Page 1 of 10 12345 ... LastLast
Results 1 to 15 of 136
http://idgs.in/53616
  1. #1
    Matriach's Avatar
    Join Date
    Jan 2008
    Location
    Rumah
    Posts
    2,522
    Points
    24,462.22
    Thanks: 179 / 164 / 77
    Last edited by Matriach; 04-11-12 at 18:36.

  2. Hot Ad
  3. #2
    Matriach's Avatar
    Join Date
    Jan 2008
    Location
    Rumah
    Posts
    2,522
    Points
    24,462.22
    Thanks: 179 / 164 / 77

    Default

    Bag.1
    The Beginning

    Suatu hari di tempat terpencil, di danau utara Azeroth....
    Terdapat pondok dengan 3 penghuni yang hidup dgn tenang. Pondok itu terletak di tepi danau yang cukup besar, dan danau itu langsung bermuara ke laut lepas. Pemandangannya sangat bagus, dan pepohonan di sana sangat subur.

    Di tepi danau tampak sosok ular besar dengan otot yang besar di sekujur tubuhnya. Ia menyeburkan diri ke dalam air dan menangkap ikan dengan mulut nya. Walaupun badannya besar, ia salah satu yg terlincah di dunia. Sedangkan di dalam rumah tampak seorang yang sedang menyiapkan bahan makanan lain, seorang wanita, tepatnya ular betina. Ya, mereka adalah suami istri, Slardar dan Gorgon. Suami Istri dari ras Naga, yang memiliki pengalaman perang cukup banyak dan kini hidup sebagai pasangan yang tidak mau terlibat perang.

    Di pemukiman itu terletak senjata yang sudah tidak terpakai lagi, namun masih bagus kualitasnya. Sepertinya penghuninya dulu pernah terlibat peperangan besar di Azeroth. Tempat itu dulunya adalah tanah peperangan besar, perang yang membabi buta antara ras Orc dan Elf.

    Slardar : Slithice, jangan bermain terlalu jauh, nak !

    Namun karena ia berada dalam air, suara itu tidak diacuhkannya. Karena sudah hilang diri pandangan, ayahnya bermaksud mengejar Slithice sampai akhirnya, seluruh danau bergejolak, seakan akan mengamuk. Dan dari dalamnya tampak sesuatu yang sangat besar.

    Gorgon : APA ITU SLARDAR ?!

    Seketika juga Slardar terlempar jauh dari tempatny. Darah mengucur dari mulutny dan badannya, sebagian tercampur dengan air. Gorgon berusaha mengejar, namun ia tidak menyadari kehadiran anggota Kel'Thuzad di balik hutan yang sedang mengawasinya dari jauh.
    Slardar : Kekuatan mengerikan ini, (batuk darah) Ya! Pasti penguasa ***** Air !

    Aura ***** memancar di seluruh danau, kemudian air seakan akan berdiri, menutupi tubuh makhluk laknat yang bersembunyi di baliknya. Kemudian, makhluk itu menampakkan diri. Wujudnya yang sangat besar dan dipenuhi baju terkuat dari seluruh bangsa Naga, tidak mudah ditembus walaupun dengan panah terkuat sekalipun.

    Slardar : KAU....!!
    Sebelum ia selesai berbicara, tiba2 telah berdiri di belakangnya, seorang kakek, yang kehadirannya tidak disadari mereka.
    Last edited by Matriach; 03-11-12 at 17:59.

  4. #3
    Matriach's Avatar
    Join Date
    Jan 2008
    Location
    Rumah
    Posts
    2,522
    Points
    24,462.22
    Thanks: 179 / 164 / 77

    Default

    Bag.2
    Between Evil or Death ?

    Kakek itu tampak samar dengan memegang buku yang sudah kuno. Badannya tidak ada yang terlihat utuh. Tubuhnya berwujud Spirit Form, dan berdiri tegap di depan mereka.
    Gorgon : Siapa kau?! (membentak)
    ?? : Orang yg kehadirannya tidak akan pernah kau sadari, aku Rotund'Jere

    Tiba2 sebuah gumpalan air menghantam ke badan Slardar, ia pun mengerang kesakitan.

    Slardar : Larilah Gorgon ! Anak kita pasti selamat, karena ia jauh dari sini !

    Mendengar itu, sebuah pentagram tingkat 1 telah berada di bawah kakinya.

    Rotund'Jere : DEATH SHALL BE!
    Segera pentagram kutukan tadi mengunci Slardar, dan menyiksanya. Itu mantera Reaper Scythe. Mantera kuno yang mematikan, mantera yang terhubung langsung dengan dunia roh, mantera tertinggi dalam sihir penyegel roh.

    Gorgon berusaha mendekati tubuh Slardar yang sudah tidak mampu berdiri lagi.
    Kemudian sebuah tubuh besar yang berada di dalam danau tadi mulai bergerak mendekati Gorgon.

    XX : Ayo kemarilah, jangan takut.
    Gorgon : Dasar makhluk laknat ! Pergi kau dari sini !
    Rotund'Jere : Kel 'Thuzad mengutus kita untuk tidak berlama-lama menjemput ular ini, Ayo cepat laksanakan !
    Gorgon disandera dan di bawa menuju daratan terkutuk.

    Sementara itu anaknya yang telah lama bermain, telah kembali dari balik hutan.
    Slithice : AYAH ! Apa yang terjadi ?! Mana ibu ??
    Slardar : K...kau larilah dan bergabunglah pada pasukan A...Azeroth, warga Sentinel. Jangan sampai kau ti...dak berhasil membalas....kan dendam ayahmu pada pasukan ....mayat kurang ajar itu.

    Slithice yang masih muda, memiliki pemikiran sangat sederhana, segera pergi tanpa berpikir panjang.
    Di tengah jalan ia bertemu dengan seseorang yang memancarkan aura sejuk dan dingin.

    X : Jangan tergesa gesa dan jangan mengambil tindakan gegabah karena hal itu....Aku telah mengetahui kejadian ini jauh sebelum dirimu.

    Ia pun terkejut dan mendekati orang tua itu. Seakan akan tidak menggubris apa yg dikatakanny tadi.

    Slithice : Di manakah tanah Azeroth ? Tempat pasukan Sentinel, Pak Tua ?
    X : Ikuti aku....


    "Gorgon, apakah kau mau membantuku menyerang Azeroth?"
    Suara yang dingin dan berhawa ***** itu terus terngiang di kepalanya. Ia memang tidak dapat berharap banyak pada anaknya karena masih sangat muda.
    Malam itu datanglah Rotund'Jere kepadanya.
    Rotund'Jere : Sebaiknya kau turuti kemauan tuan Kel'Thuzad, atau ada hal yang lebih buruk lagi akan menimpamu. Memang pilihan yang rumit, tapi kau pasti akan lebih tenang jika anakmu selamat.

    Gorgon : Bagaimana kau bisa tahu kalau aku mempunyai seorang anak ?
    Rotund'Jere : Ya, aku penyihir roh tertinggi pasti mengetahui isi pikiran orang. Tenanglah, aku akan membantumu dalam menjalankan tugas dari Kel'Thuzad itu.
    Gorgon : Apa yang direncanakan Kel'Thuzad ?
    Rotund'Jere : Seluruh isi Azeroth akan terkejut mendengar ia akan melakukan ritual pelepasan Lich King.
    Gorgon : HAH ?! Ia mau membangkitkan Lich King ?
    Rotund'Jere : Sampai saat ini hanya itulah yang ia rencanakan. Lich King begitu kuat, sampai-sampai ia bisa merasuki pikiran mereka yang berada di dekatnya. Lich sendiri akan terus merencanakan pembebasan Lich King.

    Lich King dulu adalah penyebab kekacauan besar, yang menyulut api peperangan di seluruh tanah Azeroth. Lich King jugalah yang membangkitkan kekuatan kegelapan, lebih gelap dari kegelapan sekalipun, dan menciptakan ras Undead. Konon katanya Lich sendiri adalah bentuk manifestasi kegelapan dan terdingin di seluruh Azeroth, mahakarya Lich King sendiri....

    (DotA Story : Kel'Thuzad, the Lich : Forcibly raised from the dead by the Lich King to serve as his elite magical guard, the Lich has the burning cold of Northrend in his realm of control.)
    Last edited by Matriach; 03-11-12 at 18:13.

  5. #4
    Matriach's Avatar
    Join Date
    Jan 2008
    Location
    Rumah
    Posts
    2,522
    Points
    24,462.22
    Thanks: 179 / 164 / 77

    Default

    Bag.3
    Army of Sentinel

    Penduduk : Mengapa putri dari pangeran Slardar, Panglima Lautan mendatangi tempat suci ini ?

    Suara tidak dapat diketahui dari mana asalnya. Slithice terus berjalan melewati rumah2 pohon di kota Sentinel. Ia agak risih dengan keramaian. Slithice adalah sosok Naga muda yang pendiam. Yang terpikirkan di benaknya hanya kata-kata terakhir ayahnya.
    Slithice agak terheran-heran dengan bangunan-bangunan dari kayu dan batu, sebagai tempat tinggal para penduduk. Slithice yang dari kecil hidup hanya dengan orang tua pasti heran begitu memasuki lingkungan kota.

    Pak Tua : Jangan takut, itu Morphling, sekutu bangsa air yang juga korban seperti ayahmu. Ayahnya, Jendral Air, juga dibunuh oleh pasukan ***** itu.

    Dengan cepat air dari sekitar pohon berkumpul dan terbentuklah suatu wujud yang asing.
    Morphling….

    Pak Tua : Temui Ratu Penguasa Bulan di sana (sambil menunjuk bangunan yang bertandakan lambang bulan) Ia akan membantumu menghabisi Kel’Thuzad. Dan satu lagi, sampaikan bahwa Petarung Suci yang menyuruhmu.

    Luna : Siapa anda dan untuk apa kemari? Tanya Luna dengan ramah.
    Slithice : Aku disuruh Petarung Suci untuk menemuimu
    Luna : Pasti tentang Kel’Thuzad lagi, aku sudah mengetahuinya. Sebentar lagi akan ada pertarungan. Suara pohon-pohon di luar seperti menghantui kita.

    Luna : (bergumam) Negara Nightvale dalam bahaya....


    Di negara Nightvale

    Hari itu sudah malam, namun masih terdengar keributan dan suara tawa gembira di sebuah bar.
    Furion : Berhentilah minum hai bangsa Dwarf. Sebentar lagi akan ada pertarungan. Tugas kita adalah menjaga perbatasan Azeroth. Keadaan hutan sudah tidak seperti biasanya.
    Furion, Nabi Hutan, the Great Prophet adalah sosok yang sangat terkenal, sosok yang arif dan bijaksana, pemimpin sebagian besar ras Elf.

    Dwarf : Baik2, 1 gelas lagi ! Hahaha….

    Mereka minum sambil tertawa melewati malam itu. Mereka memang sudah terbiasa dengan minuman keras bahkan tidak bisa hidup tanpa minuman keras. Ras dwarf adalah ras yang keras, terkenal dengan cirinya yang kerdil namun berotot.

    Tiba2 tiga buah panah melesat ke arah kepala mereka. Dengan sigap Furion membuat barikade dari pohon utk menghentikan panah itu. Mereka terkejut, dan seketika itu pula pasukan Kel’Thuzad mengepung Negara Nightvale di tengah kegelapan malam.

    Tanpa berpikir panjang bangsa dwarf langsung mengambil senjatanya. Furion juga membentuk pasukan dari alam sekitar untuk mempertahankan Negara Nightvale.
    Kilatan petir terbentuk dari segara penjuru, menghantam pasukan ***** itu. Pertanda dimulainya pertarungan. Musuh langsung bergerak maju dan tanpa ampun menghancurkan apapun yang dilewatinya.

    “LIGHTNING BOLT

    Maka terbelahlah langit menjadi 2 bagian, dari tengahya muncul petir suci yang secara langsung menghantam Gorgon dari kejauhan.

    Gorgon : Apakah aku terlihat jelas saat memanah ?

    Gorgon keluar dengan pelindung biru di sekujur tubuhnya, tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan bahwa ia terkena serangan petir dari kejauhan.

    Ia pun membidik Kardel, karena ia tampak mabuk dan tanpa pertahanan. Kardel masih terhuyung-huyung berusaha mengambil senjatanya.

    *JLEB !*
    Last edited by Matriach; 04-11-12 at 18:08.

  6. #5
    Matriach's Avatar
    Join Date
    Jan 2008
    Location
    Rumah
    Posts
    2,522
    Points
    24,462.22
    Thanks: 179 / 164 / 77

    Default

    Bag.4
    Defend of the Nightvale

    Panah itu mengenai batang pohon yang dengan tiba-tiba berada di depan Kardel, pohon itu dikendalikan oleh Furion. Kardel yg sudah mulai sadar segera mundur ke menara untuk dapat membidik dari kejauhan.

    Gorgon : Nabi kotor!
    Tangan Gorgon dipenuhi gumpalan biru dan segera….
    ”CHAIN LIGHTNING!”

    “LIGHTNING BOLT”
    Petir surga kembali menyambar tepat pada sihir Chain Lightning. Terjadilah perang petir yang sangat sengit dan akhirnya muncullah sosok Panglima Petir dari arah berlawanan menghujam Furion kembali dengan sihir Chain Lightning.

    Gorgon : Siapa itu ?
    Gorgon merasa terganggu dengan duelnya dengan The Great Prophet.

    Panglima Petir : Jangan membentakku wanita jalang! Aku memiliki pangkat lebih daripadamu dan diberikan langsung oleh Kel’Thuzad !

    Panglima Petir kembali mengarahkan senjatanya pada Furion, hendak mengakhiri hidupnya.

    Furion : Nature, Glory to The Sentinel !

    Furion melawan dan mengeluarkan petir berwarna hijau dan secara telak menyambar seluruh pasukan yang menyerang tadi. Setengah pasukan musuh mati bagitu bersentuhan dengan energi itu.

    Zeus : Furion, kau kembali ke markas, kirimkan bantuan secepatnya ! (berteriak dari kejauhan) Aku akan mengurus seluruh pasukan ini, ARC LIGHTNING !

    Pasukan penyihir kegelapan dan mayat itu terbelah menjadi 2, memuntahkan seluruh isi perutnya. Maka Furion segera membaca manteranya, dan menghilang....


    Kembali panah melesat ke arah Kardel dan Zeus. Panah yang mengarah pada Kardel ditangkis dengan Sniper Rifle-nya.
    Panah yang mengarah pada Zeus seperti roket tiba-tiba menjadi sangat lambat. Aura hijau menyelimuti panah itu sampai akhirnya panah itu berhenti dan jatuh. Dan muncullah sang Peri Hutan.

    Kardel & Zeus : Aiustha !
    Aiustha, the Enchantress : PENGACAU HUTAN ! IMPETUS !

    Aiustha melempar salah satu tombak yang sudah dimanterai kepada Panglima Petir itu. Ia mencoba menangkis dengan perisainya. Tetapi tombak itu tetap menembus perisai Panglima Petir. Seketika itu pula perlengkapan perangnya terjatuh, seperti tidak ada roh di dalamnya.

    Berpikir ***** itu sudah mati, ia menyerang medusa. “IMPE…”

    Petir menyambar Aiustha dari 2 arah, depan dan belakang. Panglima Petir itu kembali hidup.

    Panglima Petir : Aku adalah roh yang mudah datang dan pergi, jangan berpaling daripadaku !

    Aiustha mengerang kesakitan. Petir itu merambat ke arah Kardel dan Zeus. Kardel pun tergeletak di tanah dan tidak bernyawa.

    Zeus yang kesakitan pun murka dan semakin gelaplah awan di sekitarnya. Petir menyambar-nyambar dari segala arah.
    Area di sekitarnya juga mengandung energi listrik yang menyengat. Seluruh pasukan musuh mati dalam sekejab.

    “THUNDER GOD WRATH!!”

    Petir dari angkasa berpuluh-puluh kali lipat dari Lightning Bolt menyambar Panglima Petir dan Gorgon. Gorgon sekarat dan pelindungnya mulai menipis. Segera Panglima Petir membalasnya,

    “CHAIN LIGHTNING”

    Panglima Petir itu menangkis petir dari angkasa dengan perisainya dan mengeluarkan petir di saat bersamaan ke arah Zeus. Pantulannya pun menyerang Aiustha yang sekarat.

    Akhirnya mereka pun mati. Perisai Panglima Petir hampir pecah.
    Negara Nightvale jatuh ke tangan Kel’Thuzad.
    Last edited by Matriach; 03-11-12 at 18:34.

  7. #6
    Ado's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Location
    waiting for miracle
    Posts
    1,035
    Points
    3,067.30
    Thanks: 0 / 6 / 6

    Default

    nice story,cuman saran guah tiap abis selesai nulis di edit lagi (banyak kata2 yg kurang huruf a sama salah ketik tuh).

    Jadi guah edit2in deh
    I'm totaly *******

  8. #7
    kucingmengeong's Avatar
    Join Date
    Sep 2007
    Location
    Di Dalam Rumahku!!! Code Name:Lelouch Lamperouge
    Posts
    729
    Points
    858.70
    Thanks: 0 / 2 / 2

    Default

    mayan buat nambah inspirasi cerita

    naiz story bro!!!!
    Last edited by Ado; 13-01-08 at 10:11. Reason: nambah --a

  9. #8
    Matriach's Avatar
    Join Date
    Jan 2008
    Location
    Rumah
    Posts
    2,522
    Points
    24,462.22
    Thanks: 179 / 164 / 77

    Default

    Bag.5
    Reunion and Strategy Discussion

    Furion sampai di Azeroth dengan wajah pucat. Segera ia menemui Luna dan menyampaikan berita yang tidak menyenangkan itu. Mendengar hal itu Luna mengadakan pertemuan warga Sentinel dari berbagai wilayah belahan dunia.
    1. Dari Ashenvale yang dihuni Night Elf dan dipimpin oleh Furion.
    2. Dari Persatuan Pembalas Dendam (seluruh anggotanya merupakan korban dari kebengisan Kel’Thuzad) yang dipimpin oleh Shandelzare Silkwood, Slithice, Morphling, dan Traxex.
    3. Dari Molgore yang dipimpin oleh Juggernaut.
    4. Seluruh para petinggi Sentinel.

    Setelah mengetahui jatuhnya Nightvale ke pihak Scourge, Sentinel hendak menuntut balas. Mereka masih tidak tahu apa yang akan direncanakan oleh pihak Scourge yang selama ini terus menggarap pasukan tanpa ada yang tahu tujuannya.

    Mereka menyusun rencana dalam penyerangan ke arah Barat Laut Tanah Terkutuk, yaitu Rawa Hening dan Lembah Kematian. Misi ini berinti pada penyerangan dari arah laut, berpusat di Rawa Hening. Berhari hari mereka melakukan rapat untuk melakukan persiapan yang sangat matang guna menekan kemungkinan gagal.

    Kapal-kapal terkuat dari bangsa Dwarf pun dipersiapkan. Kapal baja yang memiliki kekuatan 10x lebih kuat dari kapal Night Elf yang terbuat dari kayu. Pasukan udara cadangan seperti Matriarch of The Moon dipersiapkan oleh Luna, karena jika menyerang dari laut akan ada banyak celah bagi penyerang dari udara.

    Slithice dan Morphling memiliki peran penting dalam penyerangan di Rawa Hening. Mereka bertugas sebagai “Assasin”.
    Furion akan menyerang dari darat dan dibantu Juggernaut. Selebihnya akan menyerang dari kapal.


    Di Nightvale

    Gorgon : Bagaimana mungkin kau dapat menahan petir terkuat hanya dengan perisaimu ?
    Panglima Petir : Apa kau tidak mengenali benda di tengah perisaiku ini, Gorgon?
    Gorgon : Bola kristal itu….
    Panglima Petir : Ya, Linken Sphere. Sangat berguna dalam menahan sihir terkuat sekalipun.

    Kemudian dari langit terdengar suara yang dingin, kaku, dan menyayat….

    ?? : Razor, sekarang kau boleh kembali, bumi hanguskan Nightvale dan segera tinggalkan, atau kau akan bertemu musuh yang tidak tehitung jumlahnya ! Dan setelah itu bergabunglah dengan pasukan di Rawa Hening. Akan terjadi peperangan besar di sana. Aku akan mengirim bala bantuan

    Panglima Petir (Razor) : Yang Mulia Kel’Thuzad sudah berbicara. Ayo, segera bakar tempat ini !

    Penyihir yang tersisa di balik hutan mulai bermunculan dan membakar Nightvale. Setelah itu mereka berjalan ke arah Rawa Hening, memperkuat pertahanan di sana.

    Nightvale adalah kota yang menyimpan banyak misteri mengenai keajaiban alam. Tandanya adalah banyak peri hutan, wisps, dan peri suci yang berada di sekitar Nightvale. Bahkan peri hutan terkemuka, Aiustha, mau tinggal di sekitar Nightvale.
    Kel'Thuzad mungkin menyadari adanya potensi bala bantuan yang bisa muncul dari mana saja, dan sudah pasti berasal dari kaum peri hutan. Konon Kel'Thuzad sendiri tidak mampu mengatasi sihir yang berasal dari kaum peri.
    Last edited by Matriach; 03-11-12 at 18:42.

  10. #9
    Matriach's Avatar
    Join Date
    Jan 2008
    Location
    Rumah
    Posts
    2,522
    Points
    24,462.22
    Thanks: 179 / 164 / 77

    Default

    masih penasaran y ama lanjutan ny?
    kayanya ga ada yang baca d....

  11. #10
    Matriach's Avatar
    Join Date
    Jan 2008
    Location
    Rumah
    Posts
    2,522
    Points
    24,462.22
    Thanks: 179 / 164 / 77

    Default

    Bag. 6
    Silent Swamp – Rawa Hening

    Keberangkatan dimulai serentak dari berbagai penjuru. Mereka berangkat dini hari, di mana angin bertiup lebih kencang, yang mempercepat perjalanan mereka dengan kapal. Mereka berangkat melalui sungai deras di antara 2 tebing. Sangat memungkinkan terjadinya longsor.

    Slithice-lah yang mengusulkan untuk melewati tempat itu. Tempat itu pernah ia lewati beberapa kali saat ia masih bersama orang tuanya. Berbahaya, karena tempat itu rawan longsor, tapi pasti….

    Ia memiliki kemampuan melempar jaring, yang akan ia gunakan jika terjadi longsor untuk menahan bebatuan.
    Memang rencana yang sudah matang, hampir tidak ada celah dalam tiap gerakan dari pasukan itu.

    Mereka tiba di perbatasan Rawa Hening, 200 mil dari pusat.

    Yurnero, the Juggernaut : Hati-hati dengan tempat ini. Sunyi dan mematikan.
    Shandelzare Silkwood : Kenangan lama-ku ada di sini. Pembantaian besar2an….
    Slithice : Maaf menyinggung, sebenarnya apa yang menimpamu di daerah ini ?

    Shandelzare Silkwood : Dulu aku adalah pengikut Kel’Thuzad. Dalam peperangan di daerah ini, kami kalah melawan pasukan Nerubian.
    Slithice : Sekali lagi maaf lancang. Apa yang terjadi? Mengapa kau bergabung dengan Sentinel ?
    Shandelzare Silkwood : Aku sendiri hampir dibunuh oleh Kel’Thuzad karena kalah dalam peperangan, tetapi aku diselamatkan oleh….
    Traxex : Sebaiknya kalian tetap diam kalau ingin selamat dari sini. Nerubian sangat peka terhadap suara.

    Traxex adalah wanita yang sangat dingin. Ia cenderung diam dan sangat risih dengan percakapan basa-basi orang lain. Ia hanya dekat dengan beberapa orang saja.

    Sedangkan Shandelzare Silkwood adalah kerabat dekat dengan hakim tertinggi Sentinel zaman dulunya. Hakim tersebut namanya adalah Mortred. Banyak hal yang terjadi pada diri mereka dan tidak banyak yang mengetahui cerita tentang Shandelzare Silkwood, saudari Mortred sang Hakim.
    Shandelzare sempat mengikuti Mortred yang berpindah tangan ke Scourge, ia menjadi tangan kanan Mortred dalam peperangan Nerubian. Sampailah pada akhirnya Shandelzare hampir dibunuh oleh Mortred yang diperintah Kel'Thuzad, namun ia diselamatkan oleh seseorang yang masih misterius, dan berasal dari Sentinel. Shandelzare kembali menaruh kesetiaannya kepada Sentinel setelah mengalami kejadian itu. Rohnya penuh dendam, namun diselimuti dilemma akan saudarinya yang masih berada di pihak Scourge.

    DotA Story : Shandelzare Silkwood, the Vengeful Spirit : Once a mighty warden and sister of Mortred, the maniacal laughter of her sibling and the chakram of hers covered in her own just drawn blood is a sight that even today still haunts Shendelzare.)



    Di sekitar tempat mereka berlayar itu tampak mencurigakan. Laba-laba mulai berkerumun di tiap sudut, membentuk formasi seakan akan diperintahkan oleh sesuatu. Tempat itu memang gelap dan tidak tampak cahaya apapun selain cahaya redup dari kunang2. Slithice dan Morphling mulai waspada. Slithice diam diam menyeburkan diri ke air, dan Morphling mengubah wujud seluruhnya dan bergabung dengan air.
    Mereka sadar dengan bahaya di dekat mereka karena kapal sedang berada tepat di bawah jaring laba-laba yang sangat besar.

    Holy Knight : Sekarang kita sangat dekat dengan sarang musuh.

    Furion : Suasana hening ini, seperti inikah Rawa Hening?

    Furion terheran-heran karena belum pernah mengunjungi tempat itu, yang merupakan tempat terlarang bagi bangsa Night Elf.

    Furion : Menurut cerita turun-temurun, apapun yang masuk ke sana, tidak dapat keluar dengan selamat. Mereka semua mati dalam keheningan.

    Setibanya di Rawa Hening, sebagian kapal berlabuh. Khususnya kapal yang berisi pasukan penyerang dari darat. Panglima Rooftrelen turun pertama untuk memastikan keadaan.
    Ia membaca mantera….
    ”EYE IN THE FOREST!”
    Kemudian seluruh hutan tampak terang benderang.
    Shandelzare Silkwood : Kalau membuat cahaya terlalu besar, akan terlihat oleh mereka.
    Rooftrelen : Tenang saja.... Cahaya ini hanya tampak oleh kita.

    Tiba-tiba, dari keheningan itu, Rooftrelen seperti melihat makhluk besar yang melintas di depan mereka….
    Last edited by Matriach; 03-11-12 at 23:27.

  12. #11
    Ado's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Location
    waiting for miracle
    Posts
    1,035
    Points
    3,067.30
    Thanks: 0 / 6 / 6

    Default

    terusin ajah, tuh liat ajah jumlah yg bacanyah nambah trus kok ::yeah3::::yeah3::::yeah3::
    I'm totaly *******

  13. #12
    Matriach's Avatar
    Join Date
    Jan 2008
    Location
    Rumah
    Posts
    2,522
    Points
    24,462.22
    Thanks: 179 / 164 / 77

    Default

    ok d. tq atas perhatiannya !

  14. #13
    Matriach's Avatar
    Join Date
    Jan 2008
    Location
    Rumah
    Posts
    2,522
    Points
    24,462.22
    Thanks: 179 / 164 / 77

    Default

    Bag. 7
    Nerubian’s Terror. (1)

    Seluruh mata laba-laba kecil mengawasi gerak gerik pasukan darat. Pasukan Sentinel tidak mengacuhkan laba-laba itu karena diaanggap bukanlah suatu ancaman yang besar. Kemudian muncullah sesuatu yg melintasi mereka pasukan itu. Menembus roh para Penyihir Alam dan Pohon Pelindung dari Sentinel. Mereka tiba2 tersungkur sambil menahan sakit.

    Rooftrelen : Apa yang terjadi ?? Ada apa dengan kalian ??
    Prajurit : A….Ada sesuatu yang menyerang kami dari dalam....
    Penyihir Alam : Se….suatu yang….melintas begitu saja….

    Mereka mulai waspada akan hal itu. Rooftrelen merapal banyak mantera Eye in the Forest, sehingga penglihatan para pasukan semakin jelas. Sementara itu petinggi yang lain masih berada di atas kapal, mengawasi keadaan sekitar, dan tiba-tiba seorang prajurit berteriak lagi.

    Prajurit : (berteriak) IA DATANG!!ARGHH…..!

    Rooftrelen : Laba-laba itu….meyerang dan berlari. Hanya pasukan Nerubian yang berperang menggunakan taktik gerilya.

    Pada kesempatan ketiga, Shandelzare berusaha melihat sekeliling, dan….

    “MAGIC MISSILE!”
    Sebuah gumpalan es dari Circle Shandelzare terbang melewati pasukan dan menghantam seekor semut raksasa. Rooftrelen segera mengambil alih pasukan.

    Rooftrelen : Cepat kalian baca mantera pengekang bersamaan !

    Semut raksasa : Ssssttt…..HAHAHA!!!
    Semut tadi berteriak bersamaan dengan munculnya kabut putih terang di sekitarnya.

    ”TIME LAPSE!”

    Rooftrelen : Walau dalam keadaan dikekang, ia dapat kabur ?! *bingung*
    Shandelzare Silkwood : Itu adalah Nerubian Weaver, pasti Anub’Seran. Aku pernah melawan dia jauh sebelum Nerubian bersekutu dengan Kel’Thuzad.

    Rooftrelen : Kalau memang begitu cara mereka menyerang, maka kita semua juga harus menghilang. Ayo semuanya berdiri di dekat pepohonan, sampai bantuan dari laut tiba ! Ayo kemari Shandelzare! Apa kau mau di sana sendirian?

    Shandelzare Silkwood : Aku akan membereskan dendamku sendiri. Aku akan pancing mereka keluar.

    Mereka menunggu kedatangan Anub’Seran. Rooftrelen telah mempersiapkan tentakel pohon nya.
    Bayangan semut tadi mulai menyerang dan Shandelzare terjerembab….

    “MAGIC MISSILE”
    Kembali segumpal es mengenai tubuh Anub’Seran.
    Rooftrelen : Sekarang !

    Dari dalam tanah muncul sulur kehidupan penuh duri. Mengikat dan menyiksa Anub’Seran yang terikat.

    Shandelzare Silkwood : Lenyaplah engkau Anub’Seran !

    “GHUAHAHA….!!”
    Suara parau itu bersiap merapalkan mantera
    “TIME….”

    “SILENCE”
    Bala bantuan dari laut pun datang.

    Anub'Seran : A….nub’A…rak…. !

    "Srak srak....JLEB!"

    Anub’Seran mati dalam sekejab dengan mendaratnya panah di sekujur tubuhnya dalam hitungan detik.

    Shandelzare Silkwood : Anub’Arak !?
    Rooftrelen : Kau mengenalnya Shandelzare ?

    Traxex : Akan lebih baik kalau kalian tetap tenang, laba-laba itu masih mengawasi kita.
    Last edited by Matriach; 03-11-12 at 23:42.

  15. #14
    Matriach's Avatar
    Join Date
    Jan 2008
    Location
    Rumah
    Posts
    2,522
    Points
    24,462.22
    Thanks: 179 / 164 / 77

    Default

    Bag 8.
    Nerubian’s Terror. (2)

    Sementara itu di sekitar kapal, pasukan laut berjaga jaga terhadap keadaan sekitar. Pasukan darat berada agak jauh dari laut, 85 mil jaraknya. Sementara mereka terpisah dengan rombongan darat, mereka memutuskan untuk melanjutkan perjalanan melalui jalur air, menelusuri jalur darat yang searah dengan arah mereka berlayar. Tiba-tiba kapal bergoncang dengan hebat. Seperti di dorong oleh raksasa. Kapal lain pun ikut tergoncang.

    Holy Knight : (heran) A…ada apa ini? Padahal tidak ada ombak !
    Furion : Berjaga-jaga terhadap musuh dari dalam air, Chen !


    Mereka semakin memasuki sungai yang sangat lebar, menyerupai sebuah danau yang luas. Sebuah pemandangan aneh terjadi di depan mereka. Sebuah gumpalan air menyerupai raksasa menghadang di depan kapal mereka. Daratan di sekitarnya mulai dipenuhi oleh laba-laba. Mengepung dan memaksa pasukan air untuk tetap bertarung dengan makhluk yang menghadang mereka di air. Ukuranya 2x dari kapal itu.

    Furion : Itu ***** Air! Leviathan !

    Mendengar teriakan itu, petinggi Sentinel lain keluar dari kapal dan menyaksikan pemandangan yang kian mengerikan itu. Induk laba-laba mulai muncul, menjaring salah satu kapal dan menariknya ke daratan.

    2 hewan besar dan 2 wanita keluar dari dalam kapal. Mereka segera menunggangi hewan mereka, bersiap untuk bertarung dengan lawan di darat.
    Kedua wanita itu bersiap menyerang dari jauh dengan Moon Glaive dan Moon Bow mereka. Sedangkan kapal yang dihadang Leviathan tadi tetap berada dalam air. Kapal Traxex tidak terlihat dari jauh. Kapal itu telah menghilang.

    Furion : Pergilah kau burung Sentinel. Kabari pasukan darat yang berada jauh dari sini bahwa kami dalam kesulitan.

    “GRRAOOR…!!”

    Sebuah peluru air ditembakkan ke kapal, membasahi seluruh koridor dalam. Kapal pun bergoncang hebat.

    “TEST OF FAITH!”
    Chen menyerang dengan seluruh kemampuannya.

    “GRRAOOR…!!”
    Hampir tidak ada luka pada tubuh Leviathan. Leviathan memang musuh yang sangat tangguh, yang tidak mudah dilukai oleh senjata maupun sihir.

    Pasukan air yang dari tadi menunggu di dalam air mulai bertindak sebagai “Assasin”.

    Bersatulah seluruh gumpalan air dari koridor kapal, membentuk wujud ombak.

    “WAVEFORM”

    Serangan pertama, membuat tubuh Leviathan terdorong beberapa langkah.

    “MIRROR IMAGE”
    Slithice menyerang dari dalam air, menyayat kaki Leviathan yang tidak ada pertahanan.
    “GRRAOOORRR….!!”
    Leviathan menyeburkan diri ke dalam air, menyebabkan ombak dan mengguncang kapal di sekitarnya. Ia bermaksud untuk bertarung dari dalam air, menghadapi Slithice dan Morphling.


    Sementara di darat….
    “Elune Arrow! GLORY TO THE HOLY SENTINELS!”
    Sebuah panah bermantera ditembakkan ke arah makhluk besar di darat, namun meleset karena gerakan musuh yang terlalu cepat.
    Kemudian kedua wanita itu meloncat ke daratan.

    Laba-laba : (mendesah) Makanan baru….

    “INSATIABLE HUNGER!”
    Gigitan beruntun melukai Night Saber, hewan yang dikendarai Luna. Monster itu hilang dalam sekejab sesaat setelah Luna bersiap untuk melempar senjatanya. Serangan gerilya yang tidak dapat ditebak.

    “Lezat….”
    Gigitan beruntun melukai Night Saber. Seluruh laba-laba di sekitar mereka mulai bergerak dari segala penjuru. Menggigit dan meracuni Luna.
    “STARFALL!”
    Hujan bintang menghantam laba-laba dalam jumlah ratusan itu dalam sekejab. Namun laba-laba kecil itu terus berdatangan dari dalam hutan. Mereka pun mulai kehabisan tenaga.

    Traxex : APA KALIAN MAU TETAP DIAM DI SANA TANPA PERLAWANAN ??!!

    Hujan panah es menghalau seluruh laba-laba dari udara.

    Mirana : Itu Traxex! Tapi….mengendarai Hyppogryph ?!

    Ternyata Traxex sudah mengetahui bahwa mereka masuk ke dalam sarang ***** darat, sehingga ia memanfaatkan pasukan udara dari atas tebing.

    “EYE IN THE FOREST!”
    Pasukan darat tiba dari dalam hutan, mendekati kapal yang dijerat oleh laba-laba.

    Luna : IA DI SANA!!
    Seluruh tangannya mengarah ke atas, memuja bulan dan….

    ”ECLIPSE !”

    Energi negatif bulan dipancarkan ke seluruh tubuhnya, menyerang dan menghujam badan Laba-laba terkutuk itu. Ia berusaha menahan sakit, ia bergerak dengan lincah dan dengan bengis menggigit badan Luna dan Mirana untuk memulihkan badannya.

    Shandelzare Silkwood : Sudah selesai Black Arachnia ! MAGIC MISSILE!
    Gumpalan es membekukan badan Black Arachnia. Segera Mirana, Luna, dan Traxex mengepung laba-laba raksasa itu.
    Belum selesai pertarungan dengan laba-laba raksasa, sebuah kumbang besar menyerang Shandelzare Silkwood.
    Anub'Arak : Ternyata kau masih hidup Shandelzare....Saatnya membalas dendam adikku !
    Last edited by Matriach; 04-11-12 at 00:07.

  16. #15
    Matriach's Avatar
    Join Date
    Jan 2008
    Location
    Rumah
    Posts
    2,522
    Points
    24,462.22
    Thanks: 179 / 164 / 77

    Default

    Mulai dari bag.5 sudah seru....
    Tolong komentarnya. Kapan2 gw sambung....makan dolo y!!

Page 1 of 10 12345 ... LastLast

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •