Results 1 to 8 of 8

Thread: [CERGUNG] 13

http://idgs.in/599139
  1. #1

    Join Date
    Apr 2008
    Posts
    2,801
    Points
    1,662.85
    Thanks: 104 / 156 / 116

    Default [CERGUNG] 13


    Spoiler untuk Buka dulu oe! :
    • Mau special thanks dolok buat : DeathNote_MeLLo + MelonMelon buat support nulis cerita ini.
    • Mau special cambuk juga buat : LunarCrusade buat semua kekacauan yang ada di cerita ini.
    • [CERGUNG] berarti cerita nanggung! Gak. Bukan nanggung endingnya, tapi nanggung panjangnya.
      Dibilang cerpen engga, dibilang panjang engga.
      Dan TAG kacau ini dapet dari si LunarCrusade.
    • Gua itu bukan orang yang suka horror, gua takutan.
      Jadi, kayaknya ini cerita juga gagal. Tapi coba aja deh gapapa.
    • Selera horror orang beda-beda, bisa aja malah ngakak bacanya. Yaudahlahya~
    • Dah gitu aja! Ohya, ada yang lupa, part 18++ (anu"nya) ga bisa di publish, bisa ditimpuk bata entar.
      Jadi kalo nanggung, bukan salah saya
    • Dah! baca aja deh. Caci maki sekalian, kalo emang ini bukan horror, yaudah gua ganti aja genrenya ntar

    Spoiler untuk Cerita :
    Author : Tsundere / vLin777
    Genre : Romance, Psychology, Mystery, Thriller, Horror.




    13



    Spoiler untuk Part 1 :
    Cuaca hari ini sangat cerah. Sinar matahari pagi ini berhasil membuat mataku tak bisa beradaptasi sejak pertama kali aku membuka mata. Ah, aku membenci sinar matahari. Namun, itu bukanlah suatu alasan aku dapat mengulur waktu lebih lama lagi. Kelas akan dimulai 15 menit lagi dan aku harus sudah tiba tepat waktu.

    Hari ini aku harus mengawasi mereka lagi. Jika kalian penasaran untuk apa aku mengawasi mereka padahal mereka adalah kedua teman baikku sejak tiga tahun yang lalu, lebih baik kalian mati penasaran daripada tahu hal yang sebenarnya.

    “Yak! Aku sampai 5 menit lebih cepat sebelum bel berbunyi. Hahaha..!” tawaku bangga.

    “Hmmm, LOH?! Kenapa kelas ini begitu kosong? Lima menit lagi kelas akan dimulai dan ke mana orang ini semua? Hanya ada tas-tas yang duduk manis di kursi tanpa pengawasan.”

    “Tas Viola..... Tas Viola... Kursi Viola... Nah itu dia! Tas siapa ini?! Berani-beraninya anak ini duduk di samping Viola. Oh, sepertinya ini tas Louis. Ya, baguslah. Dengan ini aku dapat dengan mudah mengawasi mereka berdua. Hahahaa..!” tawaku licik.

    “SREEETTT..” aku membuka resleting tas Viola tanpa ijin dan memasukkan sebuah kertas ke dalamnya.

    Tunggu dulu. Jika Viola hari ini lebih memilih duduk dengan Louis, di manakah aku harus duduk? Ah Viola memang keterlaluan. Sambil menggerutu, aku meletakkan tasku di salah satu kursi yang kosong, lalu beranjak keluar dari kelas.

    “Mengapa koridor kelas pun sangat kosong? Ah, aneh sekali hari ini. Upacara kah hari ini? Bukan, hari ini bukan hari Senin. Hari ini tanggal.... Hmmm, tanggal berapa hari ini?”

    Aku berniat mengeluarkan ponselku dari kantongku,

    “Hmm, nampaknya hari ini aku lupa membawanya. Sejak kapan aku suka lupa membawa barang-barang penting? Sudahlah, sepertinya hari ini bukan tanggal 17 Agustus, jadi tidak mungkin ada upacara hari ini.”

    Entah apa yang membuatku menerka-nerka bahwa semua murid ada di dalam auditorium dan setibanya di sana, aku melihat semua anak-anak SMA sudah berkumpul di sana. Keadaan di sana sangat kacau dan ribut. Tanpa memperdulikan apa yang sedang terjadi, aku mencari Viola dan Louis. Ternyata, mereka duduk di barisan paling depan dan tidak ada kursi yang kosong di sekitar mereka. Oleh karena itu, sebaiknya aku berdiri saja, lagipula kursi di auditorium ini memang tidak akan cukup untuk semua murid SMA.

    “Selamat pagi anak-anak. Saya sebagai Kepala Sekolah...berduka...kematian......penyebab...masih belum diketahui.....”

    Pagi-pagi sudah disambut dengan hal yang tidak penting seperti ceramah dari Kepala Sekolah. Kematian? Kematian siapa? Siapapun yang meninggal pun aku tidak peduli. Aku tidak memiliki satu orang pun teman selain Viola dan Louis. Lagipula, untuk apa ada anak yang meninggal saja, harus dibuat heboh seperti ini? Anak itu artis kah? Model kah?

    Mataku terpaku pada Viola dan Louis. Aku tidak bisa melihat apa yang mereka lakukan dengan jelas dari tempat aku berdiri, lebih baik aku maju sedikit. Oh, Viola sedang menundukkan kepalanya, dan Louis tampak sedang berbicara dengannya. Viola menangis? Untuk apa dia menangis? Banyak sekali hal yang tidak jelas pagi ini.

    *************

    Setiap harinya, aku merasakan kakiku ini semakin lama semakin ringan. Hmm, biarkan aku menceritakan bagaimana kondisiku saat ini. Aku merasakan bahwa tubuh ini seakan melayang, kakiku bergerak semakin cepat setiap harinya, tinggi badanku mengalami kenaikan yang signifikan, dan rambutku bertumbuh secara ekstrim. Sudahlah, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Toh, aku ini juga perempuan yang mengidamkan rambut yang panjang terurai dengan indah.

    *************

    Di sekolah, hubungan Viola dengan Louis semakin dekat dan tak jarang aku melihat Viola menangis. Aku sempat menghampiri mereka beberapa kali untuk bertanya ada apa dengan Viola, namun mereka mengacuhkanku. Mereka bahkan tidak mau melihat mukaku. Kehadiranku dianggap tidak pernah ada. Apa salahku? Sudah cukup penderitaanku memendam semua perasaan ini. Aku harus melakukan sesuatu untuk melepaskan semua bebanku ...dan tentu perasaanku.

    Aku melihat tas Viola yang sedang terbuka dan aku melemparkan kertas kecil ke dalam tasnya di saat tidak satupun orang melihat apa yang aku lakukan. Setelah semua rencanaku telah berhasil aku lakukan, aku berdiri dan berjalan menuju keluar kelas.

    *************

    Sebenarnya, banyak hal aneh terjadi sejak berita kematian seorang anak di sekolahku itu. Hal aneh yang terjadi selain Viola dan Louis mengacuhkan adalah, namaku tidak pernah lagi dipanggil oleh wali kelasku. Ah, mungkin saja wali kelasku memang sudah menghafal namaku, akibat diriku yang sangat aneh ini. Bagaimana tidak? Aku tidak pernah berbicara dengan teman-teman sekelasku, dan ketika ada tugas yang harus dikerjakan dalam kelompok, aku lebih memilih untuk menyelesaikannya seorang diri.

    Aku tidak akan pernah menyerah untuk “mengganggu” Viola, jika ia terus-menerus mengacuhkanku. Kegiatan rutinku kini adalah memasukkan kertas-kertas kecil setiap harinya ke dalam tas Viola. Curiga bahwa Viola tak pernah menemukan dan membacanya, hari ini aku memasukkan kertas itu diam-diam ke dalam kotak pensilnya. Apapun yang terjadi, aku berniat untuk menunggu ia membuka kotak pensil itu dan melihat responnya.

    “Louis, tolong aku. Kertas ini lagi. Bercak da-darah di ker-kertas ini masih sangat segar, tidak seperti kertas-kertas sebelumnya yang sudah agak kecoklatan. Louis, aku.... ta-takut. HUAAAAAAAA!! To-tolong a-ku...!!!” jerit Viola tiba-tiba sambil terisak.

    Viola bahkan tidak membuka kertas itu, dan apa? Ia bilang darah? Bercak darah? Adakah orang lain yang ikut memegang kertas itu sebelum dibaca oleh Viola? Tidak. Aku terus mengawasi kertas itu dan tiada seorangpun yang menyentuh kotak pensil itu. Lalu? Apa Viola sudah gila? Penasaran dengan bercak darah itu, aku berdiri dan mengintip isi kertas itu. Tertera dengan jelas tulisanku di sana, namun... ya, ada bercak darah di tempat aku menuliskan namaku. Tidak. Ini tidak mungkin.

    Aku merasa sangat bersalah karena telah menakut-nakuti Viola. Aku mendekatinya, meletakkan tanganku di bahunya, dan berusaha menghiburnya. Namun, ...

    “Viola, kamu sakit?” tanya Louis dengan muka yang terlihat sangat khawatir.

    “H—Huh? Tidak. Aku hanya ketakutan saja dengan terror ini setiap harinya. Aku le-lelah.” jawab Viola dengan suara yang masih bergetar karena isakan tangisnya.

    “Ta-tapi.....”

    Aku dapat melihat raut wajah Louis yang tadinya khawatir berubah menjadi ketakutan.

    “A—Apa la-lagi Louis?”

    “Ba-bahumu.. ber-berda... Darah itu...”

    “AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!”

    Aku melihat Viola memejamkan matanya dan tubuhnya mendarat di lengan Louis. Apakah ini yang dinamakan pingsan? Ah, ada-ada saja. Mengapa aku dianggap tidak ada di sini? Mengapa aku seakan-akan sangat menakutkan padahal mereka bahkan mengacuhkanku.

    “A-APAAAAAA?!”

    Aku memastikan bahwa teriakanku dapat membuat semua orang melihat ke arahku. Namun, tidak ada seorangpun yang melihatku, ya sudahlah. Tidak apa-apa, bukankah lebih baik tidak ada yang memperdulikan aku daripada aku membuat kepanikan yang lebih lagi di sekolah ini? Jika kalian ingin tahu ada apa yang membuat aku sangat terkejut, itu karena... aku melihat dengan sangat jelas, ada bercak darah berbentuk tangan di seragam Viola.

    Ini tidak mungkin terjadi. Ya, tidak mungkin dan aku pun berlalu.

    *************

    Sejak hari itu, Louis dan Viola semakin dekat. Kedekatan ini memang membuatku semakin kacau. Apa-apaan ini. Dua bulan lalu Louis menyatakan cintanya padaku, namun ia meminta aku merahasiakan ini dari Viola. Kalian butuh alasan? Ya, benar tebakan kalian. Viola mencintai Louis dan Louis mencintaiku. Entahlah, mungkin saja ada yang bermasalah dengan mata Louis. Mengapa ia malah menyukaiku yang aneh ini dibandingkan Viola?

    Jika kalian penasaran akan jawabanku pada Louis waktu itu, hmmm.. Aku menolaknya. Bukan karena aku mengasihani Viola. Tidak ada seorangpun yang pantas untuk mengasihani Viola. Ia anak yang pintar di bidang akademik dan musik. Sesuai kata Violin, ia sangat pandai bermain biola. Selain itu, ia juga anak yang periang, ya memang tidak untuk belakangan ini. Ia memang sering menghabiskan waktunya menangis di pelukan Louis, tapi bukan berarti ia patut dikasihani.

    Aku mencintai Louis melebihi apapun, tapi ada satu hal yang terus-menerus menjadi beban pikiranku dan untuk saat ini, aku tidak ingin menceritakan soal itu pada kalian. Biarlah waktu yang menjawab saja dan aku berharap kalian belum lelah untuk menunggu ceritaku yang bertele-tele ini. Aku tidak berniat mengulur-ulur waktu, namun aku sendiri juga harus memastikan dulu perasaan apa yang aku rasakan di dalam diriku ini. Bersabarlah...

    Selain menceritakan kehidupan pribadiku pada kalian, aku rasa aku masih harus mengikuti gerak-gerik kedua teman dekatku itu. Tidakkah kalian tahu? Ini memuakkan. Biar aku coba menggambarkan apa yang aku lihat setiap harinya. Aku harus melihat mereka bermesraan setiap harinya sejak mereka mulai mengacuhkan kehadiranku. Mereka memang bukan sepasang kekasih, tapi ini sudah berhasil membuatku naik darah.

    Apakah semua lelaki memang dapat mengatakan cinta pada siapapun dan berganti ke perempuan lain begitu saja dengan sangat cepat? Louis, aku tak pernah menyangka dirimu seperti itu. Mengacuhkanku, lalu berpindah hati ke Viola. Jika Louis memang begitu peduli pada Viola, mengapa ia tidak pernah memperdulikan aku? Aku juga sedang mengalami beban yang sangat berat saat ini!

    *************

    Aku sungguh muak dengan ini semua. Viola sudah mulai mengacuhkan surat demi surat yang aku selipkan. Keceriaannya pun kini sudah kembali seperti sediakala. Ini artinya, aku harus mulai melakukan aksiku berikutnya. Viola dan Louis tidak akan pernah boleh bersatu.

    “JIKA MEREKA BERSATU, AKU HARUS ADA DI DALAMNYA! HAHAHAHAHAA!” tawaku licik.

    Aku akan menghentikan semua ini. Sudah saatnya aku meraih cita-citaku dengan caraku sendiri. Pagi ini, aku menyiapkan beberapa lembar kertas yang sudah penuh dengan tulisanku. Tujuanku hari ini adalah memasukkan semua kertas ini ke dalam tas Viola dan Louis. Tentu saja, mereka akan menyesal telah menelantarkanku selama ini.

    “LOUIS! TAS-MU TERBUKA SENDIRI!” teriak salah satu anak di kelas itu.

    Dengan sangat marah aku menerjang tubuh anak itu dan mencekiknya. Semua anak-anak di kelas itu berteriak dan berlari keluar kelas, membiarkan anak ini pingsan di atas lantai. Namun, Viola dan Louis masih duduk tanpa bergerak sedikitpun.

    “Xyla, itu di-dirimu?”

    Xyla? Viola memanggil namaku? Benarkah? Sudah sekian lama aku tidak pernah mendengar ada orang yang memanggil namaku.

    Apa akhirnya Viola sudah menyerah untuk mengacuhkanku? Ini pertanda yang baik.

    “Xyla, apa yang kamu inginkan dari kami? Tolong hentikan apapun yang sedang kamu lakukan pada kami dan sekitar kami. Aku mohon jangan ganggu kami lagi.”

    Louis memohon padaku untuk tidak mengganggu mereka lagi? Apa ia sudah gila? Aku ini teman dekatnya! Berani-beraninya ia mengusirku dari hidupnya! Mereka sangat keterlaluan! Lihat saja apa yang akan aku lakukan pada kalian.

    Aku melemparkan semua kertas itu ke dalam tas Viola dan Louis, dan berlalu.

    *************

    Sepertinya, sudah saatnya aku memberitahu apa saja yang pernah aku tulis kepada mereka.

    “Viola aku merindukanmu. Viola aku ingat dulu kita pernah bermain bersama, engkau suka menghabiskan banyak waktu di kamarku, dan kau juga tak jarang menginap di rumahku.
    Love, Xyla ♥”

    “Viola, mengapa kamu mengacuhkanku?
    Love, Xyla ♥”

    “Viola, apa kau benar-benar bahagia tanpa diriku?
    Love, Xyla ♥”

    “Viola, mengapa kau sangat dekat dengan Louis?
    Love, Xyla ♥”

    “Viola, aku mohon kepadamu untuk menjauhi Louis.
    Love, Xyla ♥”

    “Viola, tak pernah ada lagikah diriku dalam kehidupanmu?
    Love, Xyla ♥”

    “Viola, jangan menangis lagi. Aku mencintaimu.
    Love, Xyla ♥”

    .....

    Masih ada beberapa surat kecil yang tak dapat aku sebutkan isinya saat ini. Aku harap kalian bersabar sedikit lagi. Semua ini akan berakhir sesaat lagi. Jika kalian ingin tahu apa surat yang aku tulis untuk Louis, biar aku ingat-ingat kembali.

    “Aku berharap kau masih mengingatku, mengingat cintamu padaku.
    Love, Xyla ♥”

    “Aku sangat mencintaimu, Louis.
    Love, Xyla ♥”

    “Aku tak dapat menahan emosiku saat aku melihatmu bersama dengan Viola.
    Love, Xyla ♥”

    “Mengapa kau dengan sangat cepat membuangku?
    Love, Xyla ♥”

    “Kau tak pernah peduli denganku lagi kini. Apa ini semua karena Viola?
    Love, Xyla ♥”

    “Aku berbohong saat mengatakan bahwa aku tak mencintaimu.
    Aku mencintaimu, namun aku .... mencintai Viola juga.
    Aku mencintai kalian berdua.
    Love, Xyla ♥”

    “Aku harap kamu mau memaafkanku dan aku harap kau menjauh dari Viola.
    Aku berjanji aku akan menghentikan teror ini jika kau menjauhinya dan kembali ke dalam pelukanku.
    Love, Xyla ♥”

    Jika pernyataan cintaku pada Louis memang sudah sangat terlambat, itu lebih baik daripada aku tidak mengatakannya sama sekali bukan? Sudahlah, setidaknya aku sudah mengatakan dengan jujur bahwa aku tidak menyukai keakraban Louis dan Viola yang sangat intim itu.

    *************

    Aku harap kalian masih ingin mendengarkan aku. Tolong aku. Hanya kalian yang bisa menolong aku kali ini. Tolong bantu aku untuk membaca apa yang ada di foto ini. TOLONG AKU!

    Biar aku ceritakan lebih detail. Pagi ini, di saat aku ingin keluar dari apartemen tempat aku tinggal, ada sebuah amplop yang terselip di bawah pintu. Perasaan tidak enak telah menjalar ke seluruh tubuhku saat aku membuka amplop itu. Amplop tanpa nama itu ternyata berisikan sebuah foto dan selembar surat.

    Kalian ingin tahu apa yang terlihat di foto itu? Memang aku tidak pandai menggambar, dan aku tidak ingin meng-fotokopi foto ini kepada orang lain. Biar aku jelaskan saja. Di foto itu terlihat sangat banyak nisan yang ... ah, sudahlah aku pun tidak tahu di mana itu. Yang jelas, foto itu terfokus pada sebuah nisan yang bertuliskan,

    Rest In Peace
    “ XYLA “
    ( 13 Oktober 1991 – 13 Desember 2007 )
    Turut berduka,
    .....
    .....


    “TOLONG KATAKAN PADAKU, BAHWA FOTO YANG ADA DI NISAN ITU BUKANLAH DIRIKUUU!!!!!” aku mengerang dan berteriak sekencang-kencangnya.

    “Siapa aku sebenarnya? Siapa aku saat ini? Apa benar Louis dan Viola tidak dapat melihatku selamanya lagi? Apa benar hidupku telah berakhir sejak tanggal itu? Aku mohon, ..... KEMBALIKAN HIDUPKUUU!!!!”

    Jika kalian masih ada di sana, membaca ceritaku, tolong jangan tinggalkan aku sendiri. Aku sendirian saat ini, hanya kalianlah yang dapat melihat penderitaanku saat ini. Aku mohon, jangan pergi dari hidupku. Temani aku membaca surat ini hingga selesai dan temani aku lanjutkan hidupku hingga cita-citaku tercapai...

    “Xyla, jika kau bisa membaca ini, tolong dibaca dan kami mohon, jangan ganggu kami lagi. Aku tahu kamu akan sangat sedih jika mengetahui kenyataan. Kamu sudah ditemukan terbujur kaku di kamar apartemenmu dengan sebuah pisau sudah tertancap di perutmu. Aku memang tidak sempat melihat keadaanmu di apartemen. Namun, menurut para saksi, bercak darah mewarnai setiap sudut kamarmu. Mukamu sangat mengenaskan dan aku sudah tidak ingin membayangkan lebih lanjut lagi. Aku melihatmu saat kau sudah tiba di rumah duka. Aku dan Louis sangat sedih melihat kepergianmu yang tiba-tiba seperti itu, tapi apapun alasannya, itu pilihanmu. Aku tidak pernah menyangka kau akan pergi secepat ini, namun aku mohon, pergilah ke tempat di mana kau seharusnya berada.
    Love, Viola dan Louis.”


    *************


    Spoiler untuk Part 2 :
    Hari ini aku harus mulai melakukan eksperimen di hidupku yang baru aku ketahui. Apa benar aku ini sudah tidak hidup di alam yang sama dengan manusia? Aku baru menyadari selama ini, tubuhku yang semakin ringan ternyata akibat aku tidak lagi menginjak lantai. Aku melayang. Kalian jangan takut padaku, aku takkan menyakiti kalian, kalian teman terbaikku sampai saat ini.

    Ternyata benar saja, aku memang dapat menembus pintu, meja, bahkan aku sudah dapat memindahkan barang-barang tanpa harus repot-repot mengambilnya. Hei, manusia, kau iri padaku? Tidak perlu, suatu saat nanti kau juga akan menemukan keahlianmu sendiri. Aku merasa sangat bahagia saat ini. Aku merasa sangat bebas dan dengan keadaanku yang seperti ini, aku dapat memisahkan Viola dan Louise dengan mudah.

    Hari ini aku akan mengikuti mereka ke manapun mereka pergi, dan aku akan menyelesaikan semuanya hari ini. Aku akan membantu diriku mencapai cita-citaku dan aku juga akan melepaskan mereka berdua dari semua ketakutan yang ada.

    Aku sudah menyebutkan kata “cita-citaku” berkali-kali, namun tak sekalipun aku menyebutkan apa cita-citaku sebenarnya. Kalian yakin ingin mengetahuinya? Pastikanlah diri kalian tidak menyesal setelah mengetahuinya, karena sesaat lagi kalian akan tiba pada suatu hal yang sangat menarik. Hahaha!

    Hari ini adalah hari Minggu, dan seperti biasa, Viola akan bermain ke rumah Louis. Aku hanya membutuhkan waktu kurang lebih 3 menit menuju rumahnya dengan keadaanku yang sekarang. Benar saja, Viola sedang bermanja-manja di pangkuan Louis.

    “Louis? Viola? Kau tida melihatku di sini bukan?”

    Mereka tidak merespons ataupun menyadari kehadiranku. Ini menarik. Aku mengeluarkan lembaran kecil dari kantongku lalu melempar sebuah kertas ke arah mereka. Viola yang terkejut, langsung beranjak terbangun dan membaca kertas itu.

    “Aku tidak akan mengganggu kalian lagi, tapi ijinkan aku ikut serta dalam kebahagiaan kalian,
    untuk ... SELAMANYA.
    Viola, Louis, KALIAN BERDUA MILIKKU.
    Love, Xyla ♥”

    Jika aku dapat memberikan bunga mawar hitam kepada mereka sebagai tanda perpisahan, itu akan menjadi satu hal yang sangat romantis. Aku akan membawa mereka ke dalam pelukanku, bersamaku, ikut merasakan apa yang aku alami selama ini. Walau bagaimanapun, mereka juga akan berbahagia mengetahui aku begitu mencintai mereka. Aku akan melepaskan semua penderitaan kami bertiga. Hei kalian manusia, juga turut setuju denganku, bukan?

    Aku sangat terkejut ketika tiba-tiba saja, dua tangkai mawar hitam yang aku pikirkan tadi sudah siap di tanganku. Mungkin ini salah satu kekuatanku yang baru? Sudahlah, aku letakkan kedua tangkai bunga mawar itu, masing-masing satu di sebelah Viola, dan satu di sebelah Louis.

    Sepertinya mereka sudah tidak merasa terganggu dengan kehadiran surat-suratku yang berdarah-darah. Mereka pun mengacuhkan bunga mawar dariku. Baiklah, ini akan lebih menarik dari yang kalian kira.

    “Viola, aku mencintaimu”

    “Aku juga mencintaimu, Louis.”

    Louis memeluk tubuh Viola yang hanya mengenakan baju berbahan tipis. Viola memang cantik dan ia memang sangat memukau saat mengenakan pakaian apapun. Viola memang diincar hampir semua laki-laki di sekolahku, namun, apa ini salahku? Jika aku juga mencintainya dan juga ingin memilikinya?

    Aku harap kalian masih membaca semua ini, karena kalian sudah sangat terlambat untuk berhenti di sini. Biar ku perjelas, ya, aku memang mencintai Louis dan satu-satunya alasan aku menolaknya adalah karena aku memang mengidap kelainan seksual. Aku biseksual. Aku mencintai kedua orang yang selama ini menemani keseharianku dan ....

    “Tiba-tiba aku ingat semuanya. Ya, aku ingat semuanya. Aku ingat semuanya. AAARRRGGHHH!!!”

    Aku ingat dini hari tanggal 13 Desember yang lalu, aku seorang diri di kamar apartemenku. Viola sempat meneleponku beberapa kali setelah menerima pesan singkat yang aku tuliskan. Aku memberitahunya bahwa pikiranku sedang sangat kacau malam itu. Namun, setelah aku renungkan lagi, tidak mungkin aku membagi cerita tentang kelainanku ini padanya. Sedangkan, aku tidak lagi mempunyai orang lain di sisiku. Aku benar-benar lelah dengan pikiranku hari itu, dan entah apa yang membuatku melakukan semuanya. Kini aku mengerti, mengapa semua benda yang aku sentuh akan menghasilkan bercak darah tanganku. Ya, itu bekas darah dari beberapa tusukan ke perutku.

    Sudahlah, itu semua sudah terjadi. Tidak ada lagi yang perlu disesali, dan lebih baik kita kembali menyaksikan apa yang akan terjadi sesaat lagi. Jangan lupa menyalakan video camera-kalian jika kalian memilikinya.

    “Viola, aku sudah lama ingin melakukan denganmu. Aku mengagumi keindahan tubuhmu.”

    “Ah, Louis.. Kau bisa saja.”

    Ya, pipi Viola berubah menjadi sedikit kemerahan.

    “Aku serius dengan kata-kataku barusan. Aku beruntung bisa memilikimu, Viola.”

    “Louis, kau masa depanku kan?”

    “Tentu saja. Tentu, jika kau menginginkan hari ini terjadi.”

    “Lakukan saja apa yang ada di pikiranmu. Aku mempercayaimu dan aku mencintaimu.”

    Ya, Viola mengedipkan sebelah matanya dengan nakal ke arah Louis dan Louis memeluk tubuh itu sekali lagi dan dengan perlahan ia membuka kancing demi kancing dari pakaian Viola. Tanpa ijin dan tanpa persetujuan kedua belah pihak, kedua bibir itu sudah mengatup satu sama lain, dan jangan harap mereka akan menyadari kehadiran aku dan kalian di sini. Mereka akan melakukan apapun yang dapat mereka lakukan sesaat lagi, dan... inilah saatnya aku pergi dari sini.

    Hei, sedang apa kalian masih di sana? Ah, aku tahu, kalian lebih memilih di kamar itu daripada mengikuti aku pergi bukan? Tapi lebih baik kalian mengikutiku saja, karena aku masih ingin menyelamatkan kalian. Ayo, ikuti saja aku.

    Aku melayang menuruni tangga, menembus tembok demi tembok, dan dalam sekejap aku telah berada di dapur. Ya, aku berhasil menemukan sebuah tabung gas biru bertuliskan “ELPIJI”. Tanpa kesusahan, aku memindahkan tabung gas itu ke dekat kompor gas, membuat selang gas itu bocor, dan menyalakan kompor.

    “SEMPURNA! HAHAHAHA! Kalian berdua akan jadi milikku sesaat lagi. Inilah akibat dari menganggapku tidak ada. Namun, karena kalian adalah dua orang yang aku cintai, aku masih memaafkan kalian dan aku akan mengajak kalian berbahagia denganku terlebih dahulu.”

    Oh ya, sebelum semua pintu di rumah ini aku kunci, lebih baik kalian mencari jalan untuk keluar terlebih dahulu, karena aku tidak ingin melihat banyak mayat hangus di rumah ini. Aku hanya ingin kedua orang itu menjadi milikku selamanya. Kalian sama sekali tidak ada urusannya denganku. Enyahlah dari tempat ini. Tunggu ceritaku selanjutnya saja di luar sana dan ingat, janganlah kalian bersaksi apapun kepada siapapun tentang apa yang baru saja aku lakukan. Kalian tidak ingin bernasib sama seperti mereka bukan? HAHAHA!

    Dalam sekejap, semua pintu di rumah ini sudah aku kunci, termasuk kamar di mana mereka sedang bermesraan. Itulah penyebab mengabaikan semua surat-surat ancamanku. Aku ingin tahu seberapa hebat mereka.

    “Keluarlah jika kalian bisa. Saatnya untuk mengucapkan kata-kata perpisahan!” senyumku licik.

    Aku menunggu beberapa lama untuk berhasil mendengar suara minta tolong, gedoran pintu, dan tangisan Viola. Betapa baik dan manisnya aku bukan? Memberikan kesempatan kepada sepasang kekasih untuk mati bersama. Tiada satupun yang harus sakit karena ditinggalkan. Suara minta tolong itu bergantian dengan suara batuk-batuk yang silih berganti dan lama-lama, suara itu sudah tertelan oleh kobaran api. Aku masih menyempatkan waktuku untuk menembus pintu kamar itu, menyaksikan kedua mayat hangus itu, dan meletakkan surat terakhirku di kamar itu.

    “Aku tidak akan menyesal atas semuanya. Aku terlalu mencintai kalian dan aku ingin menyatukan kita bertiga kembali. Kita ditakdirkan memang untuk selalu bersama, berbagi cinta dan kebahagiaan.

    Love, Xyla ♥”


    *************

    Setelah kejadian itu, namaku ada di setiap surat kabar yang beredar. Mungkin jika kalian sering membaca surat kabar, kalian juga akan menemukan namaku di sana, atau mungkin di foto kebakaran itu ada wajah-wajah kalian juga? Kalian menunggu di luar rumah itu bukan? Berterimakasihlah padaku karena aku telah memberikan kalian pengalaman yang tak terlupakan.
    Sudahlah, cita-citaku kini sudah tercapai dan kini di sebelahku ada dua orang... orang kah ini? Katakan saja ini adalah orang. Mereka adalah Viola dan Louis. Lebih baik kalian menyingkir saja. Kalian tidak diperbolehkan untuk melihat apa yang selanjutnya akan kami lakukan. Terima kasih telah menjadi saksi biksu perjalananku selama ini. Semoga suatu saat nanti kita akan bertemu lagi.

    *************

    “Louis, kemari sedikit lagi.”

    “Viola, kamu tidak akan menolakku kali ini kan?”

    “Tidak akan, Xyla. Aku mencintaimu. Terima kasih telah membawa kita ke tempat ini.”

    “Dunia tanpa batas ini akan sangat indah jika kita melakukannya bersama-sama.”

    “Iya, Xyla.”

    Louis mencium keningku, menarik tubuhku ke pelukannya, Viola membuka kancing pakaianku dan berhenti sesaat.

    “Xyla, Louis, kita sedang di .....”

    “Iya Viola, kau tidak usah khawatir. Tidak ada satupun manusia yang dapat melihat kita.”

    “Kita melayang di atas awan! Suatu sensasi yang tidak akan dapat diraih oleh manusia!”

    Aku mengatupkan bibirku pada bibir Viola. Dengan perlahan Louis menarik bajuku ke bawah, dan malam itu, jadi malam yang sangat indah untuk kami bertiga.

    “Viola, kamu basah.”

    “Hei! Kamu juga basah, Louis.”

    “Dan kalian berdua juga basah! Itu artinya......”

    “.... GRUDUUKKK ... GRRRUDDUKKK! TAAARRR!!”

    “KYYYAAAAAAA!!!” jerit Viola.

    “Hahaha Viola, kamu sangat lucu. Petir itu tidak akan melukai kita. Ingin mencoba melanjutkan hubungan intim ini di bawah hujan?”

    “AAAAAAAHHH.”

    “AAAHHH!!!”

    ...

    ...

    Semua suara itu akhirnya dikalahkan oleh suara kilat dan guntur. Kami malu untuk menceritakannya lagi, kalian pikirkan saja apa yang terjadi setelah itu. Kami mencintaimu.

    Love,
    Xyla, Viola, Louis.




    eve-
    311212 | 19:45


    Copyright ©2012 - SF Menulis (/f399) | Forum IDGS
    "The only way to do great work is to love what you do" ♥

    Hobby and Entertainment Forums
    My Personal Corner



  2. Hot Ad
  3. The Following User Says Thank You to vLin777 For This Useful Post:
  4. #2
    MelonMelon's Avatar
    Join Date
    Dec 2011
    Location
    Melon's Farm
    Posts
    3,010
    Points
    27,268.78
    Thanks: 73 / 47 / 33

    Default

    Wow nama gue ada di atas.

    komen yak...
    Spoiler untuk bacot :
    ini cerita hebat, beneran.
    tapi KAGAK SEREM! KAGAK HOROR! IMO sih itu...
    thriller sih iya...

    kenapa kagak serem? soalnya setannya ngaku, kagak ngagetin, dan kagak muncul mendadak; dikenalin paling pertama malah.
    kebetulan gue gak takutan sama darah, jadi ya bayangin darah belepetan di kertas yang mendadak muncul sih biasa aja. padahal kalo dapet yang begituan juga pingsan

    eh, apa hebatnya?
    awalnya gue baca ini cerita sedih, haru banget. si Xyla kayak berusaha gitu masih sayang sama temen2nya. asli perjuangannya itu mengharukan. tapi.... mendadak ganti, Xyla jadi saiko. itu tuh hebatnya.
    ini genre shift nya bener2 ga gue sangka, kaget! gokil asli, gue pikir sih paling kedepannya si Xyla eksperimen kekuatannya terus ngalor ngidul minum teh botol laen2 lah. eh, taunya begitu.

    terus...si Xyla bise...ah, sudahlah.

    saatnya ngatain...apa nih yang kurang?
    bukan yang kurang sih...sebenernya yang kagak sreg sama gue aja...
    gue pribadi kagak suka cerita psikopat dan semacamnya. jadi begitu si Xyla jadi "begitu", ya gue nya...ehm...
    kenapa dia mati kagak dijelasin, ya? maksudnya kenapa sampe dia milih mati dengan cara itu...
    ngg yang satu ini gak ngerti deh bagus apa kagak. si Xyla itu juga karakternya berubah mendadak ya. awal part1 dia kayak orang baek gitu asik yahuy, eh di belakang jadi ganas ngusir2 pembaca kayak songong minta dihajar.
    adegan bb++ nya kurang

    disamping itu...cerita ini sukses! sukses bikin gue kaget liat perubahan nya itu, sukses bikin gue penasaran apa yang bakal terjadi selanjutnya, dan sukses bikin gue tadinya sedih sedih galau jadi gahar. pokoknya sukses!
    alurnya gak bosenin, cara penyampaiannya si Xyla sih sebenernya gue sendiri gak gitu suka, tapi itu kan masalah selera doang.

    Spoiler untuk asd :
    kalo gue yang bikin ini cerita, ending nya bakal si Louis jadi ***** idung belang si Viola berantem sihir jeder jeder sama Xyla. terus udahannya si Louis yang tepar.
    mending Xyla nge yuri sama Viola.


    udah deh gitu aja bacotnya. kebanyakan nanti gue dijadiin melon betina, serem.


    nice, a must read!
    salam ganteng.

    FACEBOOK | TWITTER | Melon's Blog
    I am a melon - MelonMelon

  5. The Following User Says Thank You to MelonMelon For This Useful Post:
  6. #3

    Join Date
    Apr 2008
    Posts
    2,801
    Points
    1,662.85
    Thanks: 104 / 156 / 116

    Default

    Quote Originally Posted by MelonMelon View Post
    Wow nama gue ada di atas.

    komen yak...
    Spoiler untuk bacot :
    ini cerita hebat, beneran.
    tapi KAGAK SEREM! KAGAK HOROR! IMO sih itu...
    thriller sih iya...

    kenapa kagak serem? soalnya setannya ngaku, kagak ngagetin, dan kagak muncul mendadak; dikenalin paling pertama malah.
    kebetulan gue gak takutan sama darah, jadi ya bayangin darah belepetan di kertas yang mendadak muncul sih biasa aja. padahal kalo dapet yang begituan juga pingsan

    eh, apa hebatnya?
    awalnya gue baca ini cerita sedih, haru banget. si Xyla kayak berusaha gitu masih sayang sama temen2nya. asli perjuangannya itu mengharukan. tapi.... mendadak ganti, Xyla jadi saiko. itu tuh hebatnya.
    ini genre shift nya bener2 ga gue sangka, kaget! gokil asli, gue pikir sih paling kedepannya si Xyla eksperimen kekuatannya terus ngalor ngidul minum teh botol laen2 lah. eh, taunya begitu.

    terus...si Xyla bise...ah, sudahlah.

    saatnya ngatain...apa nih yang kurang?
    bukan yang kurang sih...sebenernya yang kagak sreg sama gue aja...
    gue pribadi kagak suka cerita psikopat dan semacamnya. jadi begitu si Xyla jadi "begitu", ya gue nya...ehm...
    kenapa dia mati kagak dijelasin, ya? maksudnya kenapa sampe dia milih mati dengan cara itu...
    ngg yang satu ini gak ngerti deh bagus apa kagak. si Xyla itu juga karakternya berubah mendadak ya. awal part1 dia kayak orang baek gitu asik yahuy, eh di belakang jadi ganas ngusir2 pembaca kayak songong minta dihajar.
    adegan bb++ nya kurang

    disamping itu...cerita ini sukses! sukses bikin gue kaget liat perubahan nya itu, sukses bikin gue penasaran apa yang bakal terjadi selanjutnya, dan sukses bikin gue tadinya sedih sedih galau jadi gahar. pokoknya sukses!
    alurnya gak bosenin, cara penyampaiannya si Xyla sih sebenernya gue sendiri gak gitu suka, tapi itu kan masalah selera doang.

    Spoiler untuk asd :
    kalo gue yang bikin ini cerita, ending nya bakal si Louis jadi ***** idung belang si Viola berantem sihir jeder jeder sama Xyla. terus udahannya si Louis yang tepar.
    mending Xyla nge yuri sama Viola.


    udah deh gitu aja bacotnya. kebanyakan nanti gue dijadiin melon betina, serem.


    nice, a must read!
    salam ganteng.
    asik di thanks! asik juga dikomen panjang lebar HORE!

    KAGAK SEREM KAGA HORROR. GAGAL DONG GUE
    tapi gapapa deh, emang ga bakat keknya

    Spoiler untuk MelonIjo :
    soal mati kenapa bunuh diri, emang itu kaga gua ceritain lagi, abisnya, sebenernya ini si Xyla gua jadiin narator doang, jadi yang jadi main chara tuh cuma Si Viola sama Louisnya aja. jadi gua maunya, kaga terlalu nyeritain diri dianya

    terus sebenernya ini terinspirasi dari karakter yandere sih~
    itu pertamanya dia bisa kalem" kyk apaan gitu gara" tadinya dia kan emang tau itu temen deketnya, tapi pas sadar belakangan, kalo dia itu sayang sama 2-2nya + mereka malah ngelupain si Xyla-nya + mereka malah makin deket, kambuh deh yanderenya, jadi saiko" gimana gitu. pengen sama dua-duanya

    soal yuri, tinggal tunggu tanggal mainnya lah


    thankyou lagi kakak!~
    "The only way to do great work is to love what you do" ♥

    Hobby and Entertainment Forums
    My Personal Corner



  7. #4
    -Pierrot-'s Avatar
    Join Date
    Aug 2011
    Location
    CAGE
    Posts
    2,600
    Points
    15,814.97
    Thanks: 44 / 119 / 91

    Default

    somehow, ini mirip sama cerpen yang gua taro di trit kopas..

    oke, ga basa-basi ini keren. Ga serem, tapi lumayan menegangkan. Terus setannya itu, kura psycho menurut gua. Harusnya lu nulis pikiran2 si Xyla, betapa stressnya dia, betapa marahnya dia, sampe semua itu bener2 gak tertahankan & akhirnya dia berubah jadi super psycho.

    Endingnya kurang mantep, pake elpiji segala.. meh, not my style. Harusnya pake senjata apaan kek, (kalo bisa yang karatan), terus ditusuk ato digorok bedua dihati, ato nggak diambil aja hatinya doank terus.. ehm berhubung ini forum publik, gua berenti dulu sampe sini deh.

    eh.. btw ceritanya masukin index mbak. Sekalian yang rainie itu juga
    Last edited by -Pierrot-; 01-01-13 at 16:09.

  8. #5

    Join Date
    Apr 2008
    Posts
    2,801
    Points
    1,662.85
    Thanks: 104 / 156 / 116

    Default

    Quote Originally Posted by -Pierrot- View Post
    somehow, ini mirip sama cerpen yang gua taro di trit kopas..

    oke, ga basa-basi ini keren. Ga serem, tapi lumayan menegangkan. Terus setannya itu, kura psycho menurut gua. Harusnya lu nulis pikiran2 si Xyla, betapa stressnya dia, betapa marahnya dia, sampe semua itu bener2 gak tertahankan & akhirnya dia berubah jadi super psycho.

    Endingnya kurang mantep, pake elpiji segala.. meh, not my style. Harusnya pake senjata apaan kek, (kalo bisa yang karatan), terus ditusuk ato digorok bedua dihati, ato nggak diambil aja hatinya doank terus.. ehm berhubung ini forum publik, gua berenti dulu sampe sini deh.

    eh.. btw ceritanya masukin index mbak. Sekalian yang rainie itu juga
    maafkan diri saya yang hina penakut ini.
    jadi ga berani bikin yang horror" mentok tok tok horror
    ntar genre nya diganti aja deh

    thanks kakak sudah menyempatkan diri untuk baca dan komen

    mati pake elpiji, abis idenya mentok ga tau gimana lagi biar mati berdua
    dan kalo mau gorok"an gitu, takutnya ntar jadi terlalu trigerring, ntah boleh ato engga.

    yaudah yang penting laen kali dicoba lagi kalo mood nulis cerita ginian lagi

    index yak. ntar deh kalo uda ga sibuk dibikin
    "The only way to do great work is to love what you do" ♥

    Hobby and Entertainment Forums
    My Personal Corner



  9. #6
    Mello's Avatar
    Join Date
    Feb 2009
    Location
    Jakarta/Depok
    Posts
    11,007
    Points
    15,295.39
    Thanks: 164 / 188 / 154

    Default

    horee horeee ceritanyaa .....
    gak serem

    itu meninggalnya emang gak dijelasin ya cuma dibilang ditemukan di apartemen dengan perut ketusuk dsb
    itu dirampok? bunuh diri? ato gimana oke cara matinya gimana juga gapapa si, tapi menurut gw terlalu cepet kalo baru2 masuk sekolah langsung ada pengumuman meninggal gitu2. Kalo gw yang buat si mungkin cerita dimulai abis Xyla mati, tapi sekolah belom tau keadaan nya dulu sampe beberapa hari baru ketauan udah meninggal.

    Ya jadinya dari awal2 baca gw sendiri uda bisa nebak yang diumumin mati sama kepsek nya ya si narator.

    Ngajak pembacanya berinteraksi juga menurut gw kurang horror, ya tapi setting ceritanya emang begini kayaknya si udah maksimal juga. Teros kurang sadis pake ELPIJI

    Yandere si biasanya bunuh pelan2 disiksa dulu, kalo perlu pake bunga mawar itemnya entah si Louise ato Violanya ditusuk pelan2 teros buat tulisan di dinding pake darah mereka, setuju sama Pierrot hatinya kalo perlu diambil teros teros JRUASH JRUASH (oke ... stop). Cuma gw gak tau kalo terlalu sadis gitu bakal boleh apa nggak.

    Terima kasih telah menjadi saksi biksu perjalananku selama ini.

    sekian comment cupu dari gw
    Everlasting Memories project


    When Tsundere's being honest to you, it means she desperately in love with you and that time too she give you her heart, faith, & trust 100%

  10. #7
    Lindsay Lohan's Avatar
    Join Date
    Apr 2011
    Location
    Kalau ada perlu : steamcommunity.com/id/ilegalman
    Posts
    2,166
    Points
    12.85
    Thanks: 54 / 77 / 47

    Default

    Persentase serem : 45%

    wkwk

    gw baru sadar Louis -> Cowok dan narator (Xyla) -> Cewek, setelah gw baca panjaaaaaaaang

    errrr

    terlalu tinggi ceritanya, gw susah mencerna ehe ehe

    last, udah beres jadi ceritanya ?
    http://image.azuza.web.id/images/1_wpm_score_cx-1354965372.jpg

  11. #8

    Join Date
    Mar 2013
    Posts
    121
    Points
    147.70
    Thanks: 0 / 0 / 0

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •