SEJARAH KOTA LAMPUNG
Spoiler untuk sejarah kota lampung :
Kota Lampung adalah sebuah provinsi paling selatan di Pulau Sumatra, Indonesia. Di sebelah utara berbatasan dengan Bengkulu dan Sumatra Selatan.
Provinsi Lampung memiliki luas 35.376,50 km˛ dan terletak di antara 105°45′-103°48′ BT dan 3°45′-6°45′ LS. Daerah ini di sebelah barat berbatasan dengan Selat Sunda dan di sebelah timur dengan Laut Jawa. Beberapa pulau termasuk dalam wilayah Provinsi Lampung, yang sebagian besar terletak di Teluk Lampung, di antaranya: Pulau Darot, Pulau Legundi, Pulau Tegal, Pulau Sebuku, Pulau Ketagian, Pulau Sebesi, Pulau Poahawang, Pulau Krakatau, Pulau Putus, dan Pulau Tabuan. Ada juga Pulau Tampang dan Pulau Pisang di yang masuk ke wilayah Kabupaten Lampung Barat.
Keadaan alam Lampung, di sebelah barat dan selatan, di sepanjang pantai merupakan daerah yang berbukit-bukit sebagai sambungan dari jalur Bukit Barisan di Pulau Sumatera. Di tengah-tengah merupakan dataran rendah. Sedangkan ke dekat pantai di sebelah timur, di sepanjang tepi Laut Jawa terus ke utara, merupakan perairan yang luas.
Sejarah Singkat Kota BANDAR LAMPUNG
Sebelum tanggal 18 Maret 1964 Propinsi Daerah Tingkat I Lampung adalah merupakan Kresidenan, berdasarkan Peraturan Pemerintah pengganti Undang-Undang Nomor 3 tahun 1964 yang kemudian menjadi Undang-Undang Nomor 14 tahun 1964 Keresidenan Lampung ditingkatkan menjadi Propinsi Daerah Tingkat I Lampung dengan Ibukota Tanjungkarang-Telukbetung. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1983, Kotamadya Daerah Tingkat II Tanjungkarang-Telukbetung diganti namanya menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Bandar Lampung.
Pada zaman Hindid Belanda status Kotamadya Tanjungkarang-Telukbetung termasuk wilayah Onder Afdeling Telukbetung, sedangkan pada zaman pendudukan Jepang dibawah pimpinan seorang Siho (bangsa Jepang), dibantu oleh seorang Fuku Siho (bangsa Indonesia). sejak kemerdekaan Indonesia hingga awal tahun 1980-an Kotamadya Daerah Tingkat II Bandar Lampung memiliki status kota kecil yang merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Lampung Selatan dengan sebutan Kota Tanjungkarang-Telukbetung.
Dengan Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 1950 sebutan kota kecil berubah menjadi Kota Besar Tanjungkarang-Telukbetung, berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 tahun 1975 dan Peraturan Pemerintah Nomor 3 tahun 1982, tentang Perubahan wilayah yang diperluas serta pemekaran Kecamatan dari 4 kecamatan dan 30 kelurahan menjadi 9 kecamatan dengan 58 Kelurahan/Desa. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1983 Kotamadya Daerah Tingkat II Tanjungkarang-Telukbetung mulai tanggal 17 Juni 1983 diganti menjadi Kotamayda Daerah Tingkat II Bandar Lampung.
Berdasarkan Persetujuan Menteri Dalam Negeri Nomor 140/1799/PUOD tanggal 19 Mei 1987 serta Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Lampung Nomor G/185/B.III/HK/1988 tanggal 16 Juli 1988, tentang Pemekaran Wilayah di Kotamadya Daerah Tingkat II Bandar Lampung dari 9 Kecamatan dan 58 Kelurahan/Desa menjadi 9 Kecamatan dan 84 Kelurahan.
Dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, setiap "Kotamadya" diubah menjadi "Kota", maka Kotamadya Daerah Tingkat II Bandar Lampung berubah sebutan menjadi Kota Bandar Lampung. Selanjutnya, berdasarkan Perda Nomor 4 tahun 2001 tentang Pemekaran Wilayah Kota Bandar Lampung dari 9 Kecamatan dan 84 Kelurahan. menjadi 13 Kecamatan dan 98 Kelurahan dengan luas wilayah 196.120 Ha.
PAHLAWAN INDONESIA DARI LAMPUNG
Spoiler untuk Pahlawan Lampung :
Raden Inten II
Radin Intan II putra dari radin intan kesuma II cucu dari radin inten I yang semuanya menantang belanda, beliau dilahirkan tahun 1834 di desa kuripan marga dantara (sekarang penengaha lampung selatan) merupakan keturunan darah putih yang mempunyai pertalian erat dengan kerajaan banten।
Sejak muda radin intan II sangat tidak menyengi kehadiran kolonialis belanda di daerah lampung, radin intan II merupakan ratu sekaligus panglima perang dan ia pun merupakan seorang pemikir yang kuat.
Pada tahun 1850 dalam usia yang ke 16 tahun, radin Intan II dinobatkan sebagai Ratu lampung dan pada tahun 1851 pasukan Belanda dibawah pimipinan Kapten Yuch denga 400 balatentara dan ditambag pasukan lainnya menyerang dan berusah merebut benteng pertahanan Radin Intan II yang berada di Merambung, namum usaha belanda menemui kegagalan mereka dapat dihancurkan oleh pasukan Radin Intan II ini semakin mengobarkan semangat perjuangan Masyarakat Lampung, berkali-kali belanda mengirimkabn pasukan untuk menghancurkan Pasukan Radin Intan II namun tetap mengalami kegagalan.
Hinggga pada tahun 1856 belanda mengirimkan sebuah pasukan armada ke lampung yang berkekuatan 9 buah kapal perang,3 buah kapal pengangkut peralatan dan puluhan kapal mayang dan perahu jung, ekspedisi ini dipimpin oleh Kolonel Welson dengan bantuan Mayor Nata, Mayor Van Ostade, Mayor A. W. Weitsel, serangan besar-besaran pasukan belanda ini dihadapi pasukan Radin Intan II dengan gerilya dan siasat perang sehingga membingungkan pasuka belanda. Akhirnya Belanda menjlankan siasat licik dengan memperalat bawahan Radin Intan II, dengan demikian belanda dapat menyergap Radin Intan II pada saat itu beliau sedang bertemu dengan bawahannya , hingga terjadi pertempuran yang sangat dasyat . Radin Intan II mengerahkan segala kemampuanya melawan serangan belanda, namun karena jumlah dan persenjataan yang tidak seiimbang, sianga lampung tersebut gugur pada tanggal 5 Oktober 1856 dalam usia yang ke 22 tahun.
Beberapa pembantu dan penasehat Radin Intan II yang terkenal :
Ratu Mas. Ibu radin intan II, di makamkan di teluk betung, konon kabarnya sekarang Gunung Mas
Haji Wahiya: beliau menyebrang ke lampung dari banten karena tidak mau di jajah belanda, waktu itu banten telah dikuasai oleh belanda.
Wak Maas: juga seorang pejuang dari banten
Singa Branta beliau seorang panglima Perang Radin Intan II
Cincin beliau merupakan salah setu Panglima perang Radin Intan II beliau dimakamkan di pinggir jalan dari Kalianda arah Kuripan
Singa Lampung telah tiada namun semangat juangnya jangan sampai hilang dari dari sang bumi rua jurai, untuk itu mari kita masyarakat lampung bahu membahu meneruskan perjuangan Radin Intan II dengan membangun Negeri yang kita cintai...
ADAT ISTIADAT LAMPUNG
Spoiler untuk adat istiadat lampung :Berdasarkan adat istiadatnya, penduduk suku Lampung terbagi ke dalam dua golongan besar, yakni masyarakat Lampung beradat Pepadun dan masyarakat Lampung beradat Saibatin atau Peminggir.
Suku Lampung beradat Pepadun secara lebih terperinci dapat di golongkan ke dalam; (a) Abung Siwo Mego (Abung Sembilan Marga), terdiri atas: Buai Nunyai, Buai Unyi, Buai Nuban, Buai Subing, Buai Beliuk, Buai Kunang, Buai Selagai, Buai Anak Tuha dan Buai Nyerupa. (b) Megou Pak Tulangbawang (Empat Marga Tulangbawang), terdiri dari: Buai Bolan, Buai Umpu, Buai Tegamoan, Buai Ali. (c) Buai Lima (Way Kanan/Sungkai), terdiri dari: Buai Pemuka, Buai Bahuga, Buai Semenguk, Buai Baradatu, Buai Barasakti. (d) Pubian Telu Suku (Pubian Tiga Suku), terdiri dari Buai Manyarakat, Buai Tamba Pupus, dan Buai Buku Jadi.
Diperkirakan bahwa yang pertama kali mendirikan adat Pepadun adalah masyarakat Abung yang ada disekitar abad ke 17 masehi di zaman seba Banten. Pada abad ke 18 masehi, adat Pepadun berkembang pula di daerah Way Kanan, Tulang Bawang dan Way Seputih (Pubian). Kemudian pada permulaan abad ke 19 masehi, adat Pepadun disempurnakan dengan masyarakat kebuaian inti dan kebuaian-kebuaian tambahan (gabungan). Bentuk-bentuk penyempurnaan itu melahirkan apa yang dinamakan Abung Siwou Migou (Abung Siwo Mego), Megou Pak Tulang Bawang dan Pubian Telu Suku.
Masyarakat yang menganut adat tidak Pepadun, yakni yang melaksanakan adat musyawarahnya tanpa menggunakan kursi Pepadun. Karena mereka sebagian besar berdiam di tepi pantai, maka di sebut adat Pesisir. Suku Lampung beradat Saibatin (Peminggir) secara garis besarnya terdiri atas: Masyarakat adat Peminggir, Melinting Rajabasa, masyarakat adat Peminggir Teluk, masyarakat adat Peminggir Semangka, masyarakat adat Peminggir Skala Brak dan masyarakat adat Peminggir Komering. Masyarakat adat Peminggir ini sukar untuk diperinci sebagaimana masyarakat Pepadun, sebab di setiap daerah kebatinan terlalu banyak campuran asal keturunannya.
Bila di lihat dari penyebaran masyarakatnya, daerah adat dapat dibedakan bahwa daerah adat Pepadun berada di antara Kota Tanjungkarang sampai Giham (Belambangan Umpu), Way Kanan menurut rel kereta api, pantai laut Jawa sampai Bukit Barisan sebelah barat. Sedangkan daerah adat Peminggir ada di sepanjang pantai selatan hingga ke barat dan ke utara sampai ke Way Komering.
OBJEK WISATA KOTA LAMPUNG
Spoiler untuk objek wisata lampung :1. Teluk Kiluan Lampung
Teluk kiluan saat ini merupakan tujuan wisata yang banyak dipilih orang. Keindahan pantai yang masih alami dan asri merupakan alasan yang tepat untuk memilih teluk kiluan sebagai tempat untuk menjernihkan fikiran. Pemandangan alam yang disajikan pun beraneka ragam. Perpaduan indahnya pegunungan yang menjulang tinggi,batu-batu karang yang terususun secara alami, air laut yang sangat jernih,terumbu karang yang elok,pasir yang putih bersih, dan suasan alam yang tenang menjadikan teluk kiluan primadona wisata lampung. Di pagi hari kawanan lumba-lumba siap menghibur hati para pengunjung dengan tarian-tarian indahnya. Suasana dimalam hari dengan menginap di cottage yang berada diteluk kiluan akan terasa sangat berkesan dengan alunan merdu gemericik ombak yang terdengar dibibir pantai.
Untuk Menuju Pulau Kiluan kurang lebih membutuhkan waktu tiga jam lamanya melalui jalan darat untuk mencapai Ekowisata Teluk Kiluan yang terletak di koordinat S5.749252 E105.192740 dari arah Pelabuhan Bakaehuni, atau kurang lebih sekitar 80 km dari Kota Bandar lampung. Dari Bakaeuhuni kita bisa mengikuti jalur lintas timur Sumatera sampai dengan pertigaan arah Pelabuhan Panjang. Kemudian ambil jalur Pelabuhan Panjang, terus ke arah Lempasing, Mutun dan diujung jalur ini kita akan ketemu Teluk Kiluan. Namun sebelum sampai ke teluk ini, perlu perjuangan ekstra keras, karena tidak semua jalur yang kita lalui beraspal.
Mulai memasuki daerah Lempasing, jalannya menyempit, berkelok-kelok dan naik turun. Kita harus ekstra hati-hati dalam mengendarai mobil ketika melalui jalur ini jika tak mau jatuh ke dalam jurang. Walaupun begitu, kita akan disuguhi pemandangan hijau hutan yang terletak di kanan kiri jalan yang menyejukkan mata. Sesekali akan terlihat lautan luas nan biru yang terlihat dari sebelah kiri tebing-tebing jalan yang kita lalui. Tambak udang juga banyak terlihat di sisi kiri jalan yang langsung berhadapan dengan lautan.
Pemandangan unik lain juga bisa kita lihat di sepanjang jalan ketika ke arah Kiluan. Kurang lebih tiga kilometer sebelum Kiluan ada perkampungan orang Bali, dimana semua kehidupan yang ada di situ persis adanya seperti di Bali. Dari mulai bangunan, tempat ibadah, cara berladang, bermasyarakat sampai dengan proses kehidupan sehari-hari.
2. BENDUNGAN BATU TEGI
Kawasan bendungan Batu Tegi terletak di dekat pusat kota kecamatan Talang Padang, dengan sebagian besar penduduknya merupakan etnis Semendo (Sumatera Selatan) yang telah menetap di wilayah ini sejak dahulu. Di samping fungsi utamanya sebagai PLTA dan irigasi/pengairan, bendungan ini pun juga dapat berfungsi sebagai objek wisata, karena memiliki pesona pemandangan yang menakjubkan. Jika beruntung, berbagai jenis ikan tawar dapat dibeli, antara lain baung, gabus, patin, dan sebagainya, yang merupakan tangkapan penduduk sekitar dengan perahu motor yang kerap sandar pada dermaga Apung, dua sampai empat kali sehari. Peminat juga dapat pula menyewa perahu mereka untuk sekedar berkeliling danau atau memancing.
3. DANAU SUOH
Kawasan danau Suoh ini memiliki luas area 100 hektar. Temperatur udara rata-rata di kawasan ini sekitar 29°C s.d. 33°C. Perjalanan menuju lokasi merupakan pengalaman yang spesial, karena untuk menuju ke lokasi ini kita menggunakan kendaraan jeep melintasi jalan tanah yang berliku dan dikelilingi pegunungan. Bagi Anda yang memiliki hobi off-road, jalan menuju lokasi sangatlah cocok. Untuk menuju lokasi ini dapat ditempuh melalui dua jalur yaitu dari kecamatan Sekincau dan dari kecamatan Batu Brak. Untuk menuju Suoh, lebih baik ditempuh melalui kabupaten Tanggamus ke arah pangkal Wonosobo yang menghabiskan waktu sekitar 1 jam perjalanan, dengan jarak tempuh sekitar 60 km. Kegiatan wisata yang dapat dilakukan di sini antara lain berenang, memancing, berperahu, piknik, berkemah dan fotografi
4. AIR TERJUN CURUP TUJUH
Lokasi air terjun ini berada pada garis kawasan hutan lindung. Air terjun dengan tujuh tingkatan ini relatif belum dikenal luas dan terletak di Desa Marga Jaya Kec. Selagai Lingga yang dapat dicapai dalam waktu 2 jam dari Gunung Sugih.
Kunjungan yang disarankan ialah bagi pecinta alam dengan bantuan Kepala Desa setempat untuk perkemahan dan lain-lain. Untuk mencapai lokasi ini dapat menggunakan kendaraan roda empat dan selanjutnya dengan motor Trail sewaan menuju batas hutan lindung dimana air terjun berada. Fasilitas yang ada berupa lokasi perkemahan dan tempat untuk kegiatan Pecinta Alam.
5. DANAU RANAU (SEMINUNG LUMBOK RESORT)
Danau Ranau merupakan danau terbesar kedua di Sumatera, terletak di Desa Lumbok, Sukau atau 31 km dari Kota Liwa Ibukota Kabupaten Lampung Barat dengan menyusuri perkampungan tradisional Lampung, sawah, bukit, areal perkebunan sayuran dan buah-buahan. Luas Danau ini sekitar 44 km˛ di kelilingi perbukitan dan Gunung Seminung dengan suhu udara yang sejuk rata-rata sekitar 21 derajat celcius. Aktifitas yang dapat dilakukan adalah berperahu, berenang, memancing, menikmati udara sejuk, keindahan alam dan suasana danau yang tenang diselingi suara alam serta kicauan burung. Disana kita dapat bermalam di Seminung Lumbok Resort, terletak di tepi danau bagian selatan. Fasilitas yang cukup lengkap seperti 16 kamar tidur, convention hall, ruang makan dan karaoke, dermaga perahu, pondok dan 2 cottage.
6. PANTAI SELALAU
Pantai Selalau sangat ideal untuk menikmati matahari terbenam. Pantai ini adalah pantai yang landai dengan pasir putih. Di sini terdapat fasilitas akomodasi dengan arsitektur tradisional yang menyatu dengan alam pantai. Pantai Selalau terletak di desa Way Redak Krui, kabupaten Lampung Barat, berjarak sekitar 37 km dari Liwa.
7. PANTAI WAY JAMBU
Pantai ini terletak di desa Way Jambu, kecamatan Pesisir Selatan, dan berjarak sekitar 60 km dari Liwa ke arah Krui. Berenang, menyelam, berperahu, berlayar, memancing, berselancar, berjemur, menyusuri pantai, menikmati pemandangan, mengumpulkan kerang, piknik dan berkemah dapat dilakukan di pantai Way Jambu ini. Temperatur udara rata-rata di pantai ini sekitar 25°C s.d. 33°C.
8. Taman Hutan Rakyat Wan Abdur Rachman
Taman Hutan Rakyat Wan Abdur Rachman merupakan suatu UPTD yang dikelola oleh Dinas Kehutanan Provinsi Lampung. Taman hutan ini menyiman banyak sekali potensi wisata, seperti air terjun dan lain sebagainya, seperti air terjun Sinar Tiga yang berketinggian 70 m, air terjun Talang Rabun yang berketinggian 35 m, air terjun Penyarian, air terjun Tanah Longsor, air terjun Way Sabu, air terjun Siamang (Abah Bewok), air terjun Gunung Tanjung, air terjun Talang Teluk, sumber air panas Lubuk Baka, makam Keramat, batu Lapis Sungai Langka, dan villa Abbah Uban.
9. TAMAN NASIONAL BUKIT BARISAN SELATAN
Kawasan ini merupakan Taman Nasional terbesar ke?3 di Pulau Sumatera, dengan luas lebih kurang 358.800 Ha, membentang dari ujung Selatan Provinsi Lampung bagian barat hingga bagian Selatan Provinsi Bengkulu.
10. MENARA SIGER
Menara Siger sebagai landmark/simbol penanda bagi Provinsi Lampung yang mencerminkan identitas Lampung sebagai Provinsi Gerbang Selatan dan Titik Nol-nya Pulau Sumatera. Dibangun di atas bukit dekat Pelabuhan Bakauheni yang sangat strategis sebagai tempat transit dan wisata. Dengan mengadaptasi bentuk khas tradisional Lampung diambil dari bentuk Mahkota Siger yang dikenakan oleh wanita Lampung pada upacara-upacara adat dan merupakan suatu simbol kehormatan, simbol budaya Lampung dan sering diaplikasikan pada bangunan, monumen serta ragam hias. Disamping bentuk dasar Mahkota Siger, desain ini juga memasukan bentuk asli tradisional Lampung lainnya yaitu paguk di bagian kiri kanan menara sebagai perlambang perahu. Pada puncak menara terdapat payung merah, kuning, putih sebagai simbol hirarki kebangsawanan. Dimensi Menara Siger : Tinggi 32 meter, panjang 50 meter, lebar 10 meter, lantai 5 tingkat. Ruang dalam difungsikan sebagai Pusat Informasi Budaya dan Pariwisata Lampung serta kegiatan keagamaan.
11. GUNUNG KRAKATAU
Krakatau merupakan suatu gugusan kepulauan yang terdiri atas 4 buah pulau yaitu pulau Sertung, pulau Krakatau Besar (pulau Rakata), pulau Krakatau Kecil (pulau Panjang), dan pulau Anak Krakatau yang muncul di tengah ketiga pulau lainnya pada tahun 1927, atau 44 tahun setelah letusan dahsyat yang mengguncang dunia pada tahun 1883. Di antara keempat pulau tersebut, saat ini yang yang masih aktif sebagai gunung berapi adalah pulau Anak Krakatau. Krakatau merupakan kepulauan yang tidak berpenduduk dan kini banyak wisatawan yang mengadakan pendakian dan penelitian di pulau Anak Krakatau yang setiap tahun bertambah tinggi. Sisa-sisa letusan dan alam sekitarnya dapat dilihat dari puncak pulau. Tatkala matahari akan terbenam, kita akan disuguhi pemandangan alam yang sangat menakjubkan.
12. PULAU SEBESI & SEBUKU
Bagi anda yang ingin mengenal Krakatau lebih dekat, maka Pulau Sebesi adalah tempat yang cocok untuk mengamati aktifitas gunung Anak Krakatau. Pulau Sebesi dengan luas 1600 Ha adalah Pulau yang terdekat dangan anak Krakatau . Pulau ini juga dikenal sebagai tempat Wisata buru, dengan fasilitas yang telah tersedia ; Pesanggrahan dan cottage.
MAKANAN KHAS LAMPUNG
Spoiler untuk makanan khas lampung :1. SERUIT
makan seruit disebut dengan istilah nyeruit.. yang artinya adalah kegiatan makan yang dilakukan secara bersama-sama dengan hidangan sebagaimana tersebut di atas, yaitu sambol seruit, ikan gabus bakar, lalapan berupa ketimun, labu siam rebus, daun-daunan segar, terong lurik muda yang bulat-bulat, dengan nasi putih yang masih “ngepul” panas.
2. SAMBAL TEMPOYAK
3. LAPIS LEGIT
4. ENGKAK
kue ini bahan dasarnya dominan ke telur dan mentega.Dipanggang
berlapis-lapis dengan menggunakan loyang (cetakan).
5. GULAI TABOH
Gulai Taboh adalah kuliner khas Lampung yang juga dapat diartikan sebagai gulai santan. Gulai ini biasanya berisi khattak atau kacang kacangan seperti kacang/khattak gelinyor, kacang merah/khattak ngisi, kacang panjang/khattak kejung, khattak tuwoh, rebung, kentang dan lain lain.
6. GABING
Gabing ialah makanan khas lampung yang terbuat dari batang kelapa muda.batang kelapa muda tersebut di potong dengan ukuran sedang setelah itu di sayur dengan kuah santan , rasa yang di berikan oleh batang kelapa ini adalah rasa manis dan gurih apa bila di gigit, rasa yang di timbulkan ialah rasa unik dan menarik.
7. UMBU
Umbu ialah suatu lalapan yang asli dari lampung. lalapan ini bukan berbentuk dedaunan hijau , umbu ialah lalap yang terbuat dari rotan muda yang di rebus hingga lunak
TEMPAT BERSEJARAH LAMPUNG BARAT
Spoiler untuk Tempat Bersejarah Lampung Barat :LAMPUNG Barat (Lambar) menyimpan begitu banyak peninggalan nenek moyang dari zaman prasejarah, kerajaan, hingga masa perjuangan kemerdekaan. Beberapa peninggalan seperti patung, pahatan bercorak Megalitikum yang tersebar di sekitar Pura Wiwitan, Sumberjaya, Kenali, Batubrak, Liwa, dan Sukau. Peninggalan ini adalah artefak yang menceritakan muasal orang Lampung.
Kawasan ini merupakan wilayah pengaruh Kerajaan Skalabrak yang bertahta di lereng Gunung Pesagi. Saat itu--ada yang menyebut, Kerajaan Skalabrak berdiri 250--1600 Masehi, hingga masuknya agama Buddha--masyarakat yang menetap di kawasan Lambar adalah suku Tumi.
Masyarakat ini menyembah pohon besar bernama melasa kepapang. Pohon ini berbatang pohon nangka, dahannya dari jenis kayu sebukau.
Dari cerita turun-temurun, getah dahan melasa kepapang bisa menimbulkan penyakit kulit. Obatnya hanya getah batang nangka itu.
Dari Skalabrak ini--cerita ini diterima warga turun-temurun--masyarakat Lampung tersiar ke segenap penjuru mengikuti aliran Sungai Komering, Semangka, Sekampung, Seputih, Tulangbawang, Way Umpu, Way Rarem, dan Way Besai. Ahli purbakala Dr. Fn. Fune dari Jerman--dan sejumlah peneliti lain--menyatakan Skalabrak adalah daerah asal orang Lampung.
Islam masuk Skalabrak lewat empat umpu yang bernama Belunguh (Buay Belunguh di Tanjungmenang, Kenali), Umpu Pernong (Buay Pernong di Hanibung), Umpu Bejalan Di Way (Buay Bejalan di Puncak Dalam), dan Umpu Nyerupa (Buay Nyerupa di Tapak Siring).
Pohon melasa kepapang kemudian ditebang Paksi Pak Skalabrak (keempat umpu itu). Pohon itu lalu dibuat pepadun, yakni perangkat adat yang menyerupai singgasana. Dari sinilah tradisi adat cakak pepadun bermula, seperti berkembang di Abung, Waykanan, Sungkai, dan Pubian.
1. Batu Kepapang di Kenali
SATU peninggalan prasejarah adalah Batu Kepapang. Situs ini terletak di Pekon Kenali, Kecamatan Belalau. Meskipun tidak ada plang nama, tidak sulit menuju petilasan ini. Asalkan bertanya pada warga sekitar, kita dengan mudah menjangkau lokasi Batu Kepapang.
Situs ini berada di belakang SDN 1 Kenali. Pagar semen mengelilingi areal situs yang ditumbuhi tanaman cokelat, pisang, dan berbagai tanaman kebun. Situs ini terletak di tanah penyimbang (sai batin dalam bahasa setempat).
Satu-satunya penjelas kalau situs ini peninggalan purbakala hanyalah sebuah marmer bertuliskan "Situs Batu Kepapang" yang ditandatangani Gubernur Lampung Sjachroedin Z.P. Marmer ini ditempel di pagar tembok yang baru dibuat. Menurut warga, situs ini nyaris terbengkalai. Baru dipagar setelah diberi bantuan Gubernur Rp5 juta.
Di sekeliling Batu Kepapang, tertutup tanaman, terlihat sembilan batu besar. "Masih ada sembilan batu lagi yang belum digali. Batu-batu itu tempat duduk para petinggi Kerajaan Skalabrak," ujar Haidar Hadi H.S., tokoh masyarakat Kenali.
Ada dua riwayat Batu Kepapang. Pertama, cerita yang menyatakan kalau situs ini peninggalan masyarakat Tumi--yang merupakan nenek moyang orang Lampung yang tinggal di Kerajaan Skalabrak. "Batu Kepapang itu tempat menyembelih orang-orang terpilih, terutama gadis-gadis cantik. Ketika itu masyarakat belum mengenal agama, jadi mereka masih animisme," kata Haidar.
Gadis itu yang tercantik di Skalabrak. "Daging gadis korban itu dimakan masyarakat. Harapannya, seluruh masyarakat Skalabrak memiliki sifat dan kecantikan yang sama," kata Haidar.
Kisah kedua, Batu Kepapang digunakan pada zaman kemerdekaan untuk mengadili atau memotong orang-orang. Namun, kisah ini tidak begitu dikenal masyarakat. Masih diragukan kebenarannya.
2. Beguk Sakti
Tidak jauh dari Batu Kepapang, terdapat tempat keramat yang oleh masyarakat disebut Beguk Sakti--bahasa setempat menyebutnya "begukh". Tempat keramat ini berada di rumah kayu kecil.
Di bangunan bercat putih ini terdapat ranjang besi, tanpa papan atau kasur. Di bawahnya terdapat batu-batu menhir tersusun. Di sinilah makam si Beguk Sakti.
Warga yakin Beguk Sakti adalah panglima perang di Krui. Ia memiliki nama asli M. Syarifudin.
Kisahnya, sang panglima bosan perang. Dia meminta kepalanya dipenggal dengan sembilu yang terbuat dari bambu tanpa ruas. Lalu, kepala sang panglima dibawa pulang dan dimakamkan di Kenali. Permakaman ini oleh masyarakat disebut keramat Beguk Sakti.
Tubuh Beguk Sakti dimakamkan di Krui; yang dikenal sebagai Keramat Slalau.
3. Situs Purajaya
Wisata arkeologis bisa dilanjutkan ke Desa Purajaya di Kecamatan Sumberjaya. Dari Liwa, desa ini ditempuh sekitar 2 jam perjalanan.
Di Purajaya terdapat situs Megalitikum sangat luas, mencapai 2 hektare. Di sini terdapat batu-batu menhir dan dolmen peninggalan prasejarah abad ke-6.
Benda-benda ini tersusun tegak lurus. Informasi yang diyakini warga, batu-batu ini sebagai tempat pemujaan pada dewa juga sebagai tempat persembahan korban berupa gadis cantik.
4. Sisa Buay Pernong
Sebelum sampai Liwa, tepatnya di Way Pernong, berdiri rumah adat yang indah. Rumah ini terletak di sisi sebelan kanan jalan menuju Liwa. Rumah adat ini dimiliki keturunan Buay Pernong.
Sebagian rumah adat ini masih asli, beberapa bagian yang direnovasi karena rusak saat gempa 1993 lalu. Di sini terdapat meriam besar buatan zaman Belanda yang berasal dari Krui. Selain itu, banyak benda kuno seperti lemari dan kursi.
Di belakang rumah adat ini terdapat makam Raja Selalau ketiga dan penerusnya. Di atas batu-batu yang menutupi makam, terdapat berbagai tanda berbentuk seperti binatang atau lambang tertentu.
Selain makam Raja Selalau, di dekat areal makam juga terdapat semacam benteng tanah berbentuk parit sedalam 1,5--3 meter. Benteng ini mengingatkan pada benteng parit yang terdapat di situs Pugungraharjo. Sayangnya, benteng parit ini belum dipugar instansi terkait atau diteliti lebih lanjut.
5. Batu Putri
Di Kenali juga terdapat situs yang disebut Batu Sepadu atau Batu Putri. Menuju situs ini harus melewati jalanan kecil beraspal, dengan turunan dan tanjakan yang lumayan curam.
Sebuah rumah panggung kecil dari kayu berdiri di perkebunan. Di bawahnya terdapat sebuah batu seperti perempuan berambut panjang sedang duduk. Pagar tembok mengelilingi batu itu.
Di situs ini ada jamur yang menempel di batu. Warga yakin, jika ditempelkan di kulit, jamur ini langsung jadi panu; yang obatnya ada di salah satu batang pohon di lokasi ini.
Menurut Mawardi, tokoh pemuda Kenali, Batu Sepadu ini dulunya seorang putri. Dengan janji akan memberi imbalan, sang putri meminta seseorang memindahkan air dari Way Besohan di Krui ke Kenali. Ternyata, setelah air dipindahkan, putri itu ingkar. Lalu, dia disumpah jadi batu.
Dalam rumah kayu itu terdapat kursi, meja, ranjang besi lengkap dengan kasur-bantal, dan dua kayu yang sangat tua. Kayu hitam ini terdapat pahatan motif-motif. (Lampung Post)
Share This Thread