Ajang triathlon, yang mengetengahkan tantangan dari tiga cabang olahraga, punya sejumlah tantangan. Maka persiapan yang dilakukan tak kalah banyak, sampai-sampai bisa mengikutsertakan yoga dan pilates.

Triathlon adalah sebuang ajang yang melibatkan tiga olahraga berbeda, yang mesti dituntaskan secara berurutan. Meski cukup bervariasi, tiga olahraga dalam triathlon umumnya adalah berenang, bersepeda, dan berlari. Jarak dari perlombaan triathlon ini sendiri cukup bervariasi.

Secara internasional, dari aspek jarak-jarak triathlon dapat dikategorikan ke dalam jarak Sprint (750 meter renang, 20 km sepeda, 5 km lari), jarak Intermediate (atau Standar) yang juga umum disebut jarak Olimpiade (1,5 km renang, 40 km sepeda, 10 km lari), Jarak Jauh yang juga biasa disebut Ironman Setengah (1,9 km renang, 90 km sepeda, 21,1 km lari), dan Jarak Ultra yang biasa disebut Ironman (3,8 km renang, 180 km sepeda, 42,2 km lari).

Mengingat triathlon mengombinasikan tiga cabang olahraga, seorang atlet yang piawai di salah satu cabang tidak serta merta akan bisa tampil jadi jawara triathlon. Pasalnya, selain membutuhkan kesiapan fisik dan mental luar biasa, setiap sesi juga memiliki strategi dan tantangan berbeda.

Tahun ini, Indonesia akan menggelar ajang triathlon dengan kategori paling berat, Ironman, dengan tajuk MetaMan Bintan Ironman Triathlon, pada bulan September depan.

Secara umum, ajang triathlon ini jelas bukan perlombaan yang enteng, terlebih jika yang dilombakan adalah kelas ironman. Untuk itu atlet triathlon Cameron Brown pun diundang guna memberikan klinik memberikan klinik pelatihan dan tips-tips menghadapi triathlon untuk para calon peserta.

Dalam klinik pelatihan, Sabtu (14/4/2012), di Nirwana Gardens, Bintan, Kepulauan Riau, Brown yang juara 10 kali Ironman Selandia Baru dan dua kali runner-up Kejuaraan Dunia Ironman Triathlon (2001 dan 2005), memulai dengan memberikan arahan untuk sesi pertama, yakni renang.

"Untuk perenang yang lebih kurang bagus, manfaatkan saja slipstream (menggunakan gerak laju) perenang yang di depan. Ini akan menghemat tenaga. Segera setelah kembali ke pantai, Anda harus langsung berpikir dan merencanakan ke depan," tuturnya di depan belasan peserta klinik pelatihan tersebut.

Di dalam lomba nanti, para peserta akan memulai dengan renang berjarak 1,9 km (MetaMan Half) atau dua putaran yang masing-masing putarannya berjarak 1,9 km (MetaMan Full). Setelah itu mereka dinanti trek sepeda sepanjang 90 km (MetaMan Half) atau dua putaran yang masing-masing putarannya berjarak 90 km (MetaMan Full).

Lintasan sepeda itu sendiri akan memberikan tantangan karena kontur Bintan yang berundak-undak. Dalam satu putaran, empat jalanan menanjak pun akan menghadang para peserta.

"Kami ingin memperkecil tingkat kesulitan tapi juga tetap mempertontonkan pemandangan indah di Bintan jadi kami menyusunnya dengan keseimbangan yang pas," kata MetaSport Event Operation Manager Marie Leautey.

"Kami juga mengusahakan agar nanti penonton bisa sedekat mungkin memberikan semangat. Jadi menantang, memperlihatkan pemandangan bagus, dan komunitas lokal pun memberikan dukungan," kata perempuan yang mulai mengenal triathlon pada tahun 2005 itu.

Dukungan penonton yang disebut oleh Leautey tersebut ternyata memang memiliki pengaruh cukup besar untuk para peserta lomba triathlon, khususnya ketika sesi terakhir yakni lari.

Tantangan di bagian ini bukan saja jarak 42,2 km (MetaMan Full) atau 21,1 km (MetaMan Half), tetapi juga faktor kondisi tubuh. Di sesi terakhir itu otot-otot tubuh, khususnya untuk triathletes--atlet triathlon--pemula, bisa terasa amat lelah. Rasa nyeri di paha terkadang juga mengiringi, ditambah dengan laju lari si individu yang tidak sekencang biasanya.

Di sinilah faktor dukungan penonton akan memberikan suntikan semangat untuk para peserta. Riuh-rendah dukungan bisa menjadi dorongan untuk terus berlari, atau setidaknya mengurangi kebosanan setelah sekian lama berpacu mengarungi dua sesi.

"Saya berharap ada banyak penonton. Selain supaya tidak bosan, juga untuk menyemangati. Yang pasti akan lebih seru (dengan adanya banyak penonton," aku Brown.

Bicara mengenai persiapan, Brown menyebut atlet profesional seperti dirinya sekurang-kurangnya mesti fokus mempersiapkan diri selama 3 bulan. Untuk lebih maksimal, persiapan bisa dilakukan selama 1 atau 2 tahun untuk menggenjot fisik dan mental.

Di masa persiapan tersebut, para calon peserta triathlon disebutnya bukan cuma harus berlatih dengan melakukan cabang-cabang olahraga yang akan ia lakukan, tetapi bahkan teknik pernapasan dan olah tubuh macam yoga atau bahkan metode olahraga kelenturan dan fleksibilitas seperti pilates.

"Benar, ini untuk membuat otot fleksibel dan mengurangi risiko cedera, terutama ketika berlari. Itu mengapa banyak yang melakukan pilates juga," tukas Brown.

Selain tantangan-tantangan tersebut, para peserta untuk ajang ironman triathlon juga mesti berpacu dengan waktu. Mengingat lomba ironman triathlon bisa berlangsung belasan jam (17 jam untuk MetaMan Bintan Triathlon) maka cut-off alias batas waktu untuk menyelesaikan setiap sesi pun ditentukan; 2 jam 20 menit untuk sesi renang, 11 jam untuk sesi renang dan sepeda digabung, dan 15 jam 50 menit untuk 10 km akhir sesi lari.

Sebagai gambaran, rekor dunia untuk jarak penuh atau ironman saat ini dipegang oleh Andreas Ralaert (Jerman) dengan 7 jam, 41 menit, dan 33 detik di sektor laki-laki dan Chrissie Wellington (Inggris Raya) dengan 8 jam, 18 menit, dan 13 detik di sektor perempuan. Keduanya membuat rekor tersebut di Challenge Roth, Jerman, tahun 2011.

Jadi, triathlon memang bukan cuma urusan nyebur, berenang sekuat tenaga, mengayuh sepeda, lantas berlari sekencang-kencangnya. Segudang persiapan mesti dilakukan untuk mengatasi setumpuk tantangan yang akan menghadang.


http://sport.detik.com/read/2012/04/...lari?s99220169