Jan 2012
    Posts
    5,671
    Points
    778.48
    Thanks: 100 / 289 / 266

    Default

    w sih agak kpkiran kmbar kmren...
    tp w ga yakin soal ya di blng ya mirip...


    dn w skr jd brtnya"...
    sbnr ya alesanya ap yh ampe jetser itu ngutuk mrk br2...

  7. #21
    Rivanne's Avatar
    Join Date
    Oct 2009
    Location
    Castle of Nowhere Return
    Posts
    1,826
    Points
    1,075.06
    Thanks: 21 / 34 / 31

    Default

    Spoiler untuk Dongeng Warna 10 :
    4. Kutukan Penyihir
    Dengan menahan geram, Sang kakek bertanya, “Ka.. kamu... kenapa... ?!”
    Tanpa memperdulikan Sang kakek, Jester mendekatkan wajahnya kepada Warna.
    “Hey, aku cuma punya satu nasehat untukmu. Jangan menjadi laki-laki bodoh seperti kedua orang ini ! Itu saja. Selamat tinggal.”
    Usai berkata demikian, Jester melangkah pergi sambil meninggalkan tawa yang mengerikan. Dan tawa itu membuat mereka semua tak dapat bergerak, sampai suara tawa itu lenyap.
    “Sial, berarti selama ini kita salah sangka !”
    Lalu kakek itu menengok ke sekitarnya.
    “Hey Gema, kamu masih di tempat ini ?”
    Suara Gema terdengar lemah ketika menjawab, “Ya. Maaf, aku sangat sensitif terhadap suara, jadi tawa tadi sangat mempengaruhiku.”
    Sambil menghela nafas, Sang kakek-pun bertanya, “Kenapa Penyihir bisa punya saudari kembar seperti itu ?!”
    Dan tiba-tiba Warna menyela percakapan itu.
    “Oh ya, aku baru ingat ! Sebenarnya, ketika aku berjumpa dengan Sang Penyihir, ia bersedia mengabulkan permohonanku.”
    Sang kakek terkejut.
    “Begitukah ? Baguslah !”, tapi kemudian, ia merasa bingung, “Kalau begitu, kenapa kamu masih ada di tempat ini ? Bukankah kamu hendak pergi ke dunia lain ?”
    Warna mengangguk.
    “Tapi ia memberi syarat sebelum mengabulkannya. Ia ingin agar aku membawa kalian untuk datang menemuinya.”
    “Datang menemuinya ? Di ‘The Gate’ ?”, Sang kakek hanya mengangkat bahu, “Sayangnya, itu tidak mungkin. Baik aku maupun Gema sudah tak mungkin bisa masuk ke tempat itu lagi.”
    Tiba-tiba suara Gema menyela, “Tidak mungkin, atau tidak ingin ?”
    “Hey, kamu juga mengerti alasan kita tak mungkin melewati pintu masuk itu, bukan ? Atau... kamu nekad berjumpa lagi dengan dirimu yang dulu ?!”
    Mendengar pertanyaan itu, Gema hanya terdiam.

    “Maaf, kalau itu syaratnya, kami benar-benar tak dapat membantumu.”
    Setelah berkata demikian, Sang kakek melangkah pergi, meninggalkan Warna yang hanya bisa terpana. Lalu Warna melihat ke sekelilingnya.
    “Gema, apakah kamu masih ada di sini ? Apa kamu juga tak bisa membantuku ?”
    Terdengarlah suara Gema, “Aku memang berjanji untuk membantumu. Tapi ia benar, aku tak mungkin berhadapan lagi dengan diriku yang dulu; Diriku yang bodoh, yang telah menyebabkan semua ini terjadi !”
    “Eh Gema, apa kamu.. benar-benar jatuh cinta dengan Sang Penyihir ?”
    Mendengar pertanyaan Warna, Gema hanya terdiam, tak menjawab.
    Kemudian Warna-pun melanjutkan, “Kurasa jatuh cinta itu adalah hal yang wajar kok. Selain itu, gadis itu memang sangat cantik.”
    Gema langsung memotong kata-kata Warna, “Bagiku, kecantikan fisik bukanlah segalanya ! Aku tertarik padanya, karena ia satu-satunya orang yang dapat mengerti dan memahami diriku. Tapi ternyata, aku telah menyukai ‘buah yang terlarang’ !”
    “Kamu salah, Gema !”, dengan cepat Warna menyanggah, “Penyihir tidak bersalah ! Kamu juga tahu kan, bukan dia yang menghukum kalian seperti ini, tapi adik kembarnya !”
    “Tetap saja alasannya karena kami menyukai Sang Penyihir. Bukankah penduduk kota ini mati juga akibat ‘kutukan Penyihir’ ?”
    “Kutukan Penyihir ? Apa maksudmu ?”
    “Warna, mengapa penduduk kota berkumpul di sekitar tempat ini ? Apa mereka sebenarnya.. ingin membunuhmu ?”
    Warna-pun terkejut.
    “Ke.. kenapa kamu bisa tahu ?”
    Suara Gema terdengar sedih ketika menjawab, “Ya, karena para penduduk kota ini takut akan ‘kutukan Penyihir’.”


    Yap, sesuai janji, Bab berikutnya ttg Kutukan Penyihir ^^a
    Killing you is serious business, nippah~

    Welcome to My Illusion

  8. #22
    levialexander9's Avatar
    Join Date
    Jan 2012
    Posts
    5,671
    Points
    778.48
    Thanks: 100 / 289 / 266

    Default

    pertanyaan w msh blm kejawab...

    liat chap brikut ya aj dh...

  9. #23
    Rivanne's Avatar
    Join Date
    Oct 2009
    Location
    Castle of Nowhere Return
    Posts
    1,826
    Points
    1,075.06
    Thanks: 21 / 34 / 31

    Default

    Spoiler untuk Dongeng Warna 11 :
    “Dahulu kala, ada dua laki-laki bodoh, jatuh cinta pada Penyihir. Mereka begitu mencintainya, sampai rela melakukan apapun demi Sang penyihir. Tapi itu, cinta yang terlarang. Akhirnya mereka-pun mendapatkan hukuman, karena telah mencintai seorang penyihir, lalala...”
    Tiba-tiba Jester menghentikan nyanyian dan langkahnya. Ia-pun menghela nafas.
    “Kenapa Kak, kenapa kakak begitu bodoh ?! Kakak.. sangat suci, tak pantas kedua lelaki bodoh itu mencintai kakak !”
    Sementara itu, Warna masih bingung.
    “Apa itu sebenarnya ‘kutukan Penyihir’ ? Dan kenapa aku hampir dibunuh gara-gara hal itu ?”
    Gema tak menjawab langsung pertanyaan Warna.
    “Manusia pasti memiliki sisi gelap yang tak ingin diketahui oleh orang lain. Mereka akan mati-matian berusaha menyembunyikan sisi gelap dirinya, bahkan sampai menyingkirkan orang lain jika perlu. Dan, istilah ‘kutukan Penyihir’ merupakan cara untuk menyingkirkan Penyihir.”
    “Eh ?”, wajah Warna menunjukkan kebingungan yang sangat amat, “Maksudnya ?”
    “Kamu sudah berbicara dengannya, bukan ? Tentu kamu tahu, kalau bola mata Penyihir bukan hanya sekedar indah. Ia dapat melihat jauh melebihi apa yang dapat terjangkau oleh mata biasa, tentunya termasuk kegelapan di dalam hati seseorang. Tentu saja para penduduk menjadi takut akan keberadaan Penyihir; Takut kalau-kalau keburukan mereka ketahuan olehnya.”
    Dengan cepat, Warna memotong kata-kata Gema.
    “Jadi karena itu, mereka menyingkirkan Penyihir ke dalam ‘The Gate’ ?!”
    “Tidak. Awalnya, mereka hendak membunuhnya. Mengetahui niat buruk para penduduk kota, Penyihir memutuskan untuk mengurung dirinya sendiri di dalam ‘The Gate’. Dan memang, tak seorang-pun penduduk desa yang berani masuk ke ‘The Gate’. Jadi, mereka beranggapan kalau ada orang yang bisa masuk ke tempat itu, pastilah orang itu sudah terkena pengaruh Penyihir.”
    Warna melihat ke lautan darah di sekitarnya.
    “Keterlaluan sekali ! Karena takut keburukannya diketahui, mereka hendak membunuhnya ? Dan sekarang, mereka juga hendak membunuhku, karena pergi ke ‘The Gate’ !”
    “Julukan ‘Penyihir’-pun juga akibat orang-orang yang takut akan keberadaannya. Tapi kurasa, aku bisa memahami rasa takut para penduduk. Karena, aku-pun pernah sama seperti mereka...”
    Perlahan, suara Gema melenyap. Warna yang merasa panik, memanggilnya berulang kali, tapi tanpa jawaban.

    Gema tidak memiliki wujud fisik, jadi mustahil bagi Warna untuk mencarinya; Hanya suaranya saja yang menjadi petunjuk keberadaan Gema di suatu tempat. Dan Warna sangat menyadari hal tersebut.
    ‘Padahal aku ingin secepatnya berjumpa dengan gadis itu lagi... tapi, tanpa bantuan Gema, bagaimana aku bisa pergi ke dunia lain ?’
    Seklias Warna menengok ke arah pintu masuk menuju ‘The Gate’.
    ‘Apakah Sang penyihir masih bersedia membantuku, walau aku tak bisa membawa mereka ?’
    Warna-pun menghela nafas dengan putus asa. Akhirnya ia melangkah pergi dari tempat tersebut.


    Penjelasan lbh lanjut mengenai 'Kutkan Penyihir' itu...
    Killing you is serious business, nippah~

    Welcome to My Illusion

  10. #24
    levialexander9's Avatar
    Join Date
    Jan 2012
    Posts
    5,671
    Points
    778.48
    Thanks: 100 / 289 / 266

    Default

    msh ad rasa pnsran w...

    Tapi itu, cinta yang terlarang.
    knp cinta itu terlarang...?

    Dan, istilah ‘kutukan Penyihir’ merupakan cara untuk menyingkirkan Penyihir.
    jd...
    sbnr ya jester ngadain kutukan bgtu utk melindungi kk ya...?
    tp knp jester ngadain 'kutukan penyihir'...?
    bknya 'sang penyihir' sudah tau sisi gelap si gema & kakek...?

  11. #25
    Rivanne's Avatar
    Join Date
    Oct 2009
    Location
    Castle of Nowhere Return
    Posts
    1,826
    Points
    1,075.06
    Thanks: 21 / 34 / 31

    Default

    oK oK, w coba jelasin deh...

    Ttg kenapa Jester memberi kutukan itu kepada kedua orang laki-laki yg mencintai Witch, karena Jester merasa terlalu sayang kepada kakak kembarnya tersebut. Yah, dapat dikatakan kalau Jester menderita syndrom sister complex.

    Dan hal itu, berbeda dgn julukan 'Kutukan Penyihir'. Seperti yg telah dikatakan oleh Gema, istilah 'Kutukan Penyihir' dipakai oleh para penduduk sekitar, untuk menyingkirkan Witch. Karena orang merasa takut kegelapan di dalam hati mereka diketahui Witch, maka mereka mulai memanggil gadis belia tersebut dengan julukan 'Penyihir', dan utk lbh menambah rasa takut pada orang2 yg belum tahu, dibuatlah istilah 'Kutukan Penyihir'. Jadi dapat dikatakan, istilah 'Kutukan Penyihir' bukanlah dalam arti yg sebenarnya. Dan ini tidak ada hubungannya dgn kutukan dari Jester.
    Killing you is serious business, nippah~

    Welcome to My Illusion

  12. The Following User Says Thank You to Rivanne For This Useful Post:
  13. #26
    levialexander9's Avatar
    Join Date
    Jan 2012
    Posts
    5,671
    Points
    778.48
    Thanks: 100 / 289 / 266

    Default

    Quote Originally Posted by Rivanne View Post
    oK oK, w coba jelasin deh...

    Ttg kenapa Jester memberi kutukan itu kepada kedua orang laki-laki yg mencintai Witch, karena Jester merasa terlalu sayang kepada kakak kembarnya tersebut. Yah, dapat dikatakan kalau Jester menderita syndrom sister complex.
    serem bgt pnya ade kyk bgtu...

    btw si witch itu jg bsa membaca sisi gelap ya jester...?

    Quote Originally Posted by Rivanne View Post
    Dan hal itu, berbeda dgn julukan 'Kutukan Penyihir'. Seperti yg telah dikatakan oleh Gema, istilah 'Kutukan Penyihir' dipakai oleh para penduduk sekitar, untuk menyingkirkan Witch. Karena orang merasa takut kegelapan di dalam hati mereka diketahui Witch, maka mereka mulai memanggil gadis belia tersebut dengan julukan 'Penyihir', dan utk lbh menambah rasa takut pada orang2 yg belum tahu, dibuatlah istilah 'Kutukan Penyihir'. Jadi dapat dikatakan, istilah 'Kutukan Penyihir' bukanlah dalam arti yg sebenarnya. Dan ini tidak ada hubungannya dgn kutukan dari Jester.
    owh...
    jd ni semua ulah penduduk toh...


    ok" w ngrti crtaya...

    i'm ready to the next chapter...


    Spoiler untuk btw :
    w salut dh ma u siapapun u dn apapun profesi u, u bnr" mmbwt w kagum mo u cwe ato cwo w tetep kagum dh ma u

  14. #27
    Rivanne's Avatar
    Join Date
    Oct 2009
    Location
    Castle of Nowhere Return
    Posts
    1,826
    Points
    1,075.06
    Thanks: 21 / 34 / 31

    Default

    Jester sbg adik sih msh mendingan Sister complex-nya. Coba baca cerita sy yg judulnya : Circle of Terror... itu adik laki2-nya benar2 mencintai kakak perempuannya, sampai rela membantai siapapun yg dianggap membuat kakaknya sedih... n itu termasuk cowok yg disukai kakaknya, wkwkwk ^^

    N... memang w sepertinya suka mengangkat tema ttg kegelapan dalam diri manusia. Siapapun kita, pasti memiliki sisi gelap dalam dirinya... bahkan orang paling baik sekalipun. N makasih dah suka dgn cerita w ^^

    Spoiler untuk Dongeng Warna 12 :
    5. Hakim yang Adil
    ‘Terlihat begitu dekat, tapi kenyataannya tak terjangkau.’
    Saat ini, Warna kembali berdiri di perbatasan kedua dunia itu. Ia-pun melihat ke arah tubuhnya yang sekarang penuh warna.
    “Kalau saat itu aku tidak merebut warna dari gadis tersebut, mungkin sekarang kami masih bisa bertemu seperti dulu. Tapi tak ada gunanya menyesali yang sudah terjadi. Saat ini, aku harus berusaha mencari gadis itu, lalu meminta maaf padanya !”
    Tiba-tiba terdengar sebuah suara keras, tak jauh dari tempat Warna berdiri.
    “Tekad yang sangat kuat untuk menebus kesalahanmu. Bagus, aku suka itu !”
    Terkejut, Warna langsung menoleh ke arah datangnya suara. Dan ia hanya merasa bingung, melihat sebuah neraca besar berada di belakangnya. Ia-pun menengok ke kiri – kanan.
    “Hey, aku berada tepat di hadapanmu ! Kenapa reaksimu begitu ?!”
    Warna kembali melihat ke arah neraca itu sambil meringis.
    “Ja.. jadi, suara itu.. benar-benar berasal dari neraca ini ?”
    “Yah, kurasa aku tak bisa menyalahkanmu sepenuhnya sih. Pasti sangat jarang orang melihat neraca bisa berbicara, bukankah begitu ? Hey anak muda, aku tertarik dengan dirimu, dan juga tekadmu untuk menebus dosa. Perkenalkan, namaku Keadilan. Siapa namamu ?”
    “Aku.. Warna.”, Warna masih merasa aneh, berbicara dengan sebuah neraca raksasa.
    “Sekarang, mungkin kamu bisa menceritakan padaku, apa kesalahanmu itu. Mungkin saja aku bisa membantumu.”

    “Jadi akibat rasa iri, kamu merebut warna pada diri gadis tersebut ? Dan sekarang, kamu menyesal atas apa yang telah kamu perbuat itu ?”
    Warna mengangguk.
    “Kalau begitu, aku ingin bertanya satu hal padamu, Warna. Kalau setelah merebut warna pada diri gadis itu, dunia kalian tidak berubah dan kamu tetap bisa menemui gadis itu, apa kamu akan tetap merasa menyesal ?”
    “E.. eh, apa maksudmu ?”
    Suara Keadilan terdengar tegas ketika menjelaskan maksud pertanyaannya.
    “Maksudku, apakah kamu benar-benar menyesali tindakanmu yang merasa iri pada gadis itu, atau penyesalanmu itu hanya karena akibat kamu merasa kehilangan ?!”
    DEG ! Mendengar pertanyaan keras dari Keadilan, Warna-pun tertegun.
    ‘Benar juga, aku tak pernah memikirkan hal itu. Kalau dunia kami tidak berubah, apakah aku tetap akan merasa menyesal ?’
    “Manusia biasanya merasa menyesal, jika akibat tindakannya, ia menjadi kehilangan sesuatu. Aku akui, tekadmu menebus dosa memang sangat kuat. Tapi kalau penyesalanmu tidak benar-benar tulus, maaf, kurasa aku takkan dapat membantumu.”
    Warna hanya terdiam, tak dapat menjawab. Dan Keadilan-pun hendak beranjak pergi. Tapi tiba-tiba terjadi sesuatu; Salah satu sisi dari neraca menjadi berat, sehingga tubuh Keadilan condong ke arah kanan. Melihat itu, Warna-pun merasa bingung.
    “Keadilan, apa yang terjadi ?”
    Keadilan kembali berbalik ke arah Warna.
    “Apakah masih ada yang belum kamu ceritakan padaku, Warna ? Sebab tubuhku bersikeras, meminta agar aku membantumu !”
    Belum sempat Warna menjawab, ketika terdengar sebuah suara lemah.
    “Mungkin, diriku-lah yang telah menyebabkannya.”
    Dengan terkejut, Warna segera bertanya pada suara itu, “Gema ?”


    BTW, walau idea awal dr Dongeng ini ada pada ef ~ A Tale of Melodies, tp makin lama sepertinya w makin terpengaruh ama Pandora Hearts, wkwkwk ^^a
    Killing you is serious business, nippah~

    Welcome to My Illusion

  15. #28
    levialexander9's Avatar
    Join Date
    Jan 2012
    Posts
    5,671
    Points
    778.48
    Thanks: 100 / 289 / 266

    Default

    Jester sbg adik sih msh mendingan Sister complex-nya. Coba baca cerita sy yg judulnya : Circle of Terror... itu adik laki2-nya benar2 mencintai kakak perempuannya, sampai rela membantai siapapun yg dianggap membuat kakaknya sedih... n itu termasuk cowok yg disukai kakaknya, wkwkwk ^^
    ok...
    nnti w baca dh...


    N... memang w sepertinya suka mengangkat tema ttg kegelapan dalam diri manusia. Siapapun kita, pasti memiliki sisi gelap dalam dirinya... bahkan orang paling baik sekalipun. N makasih dah suka dgn cerita w ^^
    numpang copas yg w bold ya...
    mo di jdiin stat twitter & fb...


    BTW, walau idea awal dr Dongeng ini ada pada ef ~ A Tale of Melodies, tp makin lama sepertinya w makin terpengaruh ama Pandora Hearts, wkwkwk ^^a
    ah...
    ga ngrti w...


    btw ending chap ke 12 ya seru...

  16. #29
    Rivanne's Avatar
    Join Date
    Oct 2009
    Location
    Castle of Nowhere Return
    Posts
    1,826
    Points
    1,075.06
    Thanks: 21 / 34 / 31

    Default

    Yah, simplenya utk Pandora Hearts : dongeng Alice in Wonderland, dibuat jd cerita thriller ^^a N ttg yg di bold, silahkan saja ^^
    BTW Timbangan oh Timbangan... br ketemu Timbangan kayak begini, wkwkwk =P

    Spoiler untuk Dongeng Warna 13 :
    “Keadilan, apakah kamu masih ingat padaku, yang tanpa wujud ini ?”
    Dengan nada dingin, Keadilan menjawab, “Pendosa yang mencintai Penyihir, tentu saja aku ingat. Apa hubunganmu dengan pemuda ini ?”
    Suara Gema terdengar lemah.
    “Aku telah berjanji untuk membantunya. Tapi sepertinya, aku malah menambahkan beban pada dirinya.”
    “Beban ?!”, Keadilan terdengar terkejut, “Kamu.. jangan-jangan, kamu meminta Warna untuk menemui Penyihir ?!”
    “Begitulah.. maaf, tapi kumohon, tolonglah.. dia...”, perlahan, suara Gema kembali melenyap.
    “Gema ? Hey Gema, kamu masih di sini kan ?”, tanya Warna dengan panik.
    “Mungkin.. ia telah lenyap.”, lalu Keadilan beralih kepada Warna, “Kamu memanggilnya ‘Gema’, apakah itu karena permintaannya ?”
    Warna mengangguk.
    “Karena aku seorang pemuda penuh warna di dunia tanpa warna, maka ia memanggilku ‘Warna’, dan ia sendiri meminta aku memanggilnya ‘Gema’.”
    “Begitu ? Rupanya ia sadar, waktunya takkan lama lagi.”
    “Eh, waktunya ?”
    “Ketika pertama aku berjumpa dengannya, ia masih memiliki wujud fisik. Sama sepertimu, ia juga ingin menebus dosanya, akibat telah jatuh cinta pada Penyihir. Hanya jujur saja, aku tak dapat membantunya, karena Penyihir mengurung dirinya di sebuah tempat yang bernama ‘The Gate’. Kamu sudah berjumpa dengan Sang penyihir kan ?”
    Warna-pun kembali mengangguk.
    “Gema.. bukanlah suara yang sesungguhnya. Ia hanyalah merupakan bayangan dari suara asli, dan yang perlahan-lahan melenyap. Karena fisiknya telah lenyap, ia sadar bahwa ia yang sekarang hanyalah bayangan dirinya yang dulu, yang perlahan-lahan akan lenyap.”

    Warna terdiam sejenak, lalu bertanya dengan suara hampir terdengar putus asa.
    “Apakah tak ada cara untuk menolong Gema ?”
    “Menolongnya ? Bukankah kamu sendiri juga punya masalah yang tak dapat kamu tuntaskan ?”
    “Ta.. tapi, masalahku masih bisa ditunda ! Kalau tak cepat melakukan sesuatu, Gema akan lenyap kan ? Bagaimanapun, ketika aku sedang kebingungan, hanya Gema-lah yang berusaha menolongku. Aku.. sudah tak ingin menyesal untuk kedua kalinya !”
    Keadilan terdiam cukup lama, sampai Warna merasa bingung.
    “Apa aku.. salah bicara ?”
    “Kurasa, sekarang aku paham, mengapa tubuhku ingin agar aku tetap membantumu. Maafkan kata-kataku tadi, kurasa kamu benar-benar telah menyesali kesalahanmu. Baiklah, aku berjanji akan membantumu.”
    Wajah Warna-pun kembali tersenyum.
    “Terima kasih. Kalau begitu, kita harus segera mencari cara untuk menolong Gema !”
    “Dari yang kudengar, kondisi Gema itu akibat kutukan Penyihir. Berarti satu-satunya cara untuk menolongnya, kita harus menemui Penyihir.”
    Dengan segera, Warna menggelengkan kepalanya.
    “Tidak, itu bukan akibat ulah Penyihir ! Kondisi Gema akibat saudari kembar Penyihir, yaitu Jester !”
    Mendengar kata-kata Warna, Keadilan terkejut.
    “Apa katamu ? Jester adalah.. saudari kembar Penyihir ?! Benarkah itu ?”
    “Be.. benar. Ia memang sangat persis dengan Penyihir, bahkan aku sempat mengira dirinya adalah Penyihir.”
    Untuk kedua kalinya, tubuh Keadilan bergerak; Tapi kali ini, tubuhnya condong ke sisi kiri !
    “Dari kata-katamu barusan, berarti kamu telah berjumpa dengan Jester. Tolong, bawa aku untuk menemuinya !”
    Walau tak paham, tapi Warna merasa ada suatu masalah antara Keadilan dengan Jester. Tapi ia memutuskan untuk tidak bertanya lebih jauh.


    Abis deh chapter ttg timbangan ^^a
    Killing you is serious business, nippah~

    Welcome to My Illusion

  17. #30
    levialexander9's Avatar
    Join Date
    Jan 2012
    Posts
    5,671
    Points
    778.48
    Thanks: 100 / 289 / 266

    Default

    BTW Timbangan oh Timbangan... br ketemu Timbangan kayak begini, wkwkwk =P
    kn u yg bwt ceritaya...


    w ga ngrti arti timbangan yg ke kiri dn kanan...
    =.=
    ap beda ya...?

Page 2 of 7 FirstFirst 123456 ... LastLast

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •