"Hey, kalian tahu tentang legenda Cupid?"
Dalam legenda Yunani kuno, Cupid diartikan sebagai dewa keinginan. Yah perkerjaanku mirip seperti itu. Kalian boleh memanggilku dengan sebutan itu, maupun sebutan lainnya semacam Angel of Love? secara teknis aku memang memiliki sayap dan bersenjatakan panah.
Pekerjaanku selalu sama sejak lahir, memberikan cinta kepada orang yang membutuhkan. Membawa kebahagian untuk orang banyak merupakan pekerjaan yang mulia bukan? Menyatukan mereka yang terpisah, memberi yang membutuhkan, tentu ini menjadi kegiatan yang menyenangkan. Setidaknya aku sempat berfikir seperti itu dulu.
Ahahaha konyol, cerita cinta yang tidak realistik seperti itu sudah lama musnah sejak bertahun tahun lalu. Kau pikir aku orang yang pesimis? percaya atau tidak aku sudah hidup selama 247 tahun. Umur malaikat berbeda dengan umur para manusia pada umumnya, mereka bertahan hidup lebih lama dan pertumbuhan badannya pun lebih lambat. Mungkin tubuhku saat ini menyerupai manusia berumur 24 tahun?
Sudah berapa putaran aku mengelilingi bumi? Tidak ada 1 tempatpun yang terlewat dariku. Kalian tidak percaya aku sudah mengelilingi bumi? Malaikat tidak pernah merasakan kantuk maupun lapar, dan juga tidak ada 1 manusiapun yang dapat melihatku. Namun kenapa aku diberikan emosi? ketakutan, kesepian, kehampaan, kurang lebih hal itu yang kurasakan selama 200 tahun terakhir ini.
Framlingham, Suffolk, United Kingdom, merupakan koordinatku saat ini. Sebuah kota kecil dengan penduduk sekitar 3.000 jiwa, merupakan salah satu kota kecil yang dijadikan sebagai tempat wisata yang ada di negri ini. Kota kota besar sudah tidak menjadi pilihanku lagi saat ini, huh.. aku memang masih berfikir naif mengharapkan orang dengan cinta tulus.
*Woof woof
Sepengatahuanku tidak ada satu makhluk hidup pun yang bisa melihat kami. Terkadang seekor ****** atau kucing menyapaku ketika sedang lewat, kurasa mereka dapat merasakan keberadaan kami karena indra penciuman nya lebih tajam dibanding manusia. Saat ini aku lebih tertarik menyatukan para hewan, tentu mereka suci tidak pernah punya niat jahat kepada pasangannya. Minatku telah hilang pada manusia, yang pria mempermainkan wanita, dan wanita malah senang dipermainkan pria hanya karena benda paling jahat bernama "Uang".
*Deng deng
Suara terdengar dari sebuah menara jam kecil yang ada di kota ini, tanpa kusadari sekarang sudah jam 11 malam. Sudah seharian ini aku belum memanah manusia, sifatku memang masih kekanakan mengikutsertakan emosi pada pekerjaan. Lampu malam sudah menyala, jalanan pun sudah sepi. Suasana disini menjadi romantis, seharusnya akan muncul beberapa pasangan yang lewat, ditambah remang remang sinar rembulan disusul embun kecil yang tercipta akibat hujan yang baru saja reda.
Sebuah toko kopi yang memang buka 24 jam menjadi daya tarik ku saat ini. Disaat semua lampu sudah gelap hanya bangunan ini yang masih terang. Seorang pria berumur sekitar... 30? ah tidak wajahnya belum setua itu, mungkin dia berada di umur 20 terakhir. Melalui kaca yang transparan wajahnya terlihat sangat muram. Aku tidak tahu apa masalahnya, sepertinya dia seorang pengangguran dan lagi ini bukan urusanku.
Melanjutkan mencari pasangan, tidak lama kemudian terlihat 1 pasangan yang sedang mengobrol di pinggir jalan. Oh ya aku juga mempunyai kemampuan melihat kebimbangan hati seseorang. Sang pria terlihat kurang serius, sedangkan yang perempuan sudah sampai level "tidak bersamanya lebih baik mati." Tanpa ragu busur panah kuarahkan ke pria agar dia lebih serius menjalani hubungannya.
Perjalanan terus kulalui entah terbang dengan sayapku, atau menumpangi sebuah kendaraan kosong yang lewat. Di halte, di taman, di sebuah terowongan, banyak pasangan yang kutemukan. Sampai aku menemukan sebuah tempat. Tempat ini tidak jauh berbeda dari neraka, lebih buruk mungkin? Bangunan tua yang sepertinya bekas gereja, terdapat sebuah tangga menuju ke ruang bawah tanah. Banyak manusia berkumpul sedang minum alkohol, merokok, berjudi, maupun melakukan hubungan seksual secara bebas.
Kuberjalan melewati kerumunannya dan mencoba mendengar perbincangan mereka. Disini terdapat banyak jenis manusia, dari seorang murid yang stress akibat ditinggal pacarnya, sampai istri yang selingkuh dengan pria yang tidak dikenal. Aku sudah tidak perduli lagi, kutusukan panah kepada orang orang disini agar setidaknya mereka melakukan karena ada rasa cinta. Dan ini tidak terkecuali pada pasangan **** maupun ***** yang kutemukan.
Bintang terbit setelah awan hujan menyingkir, bulanpun ikut menampakan dirinya dengan feminimnya. Aku berada di sebuah puncak gedung bekas yang tak terpakai, kubentangkan sayapku selebar lebarnya kemudian terjun dengan bebas. Tetesan air mata keluar tanpa kusadari. Jika memang tidak ada lagi manusia yang punya cinta suci, aku ingin merasakannya. Rasa cinta merupakan kekuatan sekaligus kelemahan bagi kami, aku sendiri pun ingin merasakan cinta.
*Woof woof
Huh.. ****** yang kutemukan tadi, sepertinya dia berlari ke arahku karena dia pikir aku terjatuh.
*Flap
"Tenang tenang, aku bisa terbang, terima kasih telah mengkhawatirkanku.."
"EH!!!"
Gawat ada mobil yang sedang melaju dengan kencangnya, dia akan tertabrak karena berusaha menyelematku. Bagaimana ini, tubuhku tidak bisa menyentuh makhluk hidup disini. Dia akan mati karenaku.... maaf... maafkan aku.
*BIP BIP !!
*Srakk terdengar suara gesekan di tanah yang cukup keras. Aku masih menutup mataku karena tidak berani melihat apa yang terjadi
"Hei bodoh ! Kau mau mati !"
"Ma..maaf, aku hanya menolong ****** ini"
"Huh... Gerrard itu kau?"
"Bos..?"
Pria itu menolongnya, kalau tidak salah dengar ia bernama Gerrard. Ya, Gerrard adalah pria yang kujumpai tadi di toko kopi. Aku menguping pembicaraan dengan bos nya yang hampir menabrak ****** tersebut. Rupanya Gerrard sedang dalam keadaan rumit, dimana adiknya mengalami penyakit Jantung yang mengharuskan sang pasien untuk segera mendapatkan transplantasi jantung. Bosnya juga tidak bisa menolong banyak, perusahaannya dilanda kebangkrutan dan kini ia sedang dalam perjalanan pindah kota untuk memulai usaha yang baru.
Sebuah aura meluap luap dari pria yang bernama Gerrard. Aura ini merupakan rasa ingin menolong adiknya yang sangat kuat. Energi ini yang telah lama hilang dan kucari cari saat ini, tapi ini tidak ada hubungannya denganku karena ini cinta terhadap saudara/keluarga. Tapi pria ini baik sekali melompat membahayakan nyawanya hanya demi menolong seekor ******, bagaimana jika dia tertabrak?
Kuputuskan untuk mengikutinya, rasa bimbang yang sedang melandanya amat besar. Disaat seperti ini aku harus waspada mengawasinya, disinilah momen tercipta ketika seorang terpaksa mencuri atau merampok demi seorang yang disayang. Mata Gerrard menjadi gelap, dia mulai berusaha mencuri tas seseorang yang sedang lewat, berjudi, maupun merampok toko perhiasan. Disaat itu juga panah segera kuluncurkan, semakin kuat rasa ingin menyelamatkanya, semakin kuat pula dia tidak ingin berbuat jahat.
Mukanya sangat pucat, dia memandang langit dengan tatapan kosong seakan hari esok tidak akan pernah datang. Rasa kasihanpun muncul dalam diriku, kalau saja ada yang bisa kubantu untuk menolongnya.
Ia berjalan ke rumah sakit tempat dimana adiknya sedang dirawat. Setibanya ia langsung dipanggil ke ruang administrasi.
"Maaf tuan, aku sudah tidak bisa membantu banyak. Adikmu sudah berada di rumah sakit selama seminggu tanpa bayaran, bantuan ini sudah maksimal yang bisa kuberikan"
"Tidak adakah yang bisa dilakukan lagi? ambil saja jantungku, aku tidak perduli walau harus mati untuknya"
"Itu juga tidak bisa dilakukan. Selama anda hidup, anda pernah menjadi perokok berat dan besar kemungkinan jantung bapak pun sudah terkontaminasi penyakit kecil maupun besar. Keadaan adik bapak sangat lemah, kami butuh jantung yang masih bagus"
"Jadi... aku harus diam dan menyaksikan kematiannya secara langsung..."
"Saya beri waktu sampai jam 7 pagi hari nanti, jika bapak tidak dapat membayar biaya administrasi dengan terpaksa saya tidak bisa meneruskan perawatan yang diberikan."
Kenapa? kenapa mereka harus diberi ujian seperti ini. Mereka tidak pantas mendapat keadaan ini.
Gerrard berjalan sempoyongan menuju kamar adiknya. Sebelum masuk, dia ke kamar mandi untuk cuci muka, mengatur nafasnya, dan mencoba bermuka ceria. Setelah menyiapkan diri ia segera masuk.
"Kakak"
"Ruth, maaf aku terlambat"
"Bagaimana kak? apakah kakak berhasil mendapat pinjaman uang?"
Terdiam sejenak bingung ingin menjawab apa "Ma..maaf haha aku belum mendapatkannya, tapi aku sudah bicara ke ruang administrasi kalau kita akan diberikan kompensasi masalah obat"
Dia berbohong kepada adiknya agar keadaannya tidak tambah down. Memang ada baik dan buruknya, kurasa ini bukan pertama kalinya dia membohongi adiknya.
Adiknya membalas dengan senyuman, mungkin ini senyuman terindah yang pernah kutemui "Tidak apa kak. Kakak tidak perlu berbohong lagi, tadi aku tidak sengaja mendengar yang sebenarnya dari suster"
Lagi lagi tetesan air mata mengalir tanpa kusadari. Kenapa? kenapa aku menangis untuk mereka? Mereka hanya manusia biasa, setiap orang punya masalahnya masing masing. Dunia memang keras dan tidak adil, tapi ini semua tidak ada hubungannya denganku.
"Maaf.. maafkan kakakmu yang tidak berguna ini. Aku tidak bisa melakukan apa apa lagi"
Sambil mengusap kepala kakaknya "Tidak apa kak, aku tahu kakak sudah melakukan yang terbaik"
Waktu sudah menunjukan jam 4 pagi, dan aku hanya terdiam disini melihat mereka. Pria itu tidur di pangkuan adiknya, mereka tertidur sangat pulas kurasa ini pemandangan terindah dalam hidupku.
"Ah..ahhh"
Si adik pun terbangun. Namun kenapa dia terlihat sangat kebingungan?"
Jarinya menunjuk kearahku sambil bertanya "Kakak siapa?"
Aku bingung siapa yang ditunjuknya? melihat ke arah sekitar tidak ada 1 orang pun disini selainku. Kenapa dia bisa melihatku, apa karena dia masih kecil dan jiwanya masih suci untuk melihat para malaikat. Tidak, aku tidak pernah bertemu sekalipun anak kecil yang bisa melihat kami.
"Kenapa Ruth? ingin kekamar mandi?"
Sang kakak juga kebingungan melihat ke arahku. Apa yang terjadi kenapa mereka bisa melihatku. Memberanikan diri aku bertanya kepada mereka.
"Ka..kalian bisa melihatku?"
"Tentu saja"
Aku tidak mengerti apa yang terjadi. Bulu bulu dari sayapku telah rontok sepenuhnya berada di sekitar kakiku, panah maupun busurku pun hilang. Entah dengan cara apa sepertinya aku berubah jadi manusia.
"Jantung"
"Ya...?"
"Aku akan memberikan jantungku untuknya agar dia selamat"
*Plak
"Kau bicara apa? kau siapa? Aku tahu keadaan kami sedang buruk tapi aku tidak sudi diejek orang yang tidak dikenal"
"Berhenti berteriak, kamu membuatnya menangis"
Pertengkaran tidak dapat dielakan, dia refleks menamparku karena terbawa emosi. Sudah tidak ada waktu lagi, hanya tinggal 2 jam sebelum mereka diusir dari tempat ini. Tanpa pikir panjang aku menggenggam kedua tangannya.
"Aku tidak bisa menjelaskannya sekarang kalian sedang terburu buru bukan? tolong percaya padaku, ini keadaan darurat"
"Ta.. tapi kami tidak punya biaya untuk membayarmu, lagipula bagaimana dengan keadaanmu sendiri"
Sambil menatap matanya dengan tegas kukatakan "Percaya padaku"
Dia sudah tidak bisa berfikir lagi, kesempatan sekecil apapun yang diberikan tentu akan diterimanya. Dengan ragu ragu dia menerima pertolonganku dan berkata "Aku tidak tahu apa rencanamu, aku tidak perduli jika harus membayarnya sampai mati yang penting kau tidak menyentuh adik ku dengan keinginan jahat." Huh.. masih berkata sok pahlawan disaat seperti ini ya, yah perkataannya memang sesuai dengan energy yg dikeluarkannya.
Suatu legenda mengatakan bahwa malaikan maupun iblis mempunyai 2 jantung untuk maksud tertentu. Aku sendiri tidak tahu struktur tubuhku, haha aku sudah bosan menjadi malaikat asal kedua orang ini tertolong. Disaat operasi, ingatan masa kecilku tiba tiba terbentang dipikiranku. Memang kata orang, ketika manusia ingin meninggal maka kenangan kenangan berharga semasa hidupnya akan muncul sekali lagi. Dan disaat itu aku mendengar sebuah pernyataan "Jika kau jatuh cinta terhadap manusia, maka sayapmu akan gugur, senjatamu akan musnah selamanya, dan kau akan menjadi manusia biasa."
Aku sudah lupa siapa yang mengatakan ini kepadaku, wajar saja aku sudah berumur 247 tahun. Jika ini akhir dari hidupku, berikan aku kepastian bahwa adiknya bisa selamat. Setengah sadar aku mendengar pembicaraan mereka.
"Operasi transplantasi jantung telah sukses, entah kenapa jantung wanita ini sangat bersih seperti baru lahir"
Haha wajar saja, aku tidak pernah makan maupun minum, aku tidak bernafas maupun tidur.
"Adik anda untuk saat ini sudah aman, namun masih ada kemungkinan penyakit menyerangnya di lain hari. Tolong diperhatikan makanan minuman, maupun udara yang dihirup setelah ini."
"Te...terima kasih... tapi wanita itu?"
"Kami belum bisa memastikan keselamatannya, organ tubuhnya sedikit berbeda dari manusia biasa, kita membutuhkan keajaiban untuk menyelamatkannya"
Yah tentu saja. Kematian ini tidak pernah kusesali, walau setidaknya sebelum mati aku ingin merasakan cinta. Lagi lagi permintaan tidak realistis dari seorang wanita dari negeri dongeng kulontarkan. Biar begitu permintaan ini tidak buruk bukan.
*Pip pip
"Ah... kau sudah bangun, bagaimana keadaanmu?"
"Kakak.. kakak..."
Mereka memanggilku? apa mereka mati bersamaku? Kenapa hasilnya seperti ini, bukankah aku berhasil menyelamatkannya. Kupejamkan mataku lalu kubuka secara perlahan. Tidak ... mereka tidak mati, aku berhasil menyelamatkan adiknya, tapi aku sendiri bisa bertahan hidup.
"He..hey, whats your name?"
"Give me a name?"
"Wha...what?"
"Just do it... Gerrard?"
"How do you know my name? err alright how about... Helen... Helena?"
"Why?"
"It means "Shining Light""
Share This Thread