Sebuah studi yang baru diselesaikan mengatakan bahwa para pemakai yang sering memakai ponsel memiliki 50% kemungkinan yang lebih besar untuk membentuk tumor di paratid gland (kelenjar yang terletak di antara rahang dan telinga) dibandingkan orang - orang yang tidak memakai ponsel.
Kasus pertumbuhan tumor ini terjadi pada 3 dari 100.000 orang, menurut sebuah artikel yang ditulis Mark Kidd pada tahun 2006 di Ear, Nose and Throat Journal (majalah). Berdasarkan data tersebut, sebuah peningkatan sebesar 50% akan membawa resiko pertumbuhan tumor di kelenjar ini menjadi 0,0045% per tahun.
Studi ini dipimpin oleh epidemiologis Dr. Siegal Sadetzki yang semakin menyebabkan kebingungan di debat yang terus berlangsung tentang efek samping radiasi ponsel. Sudah banyak studi yang dilakukan dalam beberapa tahun belakangan ini mengatakan bahwa pemakaian ponsel tidak memperbesar kemungkinan kanker, akan tetapi memang ada beberapa yang mengatakan bahwa peningkatan resiko kanker, walaupun kecil, tetap ada.
Program U.K. Mobile Telecommunications and Health Research Programme tahun lalu "tidak menemukan hubungan antara pemakaian ponsel jangka pendek dengan kanker otak" dan mengatakan bahwa "situasi untuk jangka panjak tidak begitu jelas."
Akan tetapi, profesor Kjell Mild dari Universitas Orebro di Swedia mempublikasikan sebuah studi tahun lalu yang mengatakan bahwa pemakaian ponsel untuk periode lebih lama dari 10 tahun meningkatkan resiko kanker otak, terutama pada anak karena tulang tengkorak mereka yang masih bertumbuh.
Di tahun 2006, American Journal of Epidemiology mempublikasikan sebuah studi yang berjudul "Mobile Phone Use and Risk of Parotid Gland Tumor" dan sang penulis mengatakan bahwa ia tidak menemukan resiko pertumbuhan tumor yang lebih besar karena pemakaian ponsel.
Sebuah area di mana kedua studi ini berbeda adalah dalam jumlah partisipan yang ikut. Studi Swedia yang dilakukan di tahun 2006 mengikutkan 172 orang dengan tumor yang bersifat merusak ataupun tidak merusak dan 681 orang sehat. Studi Sadetzki yang lebih baru mengikutkan hampir 500 orang dengan tumor yang bersifat merusak ataupun tidak merusak dan sekitar 1300 orang sehat.
Sadetzki mengatakan bahwa penduduk Israel merupakan populasi yang mengadopsi ponsel sejak dini dan memakai teknologi tersebut secara intensif. Studi Sadetzki juga menemukan bahwa resiko kanker lebih tinggi bagi pemakai ponsel di daerah pedesaan. Hal ini berkemungkinan disebabkan oleh radiasi lebih tinggi yang ditimbulkan ponsel saat berkomunikasi di area dengan jumlah antena yang lebih sedikit. Sadetzki percaya bahwa pemakai orang yang memakai ponsel secara intensif dan anak - anak memiliki resiko kesehatan yang paling besar.
"Walaupun saya percaya teknologi ini akan tetap dipakai, langkah pencegahan seharusnya dilakukan untuk mengurangi pemakaian dan mengurangi dampak negatif terhadap kesehatan," kata Sadetzki. Ia merekomendasikan pemakaian alat - alat handsfree setiap saat, memegang ponsel jauh dari tubuh, mengurangi durasi dan frekuensi telepon.
Klik di sini untuk sumber artikel.
Share This Thread