Page 5 of 7 FirstFirst 1234567 LastLast
Results 61 to 75 of 92

Thread: Dongeng Warna

http://idgs.in/517526
  1. #61
    Jcvan's Avatar
    Join Date
    Jun 2012
    Location
    黒雪姫♡
    Posts
    319
    Points
    5,606.90
    Thanks: 0 / 2 / 2

    Default

    Quote Originally Posted by Rivanne View Post
    Oops... gomen, sy yg kelamaan nggak buat2, baru akhir2 ini rajin lagi ^^a

    Well, ini ringkasan ceritanya sejauh ini :

    Spoiler untuk Ringkasan :
    Seorang Pemuda Tanpa Warna dari dunia penuh warna, merebut warna dari seorang gadis penuh warna, dari dunia tanpa warna. Pemuda itu menjadi penuh warna, sementara Sang gadis menjadi gadis tanpa warna. Tapi pada saat bersamaan, kedua dunia mereka juga ikut berubah; Dunia Sang pemuda menjadi dunia tanpa warna, sementara dunia Sang gadis menjadi dunia penuh warna. Menyadari kesalahannya, akhirnya Sang pemuda memutuskan utk mencari Sang gadis itu dan meminta maaf.

    Lalu pemuda penuh warna itu bertemu dgn seseorang tanpa wujud, yang menyebut dirinya 'Gema'. Sang pemuda itu-pun akhirnya dipanggil 'Warna'. Gema memberitahu, apabila Warna ingin pergi menuju dunia lain tempat asal Sang gadis, sebaiknya ia pergi ke 'The Gate' dan menemui Sang penyihir. Ternyata pergi ke 'The Gate' bukanlah perkara mudah, karena harus berhadapan dengan segala kesalahan masa lalu. Walau demikian, akhirnya Warna berhasil melewati tantangan tersebut, dan berjumpa dengan Sang penyihir. Sang penyihir bukanlah seseorang yang menakutkan, justru sebaliknya, seorang gadis yang sangat cantik. Akan tetapi, gadis tersebut memiliki kemampuan yang tidak biasa, yaitu mampu melihat ke dalam hati seseorang. Karena itu, seluruh penduduk kota merasa takut kepadanya. Sang penyihir bersedia memenuhi permintaan Warna, akan tetapi dengan permintaan agar Warna membawa Gema maupun seorang kakek tua, untuk bertemu dengannya. Sayangnya, itu adalah permintaan yang mustahil, karena baik Gema maupun Sang kakek tua, tidak mungkin bisa berhadapan lagi dengan masa lalu mereka yang bodoh, yang jatuh cinta pada Sang penyihir.

    Lalu ketika keluar, Warna hampir dibunuh oleh penduduk kota, akibat mereka berpikir kalau Warna telah dipengaruhi oleh Sang penyihir. Warna tertolong oleh seseorang yang berwajah serupa dengan Sang penyihir, yang tak lain tak bukan adalah adik kembarnya, yaitu Jester.

    Di dalam keputusasaan akibat tak dapat memenuhi permintaan Sang penyihir, Warna kembali ke perbatasan kedua dunia. Di sana ia berjumpa dengan Keadilan, sebuah timbangan yang dapat berbicara. Walau merasa aneh, tapi akhirnya Warna bersedia menerima bantuan dari Keadilan. Dan ternyata, Keadilan mengenal Jester. Dan alasan Jester ada di tempat tersebut, karena ia ingin kembali ke dunia asalnya; Dunia yang dahulu tanpa warna, dan sekarang telah menjadi dunia penuh warna... alias dunia asal Sang gadis. Karena tujuan mereka sama, akhirnya baik Warna maupun Jester memutuskan utk bersama2 menemui Sang penyihir.



    Well, kayaknya itu sih garis besar ceritanya ^^
    ok w udah agak inget...
    ayo lanjutin vanne...

  2. Hot Ad
  3. #62
    Rivanne's Avatar
    Join Date
    Oct 2009
    Location
    Castle of Nowhere Return
    Posts
    1,826
    Points
    1,075.06
    Thanks: 21 / 34 / 31

    Default

    Spoiler untuk Dongeng Warna 25 :
    Terjadi keheningan dalam waktu yang cukup lama; Penyihir hanya memandang adik kembarnya itu, tanpa berkata apapun Akhirnya, Jester sendirilah yang memecahkan keheningan tersebut.
    “Apa kakak.. tidak bisa membawaku kembali ? Atau.. tidak mau ?”
    Penyihir-pun menghela nafas.
    “Jester, untuk apa kamu ingin kembali ke dunia itu ? Apa karena dunia ini telah menjadi tanpa warna, sementara dunia asalmu itu telah menjadi penuh warna ?”
    Mendengar pertanyaan penyihir, Warna-pun merasa bingung.
    ‘Aneh, bukankah penyihir dapat melihat pikiran terdalam setiap orang ? Jangan-jangan...’
    Sebelum Warna berpikir lebih jauh, Jester menjawab pertanyaan penyihir.
    “Bukankah kakak nggak pernah perduli alasannya, selama orang itu bisa memenuhi permintaan kakak ?”, lalu sambil tersenyum penuh arti, Jester-pun melanjutkan, “Dan aku yakin, pasti bisa memenuhi permintaan kakak.”
    Penyihir menuangkan dua buah gelas, lalu menyajikannya kepada Warna dan Jester.
    “Ya, memang benar.”, kemudian ia menengok ke arah Warna, “Oh ya, Anda telah berhasil memenuhi permintaan saya tadi, Tuan Warna. Jadi saya rasa, tidak ada alasan bagi saya untuk menolak permintaan Anda.”
    “Per.. permintaan Anda ?”
    Penyihir tersenyum sambil menolehkan kepalanya ke arah Jester.
    “Anda telah berhasil menolong Jester, jadi saya akan membawa Anda menuju ‘dunia lain’ itu.”
    Warna-pun tersenyum sambil berkata, “Terima kasih.”
    Sementara, Jester semakin tidak sabar.
    “Kak, kakak belum mengatakan, apa permintaan kakak padaku ?!”
    Penyihir diam sejenak, sebelum akhirnya menjawab, “Permintaan saya sederhana saja, Jester; Janganlah menjadi seorang jester lagi selamanya.”


    Hmm... w males liat2 halaman sebelumnya, jd balik ke #1 lagi aja dah ^^a BTW... apa maksud permintaan Penyihir ya ? Yah, itu berkaitan dgn arti kata 'Jester', fufufu...
    Last edited by Rivanne; 11-07-12 at 02:53.
    Killing you is serious business, nippah~

    Welcome to My Illusion

  4. #63
    Rivanne's Avatar
    Join Date
    Oct 2009
    Location
    Castle of Nowhere Return
    Posts
    1,826
    Points
    1,075.06
    Thanks: 21 / 34 / 31

    Default

    Jiah, malah double post... sorry2

    Agak susah jg ya forum yg baru ini, kudu beneran nunggu 30 detik utk jeda antar posting... pdh w nggak bermaksud junk...
    Last edited by Rivanne; 05-07-12 at 02:09. Reason: Double Post
    Killing you is serious business, nippah~

    Welcome to My Illusion

  5. #64
    Jcvan's Avatar
    Join Date
    Jun 2012
    Location
    黒雪姫♡
    Posts
    319
    Points
    5,606.90
    Thanks: 0 / 2 / 2

    Default

    wew dopost

    udh nyampe chap 24, itu 25

    baca lagi ah

  6. #65
    C4-'s Avatar
    Join Date
    Jul 2012
    Location
    Los Angeles
    Posts
    262
    Points
    125.80
    Thanks: 13 / 33 / 31

    Default

    beghhh.. mantaff

  7. #66
    Rivanne's Avatar
    Join Date
    Oct 2009
    Location
    Castle of Nowhere Return
    Posts
    1,826
    Points
    1,075.06
    Thanks: 21 / 34 / 31

    Default

    Hehe... gomenne... oK deh, ini lanjutannya... jujur aja, hubungan antara Jester dan kakak kembarnya, Sang Penyihir berkembang menjadi hubungan yg unik...

    Spoiler untuk Dongeng Warna 26 :
    Selama beberapa saat, hanya ada keheningan di ‘The Gate’.
    Hingga akhirnya Jester bertanya perlahan, “Apa.. maksud kakak ?”
    “Jester, tentunya kamu paham apa maksudku, bukan ?”, lalu penyihir menghela nafas, “Ketika berada di ‘dunia lain’, walau tidak paham bahasa mereka, tapi saya dapat merasakan kebencian luar biasa pada diriku. Tentunya kebencian itu sebenarnya tidak ditujukan pada saya, akan tetapi pada seseorang yang berwajah mirip dengan saya.”
    Mendengar kata-kata penyihir, akhirnya Jester-pun tertawa.
    “Jadi begitu ?”, lalu kata-kata berikut dari Jester, diucapkan dengan suara yang hampir tak terdengar. Warna hanya dapat menangkap beberapa kata saja, “..... ***** ..... nggak paham ..... kukabulkan .....”
    “Jester, kamu bilang apa ?”
    Ketika Jester berbalik, Warna-pun terkejut; Sorot mata Jester memperlihatkan kemarahan bercampur kesedihan yang teramat sangat.
    “Bukan urusanmu !”, sergah Jester dingin.
    Kemudian ia berbalik ke arah penyihir.
    “Apa kakak serius dengan permintaan kakak ? Walau itu akan berarti.. aku kehilangan siapa diriku sebenarnya ?”
    “Jester, kamu adalah adik kembarku ! Dan kamu takkan kehilangan hal tersebut.”
    Jester terdiam sejenak, kemudian menjawab, “Mungkin kakak benar. Baik, aku akan memenuhi permintaan kakak. Aku berjanji, takkan pernah menjadi ‘Penghibur kehancuran’ lagi.”
    Penyihir-pun tersenyum, lalu ia berkata kepada Jester dan Warna.
    “Kalau begitu, ijinkanlah saya membawa kalian menuju ‘dunia lain’ tersebut.”


    BTW bagi yg penasaran kata2 lengkap Jester, silahkan dibaca di sini...

    Spoiler untuk Kalimat Jester :
    "Dasar orang-orang ***** ! Mereka benar-benar nggak paham dengan apa yang kulakukan. Kalau memang demikian, baiklah, akan kukabulkan mimpi buruk kalian !"


    PS : Fufufu... itu kalimat Jester boleh dibaca atau tidak, terserah kalian...
    Killing you is serious business, nippah~

    Welcome to My Illusion

  8. #67
    Jcvan's Avatar
    Join Date
    Jun 2012
    Location
    黒雪姫♡
    Posts
    319
    Points
    5,606.90
    Thanks: 0 / 2 / 2

    Default

    wew...
    kata"ya jester...


    jadi penasaran...
    si jester bakal jadi orang yg bersikap baik ato malah makin parah yh...

  9. #68
    Rivanne's Avatar
    Join Date
    Oct 2009
    Location
    Castle of Nowhere Return
    Posts
    1,826
    Points
    1,075.06
    Thanks: 21 / 34 / 31

    Default

    oK, memasuki Bab berikutnya... kita coba dr sudut pandang lain (bosen fokus cerita ke Warna, Jester dan Penyihir terus ^^a)

    Spoiler untuk Dongeng Warna 27 :
    Sementara, di depan lorong gelap tempat menuju ‘The Gate’, Keadilan masih menunggu.
    Tiba-tiba terdengar sebuah suara yang sangat dikenalnya, “Apakah kira-kira pemuda penuh warna itu bisa meyakinkan Penyihir untuk membawanya ke ‘dunia lain’ ?”
    Keadilan membalikkan tubuhnya, dan melihat seorang kakek tua berdiri tak jauh di belakangnya.
    “Kamu.. bersama dengan Gema, mendapat kutukan dari Jester, benar kan ?”
    Kakek itu mengangguk, lalu melihat ke sekitarnya.
    “Sepertinya, Gema sudah lenyap ya ?”, lalu kakek itu tersenyum pahit, “Kurasa, aku-pun tinggal menunggu waktu saja sampai tak sanggup bergerak lagi.”
    “Gema masih belum lenyap !”, tegas Keadilan.
    Mendengar jawaban Keadilan, kakek itu-pun menghela nafas.
    “Begitukah ? Tapi seperti yang sudah kukatakan, kami hanya tinggal menunggu waktu saja...”
    “Menunggu waktu ? Mungkin benar. Tapi, bukan menunggu waktu untuk lenyap !”
    Kali ini, giliran kakek itu memandang Keadilan dengan bingung.
    “Maksudmu.. apa ?”
    Tubuh Keadilan kembali condong ke arah kanan.
    “Sementara kamu hanya meratapi nasibmu, saat ini Warna berjuang agar bisa pergi ke ‘dunia lain’, bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi ia melakukannya juga demi Gema dan dirimu !”
    “Demi.. kami ? Memangnya...”
    Keadilan segera memotongnya, “Karena kutukan Jester bisa dihapus, hanya di ‘dunia lain’ !”


    BTW... w baru sadar 1 hal sih...

    Spoiler untuk Baru sadar :
    Kutukan yg dialami oleh Gema dan Kakek tua itu, akibatnya sama ya ? Gema perlahan lenyap, sementara kakek tua itu akan menjadi semakin tua dan akhirnya meninggal... Tp latar belakang knp mereka kena kutuk seperti itu masih belum dijelaskan ya ? Fufufu...
    Killing you is serious business, nippah~

    Welcome to My Illusion

  10. #69
    Rivanne's Avatar
    Join Date
    Oct 2009
    Location
    Castle of Nowhere Return
    Posts
    1,826
    Points
    1,075.06
    Thanks: 21 / 34 / 31

    Default

    Spoiler untuk Dongeng Warna 28 :
    “Tutuplah mata, telinga, hidung maupun mulut kalian, dan usahakan jangan merasakan apapun dengan kulit kalian. Aku akan membimbing kalian melewati ‘The Gate’, dan apapun yang terjadi, jangan lepaskan pegangan kalian dari tanganku !”
    Dengan syarat Penyihir seperti itu, alhasil baik Warna maupun Jester berpenampilan bak mumi ketika mereka telah siap. Kemudian Penyihir memegang tangan keduanya, lalu membawa mereka pergi. Pikiran Warna penuh dengan hal yang tidak menentu, dan kepalanya terasa pusing yang teramat sangat, suara yang terus berdenging di telinganya, udara yang sangat menyesakkan dada, dan kulit yang terasa melepuh.
    ‘Apakah ini semua harus dialami oleh orang-orang yang hendak menuju ‘Dunia lain’ ?’
    Akhirnya, setelah cukup lama berada di dalam rasa sakit yang hampir tak tertahankan, suara Penyihir terdengar bagai penyelamat.
    “Syukurlah kalian bisa bertahan. Baiklah, silahkan buka penutup tubuh kalian, kita telah sampai.”
    Dengan cepat, Warna segera melepaskan seluruh penutup tubuhnya, sementara Jester lebih santai melakukannya. Dan ketika melihat ke sekelilingnya, Warna terkejut; Dunia sekitarnya terasa sangat normal, penuh dengan warna-warni yang cerah, sama seperti dirinya.
    ‘Dunia ini.. persis seperti dunia asalku dulu. Akan tetapi, akibat ulahku, duniaku telah menjadi dunia tanpa warna, dan dunia ini yang aslinya tanpa warna, justru menjadi penuh warna.’
    Kata-kata Penyihir seakan menyadarkan Warna kembali.
    “Baiklah, Tuan Warna dan Jester, saya telah memenuhi janji untuk membawa kalian ke dunia ini. Kalau begitu, silahkan kalian melanjutkan tujuan kalian datang ke tempat ini, sementara saya akan kembali ke ‘The Gate’.”
    “Tu.. tunggu, Nona Penyihir ! Bagaimana cara kami menemui Anda lagi ?”
    Penyihir memandang Warna dengan bingung.
    “Menemui saya lagi ? Untuk apa ?”
    “Untuk apa ? Tentu saja untuk kembali ke dunia asal lagi...”
    Penyihir langsung memotong kata-kata Warna, “Maaf Tuan Warna, ini adalah perjalanan satu arah. Saya tidak dapat membawa Anda kembali ke dunia asal Anda.”
    Killing you is serious business, nippah~

    Welcome to My Illusion

  11. #70
    Rivanne's Avatar
    Join Date
    Oct 2009
    Location
    Castle of Nowhere Return
    Posts
    1,826
    Points
    1,075.06
    Thanks: 21 / 34 / 31

    Default

    Spoiler untuk Dongeng Warna 29 :
    Jester berjalan di depan, sementara Warna mengikuti di belakangnya.
    “Kenapa kamu ingin kembali ke dunia itu lagi ?”
    Pertanyaan Jester, membuat Warna menghentikan langkahnya.
    “Wajar saja, itu adalah dunia asalku. Tapi setelah kupikirkan lagi, sungguh egois jika kita minta Penyihir membawa kita ke dunia ini, lalu meminta agar ia bisa membawa kita kembali ke dunia asal kita.”
    “Dunia asal-mu !”, tegas Jester.
    Warna tertegun sejenak, kemudian menyadari kesalahannya sendiri.
    “Ah, benar juga. Kamu berasal dari dunia ini, ya Jester ? Dunia yang dahulu tanpa warna, tetapi telah menjadi penuh warna.”
    Jester tersenyum sinis.
    “Bukan itu maksudku. Hey, pemuda penuh warna, ada...”
    Warna-pun langsung memotongnya, “Panggil aku Warna saja !”
    “Ok Warna, ada yang ingin kutanyakan. Kenapa kamu begitu terikat dengan dunia asalmu ? Bagiku, di mana aku berada, itulah yang terpenting.”
    Mendengar pertanyaan Jester, Warna hanya terdiam, tak dapat memberi jawaban.
    Jester-pun mengangkat bahu, lalu berbalik. Baru saja ia hendak melangkah, ketika sesuatu yang dilihatnya membuatnya berhenti.
    “Hey Warna, bukankah gadis yang kamu cari, gadis tanpa warna di dunia penuh warna ini ?”
    “Benar. Kena... ?”
    Belum sempat Warna menyelesaikan pertanyaannya, ia sudah melihat yang dilihat oleh Jester; Sang gadis tanpa warna, berdiri memandang mereka dari agak jauh.


    Seringkali kita terikat dgn tempat asal kita...
    Killing you is serious business, nippah~

    Welcome to My Illusion

  12. #71
    Rivanne's Avatar
    Join Date
    Oct 2009
    Location
    Castle of Nowhere Return
    Posts
    1,826
    Points
    1,075.06
    Thanks: 21 / 34 / 31

    Default

    Spoiler untuk Dongeng Warna 30 :
    Ketika Warna hendak mendekat, gadis tanpa warna itu melarikan diri.
    “Tu.. tunggu ! Aku cuma...”, Warna segera menghentikan kata-katanya, menyadari bahwa sia-sia saja berbicara kepada gadis yang tidak paham bahasanya itu.
    Sementara, beberapa orang penduduk muncul dan melihat Jester.
    “(Apa-apaan ini ? Kenapa badut gila ini masih berani muncul di sini ? Bukannya tadi dia udah kita usir ?!)”
    Jester melihat sekelilingnya, lalu tersenyum sinis.
    “(Jadi, kalian-lah tikus-tikus yang berani mengganggu kakak ?)”
    Sebuah batu mengarah ke Jester, tetapi Jester berhasil menghindarinya. Dengan cepat Jester langsung menengok, dan menatap mata orang yang melempar batu tersebut.
    Tiba-tiba ia kembali teringat akan janjinya kepada Penyihir... “Janganlah menjadi seorang jester lagi selamanya.”
    “Cih, kalian beruntung ! Tapi kalian tetap harus membayar perbuatan kalian !”
    Ketika batu kedua yang hampir mengenainya, Jester menghindar sambil membentangkan kedua tangannya.
    Dan semua orang yang ada di sekitarnya, merasa bingung dan panik.
    “(Ta.. tanganku...)”
    “(Tanganku bergerak sendiri !)”
    Dengan serigai mengerikan, Jester-pun berkata, “(Patahkan, patahkan tangan kalian sendiri ! Patahkan !)”
    Detik berikutnya, terdengarlah suara mengerikan; Orang-orang itu memelintir lengan mereka sendiri, sampai otot dan tulang mereka putus. Dan suara itu diikuti dengan jeritan kesakitan luar biasa dari mereka.
    Melihat ‘hasil karya’-nya, tawa Jester-pun menggema di tempat tersebut.


    oK, dalam hal ini, Jester memang harus dipahami menuruti kehendak Witch, dengan catatan permintaan Witch adalah 'jangan membunuh'. Dan kenyataanya, Jester memang tidak membunuh, hanya saja bagi Jester, perlakuan mereka terhadap Witch tidak dapat dimaafkan begitu saja ^^
    Killing you is serious business, nippah~

    Welcome to My Illusion

  13. #72
    Rivanne's Avatar
    Join Date
    Oct 2009
    Location
    Castle of Nowhere Return
    Posts
    1,826
    Points
    1,075.06
    Thanks: 21 / 34 / 31

    Default

    Spoiler untuk "Dongeng Warna #31 :
    Sementara mencari gadis tanpa warna itu, Warna berjalan menyusuri dunia lain itu. Walau saat ini dunia tersebut telah menjadi penuh warna, tetapi kondisinya masih sama seperti ketika masih menjadi dunia tanpa warna; Pemukiman kumuh dan kotor, bangunan-bangunan rusak, para penduduk yang berpenampilan layaknya gelandangan. Warna-pun menghela nafas.
    ‘Tak ada yang berubah dari dunia ini. Kurasa, walau dunia ini sudah menjadi lebih cerah dan berwarna, tidak serta merta mengubah kehidupan para penduduknya.’
    Dan Warna-pun menghentikan langkahnya, dan melihat dirinya sendiri.
    ‘Lalu, bagaimana dengan diriku sendiri ? Apakah setelah penuh warna, diriku berubah ? Ataukah.. aku juga sama seperti dunia ini ?’
    Sementara, seorang nenek tua mendekatinya.
    “(Hey Nak, apa kamu juga berasal dari sini ? Tapi pakaianmu beda dengan kami.)”
    Diajak bicara dengan bahasa yang tidak bisa dipahaminya, Warna-pun kebingungan. Ia-pun menengok ke kiri – kanan, mencari Jester, dan pada saat itulah ia baru sadar, kalau Jester tidak ada di dekatnya lagi.
    ‘Ga.. gawat ! Kemana perginya Jester sih ?!’
    Sang nenek-pun kembali berbicara, “(Ada apa, Nak ? Kamu tampaknya kebingungan.)”
    Tiba-tiba dari tempat tak jauh, terdengar tawa mengerikan Jester, dan semua orang di sekitar Warna-pun ketakutan. Mereka dengan terburu-buru memasuki tempat tinggal masing-masing, termasuk Sang nenek. Dan Warna merasakan firasat buruk.
    ‘Sial ! Apa lagi yang dilakukan cewek itu sih ?’
    Baru saja hendak berbalik ke tempat mereka datang, ketika mata Warna tertuju pada seseorang yang berdiri di tengah-tengah dunia penuh warna ini; Seorang pemuda tanpa warna !


    Walau dunia tersebut telah berubah, tetapi selama penduduknya tidak berubah, maka kehidupan di sana-pun tidak akan berubah. Perubahan dari tanpa warna menjadi penuh warna, hanyalah perubahan di permukaan saja...
    Killing you is serious business, nippah~

    Welcome to My Illusion

  14. #73
    Rivanne's Avatar
    Join Date
    Oct 2009
    Location
    Castle of Nowhere Return
    Posts
    1,826
    Points
    1,075.06
    Thanks: 21 / 34 / 31

    Default

    Spoiler untuk Dongeng Warna #32 :
    Pemuda tanpa warna itu berjalan mendatangi Warna, dengan tatapan tajam. Sementara Warna bertanya-tanya dalam hati, siapakah kiranya pemuda tersebut.
    Ketika jarak di antara mereka sudah dekat, tiba-tiba saja pemuda tanpa warna itu menyerang Warna dengan tinjunya. Warna masih dapat menghindar, tetapi serangan berikutnya langsung mengenainya. Sambil memegang perutnya, Warna berusaha menahan rasa sakit.
    “Si.. siapa kamu.. sebenarnya ?”
    Ketika pemuda itu kembali hendak menyerang, sebuah suara menghentikannya.
    “Dugaanku, ia adalah kakak dari gadis tanpa warna itu.”
    Baik Warna maupun pemuda itu melihat ke arah datangnya suara, yang ternyata adalah Jester.
    “(Kamu... bukankah kamu juga berasal dari dunia ini, badut ?)”
    Senyum sinis-pun menghias bibir Jester.
    “(Wah, rupanya kamu juga mengenalku, ya ? Kalau begitu, langsung kutanya saja. Apa kamu kakak dari gadis tanpa warna itu ? Dan, apa kamu berniat balas dendam pada Warna ?)”
    “(Kalau-pun itu benar, apa hubungannya denganmu ?)”
    Pandangan Jester beralih ke Warna. Kemudian ia-pun mengangkat bahu.
    “(Yah, kurasa kamu benar. Apapun yang terjadi padanya, tak ada hubungannya denganku.)”
    Sementara, Warna memandang keduanya dengan bingung.
    “Hey Jester, apa sebenarnya yang kalian bicarakan ? Aku sama sekali tidak...”
    Belum sempat Warna menyelesaikan kalimatnya, pemuda itu sudah menyerangnya lagi. Tapi kali ini, sebelum serangan itu mengenai Warna, Jester sudah menangkisnya terlebih dahulu.
    Pemuda itu memandang Jester dengan bingung.
    “(Badut, apa maksudmu ?!)”
    Dengan tegas, Jester menjawab, “(Pertama-tama, jangan panggil aku badut terus ! Beda dengan badut yang bertingkah konyol, aku adalah Sang penghibur Jester ! Kedua, walau tak ada hubungannya denganku, tapi dia ada hubungannya dengan kakak kembarku. Jadi aku tetap tidak akan membiarkanmu melukainya !)”


    Jester selalu menjadi tokoh yg memang tidak diketahui apa maksudnya, fufufu...
    Killing you is serious business, nippah~

    Welcome to My Illusion

  15. #74
    Rivanne's Avatar
    Join Date
    Oct 2009
    Location
    Castle of Nowhere Return
    Posts
    1,826
    Points
    1,075.06
    Thanks: 21 / 34 / 31

    Default

    Spoiler untuk Dongeng Warna #33 :
    Selama beberapa saat, pemuda tanpa warna itu menatap tajam ke arah Warna dan Jester.
    Akhirnya, pemuda itu berbalik sambil berkata, “(Baiklah ! Tapi bilang sama dia, jangan coba-coba mendekati adikku lagi !)”
    Jester menengok sekilas ke arah Warna.
    “(Hampir lupa, alasanku yang ketiga adalah karena, ia datang ke dunia ini untuk minta maaf pada adikmu.)”
    Pemuda itu kembali berbalik dengan wajah penuh amarah.
    “(Maaf ?! Setelah ia merebut seluruh warna dari adikku ?! Jangan harap !)”
    Untuk sesaat, Jester tertegun menyadari sesuatu. Sementara Warna masih merasa kebingungan.
    “He.. Hey Jester, sebenarnya kenapa ia menyerangku ? Apa benar ia kakak gadis itu ?”
    “Apa lagi alasannya kalau bukan itu ?”, tanya Jester dengan sinis.
    Kemudian Jester kembali memandang pemuda tanpa warna tersebut.
    “(Benar juga. Bukankah seharusnya yang kehilangan warna hanya adik perempuanmu saja ? Mengapa warna pada dirimu juga lenyap ?)”
    “(Itu bukan urusanmu ! Pokoknya bilang sama dia, jangan coba-coba mendekati adikku lagi !)”
    Baru saja pemuda itu berbalik hendak pergi, ketika kata-kata Jester menahannya.
    “(Apa mungkin.. akibat kamu ingin memberikan warna pada adikmu, tapi gagal ? Itu sebabnya kalian berdua jadi tanpa warna ?)”

    “Pemuda yang merebut warna dari seorang gadis, berhasil, sementara Sang kakak yang ingin memberikan warnanya pada adik perempuannya, gagal. Bukankah ini suatu ironi ?”
    Warna memandang Jester dengan bingung.
    “Apa.. maksudnya itu ?”
    Jester diam sejenak, memperhatikan Warna. Kemudian, bukannya menjawab pertanyaan, Jester malah berkata, “Pesan dari pemuda tanpa warna itu, jangan dekati adik perempuannya lagi.”
    “Eh ? Ta.. tapi, aku hanya...”
    “Ya, sudah kukatakan kalau kamu berniat minta maaf. Tapi sepertinya dia tak bersedia untuk memaafkanmu.”, lalu kata-kata selanjutnya Jester, hampir tak terdengar oleh Warna.
    “ ..... tak bisa memaafkanmu ..... adiknya saja ..... dirinya ..... juga tanpa warna !”
    Kalimat itu diikuti oleh tawa mengerikan khas Jester. Walau tak mengerti apa yang dibicarakan, pemuda tanpa warna itu akhirnya mendengus lalu berlalu dari tempat tersebut.
    Jester tersenyum sinis melihat pemuda tanpa warna itu berjalan pergi.
    “Manusia adalah makhluk egois, yang selalu beralasan demi menolong orang lain. Padahal, semua itu dilakukannya demi dirinya sendiri. Yah, aku juga sama sih.”
    Tiba-tiba, dari balik sebuah rumah, terdengar suara lemah.
    “(Maafkan kakakku. Dia tidak bermaksud buruk, itu dilakukannya karena aku.)”
    Baik Warna maupun Jester sama-sama menengok ke arah datangnya suara. Dan, Sang gadis tanpa warna berdiri di situ.


    Hmm... lama2 Jester jd punya kebiasaan unik... bicara dgn suara hampir tak terdengar org di dekatnya, fufufu...
    Killing you is serious business, nippah~

    Welcome to My Illusion

  16. #75
    Rivanne's Avatar
    Join Date
    Oct 2009
    Location
    Castle of Nowhere Return
    Posts
    1,826
    Points
    1,075.06
    Thanks: 21 / 34 / 31

    Default

    Azzz... lama nggak posting, pdh dah mayan jauh dr sini w lanjutinnya ^^a Tepatnya, malah dah ampir tamat >_< Gomen nassai...

    Spoiler untuk Dongeng Warna #34 :
    10. Dua Dunia
    Ketika Penyihir kembali ke ‘The Gate’, ternyata sudah ada yang menunggunya di tempat itu.
    “Rasanya benar-benar sulit, ketika menemui diriku yang dulu; Yang bodoh dan jatuh cinta kepada Anda, Nona Penyihir.”
    Penyihir terkejut, melihat kakek tua itu telah duduk di salah satu bangku.
    “Jadi, akhirnya Anda memutuskan untuk datang kembali ke tempat ini. Apakah perubahan ini ada hubungannya dengan Tuan Warna ?”
    “Aku hanya tidak mengerti, kenapa pemuda itu sampai berbuat sejauh ini demi dua orang yang baru saja dikenalnya ? Lagipula, aku dan Gema sudah tak ada harapan lagi. Bahkan kurasa, saat ini Gema benar-benar telah lenyap, sementara aku hanya tinggal menunggu waktu saja.”
    Penyihir-pun tersenyum.
    “Saya memang pernah menanyakan hal itu kepada Tuan Warna. Jawabannya sederhana saja; Ia tak ingin menyesal untuk kedua kalinya. Saya rasa, selama masih ada harapan, walau sedikit,
    Tuan Warna pasti akan berjuang mati-matian.”
    Sang kakek hanya terdiam mendengar jawaban Penyihir, dan sesaat, suasana ‘The Gate’-pun menjadi hening.
    Tiba-tiba kakek itu mengajukan pertanyaan yang mengejutkan Penyihir.
    “Nona Penyihir, Anda tentunya tahu, apa alasan aku dan Gema mengalami kutukan ini, bukan ? Tetapi kami tidak pernah tahu, bagaimana perasaan Anda sebenarnya. Apakah sekarang Anda siap untuk memberikan kami jawaban ?”
    “Ja.. jawaban ? Mengenai.. bagaimana tanggapan saya terhadap perasaan kalian ?”
    Sang kakek mengangguk. Penyihir-pun terdiam sejenak.
    “Sejujurnya, saya sangat bahagia, ada yang menyukai dan menerima saya. Tetapi, bagi saya, sangat sulit untuk menerima kehadiran orang lain dalam kehidupan saya. Jangankan sebagai pasangan, untuk berteman saja sulit bagi saya.”
    “Apakah itu berarti.. penolakkan ?”
    Penyihir menunduk sambil menjawab, “Ma.. maaf, saya hanya...”
    “Tidak apa-apa. Baik aku maupun Gema bisa paham dengan masalah yang Anda hadapi, Nona Penyihir. Selain itu, kedatanganku ke tempat ini bukan hanya untuk menanyakan itu kok.”
    “Eh ?”
    Kakek itu berjalan mendekat ke arah Penyihir, lalu berkata, “Aku ada sebuah permohonan, yang berkaitan dengan pemuda penuh warna itu.”

    Warna dan Jester memandang gadis tanpa warna itu dengan bingung.
    “(Kakakmu mencegah kami menemuimu, tapi justru malah kamu mendatangi kami; Benar-benar aneh ! Apa kamu tidak benci terhadap pemuda yang telah merenggut warna dari dirimu ?)”
    Gadis itu-pun menunduk.
    “(Aku tidak membencinya, aku hanya merasa sedih dan kecewa. Tapi untuk apa yang terjadi pada kakak, tidak adil jika menimpakan hal itu padanya.)”
    Jester tertegun sejenak mendengar kata-kata gadis itu.
    “Kakak... ya ?”, lalu Jester menatapnya dengan tajam, “(Benar juga. Sebelum kami ke ‘dunia ini’, bukankah kamu mendatangi ‘The Gate’ untuk menemui Penyihir ? Kakakmu tahu mengenai aku, dan kamu tidak terkejut melihatku. Jadi kurasa, aku langsung bertanya intinya saja. Mengapa kamu menemui kakak kembarku ?)”
    Gadis tanpa warna itu hanya terdiam.
    “(Selain itu, bukankah seharusnya kalian benci padaku, yang kalian juluki ‘Badut Gila’ ini ?!)”
    Jawaban dari gadis tanpa warna itu, membuat Jester terkejut.
    “(Tidak, aku dan kakak tidak membenci Anda, Nona Jester.)”
    “(Heh, apa maksudnya itu ? Apa kalian tidak tahu, apa yang telah kulakukan...)”
    Gadis itu segera mengangguk.
    “(Ya, kami tahu semua tentang Anda. Dan itulah alasanku menemui Nona Penyihir; Aku ingin ke ‘dunia lain’, untuk menemui Anda.)”


    Gadis Tanpa Warna dan kakaknya... siapakah mereka sebenarnya ? Mereka tahu ttg Jester, bahkan walaupun Jester tidak tahu apapun mengenai mereka...
    Killing you is serious business, nippah~

    Welcome to My Illusion

Page 5 of 7 FirstFirst 1234567 LastLast

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •