Di kecamatan Sungai Manau, Merangin, terdapat banyak goa yang bisa ditelusuri. Salah satunya adalah Goa Tiangko. Dinamakan Tiangko karena letak gua ini berada di Desa Tiangko. Luasnya hanya 206 meter persegi dengan lebar mulut bagian depan setinggi 4 meter dan mulut bagian belakang setinggi 11,5 meter.
Untuk mencapai goa, pengunjung harus berjalan kaki menuju hutan melewati perumahan warga. Jarak goa tidak terlalu jauh dari perumahan warga hanya berjalanan kaki sekitar lima belas menit. Sesampainya di tepi hutan, jalur mulai mendaki. Di hutan ini masih terdapat simpai dan beberapa burung.
Di depan pintu goa banyak terdapat bongkahan batu-batu besar. Goa tersebut berlantaikan pasir putih bebatuan. Dindingnya berupa ceruk-ceruk bebatuan yang ditumbuhi lumut. Di Langit-langitnya dipenuhi sarang burung walet dan kelelawar yang sedang bergelantungan. Di goa ini juga bisa ditemui batu kapiler yang membentuk stalktit dan stalakmit dengan berbagai ornamen yang menakjubkan. Mulut-mulut goa yang cukup besar membuat goa ini tidak terlalu gelap. Lembab dan udara sejuk menyeruak ketika memasuki goa dan terdengar suara tetesan air yang jatuh ke bebatuan.
Goa ini merekam jejak zaman prasejarah di Jambi. Berdasarkan hasil penelitian Bennet Bronson dan Teguh Amat tahun 1974, di tempat ini ditemukan lapisan tembikar yang dibawahnya terdapat alat-alat obsidian. Penemuan itu menyimpulkan bahwa Goa Tiangko menjadi permukiman tertua di Jambi.
Share This Thread