Tragedy
Perlahan membuka mata dan mulai sadar dari tidurnya.
"Ugh,dimana nih? gw dimana?" abe pun sadar dari pingsannya. melihat sekililing dan tiba" masuklah salah seorang tentara yg menolongnnya menghampiri dan duduk di depan kursinya sambil berbicara.
"relax,ambil napas panjang.."
abe pun mengambil mengambil napas panjang dan menghelanya..
"nih,minum dulu. Pasti cape lari-lari sambil ditembakin kan?" serunya
setelah minum abe pun mulai bertanya "kalian siapa?"
"kita? hmm.. maaf tapi kita ga bisa kasi tau siapa kita. Seenggaknya kamu sudah aman sekarang"
abe pun langsung bertanya lagi "trus siapa mereka yang ngejar? apa maunya?"
"mereka ngejar kamu,kenapa? karena mereka megang ini" sambil mengeluarkan dan menunjukan kamera yang dibawa oleh abe.
"terus,apa isinya?" ia pun bertanya lagi.
"isinya tentang foto-foto pengiriman senjata-senjata illegal. Senjata illegal yang nantinya bakal di kirim ke negara-negara yang ngalamin perang saudara. Penjualnya berasal dari black yang ahli dalam perdagangan senjata. Dan orang yang mereka bunuh itu salah 1 informan kita"
"kalo kita punya ini,ini bisa jadi bukti kuat kita buat ngelawan mereka"
abe pun terdiam sambil terbaring lagi menutup mukanya. tak lama kemudian ia berdiri dari tempat ia berbaring dan bilang..
"tolong,biar gimana juga saya cuma penduduk biasa,jangan libatin saya di masalah dan urusan kalian."
tentara itupun langsung menjawab "oke,kamu bakal kita anter balik dan ada beberapa hal yang perlu kita kasih tau dulu. Sekarang hidup kamu udah ga aman lagi dan suatu saat pasti bakal terjadi sesu-"
abe teriak dengan keras "DIAM !!"
tiba-tiba ia pun diam,tak lama 2 orang yg lainnya masuk dan bertanya
"ada apa?" sambil bersiaga
tentara yang sedang duduk itu pun menyuruh mereka pergi,setelah mereka pergi ia pun berbicara lagi.
"oke,tapi saya bisa mastiin bakal terjadi sesuatu cepat ato lambat" sambil berdiri dan keluar dari kamar. Dan menghampiri rekan-rekannya. Salah seorang dari mereka menghampiri dan berbicara.
"jemputan kita sudah hampir sampai"
merekapun bersiap meninggalkan rumah itu,dan dijemputlah mereka dengan 2 buah mobil SUV. Sepanjang perjalanan abe hanya bisa diam, dalam pikirannya hanya ada orang yang dia hanyalah orang yang mati di hadapannya.
Ia tidak bisa melupakan apa yang baru saja ia lihat,tangannya yang berlumuran darah. Orang yang mati di depan matanya. Semuanya begitu asing baginya. Ia hanyalah murid SMA berumur 16 tahun tetapi harus menyaksikan itu semua di depan matanya terjadi. Selang 1 jam mereka sampai di rumah dimana abe tinggal.
saat ia turun dari mobil itu dengan keadaan lemas. Tentara yang berbicara dengannya tadi memanggilnya dan menghampirinya
"hei,bawa nih (sambil menyerahkan secarik kertas) Kalo sudah waktunya boleh dibuka"
Abe pun menerimanya tanpa berbicara apa-apa lagi dan masuk ke rumahnya. sesampainya ia di kamar ia langsung tidur, tidur dan berharap ia tidak mengalami hal yang sama di dalam mimpinya. Keesokan harinya ia bangun
Jarum jam menunjukan angka 10:23. Ia pun mengambil Handphonenya dan langsung menelpon perusahaan antar jemput dan memesan mobil untuk jam 12 siang hari itu juga. Beruntungnya dia mendapat mobil untuk berangkat jam 12 siang. Dengan perasaan tidak tenang ia segera membereskan bajunya ke dalam tas. Menelpon ibunya
"mah,aku pulang sekarang yah. Gak enak badan"
ibunya pun menjawab "oh iya udah pulang aja atuh,mobilnya jam berapa?"
"jam 12,dah ya pokoknya langsung pulang kok"
"oh yauda"
jam menunjukan angka 12:07 mobil pun datang dan ia bergegas memasukan barangnya ke mobil dan segera berangkat. Dengan perasaan yang tidak tenang ia terus menggerak-gerakan kakinya. Berharap ia sampai di Bogor dengan selamat. perlahan ia menutup matanya dan ia pun tertidur karena masih merasa lelah karena kejadian yang dialami olehnya semalam.
3 jam ia lalui dengan tidur tiba" terdengar suara.
"dek bangun dek. Udah sampe" kata supirnya itu
Abe pun spontan langsung bangun dari tidurnya. Ia melihat sekeliling dan ia sadar bahwa ia sudah sampai depan rumahnya. Dengan cepat ia membayar sopir itu dan mengambil tas miliknya dari bagasi. Setelah membuka gerbang depan rumahnya ia pun masuk.
Setelah ia masuk ia tidak mendapati seorang pun yang menyambutnya.
"kemana orang-orang? kenapa ga ada orang? pintu depan kaga di konci"
ia pun melihat ke setiap kamarnya tidak ada siapapun. Ia menelpon ke Handphone ibunya tetapi ia mendapati handphonenya ada di kamar. Abe berpikir mungkin semuanya sedang pergi, saat ia mau menaruh cucian melewati dapur ke arah belakang. Ia memperhatikan ke garasinya.
Ia merasa tidak enak, dan merasa ada sesuatu disana. Perlahan ia menghampiri garasi. Sesampainya disana, sebuah hal yang tidak pernah ia bayangkan sebuah hal yang mengenaskan ia saksikan dengan mata kepalanya sendiri.
Keluarganya tidaklah lagi ada, Karena ia sedang melihat mereka digantung dan ditembaki di badannya. sambil tertera kertas di badan mereka bertuliskan
"You're next"
----------------
berlalulah sudah hari-hari yang mengenaskan itu.2 minggu Abe tidak mendatangi sekolahnya. Hari-harinya ia lalui dengan penuh tatapan kosong. Tidak ada yang ia lakukan. Tidak memiliki siapa-siapa lagi dalam hidupnya ia berpikir. Ini pasti ulah mereka, mereka yang memiliki dendam padanya 2 minggu yang lalu di Bandung.
Abe pun hanya dapat meratapi kesedihan dan kehampaan. Tidak memiliki arti dan tujuan hidup. Di saat itu pula ia teringat kata" ini.
"kalau sudah waktunya bukalah ini"
kata-kata itu terus berada dalam pikirannya, penasaran dengan apa yang ada di kertas itu. Ia pun mengambil dan menelponnya. Tidak terdengar ada yang menjawab, ia pun berpikir untuk menutup tetapi saat abe hendak menutupnya ada yang menjawab.
"Halo?"
Abe pun terdiam, ia ingat suara itu. Itu adalah suara tentara yang berbicara dengannya pada kejadian 2 minggu lalu di Bandung. Abe pun terdiam tidak berbicara apa-apa.
"halo? halo? ada orang" suara tentara itu pun terus terdengar.
Abe tetap tidak menjawab dan hanya terdiam mendengar suara itu. Tak lama tentara itu pun berbicara lagi
"Ternyata kamu ya, ya saya udah dengar kabar soal kamu. Maaf tapi kamu kita mata-matain belakangan ini."
mendengar hal itu abe tetap terdiam dan tidak berbicara sedikit pun, tidak tahu harus berbicara apa ia pun tetap diam membisu.
Tentara itu pun berbicara lagi, "kemasin barang-barang kamu. Besok bakal ada yang jemput kamu jam 12:00 pas. Mungkin itu saja"
Abe pun angkat bicara. "Tunggu, apa yang mesti saya lakukan sekarang?"
"cukup kemasi barang-barangmu, sisanya akan di urus begitu kamu sampai disini"
saat hendak menutup telepon itu tentara itu berbicara lagi
"oh 1 lagi, Selamat datang di T.A.D"
Share This Thread