hentikan tawamu itu,
aku tak lagi membencimu, hanya saja aku benci kepalsuan
dan jangan pula kau tersenyum,
lekuk bibir itu terlalu abu-abu, entah tak terselami atau tanpa makna sama sekali
aku lelah melihat kau mengurung diri
dalam dunia sempit, namun bagimu seluas jagad tak terbatas
kau membunuh, tertawa puas, menyerapah, bahkan menyanyi, dalam ilusi
entah untuk apa dan siapa, bagiku semuanya misteri
lenganku pernah terulur, namun tak cukup untuk meraih khayalmu,
pernah kucoba selami perasaanmu, namun tak pernah cukup dalam untuk mengerti
kau nyata atau maya, tak lagi kukenal
aku tak suka keheningan darimu
meski itu tak akan membuatmu bicara
meski nadimu berdenyut, namun hidupmu adalah garis datar tanda kau telah mati
Share This Thread