Results 1 to 5 of 5
http://idgs.in/66592
  1. #1
    Trademaks's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Location
    Indonesia
    Posts
    1,946
    Points
    3,106.70
    Thanks: 3 / 3 / 3

    Lightbulb Jalur Tikus Jaringan Narkoba Internasional Masuk Jakarta

    Lampu Speedboat Dimatikan, Pandu Jalur dengan GPS
    Mungkin, kalau satpam Perumahan Pantai Indah Kapuk (PIK) tutup mulut, sabu-sabu seberat 600 kilogram tak akan pernah ditemukan aparat. Para sindikat itu dengan mudah merapat ke pantai tanpa terdeteksi oleh polisi.

    Dua minggu sebelum hari H, Ah Lie Yang sudah mondar-mandir di Teluk Jakarta. Dia bolak-balik dari Pulau Bidadari -salah satu pulau dalam gugusan Pulau Seribu- ke Dermaga Pantai Indah kapuk. Pria berwarga negara Tiongkok itu ingin memastikan jengkal demi jengkal rute tersebut.

    Dermaga Pantai Indah Kapuk (PIK) juga sudah begitu diketahui. Ini karena dia dan teman-temannya mengontrak rumah di perumahan mewah di bibir Teluk Jakarta. Di perumahan tersebut memang terdapat dermaga khusus bagi warga. Maklum, penghuninya kalangan atas. Banyak di antara mereka yang mengoleksi speed boat. Lewat dermaga khusus itulah warga menuju Pulau Seribu nan indah itu.

    Ah Lie Yang dan rekannya, Zhang Chun Wei alias Awey, mengontrak rumah di Jalan Camar Permai No 3 Blok ST/C3-15 PIK. Rumah krem berlantai dua itu ditinggali Awey. Dia tipikal akrab. Selalu memberi hormat ketika melewati portal satpam.

    Ah Lie Yang, salah satu pimpinan sindikat jaringan narkoba internasional itu, menentukan hari H, Selasa 18 Maret lalu. Mereka akan melakukan operasi malam hingga dini hari, Rabu, 19 Maret 2008.

    Pukul 22.00 Ah Lie dan komplotannya bertolak dengan speedboat menuju perairan Pulau Bidadari. Mereka berangkat dari perairan Ancol. Dia tak sulit mencapai lokasi yang dituju karena sudah dua minggu menyuurveinya. Mereka juga melakukan geladi bersih apabila dikejar aparat. Kemungkinan-kemungkinan arah lari juga sudah disimulasikan.

    Tujuan mereka adalah perahu penangkap ikan di perairan Bidadari. Posisi perahu itu hanya sekitar 900 meter dari Bidadari, tepatnya pada posisi 6.02 derajat 4"52’ derajat Lintang Selatan dan 106.44 derajat 7"59’ Bujur Timur, di selatan pulau.

    Sekitar pukul 23.30 badan speedboat sudah merapat ke perahu ikan. Sebanyak 60 kardus berpindah tempat. Kardus berisi sabu-sabu kualitas kelas wahid itu dalam tempo 30 menit sudah berada di speed boat. Setiap kardus berisi 10 kilogram. Total 600 kilogram. Kalau dirupiahkan, menurut perkiraan polisi, harganya mencapai Rp 600 miliar.

    Speedboat kembali berputar menuju Jakarta sekitar pukul 00.00. Di tengah malam buta itu perahu dengan kecepatan tinggi mematikan semua lampu. Upaya mereka tak terdeteksi aparat keamanan. "Saya memandu perahu dengan GPS," kata Ah Lie Yang ketika diinterogasi aparat polisi Polda Metro Jaya yang menangkapnya.

    Selama beroperasi di laut, Ah Lie hanya menggunakan Global Positioning System (GPS). Dengan alat itu juga dia menemukan kapal ikan di sekitar Pulau Bidadari. Melalui alat pemandu itu, polisi akhirnya bisa memperoleh catatan waktu operasi, kapan mulai meninggalkan Ancol, dan kapan mulai merapat ke kapal ikan.

    Sekitar pukul 01.30 speedboat tanpa lampu itu merapat ke dermaga PIK. Di situ sudah menunggu mobil boks, yang akan menjadi penerima estafet berikutnya barang haram itu. Mobil tersebut dikemudikan Awey.

    Saat bongkar muat di gelap gulita itu, salah seorang satpam PIK melihatnya. Satpam yang saat diwawancarai tak ingin namanya disebut curiga dengan aktivitas di dermaga belakang RS PIK itu. Yang membuat dia semakin curiga, para pelaku tak menyalakan lampu. Itu bukan hal yang biasa.

    Satpam yang berdedikasi tinggi itu langsung berinisiatif melapor ke pos polisi PIK yang kemudian diteruskan ke Polsek Penjaringan. Dalam waktu singkat aparat Polsek Penjaringan didampingi beberapa satpam mengintai lokasi kapal membongkar muatan.

    "Ada lima orang yang beraktivitas. Dua orang menurunkan barang dari speedboat yang kemudian kabur ke arah laut, satu orang di balik kemudi mobil boks, satu orang di balik kemudi Avanza dan satu lagi naik motor," ujar satpam itu.

    Aparat berkonsentrasi mengejar mobil boks yang ternyata menuju ke rumah di kompleks PIK, rumah kontrakan. "Tak lama setelah Awey masuk ke rumah kontrakan itu, polisi dan kami para satpam perumahan menggedor pagar rumah yang sudah terkunci itu," cerita Narwan, satpam lain.

    Tersangka keluar rumah dan polisi menanyai pria itu soal isi mobil boks. Saat ditanyai, ternyata Awey tidak bisa berbahasa Indonesia atau Inggris. "Setiap pertanyaan dijawab dengan bahasa Mandarin," lanjut Narwan.

    Kecurigaan polisi semakin kuat ketika hendak memeriksa isi mobil boks itu Awey justru menyodorkan segepok uang pecahan Rp 100 ribu yang ditaksir sekitar Rp 10 juta. "Tapi, langsung kami tolak beramai-ramai," kisah Narwan.

    Begitu paket barang di dalam mobil dibongkar, polisi sangat kaget. Sebab, isinya SS yang bernilai ratusan miliar rupiah. Saat rumahnya digeledah, diperoleh pula sebagian SS yang sudah dipindahkan dari dalam mobil.

    Joko, satpam lain, juga mengatakan bahwa Awey belum lama tinggal di kawasan perumahan mewah PIK, baru sekitar empat bulan. Dan, selama itu penghuninya sangat jarang keluar rumah. "Awey itu paling-paling keluar rumah hanya untuk joging," tambah Narwan.

    Beberapa minggu menjelang penangkapan, Awey mulai sering keluar rumah. Berangkat siang, pulang setelah lewat tengah malam. Namun, para satpam tidak menaruh curiga. "Kami enggak punya alasan untuk curiga waktu itu," cerita Joko.

    Sedangkan satpam yang lain, Yanto, mengisahkan bahwa seminggu terakhir Awey sering mengendarai mobil boks, namun sangat jarang diparkir di garasi rumah. Mobil itu diparkir agak jauh dari rumahnya. "Dia sering pulang dengan mobil itu pada tengah malam buta menjelang pagi. Tapi, sesuai aturan perumahan, setiap mobil yang menempelkan stiker warga, satpam tak berhak menggeledah isi mobil," ujar Yanto. Mobil boks itu juga ada strikernya.

    Dari pemeriksaan Awey, polisi mengetahui posisi Ah Lie, komandan operasi lapangan penyelundupan itu. "Ah Lie akan pulang ke Hongkong hari ini," Awey "bernyanyi".

    Informasi penting itu tak disa-siakan. Tim penyergap yang dipimpin Kasat II Psikotropika Polda Metro Jaya AKBP Hendra Johny tak mau kehilangan buron. Delapan anak buahnya menyanggong di Bandara Soekarno-Hatta. Pukul 12.30 Rabu lalu, polisi menyergap Ah Lie yang saat itu sudah boarding pass dan bersiap-siap naik pesawat. Setengah jam sebelum pesawat akan take off.

    Ah Lie tak berkutik. Saat menggeledah ranselnya, polisi menemukan GPS. "Ketika kami membuka dan menelitinya, muncul peta perjalanan laut speedboat yang digunakan untuk membawa sabu-sabu itu," cerita AKBP Hendra Johny.

    Tapi dasar sindikat, Awey dan Ah Lie mengaku hanya sebagai suruhan. Mereka menyebut bos mereka bernama Mr Liem yang saat ini bermukim di Hongkong.

    Yang pasti, Awey dan Ah Lie nyaris saja menyusupkan 600 kilogram sabu-sabu. Upaya mereka tak terdeteksi penjaga pantai. Mungkin, kalau satpam tak berdedikasi tinggi, SS itu sudah meracun anak bangsa. Siapa tahu sudah banyak yang lolos.


    referensi : || Indo Pos Online ||


    Narkoba semakin merajalela !!

  2. Hot Ad
  3. #2
    doubledoank's Avatar
    Join Date
    Nov 2006
    Location
    Earth
    Posts
    5,177
    Points
    6,890.71
    Thanks: 56 / 57 / 36

    Default

    dari dulu memang negara kita gampang sekali disusupin narkoba oleh orang2 luar...... tanya kenapa???
    Nothing is so common as the wish to be remarkable. - Shakespeare

  4. #3
    [arjen][robbin]'s Avatar
    Join Date
    Jul 2007
    Location
    Jakarta Timur
    Posts
    2,062
    Points
    36.80
    Thanks: 3 / 7 / 6

    Default

    wew sgala cara dihalalkan.....zzzz....yg merusak orang luar juga sbenernya swt deh...

  5. #4
    wizzer05's Avatar
    Join Date
    Feb 2008
    Location
    Wiz Game Headuarter Office JL. Tanjung Duren Utara IV No 456-457 Jakarta Barat www.wizgame.net/forum
    Posts
    369
    Points
    550.50
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    yah klo udah urusan jalur lau mah indonesia paling mudah di jebolllll.....banyak TKI ilegal kemalaysia, atau nelayan asing masuk ke perairan indonesia...gw aja pernah nyoba gampang banget lah lewatnyaaa....waktu SMA gw pernah diajak koko gw dari batam nyebrang ke singapur ato sebaliknya selama dua hari2...palagi itu jaringan yang profesionalll..asal aparatnya juga bener2 jaga perairan kitaaa

  6. #5
    PDSP's Avatar
    Join Date
    Feb 2008
    Location
    P.R.L 412, Club non homo IDGS!
    Posts
    1,840
    Points
    2,228.40
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    iya, setuju bgt gw handphone seludupan aja byk di batam, lezat2 lowh, handphone 6 juta jdi 3 juta tapi garansi gk ada T.T, buka box hp da kebelah ya nasib

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •