Namaku Ali. Aku seorang yang memiliki hidup menyedihkan. Semua kisah menyedihkan ini berawal dari pemecatan sepihak dari kantor dua minggu yang lalu. Aku sendiri tidak tahu mengapa aku di pecat, padahal aku tidak melakukan kesalahan apapun. Mungkin saja aku difitnah oleh teman sekantorku. Namun aku tidak memikirkan hal itu lagi. Aku sudah memutuskan untuk memulai hidup baruku bersama istriku di kota lain. Membuka usaha baru dan melupakan semua hal yang terjadi dikota ini. Dan ternyata seminggu yang lalu secara tiba-tiba istriku kabur dari rumah tanpa memberitahuku sama sekali. Aku pikir dia kecewa kemudian pulang kerumah orang tuanya. Siang itu aku pun pergi menyusul kerumah orang tuanya untuk meminta maaf. Namun ternyata orang tuanya sendiri tidak tahu keberadaan putrinya tersebut. Baiklah, aku anggap dia hilang dan aku pergi ke kantor polisi malam itu juga untuk membuat laporan orang hilang. Namun tak kusangka, sebelum aku memasuki kantor polisi, aku melihatnya berjalan bersama laki-laki lain dipelukannya. Aku berusaha mengejarnya lalu bertanya mengapa ia melakukan hal ini, namun ternyata tanggapannya seperti orang asing yang tidak ingin dia lihat. Ya, hidupku benar-benar hancur saat ini. Aku ingin melupakan segalanya, dan bunuh diri dihari itu juga. Namun disisi lain aku masih ingin memperbaiki hidupku yang hancur berantakan ini.
Seminggu berlalu setelah istri ku meninggalkan aku. Rumahku sudah sangat berdebu karena aku tidak memiliki semangat sedikitpun untuk membersihkannya. Setiap hari aku hanya berdiam diri, duduk didepan televisi yang kubeli 2 tahun yang lalu. Sementara untuk makanan aku hanya membelinya di supermarket. Uang simpanan di rekeningku tidak banyak. Dan sepertinya tidak lama lagi aku harus menjual rumah ini dan pindah ke kontrakan kecil di kota lain. Aku pun membuka lemari pipa pembuangan di bawah wastafel. Dulu istriku tidak pernah mau membuka lemari tersebut, kurasa harga dirinya cukup tinggi untuk memeriksanya. Mungkin karena itu lah ia meninggalkan aku disaat aku tidak memiliki pekerjaan. Memang agak memalukan menurutku jika memiliki seorang suami yang dipecat secara tidak terhormat, bahkan jika disebabkan oleh sebuah fitnah, bukan kesalahan suaminya sendiri. Aku membuka lemari tersebut, dan melepaskan selembar wallpaper bermotif lumut. Disanalah aku menempel surat kepemilikan rumah untuk berjaga-jaga dengan kemungkinan terburuk, yang memang benar terjadi seminggu yang lalu.
Keesokan harinya aku pergi ke agen perumahan untuk memasang iklan rumahku. Dan kemudian aku pindah ke kost kecil-kecilan di dekat kantor agen sambil menunggu rumahku terjual. Dan selama itu aku mencari-cari lowongan pekerjaan di cafe yang memiliki internet gratis. Sepertinya aku sudah menghabiskan waktuku dengan percuma. Sudah 2 minggu aku mencari perkerjaan namun tidak satupun yang aku dapat. Dan sayangnya sekarang bukan musim yang tepat untuk mencari pekerjaan, mungkin aku akan mencari pekerjaan dikota lain. Untungnya, disisi lain rumah ku sudah ada peminatnya. Rencananya keesokan hari orang tersebut akan membeli rumahku dengan tunai. Semoga setelah penjualan rumah ini, aku dapat memulai kehidupan baruku di tempat lain. Keesokan harinya transaksi pembelian rumah selesai dilakukan pagi hari. Siangnya aku ke bank untuk membuat rekening baru sebagai perayaan permulaan kehidupanku yang baru. Kemudian aku pergi ke stasiun dengan membawa seluruh miliku pergi dari kota ini. Kota dimana hidupku pernah dihancurkan sekali, dan pergi ketempat lain untuk memulainya kembali.
Share This Thread