Results 1 to 10 of 10
http://idgs.in/644634
  1. #1
    Dlucario's Avatar
    Join Date
    Nov 2012
    Posts
    431
    Points
    19,914.57
    Thanks: 7 / 25 / 23

    Default Perpustakaan Anu

    Seorang pemuda berambut biru berdiri didepan sebuah pintu kayu yang unik, berukir sebuah kata yang hanya terdiri dari tiga huruf dan bermakna ambigu.

    'Anu'

    Penasaran akan apa yang ada dibaliknya, sang pemuda pun dengan ragu-ragu menyentuh kenop pintu kayu tersebut, yang ternyata tidak terkunci. Maka dibalik lindung pintu tersebut, terhampar didepan matanya sebuah.. perpustakaan?

    Dan sang pemuda mengambil langkah tak pasti kedalam ruangan penuh deretan rak buku itu, sambil melihat-lihat kondisinya yang cukup remang-remang. Sunyi terasa begitu ia masuk. Karpet usang berdebu seolah menyalami jejak kakinya yang ragu.

    Ini bukan debu karena kosong akan keberadaan manusia. Ini.. debu karena tidak pernah dibersihkan? Pikirnya dalam hati, sambil menumpu dagu pada buku jari tangan kanannya. Matanya kembali menilik sekeliling, dan hipotesanya diperkuat oleh komposisi meja dan kursi yang tersebar tak beraturan, menandakan bahwa ruangan ini memang memiliki penghuni.

    Rasa penasaran aneh terasa menggelitik dirinya, ia pun menyusuri beberapa tumpukan buku dengan sampul yang belum pernah ia lihat sebelumnya, dengan nama penulis yang belum pernah ia dengar sebelumnya. Sebagian besar buku-buku yang ia tarik tampak rusak dan berdebu. Sepertinya buku-buku disini sering dibaca dulu, tapi tidak lagi sekarang.

    Sang pemuda bertanya dalam hati, apa yang membuat mereka semua hilang?

    Ia kemudian menolehkan pandangannya kearah deretan meja ditengah ruangan. Satu-satunya meja yang tidak berdebu. Berantakan memang, ia bahkan bisa melihat beberapa buku yang dibiarkan terbuka diatasnya. Beberapa masih baru, beberapa tidak begitu, namun setidaknya tidak setua yang ia lihat di rak buku tadi. Buku-buku yang terletak diatas meja itu memiliki atmosfir berbeda dari buku-buku yang dilihatnya di rak buku tadi.

    "Tempat ini sepertinya menarik~" ujar sang pemuda seraya berkacak pinggang sambil merekah senyum kecil.

    Sang pemuda kemudian mengeluarkan 'buku' miliknya sendiri dan meletakkannya bersama dengan buku-buku lain yang masih terbuka diatas meja tersebut.

    Setelah melakukan itu, ia kembali beranjak ke pintu masuk yang kali ini menjadi pintu keluarnya.







    Beberapa jam kemudian, datanglah...




    .
    .
    .
    .
    .



    Sisanya silakan lanjutkan sendiri


    (P.S : tolong dibaca dengan seksama sebelum benar-benar menulis lanjutannya. Good Luck!)

    #brb fly away~

  2. Hot Ad
  3. #2

    Join Date
    Oct 2011
    Location
    【Mes♥】
    Posts
    89,679
    Points
    4,328.20
    Thanks: 0 / 1,049 / 845

    Default

    wanjir isinya serba anu...

    ada hasrat nulis cerita lgi


    sek2 baca yg ini sapa tau ada ide

    lanjutan ceritanya:

    lalu datang lah seorang gadis cantik jelita (adiknya lunarcrusade sebut aja mawar), konon dia adalah salah satu warisan sah dari perpustakaan yang berisi buku-buku itu...

    dia datang hanya untuk mencari sebuah buku peninggalan kakeknya yang berisi tentang history persutakaan tersebut

    #ngantuk, tidor dolo


    cerita karangan gw hnya iseng belaka dibalik rasa ngantuk
    Last edited by Kayoko; 28-06-13 at 02:25.

  4. #3
    LunarCrusade's Avatar
    Join Date
    Jun 2008
    Location
    Unseen Horizon
    Posts
    8,965
    Points
    30,120.80
    Thanks: 298 / 586 / 409

    Default

    atas gw ngarangnya hebat sekale



    iseng dah, ini nulis kilat juga sih

    Spoiler untuk lanjutan :

    Beberapa jam kemudian, datanglah seorang gadis kecil berambut merah keemasan, layaknya langit pada sore hari. Dia tiba karena sesuatu yang tidak bisa dikatakan kebetulan, karena sebelumnya mengikuti orang yang pertama tadi.

    Penasaran, barangkali.

    Telapak tangan kecilnya mulai mendorong pintu kayu bertuliskan "Anu" tersebut. Kedua mata kehijauannya menangkap panorama yang sama dengan orang yang pertama tadi. Buku, buku, dan buku. Keingintahuannya yang besar menarik dirinya ke dekat meja. Diapun duduk lalu membaca satu persatu buku yang ada. Untuk anak seusianya, kecepatan membacanya sangatlah mengagumkan.

    Bagaimana nasib yang berada di rak? Sepertinya... dia tidak begitu tertarik. Untuk saat ini, setidaknya.

    Usut punya usut, ternyata apa yang tergeletak di meja merupakan buku-buku cerita.

    Alam khayalnya terus tenggelam. Ditelan rangkaian kata-kata yang bagaikan keajaiban. Berbagai kisah menarik membuatnya terkagum-kagum. Mulai dari petualangan yang menegangkan, kisah cinta yang romantis, bahkan cerita humor yang menggelitk. Tertawa, kesal, dan menangis, semua itu terlukis pada kanvas wajahnya ketika membaca.

    Selesai membaca beberapa, sekarang perhatiannya teralih ke deretan rak.

    "Mungkin sama bagusnya dengan yang di meja," pikirnya.

    Satu, dua, tiga buku...

    "Wah, ternyata tidak kalah menarik! Memang tidak semuanya sih. Tapi ada beberapa yang benar-benar bagus!"



    Tak terasa, hari hampir gelap. Gadis kecil itu memutuskan untuk membawa beberapa buku untuk ditunjukkan pada teman-temannya.

    Sayang seribu sayang, respon mereka tidaklah seperti yang dia bayangkan. Kebanyakan dari mereka merasa mual melihat deretan huruf dan kalimat. Beberapa juga mengaku tidak bisa membayangkan apa yang dimaksud dalam buku-buku itu, karena daya khayal mereka yang terbatas.

    "Sekarang aku tahu kenapa tempat itu begitu berdebu, dan banyak sekali buku yang tak terawat."

    Gadis kecil itu mendapat jawabannya.

    "Ternyata... banyak orang yang tidak suka membaca..."

    Dia menghela nafas panjang.

    "Sayang sekali ya. Padahal... aku merasa jiwaku benar-benar terisi ketika membaca semua itu. Aku heran, bagaimana bisa para penulisnya menciptakan karya sebagus itu tapi tidak banyak orang yang mengetahuinya?"

    Apa daya, dia hanyalah seorang gadis kecil. Tidak ada yang bisa dilakukannya agar tempat itu diketahui banyak orang.

    Namun sesuatu terus bergejolak dalam dirinya. Dia memang tak bisa melakukan apapun agar cerita-cerita itu tersebar ke seluruh penjuru. Dia hanya ingin... melakukan sesuatu untuk rumah "Anu" itu. Dan gadis kecil itu tahu apa yang akan dilakukannya.

    Ya, dia akan menulis sebuah buku, lalu menaruhnya di tempat itu.



    Yuk mari dilanjutkan


    +Personal Corner | Lunatic Moe Anime Review
    +My Story INDEX
    +GRP/BRP Formula | IDGS Newbie Guide


    The moment you say a word of parting, you've already parted.
    So long as you and I are both somewhere in this world, we haven't parted.
    So long as you don't say it, you haven't parted.
    That is the way of the world:
    The Law of Linkage.

    Shichimiya Satone - Sophia Ring S.P. Saturn VII

  5. The Following User Says Thank You to LunarCrusade For This Useful Post:
  6. #4

    Join Date
    Oct 2011
    Location
    【Mes♥】
    Posts
    89,679
    Points
    4,328.20
    Thanks: 0 / 1,049 / 845

    Default

    wait wait...lama2 menyimpang

    pemudanya kemana ini tiba2 menghilang dr cerita wakakka, gara2 adiknya lunar (Sebut aja mawar)

  7. #5
    LunarCrusade's Avatar
    Join Date
    Jun 2008
    Location
    Unseen Horizon
    Posts
    8,965
    Points
    30,120.80
    Thanks: 298 / 586 / 409

    Default

    diresapi men, itu makna ceritanya apaan

    ini bukan masalah tokoh utama kalo gw bilang, tapi masalah di "Perpustakaan Anu" nya

    jadi kita anggep aja objek sentralnya


    +Personal Corner | Lunatic Moe Anime Review
    +My Story INDEX
    +GRP/BRP Formula | IDGS Newbie Guide


    The moment you say a word of parting, you've already parted.
    So long as you and I are both somewhere in this world, we haven't parted.
    So long as you don't say it, you haven't parted.
    That is the way of the world:
    The Law of Linkage.

    Shichimiya Satone - Sophia Ring S.P. Saturn VII

  8. #6
    -Pierrot-'s Avatar
    Join Date
    Aug 2011
    Location
    CAGE
    Posts
    2,600
    Points
    15,814.97
    Thanks: 44 / 119 / 91

    Default

    Spoiler untuk kayaknya asik juga :
    Beberapa jam kemudian...

    Seorang laki-laki, mengenakan jaket levis hitam yang sewarna dengan bola matanya nampak berjalan dengan santai menuju perpustakaan.

    Siapa yang masuk kedalam lalu lupa menutup pintu dengan benar? pikirnya dalam hati, lalu kemudian mendorong ringan pintu kayu bertuliskan 'Anu' yang tidak tertutup dengan sempurna itu dengan sebelah tangannya.

    Didalam, ia melirik ke kiri dan kanan. Matanya kemudian tertuju pada sebuah meja dengan tumpukan buku-buku yang belum pernah dilihatnya.

    "Sepertinya karya pengelana baru," katanya sambil tersenyum kecil.

    Ia mengambil dari deretan terbawah, dan membuka halaman demi halaman dengan seksama. Menikmati indah gulir kata bersatu padu menjadi kalimat, terangkai rapi menjadi paragraf, terikat solid menciptakan sebuah karya cerita yang menggelitik daya khayal.

    Selesai membaca tumpukan buku asing itu, ia melirik pada sebuah buku yang paling akrab baginya. Buku tebal bersampul merah yang baru terisi sebagian kecil saja, buku miliknya.

    Matanya terpaku pada buku itu, namun pandangannya buyar. Kerja otaknya terfokus pada bayang masa lalu. Teringat kembali ia pada masa-masanya ketika belum begitu mengenal tempat ini. Ketika ia dulu tidak lebih dari seorang pembaca biasa yang hanya bisa mengagumi karya orang lain.

    Sekarang, dirinya lah yang mengemban tugas untuk mengelola tempat ini, kini.

    Tempat yang dulu, menurut jejak buku-buku di rak, adalah tempat yang kaya akan penghuni. Sesekali ia berpikir, ingin dirinya kembali ke masa lalu, pada masa-masa dimana ia belum sampai. Merasakan bagaimana ramai interaksi hidup antar sang pencipta dan penikmat karya.

    Tapi angan-angan hanyalah angan-angan. Ia tahu, tidak boleh menenggelamkan diri dalam ilusi. Apa yang terjadi didepan matanya adalah apa yang menjadi tanggung jawabnya.

    Bagaimanapun sang pemuda hanyalah manusia biasa, seorang pengelola tidak kompeten dengan pengalaman seumur jagung. Tidak perlu berusaha terlampau keras sampai menabrak tembok pun, ia tahu betul dirinya tak akan mampu melakukan apa yang diluar kemampuannya.

    Karena itulah, menghargai dengan sepenuh hati setiap karya yang berlabuh pada meja kecil ini pun sudah lebih dari cukup.

    Pandangannya kembali terfokus, tangan kanannya meraih pada buku bersampul merah miliknya, beratnya terasa menyenangkan, buku yang menjadi awal alasan keberadaannya di tempat ini.

    "Suatu saat nanti, ya," katanya sambil mengusap lembut buku digenggamannya.

    Ia meletakkan kembali buku bersampul merah itu, dan melangkah keluar dari perpustakaan.


    monggo siapa lagi
    Last edited by -Pierrot-; 29-06-13 at 13:49.

  9. The Following User Says Thank You to -Pierrot- For This Useful Post:
  10. #7
    Dlucario's Avatar
    Join Date
    Nov 2012
    Posts
    431
    Points
    19,914.57
    Thanks: 7 / 25 / 23

    Default

    @Lunar & Pierrot : Nice! Very-Very Nice!

    that's what i'm talking about 'dibaca dengan seksama sebelum benar-benar menulis lanjutannya'

    ada lagi yang mau coba??

  11. #8
    MelonMelon's Avatar
    Join Date
    Dec 2011
    Location
    Melon's Farm
    Posts
    3,010
    Points
    27,268.78
    Thanks: 73 / 47 / 33

    Default

    karena gue agak malas sama cerita yag tokohnya kebanyakan...jadi...

    Spoiler untuk yiha :
    Pintu ruangan 'Anu' kembali terbuka, ternyata si pemuda berambut biru kembali mendatangi ruangan itu. Kali ini dia sudah tak kaget lagi dengan tumpukan debu yang jika disatukan mungkin tebalnya menyamai setengah koleksi buku di ruangan itu. Si pemuda hanya melangkah ringan, menyusuri rak demi rak, kadang mengambil salah satu buku, yang kemudian membuatnya menhembuskan napas karena buku itu tak dapat dibaca.

    Satu buku kembali ia tarik. Sampul buku itu polos berwarna negatif rambutnya, tipis dan masih cukup bagus. Si pemuda pun diliputi rasa penasaran, yang membuatnya tak lagi memusingkan apapun untuk segera membalik halaman sampul buku itu. Halaman pertama, tertulis dua kata yang sepertinya adalah judul buku yang ia pegang.

    "Takdir Anu" Demikian yang terbaca olehnya. Terlihat seperti judul cerita anak-anak yang kemungkinan besar tokoh utamanya bernama Anu. Atau sebuah buku yang membahas tentang salah satu spesies dalam genus takdir, yaitu Takdir anu. Tapi buku itu tak bergambar, kontras dengan buku bacaan anak-anak yang biasanya dipenuhi dengan gambar-gambar anak bermuka bahagia entah apapun situasinya. Dan judul buku itu pun tak ditulis dalam italic, bahkan huruf a di kata Anu menggunakan huruf kapital, jelas bertentangan dengan ketentuan penulisan nama generik.

    Si pemuda berambut biru hanya bisa terdiam dalam kebingungan membaca -yang sepertinya- judul tersebut. Halamannya masih bagus, teks nya tak terlihat seperti telah diubah atau dihapus, tak ada bekas apapun di halaman itu. Sekejap, otaknya diliputi awan penasaran dengan ketebalan busa beha khusus untuk wanita yang kurang percaya diri. Dia pun membalikkan halaman judul, dan menemukan halaman lain dengan hanya satu kalimat tertera diatas kertasnya.

    "Kamu...ya kamu, yang sedang membaca tulisan ini, kamu percaya takdir?"

    Kali ini awan kebingungan bertambah tebal. Si pemuda berambut biru bahkan membaca ulang kalimat yang baru saja dibacanya itu. Ternyata dia tak salah membaca. Kalimat itu memang mirip sekali dengan gaya kalimat komedian dadakan yang bermula populer di jejaring sosial dan kemudian mulai dipakai sebagai kalimat pembuka film tv nasional. Luar biasa sekali, kalimat itu sukses membuat si pemuda berambut biru tenggelam dalam imajinasinya. Berusaha membayangkan apapula buku aneh ini sebenarnya.

    Sampai suatu suara menyusup masuk memecah alam imajinasi si pemuda.

    "Ka..kamu, siapa?" Tanya sebuah suara kecil yang terdengar manis

    Seorang gadis berambut merah keemasan kini menghiasi sudut mata si pemuda berambut biru. Ya, sudut matanya. Karena si gadis setengah bersembuyi dibalik rak buku yang posisinya ada di belakang si pemuda. Alasannya? ...Yah, mungkin kita akan tahu nanti.

    "Gue? Eh...pembaca, kali ya...ah, pengunjung."

    Si pemuda kemudian terdiam bingung, menanti balasan si gadis yang tak kunjung terdengar.

    "Elu...pengunjung juga? Kali ini si pemuda balik bertanya

    "Iya...Ahem, aku penulis."

    Kemudian keduanya terdiam dalam bingung.

    Takdir berjalan, mempertemukan si pemuda berambut biru dan si gadis berambut merah keemasan. Di ruang 'Anu' yang tidak jelas sama sekali, melibatkan seorang pembaca dan penulis dalam sebuah ruangan yang berisikan buku. Tentu saja, kisah mereka akan terus berlanjut di tempat ini, melakukan ini dan itu, dipenuhi anu, pastinya.

    Eh, dimana pengelola..?

    Kamu, iya, kamu yang lagi baca cerita ini, mau ceritain tentang si pengelola?

    FACEBOOK | TWITTER | Melon's Blog
    I am a melon - MelonMelon

  12. #9

    Join Date
    Mar 2013
    Posts
    23
    Points
    0.42
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    kelanjutannya apa yah tentang 'anu' ini

  13. #10
    SBY-KEKAR's Avatar
    Join Date
    Jan 2013
    Posts
    142
    Points
    14.75
    Thanks: 1 / 3 / 2

    Default

    anu adalah seorang pahlawan wkwkw

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •