Dasar anak pembawa sial !
Kalau nggak ada kamu, pasti ibumu nggak bakalan mati !
Lebih baik anak sepertimu nggak pernah terlahir ke dunia ini ! ...
“Rinne.. hey Rinne, kamu kenapa ?”
Kata-kata Felix kembali menyadarkan Rinne. Ia-pun menggelengkan kepalanya.
“Nggak apa-apa kok, hanya sedikit teringat masa lalu.”
“Terus, apa maksudmu dengan ‘tidak menolongmu dalam kecelakaan tersebut’ ?!”
Rinne terdiam sejenak, berjalan menuju ke arah jendela. Lalu, sambil melihat keluar jendela, ia-pun berkata, “Kamu tahu kan, aku bisa berpindah waktu. Tapi kemampuanku bukan hanya itu. Aku juga bisa mengembalikan waktu satu orang lain, walau dalam waktu yang sangat terbatas.”, kemudian Rinne berpaling kepada Felix, “Dan, itulah penawaranku. Aku akan mengembalikan waktumu, ke beberapa saat tepat sebelum kecelakaan itu terjadi. Dengan ingatan sekarang, kamu bisa memilih untuk tidak menolongku dari kecelakaan itu, dan hidupmu bisa berjalan normal seperti biasa.”
Selama beberapa saat, hanya keheningan yang ada di kamar itu.
Akhirnya, dengan suara pelan, Felix bertanya, “Lalu, apa yang akan terjadi padamu, kalau aku tidak menolongmu ? Kamu.. bisa mati kan?”
“Kalau begitu, itu yang terbaik.”
“He.. hey ! Apa kamu memang ingin membuang nyawamu ? Lalu, bagaimana dengan orang tua dan saudara-saudaramu ? Mereka pasti akan merasa sedih...”
Kata-kata Felix terputus, akibat Rinne yang tiba-tiba berpaling ke arahnya. Mata Rinne menatap tajam ke arah Felix, dan wajahnya tampak penuh amarah.
“Takkan ada yang akan menangis untukku ! Jangan bicara seakan kamu tahu tentang diriku !”
Selama beberapa saat lamanya, Felix tertegun. Akhirnya seakan tersadar, Felix-pun berkata, “Ma.. maaf, aku tak bermaksud...”
Rinne memalingkan wajahnya.
“Pokoknya, pikirkan tawaranku itu baik-baik. Sekarang aku harus segera kembali.”
Belum sempat Felix bereaksi, Rinne sudah melangkah ke dalam kegelapan di sudut kamar. Dan Felix-pun tak lagi merasakan keberadaan gadis itu di dalam kamar. Felix menatap ke langit-langit, memikirkan percakapannya dengan Rinne.
Mengapa ketika Rinne mengatakan kalau aku membencinya, aku tak bisa menjawab ? Apa memang aku membencinya ?
Lalu Felix menggeleng perlahan.
Tidak ! Tak ada alasan bagiku untuk membenci gadis kecil yang kutolong. Lalu, mengapa aku tak bisa memberikan jawaban yang jelas ? Mungkinkah itu berarti.. aku menyesali kondisi yang terjadi pada diriku sekarang ?
Felix-pun menghela nafas.
Dipikirkan seperti apapun, rasanya jawabannya tetap takkan kudapat. Andai aku bisa berjumpa dengan Rinne dari masa kini...
Felix memejamkan matanya.
Share This Thread