Page 1 of 7 12345 ... LastLast
Results 1 to 15 of 92

Thread: Dongeng Warna

http://idgs.in/517526
  1. #1
    Rivanne's Avatar
    Join Date
    Oct 2009
    Location
    Castle of Nowhere Return
    Posts
    1,826
    Points
    1,075.06
    Thanks: 21 / 34 / 31

    Default Dongeng Warna

    Hueeh... capek cari postingan w yg 1 ini... maaf kalau w buka thread baru lagi utk cerita ini... *SIGH*

    Ya, ini cerita yg coba sy kembangin dari Dongeng yg dulu pernah sy tulis gara2 nonton anime 'ef ~ A Tale of Memories'. Selamat dinikmati...

    ------------------------------------------------------------------------------------------------

    Spoiler untuk Dongeng Warna :
    Ada sebuah kisah di masa lampau; Kisah mengenai dua insan dari dua dunia yang berbeda. Seorang pemuda tanpa warna dari dunia yang penuh warna, dengan seorang gadis penuh warna dari dunia yang tanpa warna. Tanpa sengaja, keduanya berjumpa di perbatasan antara kedua dunia tersebut. Tak ada kata yang terucap, karena bahasa mereka sudah tentu berbeda. Walau tanpa sepatah kata-pun, tetapi keduanya saling mengerti dan memahami. Seiring berlalunya waktu, keduanya sering bertemu di perbatasan itu.
    Tetapi akhirnya mulai muncul pemikiran aneh dalam benak Sang pemuda, ‘Mengapa duniaku dan gadis ini penuh warna, sementara aku tanpa warna ? Adilkah semua ini ?!’
    Perlahan tapi pasti, mulai muncul rasa iri dalam diri pemuda tersebut. Sampai suatu saat, ketika rasa iri itu sudah tak tertahankan, Sang pemuda merebut seluruh warna pada diri Sang gadis. Tetapi pada saat yang bersamaan, terjadilah perubahan besar pada kedua dunia itu; Dunia tanpa warna menjadi dunia yang penuh warna, sementara dunia yang penuh warna menjadi dunia tanpa warna. Walaupun Sang pemuda telah berhasil mengambil warna Sang gadis, tetapi ketika ia kembali pada dunianya, seluruh warna pada dunianya telah lenyap. Ia-pun menangis dan meratap, ‘Apakah ini dosaku telah merebut warna dari gadis tersebut ?!’
    Tetapi apa yang telah terjadi, takkan dapat pernah diperbaiki. Ketika Sang pemuda pergi ke perbatasan, Sang gadis sudah tak ada lagi.
    ‘Bodoh, aku benar-benar sangat bodoh ! Sekarang aku baru menyadari, bukan warna pada diriku yang paling penting. Aku telah kehilangan warna pada duniaku, juga warna pada diri gadis itu; Aku telah kehilangan segalanya yang sangat berarti bagiku !’
    Maka Sang pemuda penuh warna itu-pun, memulai pengembaraan untuk mencari apa yang telah hilang tersebut.

    1. Perjumpaan dengan Sang Gema
    ‘Dari manakah aku harus mulai mencarinya ?’
    Karena tak dapat pergi ke dunia tempat gadis tersebut berasal, akhirnya Sang pemuda penuh warna berjalan menelusuri perbatasan antar kedua dunia.
    Sekilas, ia menengok ke arah dunianya sendiri, yang telah menjadi dunia tanpa warna.
    ‘Aneh juga, aku merasa asing dengan duniaku sendiri. Tapi semua ini akibat ulahku, jadi kurasa aku harus menanggungnya.’
    Tatapan-tatapan penuh rasa iri dari sekitarnya, terasa begitu menyakitkan. Tapi itu wajar saja, karena ia menjadi satu-satunya warna di dunia tanpa warna.
    ‘Mungkinkah gadis itu juga merasa seperti ini, ketika berjalan-jalan di dunianya dulu ?’
    Tiba-tiba terdengar suara, tak jauh darinya.
    “Tubuh itu... warna itu... aku sangat menginginkannya !”
    Pemuda itu mencari-cari, tapi tak melihat seorang-pun yang berada di dekatnya. Sementara suara itu kembali terdengar.
    “Kamu takkan bisa melihatku. Aku mendapatkan hukuman, dan semuanya diambil daripadaku, kecuali suaraku. Maka mungkin ini takdir, aku dipertemukan denganmu. Sekarang, berikanlah tubuh dan warna itu padaku !”

    Pemuda penuh warna itu berlari, dan terus berlari.
    ‘Dia meminta tubuh dan warnaku ? Apa maksudnya ? Apa itu berarti.. ia ingin melenyapkan keberadaanku ?’
    Merasa takut dengan apa yang sedang dipikirkannya, pemuda itu mempercepat langkahnya. Tapi kemudian ia-pun menghentikan langkahnya.
    Dan suara itu tertawa di dekatnya, “Hahaha... apa akhirnya kamu sadar ? Sejauh apapun kamu berlari, takkan ada artinya. Apa kamu lupa, aku hanyalah suara tanpa wujud nyata. Artinya, selama berada di tempat yang terjangkau oleh suara, aku akan selalu berada di dekatmu !”
    Pemuda itu jatuh berlutut.
    ‘Mungkin ini yang terbaik. Daripada terus hidup dengan perasaan bersalah, mungkin lebih baik jika keberadaanku lenyap.’
    Sambil mendongak ke langit, pemuda itu-pun berkata, “Baiklah, jika kamu begitu menginginkan tubuh dan warna ini, ambillah !”
    Pemuda penuh warna itu lalu memejamkan mata. Tapi setelah sekian lama berlalu, tidak ada apapun yang terjadi, dan ia-pun kembali membuka matanya.
    “Hey, apa yang kamu lakukan ? Bukankah kamu begitu menginginkan tubuhku ?!”
    Suara itu-pun menjawab, “Aku tak mengerti, mengapa begitu mudah kamu menyerah ? Tadi sudah kubilang, aku hanya bisa berada di dekatmu jika kamu berada di tempat yang dijangkau oleh suara. Tapi kamu tidak pergi ke tempat seperti itu. Apa kamu begitu ingin lenyap dari dunia ini ?”
    Pemuda itu-pun tertunduk lemas.
    “Aku.. telah melakukan dosa yang tak dapat kuperbaiki lagi. Kamu benar; Aku memang ingin lenyap dari dunia ini.”
    “Dosa yang tak dapat diperbaiki ? Ingin lenyap ? Omong kosong macam apa itu ?!”, nada suara itu terdengar penuh amarah, “Baiklah, akan kukatakan alasanku. Aku juga sama sepertimu, melakukan dosa yang sangat berat, dan ini adalah hukumannya ! Dan aku ingin kembali memiliki tubuh, agar dapat memperbaiki kesalahan yang telah kuperbuat ! Tidak ada dosa yang tak dapat diperbaiki ! Kalau kamu ingin lenyap, itu hanyalah agar kamu bisa melarikan diri dari perasaan bersalah itu !”
    “Ya, kamu memang benar !”, pemuda penuh warna itu meninju tanah di hadapannya, “Tapi aku bingung, tak tahu lagi apa yang dapat kulakukan untuk memperbaikinya !”
    Hening sesaat, hingga akhirnya suara itu kembali berkata, “Kurasa kita memang senasib. Jadi tak adil rasanya aku merebut tubuh dan warnamu itu. Baik, kurasa tak ada salahnya kita saling membantu. Aku akan membantumu untuk penebusan dosamu, dan kamu akan membantuku untuk penebusan dosaku, bagaimana ?”
    Wajah pemuda penuh warna itu-pun langsung kembali cerah.
    “Benar juga ! Kalau bekerja sama, mungkin kita bisa memperbaiki kesalahan kita.”
    Lalu sambil bangkit, pemuda itu bertanya, “Siapa namamu ?”
    “Karena saat ini aku tanpa wujud, panggil saja aku ‘Gema’. Dan kurasa tak ada salahnya jika aku memanggilmu ‘Warna’, begitu ?”
    Pemuda yang mendapatkan nama baru itu-pun mengangguk.


    ----------------------------------------------------------------------------------------------

    Yah, bagian pertama pemuda itu berjumpa dgn 'Gema', dan mendapat nama 'Warna' ^^a
    Last edited by Rivanne; 21-03-12 at 19:30.
    Killing you is serious business, nippah~

    Welcome to My Illusion

  2. Hot Ad
  3. The Following User Says Thank You to Rivanne For This Useful Post:
  4. #2
    levialexander9's Avatar
    Join Date
    Jan 2012
    Posts
    5,671
    Points
    778.48
    Thanks: 100 / 289 / 266

    Default

    wii...
    akhir ya di buat jg...



    ------------------------------------------------------------------------------

    cerita ya menarik bgt...

    tp cb dh di bagian berikut ya jgn di pake penjelasan akn suatu hal...
    cth :

    Artinya jika kamu pergi ke tempat yang tidak terjangkau oleh suara, aku takkan dapat mendekatimu !
    biar agak sedikit membingung kn...
    Last edited by levialexander9; 20-03-12 at 18:00.

  5. #3
    Rivanne's Avatar
    Join Date
    Oct 2009
    Location
    Castle of Nowhere Return
    Posts
    1,826
    Points
    1,075.06
    Thanks: 21 / 34 / 31

    Default

    Hmm... iya sih, cm kadang kan org kalau nggak dijelasin, susah ngertinya ^^a Well, bisa aja sih kalimat itu dihilangkan ^^a

    -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    Spoiler untuk Dongeng Warna 1 :
    “Jadi, kamu merasa bersalah akibat merebut warna dari gadis tersebut ?”
    Warna mengangguk. Ia baru saja selesai menceritakan masalahnya kepada Gema.
    “Aku ingin sekali berjumpa lagi dengan gadis itu, tapi ia sudah tidak ada di sana. Kemana aku harus mencarinya ?”
    “Kurasa, gadis itu balik ke dunianya. Tapi kita takkan bisa pergi ke dunia asal gadis itu.”
    Warna mengalihkan pandangannya ke arah perbatasan antar dua dunia.
    “Benar. Dan kalau-pun aku bisa menemuinya, mungkin gadis itu takkan bisa memaafkanku.”
    Untuk sesaat, hanya ada keheningan di situ.
    Tiba-tiba Warna bertanya pada Gema, “Oh ya, bagaimana dengan dirimu sendiri ? Aku juga sudah berjanji untuk membantumu.”
    “Untuk saat ini, tak perlu memikirkan masalahku.”, jawab Gema dingin.
    “Eh ? Tapi...”
    “Lebih baik mencari cara untuk menyelesaikan masalahmu terlebih dahulu, Warna. Nanti saja kalau ingin menyelesaikan masalahku.”
    Walau masih merasa bingung, tapi Warna-pun menjawab, “Baiklah.”
    “Dan aku baru ingat, mungkin aku mengenal ‘seseorang’ yang mungkin dapat membantumu. ”
    “Eh, benarkah ? Kalau begitu, kita harus segera menemuinya !”
    Baru saja Warna bangkit dengan semangat, ketika kata-kata Gema menahannya.
    “Tapi.. apakah kamu telah siap untuk kehilangan segalanya, menjadi seperti diriku ?”

    Hanya keheningan yang ada di antara mereka. Warna tak sanggup untuk memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut. Hingga akhirnya suara Gema memecah keheningan.
    “Maaf, kurasa aku telah membuatmu takut. Lebih baik kita temui ‘dia’ terlebih dahulu, baru setelah itu kamu memutuskannya.”
    Tetap tidak menjawab, Warna hanya mengangguk.
    “Baiklah. Pergilah ke pusat kota, dan carilah bar bernama ‘The Gate’. Temuilah gadis pelayan bar di situ.”
    Tanpa berkata apapun, Warna bangkit lalu pergi menuju pusat kota. Sepanjang perjalanannya, lagi-lagi dirasakannya tatapan penuh iri dari orang-orang.
    ‘Sepertinya, aku harus terbiasa dengan rasa iri ini. Selama warna pada duniaku belum kembali, hal ini akan terus kualami.’
    Sesampainya di pusat kota, Warna segera mencari-cari bar bernama ‘The Gate’ tersebut. Tapi ia tidak dapat menemukannya.
    “Tanyakan pada orang-orang di sekitar sini.”, demikian saran Gema.
    Tapi ketika Warna menuruti saran tersebut, terjadilah hal di luar dugaan; Orang yang ditanya oleh Warna, langsung menjadi pucat pasi dan berlari ketakutan.
    “Gawat, orang ini mencari ‘The Gate’ !”
    Seketika itu pula, semua orang menatap Warna dengan pandangan penuh rasa takut. Sebelum Warna sempat bertindak, semua orang langsung mengurung diri di tempat masing-masing, dan jalanan menjadi begitu lenggang.
    “He.. hey, apa maksudnya ini, Gema ?!”
    Nada suara Gema terdengar penuh ketegangan ketika menjawab, “Mungkinkah ‘Sang Penyihir’ telah bangkit dari tidur panjangnya ?”


    -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    Ini aja w terpaksa pake istilah 'Sang Penyihir', abis dl pernah diprotes, kebanyakan pake istilah Inggris... *SIGH*
    Last edited by Rivanne; 21-03-12 at 19:30.
    Killing you is serious business, nippah~

    Welcome to My Illusion

  6. #4
    levialexander9's Avatar
    Join Date
    Jan 2012
    Posts
    5,671
    Points
    778.48
    Thanks: 100 / 289 / 266

    Default

    Quote Originally Posted by Rivanne View Post
    Hmm... iya sih, cm kadang kan org kalau nggak dijelasin, susah ngertinya ^^a Well, bisa aja sih kalimat itu dihilangkan ^^a
    justru krna membingung kn itu makaya menarik...


    Quote Originally Posted by Rivanne View Post
    Ini aja w terpaksa pake istilah 'Sang Penyihir', abis dl pernah diprotes, kebanyakan pake istilah Inggris... *SIGH*

    istilah" ing ya pake yg awam aj...
    ato u ganti ya namaya...
    tp bgtu jg gpp sih...


    well...
    u brhsil mmbwt w pnsaran...


    masukin ke post #1 aj...
    tp di spoiler biar ga kpnjngan...

  7. #5
    Rivanne's Avatar
    Join Date
    Oct 2009
    Location
    Castle of Nowhere Return
    Posts
    1,826
    Points
    1,075.06
    Thanks: 21 / 34 / 31

    Default

    Spoiler untuk Dongeng Warna 3 :
    “Sang Penyihir ? Hey Gema, sebenarnya siapa yang akan kita temui ?!”
    Gema tidak menjawab, dan itu membuat Warna semakin penasaran, sekaligus merasa takut.
    Tiba-tiba terdengar suara dari belakang mereka, “Anak muda, apa alasanmu ingin pergi ke ‘The Gate’ ?”
    Ketika Warna menengok, ia melihat seorang kakek tua bertubuh kecil menatapnya dengan tajam.
    “Anda siapa ?”
    “Mungkin aku satu-satunya orang yang bisa membawamu ke ‘The Gate’, tapi aku perlu tahu alasanmu terlebih dahulu, anak muda.”
    Warna menengok ke sekitarnya. Ia kembali merasakan tatapan dari orang sekitarnya, tapi kali ini bukanlah tatapan penuh rasa iri, melainkan rasa takut. Mereka mengintip dari balik jendela, dari balik pintu, dan tak ada seorang-pun yang berani keluar dari tempat mereka berada.
    ‘Kurasa kakek ini benar. Sepertinya sudah tak mungkin bertanya pada orang lain lagi.’
    Akhirnya, sambil menghela nafas, Warna-pun menjawab, “Alasanku sederhana. Aku ingin pergi ke dunia lain, tapi tak bisa melewati perbatasan. Kudengar, di ‘The Gate’ ada orang yang bisa menolongku.”
    Mendengar jawaban Warna, kakek itu terbelalak. Kemudian, ia tertawa terbahak-bahak.
    “Dunia lain, katamu ? Hahaha... benar, benar sekali ! Baiklah, aku akan membawamu pergi ke ‘The Gate’. Ikutlah.”
    Lalu ia berjalan mendahului Warna, sambil terus tertawa. Sementara Warna menatap kakek itu dengan bingung.
    “Hey Gema, apa kata-kataku begitu anehnya ?”
    Sunyi, tanpa jawaban. Warna-pun menjadi panik.
    “Gema, apakah kamu masih ada di sini ? Hey, kalau kamu masih di sini, jawablah !”
    Sang kakek yang sudah berjalan cukup jauh, menengok dengan tak sabar.
    “Apa yang kamu lakukan, anak muda ? Cepatlah !”
    “Ba.. baik !”, lalu Warna-pun berlari menyusul Sang kakek.

    “Kita sudah sampai.”
    Warna memandang sekelilingnya dengan bingung, lalu menatap Sang kakek dengan kesal.
    “Kek, apa maksudmu ? Apa kamu ingin mempermainkan aku ?! Mana ‘The Gate’ ?”
    Dengan santai, kakek itu menunjuk ke arah sebuah lorong gelap, yang terletak di antara dua buah bangunan yang terbuat dari batu.
    “Lorong itulah pintu masuk menuju Bar bernama ‘The Gate’.”
    Warna hanya bisa terpana memandang lorong gelap tersebut. Lorong itu benar-benar gelap, tak terlihat sedikit-pun cahaya di sana; Bagaikan lorong tanpa akhir.
    “He.. hey Kek, kamu.. tidak bermaksud untuk menipu aku kan ? Lorong gelap ini pintu masuk menuju ‘The Gate’ ?”
    Sambil tersenyum, Sang kakek-pun menjawab, “Kalau tidak percaya, silahkan tanyakan pada temanmu yang tidak terlihat itu.”
    “Eh ? Kakek tahu mengenai Gema ?”, tapi kemudian Warna menghela nafas, “Tapi sejak aku berjumpa dengan Anda, Gema tidak menjawab pertanyaanku lagi. Apa dia masih ada di dekat sini ?”
    Tiba-tiba terdengar suara Gema, “Aku masih ada di dekatmu, Warna. Dan apa yang dikatakan beliau, memang benar. Lorong gelap ini memang pintu masuk menuju ‘The Gate’.”
    Warna-pun merasa kesal mendengar jawaban Gema.
    “Gema, kalau kamu memang tahu, kenapa... ?!”
    Gema langsung memotong kata-kata Warna, “Maaf, aku juga baru ingat setelah melihat lorong ini. Semenjak tubuhku lenyap, ingatanku juga perlahan-lahan memudar. Maafkan aku.”
    Mendengar itu, Warna-pun tertunduk.
    “Bukan, seharusnya aku-lah yang minta maaf. Aku.. baru tahu, kondisimu sangat parah.”
    Tiba-tiba Sang kakek menyela mereka.
    “Sekarang pergilah. Tapi maaf, aku hanya bisa mengantarmu sampai pintu masuk ini saja. Aku yakin temanmu juga sama; Kami tak bisa masuk ke sana.”
    Dan setelah itu, kakek itu segera mendorong Warna masuk ke lorong gelap tersebut. Warna hanya sempat bertanya tanpa mendapatkan jawaban, karena dirinya segera ditarik oleh lorong tersebut, “Kenapa... ?”


    -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    Muncul tokoh ketiga; Sang Kakek misterius. Well, intinya sih, baik Gema mapun Sang kakek itu sama sih ^^a Utk jelasnya, silahkan nantikan lanjutannya, fufufu...

    Pertama keluar Witch dulu, lalu belakangan baru Jester, fufufu...
    Killing you is serious business, nippah~

    Welcome to My Illusion

  8. #6
    levialexander9's Avatar
    Join Date
    Jan 2012
    Posts
    5,671
    Points
    778.48
    Thanks: 100 / 289 / 266

    Default


    jd penasaran dh...


    jd sang kakek itu tau ttg si gema yh...?

  9. #7
    Rivanne's Avatar
    Join Date
    Oct 2009
    Location
    Castle of Nowhere Return
    Posts
    1,826
    Points
    1,075.06
    Thanks: 21 / 34 / 31

    Default

    Spoiler untuk "Dongeng Warna 4 :
    Sang kakek terus memperhatikan Warna, sampai ia menghilang dalam kegelapan lorong.
    “Jadi sekarang, namamu adalah ‘Gema’ ya ? Yah, kurasa kamu juga tak ingat dengan nama asli-mu.”, lalu ia menghela nafas, “Kalau dibandingkan dirimu, mungkin aku lebih beruntung. Setidaknya keberadaan dan ingatanku tidak melenyap.”
    Gema bertanya dengan suara keras, “Mengapa kamu menunjukkan pintu masuk ke ‘The Gate’ kepada Warna ? Apa kamu lupa, apa yang terjadi dengan kita ?!”
    “Lupa ?”, Kakek itu tersenyum sinis, “Jangan bercanda ! Mana mungkin aku lupa !”
    Gema terdiam sejenak.
    “Benar, kita tak mungkin lupa, apa yang telah terjadi di ‘sana’. Aku, juga kamu, kita berdua mendapat hukuman akibat mencintai ‘Sang penyihir’. Walau demikian, aku malah memberitahu tempat ini pada Warna, dan kamu juga menunjukkan pintu masuknya. Kenapa ya ?”
    Sang kakek hanya mengangkat bahu.
    “Entahlah. Mungkin kita sama-sama percaya dan berharap, agar pemuda itu tidak akan sampai mengalami apa yang kita alami.”
    “Ya, kurasa demikian. Kuharap ia bisa menghadapi dirinya sendiri.”
    Tiba-tiba wajah kakek itu berubah menjadi tampak kesal.
    “Oh ya, ada satu pertanyaan dari pemuda itu yang sangat menggangguku ! Sejak ia bertemu denganku, kamu seakan ingin menyembunyikan kehadiranmu, benar kan ?! Apa kamu tak ingin berjumpa denganku lagi, Gema ?!”
    Dan lagi-lagi, sunyi tanpa jawaban. Kakek itu hanya menggelengkan kepala.
    “Sepertinya, kali ini kamu benar-benar sudah pergi ya ? Terserahlah !”


    -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    Itu hubungan antara Sang kakek dan Gema. Akibat 'dosa' masa lalu mereka...
    Killing you is serious business, nippah~

    Welcome to My Illusion

  10. #8
    levialexander9's Avatar
    Join Date
    Jan 2012
    Posts
    5,671
    Points
    778.48
    Thanks: 100 / 289 / 266

    Default

    ad sswtu yg bikin w penasaran dsni...


    dn sy kagum dgn anda...

    mnt ttd ya donk...

  11. The Following User Says Thank You to levialexander9 For This Useful Post:
  12. #9
    Rivanne's Avatar
    Join Date
    Oct 2009
    Location
    Castle of Nowhere Return
    Posts
    1,826
    Points
    1,075.06
    Thanks: 21 / 34 / 31

    Default

    Makasih kalau suka dgn cerita ini ^^ Blh dibaca jg cerita2 lainnya, terutama 'Bayang di Cermin Buram', fufufu...

    Spoiler untuk Dongeng Warna 5 :
    2. The Gate and The Witch
    Warna terus berjalan di kegelapan yang bagaikan tanpa akhir itu. Perlahan-lahan mulai timbul keraguan dalam dirinya, apakah lorong ini benar-benar pintu menuju ke ‘The Gate’ ?
    ‘Tetapi Gema mengatakan...’, saat itu, tiba-tiba Warna tersentak.
    ‘Tunggu, jangan-jangan sebenarnya Gema masih ingin merebut tubuh ini ! Bersama kakek itu, ia menjebakku ke tempat asing ini ! Benar juga, lagipula apakah tempat bernama ‘The Gate’ itu benar-benar ada ?’
    Di dalam kepanikannya, ia mendengar suara tawa yang tak asing lagi.
    “Huhuhu... kamu selalu merasa iri dan curiga pada orang lain ya ?”
    “Si.. siapa itu ?”
    Dan di hadapannya, muncullah sesosok manusia yang sangat pucat dan suram.
    “Kamu... ?”
    Sosok itu menatap Warna dengan tatapan kosong.
    “Ya, aku adalah dirimu yang dulu; Sesosok pemuda tanpa warna yang menyedihkan dan tanpa harapan. Begitu kan yang kamu pikirkan mengenai dirimu sendiri ? Apa sekarang kamu puas dengan warna yang telah kamu renggut dari gadis itu ?”
    “Tidak !”, Warna berusaha menjaga jarak dengan dirinya yang dulu itu, “Justru karena aku sadar bahwa aku salah, maka aku ingin menemui gadis itu lagi !”
    Dirinya yang dulu itu hanya tersenyum sinis.
    “Karena kamu sadar kamu salah ? Huhuhu, lucu sekali. Lalu aku akan bertanya, apa yang barusan kamu pikirkan ? Kamu curiga pada Gema, yang berusaha membantumu, bukan ? Aku adalah kamu, jadi aku sangat mengerti dirimu. Dengar, saat ini, kamu masih sama dengan waktu itu; Waktu kamu merebut warna dari gadis itu ! Hatimu masih terus dikuasai rasa iri dan curiga terhadap semua yang ada di sekitarmu !”

    Warna hanya terdiam dan tertunduk.
    “Kamu diam, karena sadar bahwa kata-kataku itu benar, bukan ? Ya, kamu hanya tak ingin mengakui sifatmu itu !”
    Lalu perlahan, Warna mengangkat wajahnya. Pandangannya penuh dengan rasa belas kasihan, ke arah dirinya yang dulu. Dan dirinya yang dulu itu merasa aneh.
    “A... apa maksud tatapan itu ?”
    “Ya, kamu benar-benar diriku. Kamu sangat memahami diriku. Sekarang aku paham, selama ini aku selalu membencimu, diriku dulu yang tanpa warna. Aku selalu merasa iri melihat warna-warna di sekelilingku, dan bertanya-tanya, mengapa aku tidak memiliki warna seperti sekitarku ? Aku tak pernah bisa menerima diriku yang tanpa warna !”
    Dirinya yang dulu hanya tertegun mendengar kata-kata Warna.
    “Tapi akibat rasa benci itu, aku malah kehilangan semuanya; Gadis penuh warna itu, warna pada duniaku, dan juga kamu, diriku yang dulu. Aku baru sadar setelah kehilangan, bahwa tak ada artinya warna pada diriku ini ! Lebih baik aku tetap tanpa warna tapi bisa melihat warna di sekitarku, daripada penuh warna tapi kehilangan segalanya. Dan sekarang, aku tak ingin lagi merasakan kehilangan apapun, termasuk diriku.”
    Warna mengulurkan tangannya. Tapi, masih tampak keraguan dalam dirinya yang dulu.
    “Apa jawaban itu sungguh-sungguh dari hatimu ?”
    Warna-pun tersenyum seraya menjawab, “Bukankah kamu seharusnya lebih tahu, apakah yang kukatakan benar-benar dari hatiku atau tidak ? Bagaimanapun, kamu adalah aku.”
    Perlahan, dirinya yang dulu mengulurkan tangannya. Dan ketika ujung tangan mereka saling bersentuhan, tampak dirinya yang dulu lenyap dan melebur menjadi satu di dalam diri Warna. Dan terdengar suara berbisik, “Terima kasih.”
    Tiba-tiba terdengar suara wanita yang berkata, “Selamat datang di ‘The Gate’.”


    -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    Seperti yg telah dibilang sebelumnya, di jalan menuju 'The Gate', kita akan menjumpai diri kita sendiri; Diri kita yg dahulu...
    Apakah Warna dapat melewatinya ?
    Killing you is serious business, nippah~

    Welcome to My Illusion

  13. #10
    levialexander9's Avatar
    Join Date
    Jan 2012
    Posts
    5,671
    Points
    778.48
    Thanks: 100 / 289 / 266

    Default


    w brtnya" dlm hati...
    jd sbnr ya tmpt ap itu yg sblm ke the gate...?
    kok bsa ke temu diri warna yg dulu...?

  14. #11
    Rivanne's Avatar
    Join Date
    Oct 2009
    Location
    Castle of Nowhere Return
    Posts
    1,826
    Points
    1,075.06
    Thanks: 21 / 34 / 31

    Default

    Tempat itu... yah, semacam tempat percobaan, apakah orang yg bersangkutan pantas masuk ke 'The Gate' ataukah tidak ^^ Nanti di belakang bisa ketahuan kok, kenapa utk pergi ke 'The Gate' harus melewati semacam trial seperti itu, fufufu...

    N sekalian jawab pertanyaanmu di thread Idea Rivanne, Jester muncul di cerita ini kok ^^a

    Sorry, lg lom posting dl, ada urusan mendadak musti pergi cepetan sih ^^a
    Killing you is serious business, nippah~

    Welcome to My Illusion

  15. #12
    levialexander9's Avatar
    Join Date
    Jan 2012
    Posts
    5,671
    Points
    778.48
    Thanks: 100 / 289 / 266

    Default

    Quote Originally Posted by Rivanne View Post
    Tempat itu... yah, semacam tempat percobaan, apakah orang yg bersangkutan pantas masuk ke 'The Gate' ataukah tidak ^^ Nanti di belakang bisa ketahuan kok, kenapa utk pergi ke 'The Gate' harus melewati semacam trial seperti itu, fufufu...

    N sekalian jawab pertanyaanmu di thread Idea Rivanne, Jester muncul di cerita ini kok ^^a

    Sorry, lg lom posting dl, ada urusan mendadak musti pergi cepetan sih ^^a

    wew...
    pst bakal lebih seru lg nih...

    tak tunggu yoo...


    udh tnang aj...
    tak usah buru"...
    msh byk waktu kok...

  16. #13
    Rivanne's Avatar
    Join Date
    Oct 2009
    Location
    Castle of Nowhere Return
    Posts
    1,826
    Points
    1,075.06
    Thanks: 21 / 34 / 31

    Default

    Spoiler untuk Dongeng Warna 6 :
    Sementara itu, di hadapan lorong yang merupakan pintu masuk ‘The Gate’, tampak seorang anak laki-laki sedang berdiri menatap lorong tersebut. Lalu kemudian anak itu berlari menuju seorang wanita dewasa, yang berdiri tak jauh darinya.
    “Mama, itu tempat apa’an sih ?”, tanya anak itu sambil menunjuk ke arah lorong itu.
    Ketika Sang ibunda menengok, ia terkejut.
    “Kenapa kamu menanyakan hal itu, sayang ?”
    Dengan polos, Sang anak menjawab, “Habis, tadi aku melihat ada seorang kakak yang didorong masuk ke dalam tempat itu. Aku jadi penasaran, itu tempat apa ya ?”
    Mendengar jawaban Sang anak, Sang ibu-pun langsung panik.
    “Ma.. maksudmu.. ada yang masuk ke lorong itu ?”, lalu, dengan gemetar, ia-pun melanjutkan, “Gawat, ini benar-benar gawat !”
    Sang ibunda segera berlari, dengan diikuti anaknya yang masih kebingungan.
    “Mama, mama mau kemana ?”
    Sesampainya mereka di balai kota, Sang ibunda-pun menyuruh Sang anak untuk menunggu. Cukup lama menunggu, akhirnya Sang ibunda kembali keluar bersama dengan walikota.
    Dengan lembut, Sang walikota bertanya pada anak laki-laki tersebut.
    “Apakah benar kamu melihat seseorang masuk ke lorong tersebut ?”
    Anak itu mengangguk dengan penuh semangat.
    “Benar. Tadi ada seorang kakak didorong masuk ke lorong gelap itu. Memangnya itu tempat apa sih ?”
    “Itu adalah tempat yang terlarang untuk dimasuki. Jika ada yang masuk ke sana, maka kota ini akan menjadi celaka. Kamu nggak ingin hal itu terjadi kan ?”
    Anak itu kembali mengangguk.
    “Kalau begitu, nanti tolong beri tahu kami, siapa ‘kakak’ yang masuk ke tempat itu, ya ?”
    Dan untuk ketiga kalinya, anak itu-pun mengangguk.


    ‘Inikah ‘The Gate’ ?’
    Saat ini Warna berada di sebuah ruangan, dan di hadapannya berdirilah seorang gadis pelayan yang cantik, berambut pirang panjang dengan sepasang bola mata biru kehijauan. Gadis itu berdiri di belakang sebuah meja bar yang panjang, tapi hanya memiliki satu bangku saja.
    Sambil tersenyum manis, gadis itu berkata, “Selamat datang di ‘The Gate’, tempat dimana para pengembara yang kelelahan beristirahat.”
    Dengan cepat, Warna menyanggah pernyataan gadis pelayan itu.
    “Se.. sebenarnya, aku bukanlah seorang pengembara. Aku hanya...”
    “Saya tahu.”, kata gadis itu memotong kata-kata Warna, “Anda hanya ingin pergi ke ‘dunia lain’, yang merupakan tempat asal gadis tanpa warna itu, kan ?”
    Mendengar itu, Warna langsung melangkah mundur akibat terkejut.
    “Ba.. bagaimana Anda bisa tahu hal itu ?!”
    Tidak menjawab, gadis itu malah berkata, “Silahkan duduk. Saya akan segera menyiapkan hidangan bagi Anda, tuan.”
    Entah mengapa, Warna merasa lebih baik jika menuruti kata-kata gadis tersebut. Maka Warna-pun duduk di satu-satunya bangku yang ada.
    Tak lama kemudian, di hadapan Warna terhidang santapan yang sangat mengundang selera, lengkap dengan wine yang berwarna merah seperti darah.
    “Silahkan dinikmati. Semoga Anda menyukai hidangan yang telah saya pilihkan khusus bagi Anda ini.”
    Tapi Warna tetap terdiam. Dan gadis itu merasa bingung.
    “Maaf, apakah hidangan ini tidak sesuai dengan selera Anda ? Apa saya salah ?”
    Dengan gugup, Warna-pun menjawab, “Ti.. tidak, bukan begitu ! Hidangan ini memang terlihat sangat nikmat, tapi saya datang ke tempat ini bukan untuk makan. Selain itu, kenapa Anda bisa tahu, apa alasan saya datang ke tempat ini ?”
    Dan Sang gadis pelayan-pun menjawab dengan singkat, “Karena saya adalah ‘Sang penyihir’.”


    -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    Yup, tentunya sudah dpt diduga, siapakah gadis cantik tersebut bukan ? Fufufu...
    Killing you is serious business, nippah~

    Welcome to My Illusion

  17. #14
    levialexander9's Avatar
    Join Date
    Jan 2012
    Posts
    5,671
    Points
    778.48
    Thanks: 100 / 289 / 266

    Default

    Quote Originally Posted by Rivanne View Post
    Yup, tentunya sudah dpt diduga, siapakah gadis cantik tersebut bukan ? Fufufu...
    eh...
    td ya w kira sang penyihirya bakal berpenampilan seram...
    tau ya ga...

    + cantik lg...



  18. #15
    Rivanne's Avatar
    Join Date
    Oct 2009
    Location
    Castle of Nowhere Return
    Posts
    1,826
    Points
    1,075.06
    Thanks: 21 / 34 / 31

    Default

    Spoiler untuk Dongeng Warna 7 :
    “Pe.. penyihir ?!”, Warna hampir saja terjatuh dari bangkunya.
    Gadis pelayan belia itu-pun tersenyum ramah.
    “Tenang saja, itu hanya julukan dari orang-orang kepada saya. Walau mungkin saya memiliki kemampuan lebih dibanding orang biasa, tapi saya takkan bisa menyihir Anda menjadi kodok.”
    “Begitukah ?”
    Entah mengapa, Warna hanya dapat meringis mendengar lelucon dari Penyihir.
    “Kalau boleh, saya ingin menanyakan satu hal kepada Anda. Siapa yang telah mengantar Anda ke ‘The Gate’ ? Karena Anda masuk ke tempat ini, tanpa didampingi seorang-pun.”
    Saat itu, Warna kembali teringat akan kata-kata terakhir dari Sang kakek, sebelum dirinya terserap ke dalam kegelapan, “Sekarang pergilah. Tapi maaf, aku hanya bisa mengantarmu sampai pintu masuk ini saja. Aku yakin temanmu juga sama; Kami tak bisa masuk ke sana.”
    ‘Mereka tak dapat masuk ke tempat ini ? Kenapa ? Apa karena.. di sini ada Sang penyihir ini ?’
    Ketika kembali tersadar, Warna terkejut karena Penyihir sedang memperhatikannya dari dekat.
    “Apa Anda tak bisa menyebutkannya ? Baiklah, tak perlu memaksakan diri untuk menjawab.”
    Baru saja gadis itu hendak menjauh, ketika Warna menjawab, “Seseorang yang hanya tinggal suaranya saja, dan seorang kakek tua. Mereka-lah yang telah menunjukkan tempat ini.”
    Gadis itu kembali menengok ke arah Warna dengan tatapan tajam. Lalu ia mengangkat bahu.
    “Jadi... mereka. Tuan, dengan nama apakah harus kupanggil Anda ?”
    “Warna.”
    “Baiklah Tuan Warna, kurasa tak ada alasan bagi saya untuk menolak harapan Anda. Tapi sebelumnya, bisakah saya minta tolong suatu hal pada Anda ?”


    O ya, ttg anak kecil pd postingan sebelumnya, apakah kira2 tahu apa yg akan dilakukan penduduk kota selanjutnya ? Nantikan di chapter berikutnya ^^ Dan... apakah permintaan dari The Witch ?


    PS : Begh, salah ksh tab... ini bagian ke-7 mustinya >_<
    Last edited by Rivanne; 24-03-12 at 19:34.
    Killing you is serious business, nippah~

    Welcome to My Illusion

Page 1 of 7 12345 ... LastLast

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •