bantu inspirasi donk, lg buntu jg....
jalan crita yg da dibuat di kompi da dimakan virus, hilang smua. Tp klo dipikir2 ga terlalu seru jg critanya, makany mau buat baru.
Tunggu dulu y! Besok pasti saya sambung. hari n lagi cari insipirasi
Tibalah Sentinel di lembah yang sangat luas. Karena terlalu luasnya, banyak bunga, pepohonan, goa-goa kecil, dan sungai yang cukup lebar di sana. Siren dan Morphling berenang melintasi sungai dan Rooftrelen menyapa pohon-pohon.
Di tengah2 lembah tampak kupu2 yang sedang menari di taman bunga dan anak Pohon Kehidupan. Mereka turun pun turun dari kapal.
Furion : Aku memiliki teman di sini, dia pasti mau membantu kita untuk menyerang ke Tanah Terkutuk Kel’Thuzad.
Rylai : Memangnya siapa yang tinggal di sini ? Tanya Rylai.
Furion : Kita lihat saja nanti….
Setelah berjalan cukup jauh, mereka bertemu makhluk yang tampak tidak ramah.
“Rrrrr....GROKK….”
Suara hewan2 megepung dan bersiap menyerang mereka.
?? : Tinggalkan tempat ini atau kau tidak dapat kembali selamanya !
Suara misterius itu terdengar jelas berasal dari segala penjuru. Hewan raksasa segera menyerang mereka tanpa ampun. Morphling keluar dari air dan menghempas hewan raksasa itu dengan air.
Furion : Turunkan senjatamu dan perlihatkan wajah ramahmu. Ini aku, Furion !
?? : Tunjukkan tandamu !
Pepohonan di sekitar segera bersinar hijau. Beberapa pohon mulai berdiri dan bergerak mendekati Furion.
?? : (terkejut) Maafkan kami. Kami selalu berjaga2 jika ada orang asing lewat di sini.
Furion : Apakah aku tampak begitu asing, Rexxar ? Mana Syllabear ?
Rexxar : Di goa itu, sedang tidur karena ia menjaga tempat ini tadi malam. Mau kupanggilkan ?
Furion : Tidak usah. Aku bawa teman dari Sentinel untuk menyerang Tanah Terkutuk. Tetapi di perjalanan kami kehilangan banyak teman, jadi kami sangat memerlukan bantuanmu.
Rexxar : Perbandingan kekuatannya sangat jauh, tetapi demi Sentinel, aku akan membantumu. (jawab tanpa pikir panjang)
Furion : Terima kasih. (sambil menghela nafas lega)
Furion : Wanita di sana berasal dari Maelstroms, namanya Rylai, Penguasa Es. Yang di pohon itu, Rooftrelen, Pelindung Tumbuhan. Di sungai itu, Siren dan Morphling, Petarung Air. Lelaki yang sedang tidur itu, Yurnero, Petarung Darat. Wanita yang murung itu adalah Traxex, Pemanah Dingin. Dan wanita yang menaiki macan hitam namanya Luna, Penguasa Bulan. Dan macan putih namanya Mirana, Utusan Bulan. 1 lagi, kakek tua itu adalah pengikut Kel’Thuzad, tapi ia sekarang ada di pihak kita.
Rexxar : Apa??!! Pengikut Kel’Thuzad??!! Apa tidak apa2 mengajaknya bergabung dengan Sentinel ?!
Furion : Tenang sedikit, ia sahabat Ezalor.
Rexxar : Baiklah. Tapi terlalu banyak, aku ragu tidak dapat mengingat nama mereka….
Furion : Nah, biasakan dirimu di antara mereka. Aku akan kembali setelah bertapa di atas sana. Setelah itu aku akan kembali menyiapkan kapal susulan.
Sementara itu di pihak Scourge....
Seorang kakek tua memberitahu kejadian di Rawa Hening kepada atasannya….
?? (suara berat) : Razor dan Anub’Arak tewas….Rotund’Jere hilang tanpa kabar....Hmph….
?? (wanita) : Tenanglah sedikit, Aku akan membunuh mereka untukmu !
?? (suara berat) : Akan kukirim kaki tanganku untuk membantumu.”
?? : Jangan terlalu ramai, aku paling benci keramaian.”
?? (suara berat) : Hei kakek tua, kau turuti seluruh perintahnya!”
Kakek : Baik Yang Mulia !
?? (wanita) : Siapkan kapal kita segera. Aku akan mengajak rekan yang lain.
Tibalah anggota Sentinel serta seluruh pasukan yang baru bergabung sepanjang perjalanan di hutan. Mereka adalah Rexxar, Syllabear, dan Rhasta. Kapal terus berlayar perlahan menuju ke Tanah Terkutuk. Di sekitar jalan banyak mayat dan tengkorak manusia yang sudah membusuk. Namun perairan di sana cukup bersih untuk berlayar, dan cukup dangkal. Sebagian tentara Setinel, Siren, Morphling, dan Rooftrelen berjalan melalui air. Seluruh pasukan merasakan sakit di badannya selama perjalanan. Petinggi Sentinel tidak dapat beristirahat dengan tenang.
Furion : Mengapa kau termenung di sana, Rexxar ?
Rexxar : Maaf, Tuanku…. Hanya sedikit pusing.
Furion : Ya, bukan kau saja. Seluruh awak kapal merasakan sakitnya.
Rexxar : Kita sekarang ada di mana ?
Furion : Jalan Kegelapan (Hitam), satu-satunya jalan menuju ke Tanah Terkutuk. Tidak ada jalan lain yang dapat mengantar kita ke sana.
Rhasta : Lama tidak bertemu, Yurnero.
Yurnero : Semenjak Khalimdor diserang, aku bergabung di Sentinel. Saatnya membalas bajing*n2 kotor itu atas kematian Azwraith. Kali ini aku berjanji akan menghabisi mereka.” Kata Yurnero sambil menggoreskan Crystalis ke dadanya, ia melukai dirinya sendiri karena kesal.
“….”
Kapal Scourge
Akasha : Kau sudah merencanakan penyerangannya, Lion?
Lion : Sudah, Yang Mulia. Sekarang mereka ada 15 mil dari arah Barat Khalimdor, The Black Road.
Akasha : Sudah kau tempatkan makhluk menjijikkan itu di sana?
Lion : Sudah, Yang Mulia. Kapan kita berangkat, Yang Mulia?
Setelah bertanya, Akasha langsung hilang dan diikuti dengan hembusan angin yang bertiup kencang ke arah luar pintu.
Lion : Baiklah….Siapkan pasukan!! Panggil pasukan Orc Khalimdor dan pasukan Terpilih!
Pasukan Orc yang baru bergabung dan dipimpin oleh 3 orang dukun dan 1 Orc merah segera maju. Mereka bergerak cepat seperti gerombolan Hyena yang kelaparan. Seluruh obor tengkorak-pun dinyalakan. Mayat-mayat dari hasil ritual penyihir kegelapan mulai bangkit berdiri, menyebarkan aura yang tidak sedap. Peperangan menuju Tanah Terkutuk akan segera dimulai.
Kapal Sentinel
Kapal Sentinel terus melaju, namun semakin melambat. Seperti dihentikan oleh gerakan roh yang menari-nari di atas langit. Bulan tampak tidak ramah. Bau tidak sedap mulai tercium. Seluruh petinggi Sentinel terbangun dari lelapnya karena mendengar suara Orc yang gaduh.
“Call of the Wild!” tanpa beripikir panjang, Rexxar memerintahkan Great Hawk untuk memantau situasi.
Rooftrelen : Ya, mereka menyadari kedatangan kita.
Luna : Semoga Dewi Elune mengetahui pertanda ini.
Suasana yang menyakitkan itu makin menusuk jantung mereka. Aura yang tidak sedap menyakiti seluruh tubuh para Petinggi Sentinel. Roh yang menari-nari di atas langit makin gundah, berputar makin cepat dan memperlambat laju kapal. Penyihir Alam dan Pohon Petarung di perairan mulai gelisah.
Akasha : Kerja bagus, Demnok Lannik (Warlock) Tahan mereka sampai pasukan tengkorak ***** yang lambat itu tiba. Mereka juga akan sangat tersiksa dengan kehadiran Dirge di sekitar sana. Paksa mereka untuk bertarung di air dangkal. Pasukan air kita sangat sedikit.
Demnok Lannik : Baik, Yang Mulia….
Note :
Demnok Lannik Skill : Upheaval
Stirs up inert magic in a target area, channeling the force into a powerful slowing current that grows more powerful with every passing second it's channeled. Slows up to 84%.
Great Hawk telah kembali dan memberitahukan situasi kepada seluruh anggota Sentinel. Saat itu suara geraman Orc mulai terdengar bersamaan dengan bunyi dengungan sihir yang berkumandang di langit. Roh di langit mulai terbang semakin tinggi, membentuk gumpalan asap seperti bola.
“RAIN OF CHAOS!!”
Meteor raksasa menghujam area sekitar perairan. Terhempaslah seluruh Pohon Petarung dan Penyihir Alam Sentinel dan banyak yg mati menghantam kapal. Gelombang raksasa berbentuk Super Nova dari meteor itu merusakkan beberapa kapal.
“Waveform!”
Morphling menghalau gelombang super nova yang menyebar ke arah kapal.
Rhasta : Tidak salah lagi, jurus mematikan ini…. jurus Demnok Lannik. Mengapa ia membantu makhluk kotor itu ?!
Dan kemudian meteor itu menjelma menjadi manusia batu raksasa, dipenuhi api yang membara dan bersiap utk menghancurkan apapun yang dilewatinya, Infernal. Rotund’Jere segera membuka bukunya, merencanakan sesuatu di tengah2 keributan.
Traxex : (membentak) JIKA KULIHAT MULUTMU BERGERAK MEMBACA MANTERA, AKAN KUBUNUH KAU !
Rotund’Jere terhenyak. Ia hanya terseyum sinis.
“FROSBITE!”
Infernal itu dikurung oleh kurungan es, namun es itu segera meleleh karena tidak cukup kuat untuk menahan apinya.
Mayat yang besarpun muncul di depan mereka. Dirge ! Seluruh bangkai berlumuran darah segar mulai berjalan ke arah kapal, menggerogotinya dari bawah.
“Hahahahaha….”
Suara tawa mengerikan dan menggoda itu berasal dari atas gunung, Akasha, bersama Warlock.
Orc : FOR THE ORC GLORY !
Pasukan Orc dan tengkorak hidup itu seperti semut mengejar gula, mengepung Sentinel dari segala arah. Ratusan panah es melesat dan menghabisi ratusan mayat hidup dan pasukan Orc.
Belum selesai mantera itu dilontarkan, dalam sekejab Sentinel berhenti membaca mantera. Adrenalin mereka terpacu untuk menyerang seorang Orc merah yang tiba-tiba telah berada di kapal, tepatnya di samping mereka. Orc merah itu membalas segala serangan dengan berubah wujud seperti angin topan besi.
Yurnero : MOGUL KHAN!
Ia segera menyusul ke arah Mogul Khan. Namun tubuhnya diselimuti asap ungu, berbau busuk. Asap itu berasal dari Dirge.
?? : PESTA!! HOHOHOHO….!!!
Sebuah totem usang, kuno, tinggi dan mencolok terpancang di tengah-tengah Sentinel. Totem itu menyerang Petinggi Sentinel dengan sihir jarak jauh dan kecepatan yang mengerikan.
Sementara itu Infernal mulai membakar kapal dengan bengis. Rotund’Jere sudah tampak marah, ia segera membuka bukunya, tidak mengacuhkan Traxex.
Traxex : HEI, KAKEK KOTOR !
“JLEB….!!!”
Sebuah panah menusuk kaki Rotund’Jere. Namun ia tetap membaca mantera.
“!”
Rotund’Jere membuka gerbang hitam di belakangnya. Gerbang itu tidak terlalu besar dan sesuatu akan keluar dari gerbang itu.
“JLEB….”
Gerbang pun terbuka dan disusul dengan 1 panah lagi mendarat di dada nya.
“PURGE!!”
Suara yang tidak asing lagi, Gorgon ! Listrik ***** mengelilingi Infernal dan masuk ke inti badannya. Infernal pun roboh ! Gorgon-lah yang keluar dari balik gerbang hitam yang dirapal oleh Rotund'Jere. Rotund'Jere yang terluka oleh panah tidak memandang Traxex sama sekali. Ia terus merapal mantera untuk menyembuhkan dirinya dan berbisik kepada Gorgon untuk melanjutkan serangan berikutnya.
Traxex tertegun, dan ia berhenti memanah. Ia terkejut melihat bantuan dari Rotund'Jere walaupun ia telah melukainya.
Rotund'Jere : Tua bangka itu masih hidup, dasar tidak tahu diri !
Akasha segera turun dari atas gunung seiring dengan bertiupnya angin. Ia mendarat di barisan belakang Sentinel, tempat para Petinggi Sentinel.
*Nnngggg….NGGNGG.... !!*
Suara dengan frekuensi yang menusuk dan merusak pendengaran Petinggi Sentinel. Furion dan Chen terjatuh karena pusing mendengar suara itu.
Di samping kapal, Luna dan Mirana yang telah turun dari kapal menerima muntahan energi negatif dari totem yang terpancang di tengah-tengah mereka. Mereka hampir tidak bisa berbuat apa-apa.
Rexxar : JANGAN BERGERAK WANITA JALANG ! PRIMAL ROAR !!
Rexxar yang berada cukup jauh dari situ menyadari kehadiran Akasha yang berada tepat di belakang mereka.
Akasha terlempar jauh ke belakang, terserempet sejauh 30 meter ke belakang. Ia langsung terikat saat tubuhnya mengenai pohon, pohon-pohon itu seperti hidup dengan menggerakkan ranting serta akarnya untuk membelit Akasha. Ternyata hutan di sana berpihak pada Furion.
Hasil sihir Rexxar tadi mencampakkan Dukun tua dari Orc yang memegang totem tadi. Luna dan Mirana juga terlempar ke dalam air akibat serangan Rexxar yang juga berdampak pada teman sendiri. Furion dan Chen terselamatkan, mereka segera berdiri walaupun masih pusing dan segera merapat dengan Rexxar.
Saat itu juga Morphling dan Siren melaksanakan tugasnya di dalam air….
“ENSNARE”
Siren dan Morphling membantai habis-habisan dukun tua itu.
“PARALYZING CASK!”
Bola hijau dari dukun terbang ke arah Siren. Siren tidak sempat menghindari bola aneh dari dukun tersebut, kemudian bola itu melompat ke arah Morphling, membuat mereka berdua paralyze (berhenti) selama beberapa saat.
1. Maaf karena terlalu lama post. Saya kehabisan ide.
2. Tentang mantera Rotund'Jere yang cuma berisi kotak2. Di forum ini ga bisa di post simbol, harus huruf. Saya buat dalam bentuk simbol, dan ktika di post jadinya kotak2 gt.
3. Sudah saya selesaikan 2 bab langsung utk membalas waktu yg terlalu lama.
“Shackles !”
Rhasta mengeluarkan rantai kuning berongga dari mulutnya, mengikat Orc merah yg sedang mengamuk. Sebuah pedang 1 demi 1 keluar dari mulutnya, menusuk Orc merah itu. Pedang itu merupakan bentuk negatif dari sihir Shadow Shaman, yang menyerang roh dari musuh yang diikatnya.
“GRROOAR………!!!!"
Rexxar segera berlari ke arah Mogul Khan. Ia meninggalkan Akasha dan fokus menyerang Orc merah.
Juggernaut juga berusaha berlari ke arah Orc, dan ia melewati Rhasta. Asap ungu itu menyebar ke Rhasta dan Rexxar. Entah kenapa asap ungu itu membuat mereka sedikit pusing.
"Impale !"
Lion : Bertahanlah, sebentar lagi Pasukan Terpilih tiba ! Dukun Nerubian itu berusaha melindungi Orc merah yang terikat.
"FROSTBITE"
Lion terperangkap dalam kubah es.
“LIGHTNING SHOCK!”
Dukun yg mengeluarkan Infernal menyerang Rylai dengan petir dari atas tebing. Rylai terpental dan kepalanya membentur dinding kapal yang terbuat dari besi. Darah yang bercucuran dari kepalanya bercampur dengan air, ia pingsan. Ada banyak dukun yang digunakan oleh Scourge, dan semuanya ahli dalam praktek ilmu hitam.
Rhasta : ITU DEMNOK LANNIK ! JANGAN BIARKAN IA MERAPAL MANTERA !
“ELUNE ARROW !”
Sebuah panah yang terang dan besar dari Mirana menembus perut Demnok Lannik. Tapi tubuhnya dilindungi sebuah kubah kuning, membuatnya berangsur pulih.
Rexxar : I hear the call of the wild !
2 buah Ogre Axe dilempar Rexxar dari kejauhan, menebas Demnok Lannik di atas tebing. Dukun itu mulai goyah karena keseimbangannya terganggu.
Tiba-tiba 3 buah panah Gorgon dari bawah tebing menancap di sekujur tubuh Demnok Lannik, memaksanya untuk jatuh ke bawah.
“Arghh….!”
Demnok Lannik terlempar dan terjatuh dari tebing. Luna dan Mirana segera menyusul ke arah tempat Demnok Lannik terjatuh. Dukun itu akan dibantai habis-habisan oleh kedua wanita bulan.
Rexxar : Aku tidak ingat ada perempuan lain selain Luna, Mirana, Rylai, Siren, dan Traxex (gumamnya)
Beast - Syllabear : TRUE FORM !! RABID !!
Syllabear mengamuk, ia menunjukkan wujud aslinya. Beruang raksasa dengan cakar emas, gigi berlian, dan bulu-bulu besi membuat beruang itu tampak perkasa.
Syllabear maju dengan bengis. Seluruh musuh yang didekati Syllabear tertusuk oleh bulu besinya. Mayat hidup di sepanjang jalan yang sedang menggerogoti kapal mereka segera mati saat bersentuhan dengan bulu Syllabear. Syllabear melihat Mogul Khan dengan mata bengis.
Cakar emasnya segera merusak pelindung tubuh Mogul Khan. Namun cakar itu lebih kuat, pelindung Mogul Khan hancur dalam 3x tebas. Darah Mogul Khan mulai bercucuran saat menerima serangan ke-4.
“FINGER OF DEATH! ENERGY BURST!(Dagon)”
Dukun Nerubian, Lion, telah marah. Petir merah darah, tebal, dan mengerikan itu dipancarkan dari tongkatnya. Tubuh Syllabear yang raksasa itu terdorong, dan serangan petir merah kedua membuatnya terjatuh dan sekarat.
“BLADE FURY!”
Yurnero berputar seperti topan. Ia bergerak sangat cepat, dalam hitungan kurang dari 3 detik, Lion tergeletak tidak bernyawa.
“HAND OF GOD!”
Syllabear masih tidak mampu berdiri, ia seperti sudah tidak bernyawa lagi saat diserang dengan sihir terkuat Lion.
Yurnero segera bergerak ke arah Mogul Khan, hendak menghabisinya. Tetapi ia ditarik oleh Rooftrelen.
Rooftrelen : Aku melihat ada makhluk lain yang berdatangan. Sebaiknya kita siaga melindungi mereka. Aku sendiri tidak akan bisa melindungi mereka ! Wanita jalang yang dilempar Rexxar tadi sudah kuurus !
Yurnero yang segera menenangkan dirinya dan mendekati petinggi lainnya yang membutuhkan pertolongan.
Suara wanita : I can taste their fear !
Suara wanita yang terdengar samar2….
Tali dari lidah Rhasta terpotong karena telah rapuh akibat asap ungu dari Dirge. Mogul Khan segera berlari menjauhi Syllabear. Mogul Khan yang lolos dari ikatan Rhasta segera berlari sambil meneteskan banyak darah di setiap langkahnya. Ia pergi ke arah hutan, seperti bergabung dengan kelompok lain.
Rhasta mulai merapal mantera lain, namun....
”…………”
“Dhentai Tel-Elune!”
Dalam sekejab wanita itu memotong kepala Rhasta sebelum ia berhasil mengucapkan mantera Voodoo.
Siren dan Morphling telah pulih dari status paralyze dan terkejut melihat pemandangan di depan mereka. Darah segar mengucur dari badan Rhasta yang tidak berkepala, dan mayat hidup Dirge yang menggerogoti tubuh Syllabear yang lumpuh. Chen dan Furion sedang berusaha menyelamatkan Syllabear dari Dirge. Sedangkan Rooftrelen masih belum bisa bergerak karena harus fokus menyalurkan energi terhadap ikatan Akasha
“MIRROR IMAGE! ENSNARE!”
Puluhan pasukan Siren mengejar Dirge. Syllabear berhasil diselamatkan dari mayat hidup itu.
Wanita asing : Let the Justice be served !
Wanita itu meloncat dan menyayat tubuh Morphling. Kemudian ia menghilang di tengah-tengah angin.
“Blup…blupblup……”
Air di sekitar area pertarungan pun mengering. Morphling menyerap seluruh air di sekitarnya dan sepertinya akan menyerang dengan kekuatan penuh.
Share This Thread