Sebuah siang yang panas di Jakarta, dihiasi oleh kendaraan bermotor yang memadati jalan raya. Suatu suasana dan pemandangan yang biasa dan dapat dijumpai hampir setiap hari. Oh, tentu saja tak lupa suara klakson dan teriakan menjadi musik latar belakang yang menjadi pelengkap kota ini.
Sepertinya semua terjadi seperti biasa, tak ada hal baru yang dapat mewarnai hari orang-orang disini. Tabrakan antar truk gandeng yang menyebabkan kemacetan sepuluh kilometer, ah, biasa saja. Pencopetan tas seorang nenek yang dilakukan dua pria berpakaian rapi, yah, sudah sering. Seorang wanita marah-marah sendiri melihat layar telepon genggamnya…duh, berjarak lima meter disebelahnya pun ada yang melakukan hal sama persis.
Tunggu, ada yang menarik dari wanita itu, dia cantik. Hmm, mungkin boleh juga memperhatikannya untuk hari ini.
Wanita berambut hitam itu kini mengetik dengan kecepatan luar biasa sambil masih menggerutu. Dahinya mengerut akibat alisnya yang naik tajam, suaranya pun keluar dengan keras. Tapi tiada orang memperhatikannya. Hmm, memang sudah biasa, ya.
“Jrit! Ini orang di SMS susah amat sih kagak bales-bales!” Gerutu si wanita berambut hitam.
Dari kerumunan orang yang berlalu-lalang, terlihat sorang wanita berambut kuning berlari menerobos. “Gomen, ne!” Kata si wanita berambut kuning berkali-kali setelah ia menyerempet orang-orang yang dilaluinya. Kini tibalah giliran si wanita berambut hitam untuk dilaluinya. Dan tentu saja…
“Bruk!”
Si wanita berambut hitam terjatuh akibat ditabrak wanita berambut kuning.
“ADAW!” Teriak si wanita berambut hitam “Bule sialan! Jalan liat-liat dong!”
“Aa gomen, gomen!” Kata si wanita berambut kuning sambil menyatukan kedua telapak tangannya di depan muka.
“Lu orang Amerika ga tau sopan santun lu ya!”
“Watashi wa Amerika-jin janai! Wata...”
Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, si wanita berambut hitam sudah memotong “Ngomong bahasa lokal! Ini Indonesia, woi!”
“Oh, iya…” Kata si wanita berambut kuning seraya mengangguk mengerti “Ah, maaf! Tapi maaf aku ada urusan penting, harus pergi!”
“Woi! Seenggaknya bantuin gue bangun dulu ngapa!?” Teriak si wanita berambut hitam.
Bangun masih sambil menggerutu, si wanita berambut hitam kembali mengambil telepon genggamnya. Beberapa detik kemudian ekspresinya berubah kaget. Apa sih yang dia lihat dari layar benda itu? Hei, Aku jadi penasaran.
“Sori gw gk bs ksna skg. Ni br ada laporan soal monster kpl yg kmrn itu!”
Aduh, dasar manusia, bisa-bisanya menyingkat-nyingkat kata dalam pesan singkat. Bahkan dalam sebuah cerita. Tunggu, monster, katanya? Memang pernah ada musuh yang macam itu, ya?
Masih dengan ekspresi kaget tergambar di wajahnya, si wanita berambut hitam kini berlari kearah si wanita berambut kuning tadi berlari. Kali ini ditambah sedikit…banyak ekspresi ketakutan yang mewarnai raut nya. Tapi kearah si wanita berambut kuning? Tunggu, rasanya belakangan ini aku melupakan banyak hal.
“DUAR!”
Suara ledakan keras terdengar dari arah yang dituju si wanita berambut hitam. Suara yang menakutkan membuat orang-orang berlarian menuju arah yang berlawanan, tapi sekaligus suara yang membuat si wanita berambut hitam yakin dengan apa yang dipikirkannya.
“DUAR!”
Sekali lagi bunyi ledakan keras terdengar, kali ini lebih keras dan menyelimuti daerah sekitar dengan debu yang beterbangan.
“Moon prism power, make up!” Terdengar suara si wanita berambut kuning dari arah ledakan diikuti dengan pancaran sinar menyilaukan.
Melihat cahaya itu, si wanita berambut hitam yang baru saja sampai ke tempat ledakan terkaget-kaget melihat wanita berambut kuning kini melayang di udara mengenakan kostum seragam mirip pelaut dalam ukuran mini. Oh, sepertinya ini akan seru.
“Official Nihon branch..?” Kata si wanita berambut hitam terlihat menyadari sesuatu.
“Kamu? Yang tadi?” Sahut si wanita berambut kuning, “Tunggu, kamu tahu aku?” Lanjutnya bertanya.
“Boro-boro! Gila lu ya baru ketemu udah kenal!?”
“Ah, yasudah. Yang penting sekarang, kamu bantu aku melawan itu…” Seraya menunjuk kearah kabut asap yang sudah menipis
“Apaan itu!?”
Sesosok makhluk mengerikan terlihat melayang-layang dibalik kepulan asap. Makhluk itu berbentuk seperti kepala manusia dengan muka jelek dan memperlihatkan mimik wajah yang tidak jelas mengerikan sama sekali. Kepala itu berukuran kira-kira tiga puluh enam kali sebelah payudara si wanita berambut kuning dan dibawah lehernya tak terdapat apapun.
“LEAK!???” Teriak si wanita berambut kuning terperanjat kaget.
“Anu, daripada teriak-teriak lebih baik kamu pake kostum. Gak bisa berubah pake ngomong doang, kan?”
“BERISIK!”
Ditengah kota yang kini terlihat seperti reruntuhan, si wanita berambut hitam mencari ruang untuk mengganti bajunya. Satu batu yang berdiri agak vertikal dirasa cukup baginya. Dia pun mengeluarkan isi tas nya, sebuah bodysuit ketat berwarna hitam dan putih dan sebuah topeng yang hanya menutupi bagian mata berwarna hitam.
“DUAR!”
Ledakan ketiga terjadi ketika si wanita berambut hitam sedang menutup resleting kostum nya.
“&#@*&#^!*(@!!!” Maki si wanita berambut hitam dengan pose menungging dan kepala tertimbun tanah.
“Ohok! Ohok!” Si wanita berambut hitam bangun sambil terbatuk, “Kasih tau kek kalo ada yang mau meledak!”
“Mana kutahu! Itu tadi mendadak sekali!”
Tunggu, tak seru kalau setelah ini hanya akan terjadi cekcok antar dua wanita berkostum aneh.
“Sudahlah, lebih baik sekarang bantu aku menangani kepala besar itu…”
“Saras, biar lebih gampang manggilnya.”
“Baiklah, Saras. Aku Usagi…Sailormoon, maksudnya.”
“Bule bacot! Ini bukan sinetron cinta-cintaan Indosiar!”
“Tapi film mu kan tayang di…”
“Bacot! Liat gue nih!”
Saras berlari sambil melompati tembok bekas runtuhan. Sampai pada titik tepat di bawah leak yang masih melayang tanpa berbuat apapun, Saras kemudian melompat vertikal kearah leher yang terbuka lebar tanpa pertahanan. Secepat kilat, diayunkan tangannya, mencakar leher yang kulitnya sudah terlihat membusuk.
“Liat tuh! Gue gak perlu teriak nama jurus buat nyerang!” Saras berteriak kearah Usagi
“Anu, lebih baik kamu lihat ke depan.”
“Hah?”
“DUAR!”
Menyadari serangan Saras, leak membuat ledakan tepat didepan wajah musuhnya. Mementalkan wanita berkostum itu kembali ke tanah.
Perjuangan Saras tidak selesai dengan sekali cakaran. Melentingkan tubuhnya, Saras melompat berputar ke atas dan memanfaatkan gaya sentrifugal yang tercipta untuk melakukan tendangan salto ke arah dagu leak yang… Namun tendangannya terhenti ketika ia melihat dagu leak yang terbelah membuatnya kehilangan keseimbangan dan kembali berpose menungging diatas tanah.
“Sialan! Dagunya bikin gue inget sama orang bertopeng sialan…”
“Sailor Moon Kick!” Teriak Usagi seraya melancarkan tendangan kuat ke arah leak.
“DUAR!”
Leak yang menyadari serangan Usagi langsung mementalkannya dengam ledakan.
“Duh, lu belaga tereak nama jurus sih!”
“Kebiasaan…” sahut Usagi yang kini juga terjerambab di atas tanah “Sepertinya monster ini kuat sekali. Kamu tidak punya teman yang kuat?”
“Ada, sih…”
“Bagus! Suruh dia kemari!”
“LU PIKIR GUE NGAPAIN TADI MARAH-MARAH SAMA HENPON!?”
Kemudian hening.
Leak, makhluk spiritual yang dipercaya mempunyai kekuatan mistis penghancur. Biasanya makhluk ini tidak terlihat oleh manusia biasa yang tidak memiliki ilmu tertentu, namun entah kenapa dalam kasus ini leak menjadi terlihat oleh semua orang. Untungnya, leak ini tidak banyak berbuat apa-apa selain meledakkan area sekitarnya.
“Sepertinya kita tidak bisa berharap pada temanmu, Ras.”
“Gue juga mikirnya gitu…”
Mendadak, terdengar suara helikopter dari arah belakang mereka berdua.
“Saras! Sori telat! Gue udah tau cara ngalahin leak!”
Seorang pria berteriak dari dalam helikopter. Pria itu mengenakan bodysuit berotot dan topeng mata seperti milik Saras. Bedanya kostum milik pria itu berwarna oranye norak dan lambang aneh yang tercetak di bagian dada nya.
“Milkimen!” Teriak Saras.
“Milky Man! Katro lu!”
“Aah persetan! Buru kasih tau gue cara kalahin leak!”
“Ini dulu! Baru ituuuuu!!”
Layaknya film silat Hongkong sebelum millenium kedua, Milky Man melompat terbang dipadu efek slow motion untuk kesan dramatis. Kaki kanannya direntangkan jauh kedepan sementara kaki kirinya ditekuk ke arah yang sama, sebuah pose khas pahlawan bertopeng dari negeri matahari.
“Riderrrrr kiiiiii…. Tendangaaan susuuuuu~~~!!!” Pekik Milky Man.
“DUAR!”
Lagi, serangan tidak berhasil mengenai sang leak, malah dipentalkannya.
“Ugh, gue lupa gue belom nyusu….” Kata Milky Man yang baru saja mencium tanah, “Ukh, Saras, sebelom telat gue harus ngasih tau rahasia cara ngalahin leak itu.”
“Bacot! Udah buru langsung intinya aja!”
“Caranya adalah pake mantra pengusir dedemit model terbaru itu. Elu pasti tau…ukh…”
Kemudian Milky Man tak lagi bersuara. Setelah dilihat dari dekat ternyata dia mendarat dengan sebuah bongkahan runcing tepat mengarah selangkangannya.
“Mantra? Saras, mantra? Yang benar saja!?”
“Gue tau, emang malu-maluin. Tapi kayaknya cuman ini caranya.”
“Baiklah, aku akan mengalihkan perhatiannya.” Usagi kemudian mengeluarkan semacam tongkat kecil bersayap perak yang entah dari dimana disimpannya. “Silver Moon Crystal Power, Make up!!” Disusul pendaran cahaya yang menyempurnakan perubahan wujudnya.
Diselimuti kilauan cahaya menyilaukan, Usagi terbang dengan dua pasang sayap keperakan yang muncul setelah perubahannya. Berhadap-hadapan dengan leak yang masih juga terdiam, Usagi mengangkat tangan kirinya yang masih bermandikan cahaya. “Silver Moon Crystal Eternal Power! Haaah!!”
Serangan cahaya tak berbentuk menyerang leak dengan sukses. Membuat potongan kepala itu terguncang daan terlempar ke arah runtuhan gedung. Menyadari adanya serangan, leak kembali melayang seraya kulitnya berubah merah.
“JEDORRRR!!!”
Sebuah ledakan, kali ini berskala jauh lebih besar dibanding sebelumnya, tepat didepan Usagi.
“Kuserahkan padamu, Ras…” Usagi kehilangan kekuatan terbangnya dan terjatuh.
“Selooooooow!”
Saras yang sudah melompat tinggi kini berada tepat di atas dahi leak yang jenong. Diangkat tangan kanannya, “Begitu caramu, leak!? Sekarang waktumu sudah habeeesss!” Didorong tangan nya ke arah sang leak, “DEMI~~~ TU-HHHHHHH-AAAAAAAAAAAAAAAAAAAA-N!!!!!” Dikeplak nya tepat di dahi leak.
Seketika, leak meledak. Meninggalkan asap berbentuk jamur yang membumbung tinggi menembus lapisan eksosfer.
"Sendirinya teriak nama jurus juga..." Kata Usagi yang masih kapar ditanah.
Saras kemudian mendarat darurat. Terhuyung-huyung, berjalan menuju Usagi yang terkapar hampir tak berdaya. “Udah beres, bule sialan…” Katanya sambil terengah-engah.
“Otsukare…” Balas Usagi pelan sebelum akhirnya kehilangan kesadaran.
“Gue gak ngerti…sialan…”
Saras menengok kearah temannya, Milky Man. Namun manusia itu terlihat tidak terlalu membutuhkan bantuan. Setidaknya Saras tak mengerti mengapa Milky terkapar hanya setelah tertohok di bagian selangkangannya. Maklum, kurang pengalaman.
Kembali berdiri, Saras merangkul Usagi yang kini kembali dalam baju awalnya, yang masih mulus utuh tak tersentuh sementara kostum hitam putihnya kini bercampur coklat dan merah. Berjalan meninggalkan reruntuhan yang kini benar-benar tiada penghuni nya. Oh, tinggalkan saja Milky Man disana, nanti dia bisa pulang sendiri.
Dan begitulah, tiga pahlawan kembali menyelamatkan kota. Berikan sambutan kepada Powerpuff…eh, bukan yang ini, ya..? Baiklah, yang penting cerita ini sudah selesai! Baibai!
Share This Thread