“Ellen adalah.. salah satu dari..
Sleeping Beauty ?”
Sementara Ellen masih kebingungan, Alexandra-pun tertawa.
“Akhirnya kamu bilang juga ke cewek itu, Karl.”, kemudian ia mengalihkan pandangannya ke arah Ellen, “Iya, manis. Karl menolongmu dari gempa tadi, cuma karena kamu adalah salah seorang dari
Sleeping Beauty. Pastinya kamu pernah dengar dongeng itu, kan ?”
“Te.. tentu aja ! Tapi Ellen masih nggak ngerti, kenapa Ellen jadi
Sleeping Beauty ? Di dunia nyata, nggak ada penyihir, dan Ellen juga nggak kena tusuk jarum beracun.”
Alexandra melirik ke arah Karl, lalu menghela nafas.
“Kurasa, walau dijelaskan, kamu juga nggak akan mengerti, nona manis. Yang jelas, Karl adalah ‘pangeran yang akan membangunkanmu dari tidur panjangmu’. Jadi kusarankan, kamu...”
Dengan penuh amarah, Karl-pun memotong kata-kata Alexandra, “Kamu terlalu banyak bicara, Alex ! Cepat bilang, apa pesan dari Pendongeng, terus pergi dari sini !”
Selama beberapa saat, Alexandra hanya menatap Karl.
“Ok, ok. Nggak perlu marah gitu, Karl. Kemarilah, kamu pasti nggak ingin nona manis ini mendengar pesan beliau, kan ?”
“Namaku Ellen, bukan nona manis !”, protes Ellen.
“Oh ya, kita belum saling memperkenalkan diri ya ? Namaku Alexandra, biasa dipanggil Alex. Senang berkenalan denganmu, Ellen.”
Karl segera menarik lengan Alexandra menjauh, sambil berkata, “Tetaplah di situ, Ellen. Aku nggak menjamin keselamatanmu, kalau kamu pergi.”
Sementara Karl berbicara dengan Alexandra di tempat yang agak jauh, Ellen memperhatikan mereka.
‘
Mama Pat dan Sarah udah meninggal. Padahal Ellen masih sedih, tapi... Kenapa Ellen musti ngalamin semua ini sih ? Apa sebaiknya, Ellen kabur aja mumpung bisa ?’
Ketika masih bimbang memutuskan, terlihat olehnya Marge sedang berjalan mendekat.
“Ellen, syukurlah kamu baik-baik saja. Mana pemuda kasar tadi ?”
Ellen menengok ke arah Karl dan Alexandra; Tampaknya keduanya masih terlibat percakapan, dan tidak menyadari kehadiran Marge.
“Ayo, cepat kabur sebelum mereka tahu.”
Marge memegang tangan Ellen, dan keduanya melarikan diri. Ketika Ellen dan Marge sudah cukup jauh, Karl baru melihat keduanya.
“Dasar bodoh ! Padahal sudah kuperingatkan !”
Dan apa yang ditakutkan Karl-pun terjadi; Di hadapan Ellen dan Marge, tiba-tiba muncul sesosok anak yang langsung menusuk jari Ellen. Pandangan Ellen langsung terasa gelap, dan sebelum segalanya lenyap, Ellen terkejut melihat senyum di wajah penusuknya.
“Nggak mungkin... Sarah ?”
... Sang putri melihat sebuah mesin pemintal, lalu ketika ingin menyentuhnya, jarinya terkena jarum. Dan Sang putri-pun jatuh tertidur, sesuai kutukan Sang penyihir ...
Share This Thread