Jelang GP Bahrain Insiden *** Molotov Cuatkan Kerisauan Jelang Balapan
Manama - Aksi protes terus marak di Bahrain. Sebuah insiden yang melibatkan *** molotov bahkan sampai bikin anggota tim F1 Force India langsung minta izin meninggalkan Bahrain.
Bahrain terus bergejolak. Aksi dari aktivis anti pemerintah, Kamis (19/4/2012), disambut aparat dengan gas air mata dan granat kejut. Eskalasi demonstrasi ini meningkat sehubungan dengan akan tetap dijalankannya balapan F1 pada akhir pekan.
Dilaporkan Reuters, hari ini ratusan orang berusaha melakukan aksi protes di ibukota Manama. Para demonstran kemudian kocar-kacir setelah aparat melepaskan gas air mata dan granat kejut.
Dalam kejadian tersebut, empat anggota dari tim F1 Force India disebutkan terjebak di tengah-tengah bentrokan antara aparat dengan para demonstran. Insiden itu terjadi ketika mereka sedang meninggalkan Sirkuit Internasional Bahrain menuju hotel.
"Pada saat inilah sebuah *** molotov mendarat tidak jauh dari kendaraan mereka," sebut sebuah pernyataan yang dikutip Reuters.
Tidak ada yang cedera dalam kejadian tersebut meski dua dari empat anggota tim Force India itu lantas mengajukan permintaan untuk meninggalkan Bahrain dan pulang ke negaranya.
Force India telah mengeluarkan pengumuman bahwa insiden yang terjadi bersifat kondisional dan mereka bukannya dijadikan sasaran kekerasan dengan sengaja. Sedangkan Nico Hulkenberg, salah satu pebalap Force India, menyayangkan insiden tersebut.
"Kami datang ke sini untuk membalap. Bisnis F1 adalah mengenai hiburan dan hal semacam ini semestinya tidak kami alami," sesalnya.
Tetap dilangsungkannya balapan F1 pada akhir pekan memang tampak semakin menyulut ketidakpuasan dari para pihak yang tidak sepaham dengan pemerintah Bahrain saat ini.
"Kami tidak menolak F1 karena kami tidak menyukainya, setiap bagian di negara kami suka olahraga. Yang kami lakukan adalah menolak adanya apresiasi untuk para diktator. F1 di Bahrain sudah menjadi corong untuk elit penguasa, para diktator represif yang memerintah negeri ini," seru Nabeel Rajab, pendiri dari Pusat Hak Asasi Manusia Bahrain.
Share This Thread