Prestasi Li Na menunjukkan penurunan cukup drastis dalam beberapa waktu terakhir. Namun, petenis China ini merasa performanya masih oke dan dia juga tak berencana mengganti pelatihnya.
Tahun lalu, capaian Li meroket. Usai mencapai final Australia Terbuka, dia menjadi petenis Asia pertama yang memenangi grand slam berkat gelarnya di Prancis Terbuka. Posisinya pun melejit ke rangking empat dunia.
Setelah itu, Li bak kehilangan sentuhannya. Dia kalah di babak kedua Wimbledon dan babak pertama Amerika Serikat Terbuka. Di turnamen penutup tahun, WTA Tour Championship, dia juga tak mampu lolos ke semifinal.
Di awal tahun ini, Li juga belum mampu berbicara banyak. Petenis berusia 30 tahun ini kalah di babak keempat Australia Terbuka, perempatfinal Indian Wells, dan perempatfinal Sony Ericsson Open. Capaian terbaiknya adalah final Sydney International, di mana dia dikalahkan Victoria Azarenka.
"Dibandingkan dengan mencapai final Australia Terbuka pada tahun lalu, orang-orang mungkin merasa agak kecewa dengan hasil saya tahun ini," ucap Li di Reuters.
"Tapi, saya pikir performa saya sekarang baik-baik saja dan sejauh ini saya tak punya penyesalan," aku petenis yang kini menempati rangking delapan dunia ini.
Li juga mengaku tak berencana memakai pelatih baru untuk menggantikan Jiang Shan, suaminya.
"Mungkin Anda tidak percaya kepada Jiang dan tim saya sekarang. Sampai sekarang, saya tak punya keinginan untuk merekrut pelatih luar negeri. Saya berharap media tidak menanyakan itu lagi," katanya.
Saat menjuarai Prancis Terbuka tahun lalu, Li ditangani oleh pelatih asal Denmark, Michael Mortensen. Namun, dia kembali menjadikan Jiang sebagai pelatih setelah perhelatan AS Terbuka.
Share This Thread