Page 2 of 2 FirstFirst 12
Results 16 to 20 of 20
http://idgs.in/676938
  1. #16
    -Pierrot-'s Avatar
    Join Date
    Aug 2011
    Location
    CAGE
    Posts
    2,600
    Points
    15,814.97
    Thanks: 44 / 119 / 91

    Default Cerpen : Halo?

    Spoiler untuk moshi-moshi :
    “Halo?”

    “Kamu tuh kemana saja? Kalau tidak ditelepon, kamu tidak pernah memberi kabar!” Suaranya terdengar kesal dari seberang sana.

    Aku terdiam sejenak. Kalau diingat lagi, sudah sekitar tiga hari dia tidak menelepon. Padahal biasanya, tiada hariku terlewat tanpa mendengar suaranya dari perantara alat kecil ini. Rupanya.. dia menungguku menelepon, ya. Pantas saja.

    “Maaf, aku sibuk beberapa hari ini. Kalau pun ada waktu sewaktu larut, aku takut mengganggu,” ujarku mencari alasan.

    “Bagaimana mungkin menganggu-“

    Tak berhasil. Ia malah membentakku lebih keras lagi.

    Kalau berhadapan dengan yang satu ini, aku memang kerap dibuat tak berkutik. Yah, Salahku juga karena kurang jarang meluangkan waktu untuknya.

    “Maaf ya, ma.. aku juga kangen sama mama. Besok aku yang telepon ya. Aku ada meeting penting lima menit lagi.”


    ***


    “Nak, mama kangen sekali sama kamu. Kapan kamu bisa pulang?”

    Segera setelah aku menelepon, rasanya sekujur tubuhku jadi lemas. Aku sudah biasa menerima bentak, namun tidak untuk suara tercekat darinya. Aku tidak kuat mendengar ibuku yang selama ini selalu tegar membesarkanku seorang diri, jadi lemah seperti ini.

    “Iya, ma.. kalau proyek yang ini sudah selesai ya.”

    “Kapan?”

    “Tidak lama lagi, kok. Mama maunya kapan?”

    “Ya, mama maunya sih sekarang.”

    Aku tersenyum sendiri. Mamaku ini memang suka seenaknya.

    “Ya kalau sekarang, kan aku masih kerja, ma.”

    “Kamu bisanya kapan?”

    “Satu minggu lagi, ya? Sekalian natal.”

    “Ya sudah, kamu mau mama masakkan apa?”

    Nah, aku paling suka kalau mama sudah bertanya hal ini.

    “Apa saja, yang penting ada sambal terasi, ya.” Aku memberi jeda sedikit. “Kalau mama, mau aku bawakan oleh-oleh apa?”

    Kupikir tak ada ruginya bertanya toh.. jika hal-hal sepele dari kota ini dapat membuatnya bahagia, apa salahnya?

    “Hmm.. mama mau kamu bawa pacar kamu saja, deh.”

    Bodoh sekali aku sudah bertanya.


    ***


    “Err.. ma, kata siapa aku sudah punya pacar?”

    “Ah, kamu jangan pura-pura tidak tahu. Adikmu bilang kamu sudah punya pacar, kok. Lagi pula, mama akan lebih tidak percaya lagi kalau anak mama yang paling cantik ini masih belum laris.”

    Sialan, Mira! Padahal sudah kubilang untuk tidak cerita yang macam-macam. Awas saja, besok tidak akan kuberi uang saku.

    “T-tapi, aku tanya dulu ya, kalau dia mau..”

    “Pasti mau! Kalau tidak, mama tak akan restui baru tau rasa.”

    Mamaku ini kalau bercanda memang suka bikin anaknya jantungan.

    “T-tapi ma,”

    “Nak, mama selalu percaya sama kamu. Kalau kamu yang pilih, mama pasti setuju. Mama cuma mau lihat pria pilihan kamu, pilihan anak mama yang paling cantik, dan pintar. Pria yang bisa kamu andalkan, pria yang bisa kamu percaya untuk membangun keluarga.”

    Aku terdiam. Kali ini lama sekali.

    “Jangan lupa ya, nak. Anggap saja ini hadiah natal untuk mama.”

    Aku menutup telepon.

    Ingin kujawab panggilannya, ingin kujawab harapannya. Namun suaraku tak sanggup keluar.

    Kutarik bantal terdekat yang bisa kuraih, lalu kupeluk erat. Jemariku bergerak lincah di atas layar ponsel, mencari namanya.


    ***


    “Halo..” ia menyapa.

    Sekedar mendengar suaranya saja sudah dapat menenangkan hatiku.

    “Sayang? Kamu disana? Kamu tidak apa-apa, kan?”

    “Ehmm.. T-tidak apa-apa kok.” Suaraku bergetar, ceroboh sekali. “Kamu sudah makan?” lanjutku cepat.

    “Sudah dong..”

    “Pakai apa?”

    “Indomie, hehe.”

    “Dasar, lagi-lagi malas beli ke luar ya.”

    Dia ini memang lebih sibuk dariku. Kadang-kadang aku khawatir melihat pola makannya, sekaligus bingung, tentu saja. Setelah semua hal itu, proporsi tubuhnya masih sangat bagus.

    “Makanya kamu kesini, masak buat aku.”

    “Iya ya, lain kali kalau aku kesana, biar kubuang semua. Sekalian dengan kardus-kardusnya.”

    “Waahh, seram sekali nona yang satu ini. Padahal rencananya ingin kusumbangkan pada panti asuhan setempat.”

    Aku tertawa.

    Hilang sedikit rasa kacau di hati setelah berbicara dengannya. Ia selalu berhasil memerkankan senyumku, selalu dapat menyingkirkan rasa gundah yang mengganggu, selalu menjadi yang paling mengertikanku.

    “Sayang..” ujarku pelan.

    Kumantapkan hati untuk bicara. Aku pun, harus menjadi orang yang pantas untuk berdiri sejajar dengannya. Tak boleh terus-menerus lemah.

    “Akhir minggu ini, ada acara?”


    ***


    “Natal, ya? Aku kosong, kok. Keluargaku sedang keluar negeri. Kenapa memang?”

    “Ikut aku, yuk?” ajakku dengan nada senormal mungkin.

    “Mau ke puncak lagi? Kita kesana dua minggu yang lalu, kan? Waah, aku tidak sabar.”

    “B-bukan! Duh, pikiranmu itu cuma mengarah kesana, ya.”

    “Loh, kupikir kamu juga setuju waktu itu. Daripada keluyuran tidak jelas di kota, lebih baik kita berdua-“

    “AAAAAAAAA STOP! STOP!! STOP!!!” refleks, aku berteriak. Tidak bisa kupungkiri, pengalaman dua minggu lalu itu memang.. tapi ini bukan saatnya membicarakan hal itu.

    Ini bukan saatnya. Bukan saatnya..

    “Sayang, wajah kamu jadi mirip tomat segar, tuh.”

    “Diaaaam!! Ah, lagi pula kamu mana bisa lihat, sekarang!”

    Aku menarik nafas dalam. Tanpa sengaja melihat pantulan diri pada cermin besar yang terletak di samping kasur, tempatku duduk.

    Wajahku, merah seperti tomat.

    “L-lupakan dulu hal itu. Ini tentang mamaku-“


    ***


    Ia terdiam.

    Kali ini, dia yang terdiam. Benar-benar peristiwa langka, mengingat selama ini selalu dirinya lah yang menghidupkan kegiatan menelepon kami, dengan berbagai godaan jenakanya.

    Yah, wajar. Memang sulit bagi kami untuk memperkenalkan diri pada orang tua masing-masing. Aku pun, mungkin jantungku akan berhenti beberapa saat jika suatu hari ia meneleponku, hanya untuk memberi tahu kalau orang tuanya tiba-tiba saja ingin menemuiku.

    Dan kalau aku menolak..

    “Kalau tidak, mama tak akan restui baru tau rasa.”

    Oke, yang satu itu hanya candaan mama belaka. Tapi tetap saja..

    “Yakin?”

    Satu kata darinya membuatku tersentak.

    “Tidak..” Aku menjawab singkat.

    Jujur, aku tidak siap, dan kupikir kami memang tak akan pernah siap.

    “Ya sudah, aku tidak ikut perlu ikut kalau begitu.”

    “T-tapi..”

    “Tidak apa-apa. Bilang saja aku ada acara natal bersama keluarga, atau dinas keluar kota juga boleh. Kamu pintar membuat alasan, kan?”

    Bahkan di saat seperti ini, dia masih sempat menggodaku.

    “Bagaimana?” lanjutnya.

    Aku menghela nafas panjang. Entah karena lelah, atau lega.

    “Maaf ya, sayang,” ujarku tulus padanya.

    Ia tersenyum. Aku tidak bisa melihatnya, namun aku tahu ia sedang tersenyum sekarang. Senyum yang sama, seperti biasa ketika ia menenangkanku di kala hati ini sedang gelisah.

    “Tidak apa-apa, kok. Titip salam saja buat mama ya.”

    Dia bilang mama.

    “K-kamu, bicara sembarangan saja!”

    “Loh? Kamu tidak mau dia jadi mamaku juga? suatu saat nanti sih, ya.” Ia berkata sambil tertawa. Kali ini jelas, ia tertawa.

    “Y-ya.. tentu saja.. mau.”

    Aku terdiam lagi. Wajahku terasa panas.

    “Sayang?”



    “Jadi mirip tomat segar, tuh.”

    “D-diam, kamu mana bisa lihat!? Aahh.. ya sudah lah, aku mau tidur dulu. Capek!”

    Have a nice dream, ya.”

    I love you, Christa.”

    I love you too, Eve.”



  2. Hot Ad
  3. #17
    LunarCrusade's Avatar
    Join Date
    Jun 2008
    Location
    Unseen Horizon
    Posts
    8,965
    Points
    30,120.80
    Thanks: 298 / 586 / 409

    Default

    Snowman(?) ini bukan typo, memang sengaja pake tanda tanya
    LunarCrusade
    Kategori 2 - #SongFlashFiction (Do You Want to Build a Snowman)


    Spoiler untuk SongFF :

    Dhug. Dhug. Dhug. Suara langkah kecil menggema. Arahnya dari ruang keluarga, dengan cepat menuju ke dapur tempatku berada saat ini. Aku baru saja mengeluarkan gingerbread man kecoklatan dari oven. Natal besok pastilah kue ini akan habis dalam waktu singkat. Entah oleh tamu-tamu yang akan datang ataupun keluargaku sendiri.

    “Mama! Mama!”

    Itu putriku, Catherine. Usianya masih 6 tahun.

    “Aku mau membuat manusia salju!” serunya. Mata birunya nampak berbinar-binar.

    Aku sempat kaget mendengar permintaan cerianya itu. Tapi aku tak mau menyudahinya begitu saja. Kuputuskan untuk lanjut mendengarkan. Aku memang senang sekali mendengar suara bawelnya itu.

    “Manusia salju…?” tanyaku.

    “Iya, Ma! Tadi aku baru lihat di televisi. Dia besaaaarrrr… sekaliii…” jawabnya sambil merentangkan tengan lebar-lebar.

    Sepertinya dia baru saja terpengaruh acara tertentu. Yah, maklumlah. Namanya juga anak-anak.

    Kutaruh loyang logam dengan belasan gingerbread man itu di atas meja makan, kemudian duduk pada kursi kayu di tepi meja. Dia menghampiri, berdiri di hadapanku.

    “Aku lihat manusia salju itu juga tinggiiiii… sekali,” lanjutnya. Tangannya terus diangkat ke atas, bahkan kakinya berjinjit. “Lebih tinggi dari orang dewasa, Ma!”

    “Mereka pakai tangga?” tanyaku sambil mengambil manusia jahe itu dan menggigitnya tepat di kepala.

    Dia mengangguk cepat. “Iya, pakai tangga. Lalu, lalu, yang membuat juga bukan cuma satu, tapi ada beberapa… uh… berapa ya? Pokoknya banyak deh!”

    “Lalu?”

    “Setelah jadi, mereka menaruh ember di kepala manusia salju itu! Ada juga dua ranting kering ditusuk di kiri dan kanan badannya. Dan hidungnya ternyata dari wortel! Kalau matanya sih… cuma dari batu.”

    Manusia saljunya klasik sekali. Selama aku tinggal di Seattle, Amerika Serikat, mereka juga membuat yang seperti itu. Kenapa tidak ada variasi ya?

    “Ooo… begitu. Ada apa lagi di manusia saljunya?”

    “Oh, oh, ada scarf juga di lehernya! Dari wol! Warnanya juga bagus, merah hijau begitu, Ma!”

    Aku hanya mengangguk-angguk. Bentuknya terbayang jelas di kepalaku.

    “Sudah?”

    “Iya, sudah. Jadi, kapan bisa kita buat manusia saljunya, Ma?” Diambilnya satu kue, disodorkannya ke dekat wajahku. ”Aku mau buat yang mirip seperti ini!”

    Kuhela nafas, lalu tersenyum. Kulingkarkan tanganku di tubuhnya. Kuangkat dirinya. Kugendong dia, melangkah ke jendela.

    “Catherine sayang, maaf sekali. Bukannya Mama tidak mau." Kubelai rambut pirang keemasannya. "Tapi… coba lihat ke luar.”

    Matahari bersinar kuat. Langit biru cerah. Tidak ada salju setitikpun.

    “Dan apa kamu ingat rumah kita ada di mana?”

    Pertanyaanku instan mengubah ekspresinya. Pipinya sedikit mengembung. Alis matanya turun. Murung.

    “Di… Otago, Ma. Selandia Baru.”

    “Dan itu artinya tidak ada salju hingga bulan Juli,” ujarku lembut sambil menaruh telunjuk di hidungnya.


    Spoiler untuk Trivia :

    • In case buat yg belum tau, musim di belahan Bumi selatan itu berkebalikan dengan belahan Bumi utara.
      Misal untuk puncak musim panas, di utara itu sekitar Juli-Agustus, kalo di selatan sekitar Desember-Januari.
    • *lagi-lagi* In case buat yg belum tau, gingerbread man itu biskuit jahe berbentuk orang-orangan. Wujudnya kayak gini:

    Last edited by LunarCrusade; 31-12-13 at 22:15.


    +Personal Corner | Lunatic Moe Anime Review
    +My Story INDEX
    +GRP/BRP Formula | IDGS Newbie Guide


    The moment you say a word of parting, you've already parted.
    So long as you and I are both somewhere in this world, we haven't parted.
    So long as you don't say it, you haven't parted.
    That is the way of the world:
    The Law of Linkage.

    Shichimiya Satone - Sophia Ring S.P. Saturn VII

  4. #18

    Join Date
    Apr 2008
    Posts
    2,801
    Points
    1,662.85
    Thanks: 104 / 156 / 116

    Default

    ----PENGUMUMAN SUPER PENTING----


    *curhat
    karena saya cuma tidur total 4 jam dalam 3 hari belakangan demi 3 tugas kampus yang baru saja selesai di submit dan masih ada kelas tiap harinya di akhir tahun ini, maka dari itu, saya sekarang mau tepar dulu.
    mau nungguin sampe jam 12 WIDGS, tapi udah ga kuat lagi.

    jadi
    saya mau bayar semua hutang tidur kemarin2, dengan tidur sekarang sampai tahun depan

    ---
    Intinya: saya ga bisa closed thread ini nanti pas jam 23.59 WIDGS dan saya ga mau minta bantuan petinggi" juga.
    JADI: thread akan saya closed nanti sebangunnya saya, dan karya yang di submit setelah jam 23:59 WIDGS tidak akan saya nilai ya


    Sistem adanya juara 4 dan 5 juga masih berlaku, jika total naskah lebih dari 15.
    jadi, ada yang masih mau submit? Saya tunggu ya

    yang mau ngejunk sebelum threadnya saya locked nanti, boleh banget. sekalian saya inprak


    "The only way to do great work is to love what you do" ♥

    Hobby and Entertainment Forums
    My Personal Corner



  5. #19

    Join Date
    Apr 2008
    Posts
    2,801
    Points
    1,662.85
    Thanks: 104 / 156 / 116

    Default

    dengan ini event saya tutup ya
    terimakasih yang sudah berpartisipasi.

    pengumuman akan dilakukan secepatnya, dan berhubung ga nyampe 15, jadi juara 4 dan 5 ditiadakan ya.
    makasih

    sampai jumpa di event berikutnya!

    Keep Shining, Keep Writing!
    "The only way to do great work is to love what you do" ♥

    Hobby and Entertainment Forums
    My Personal Corner



  6. #20

    Join Date
    Apr 2008
    Posts
    2,801
    Points
    1,662.85
    Thanks: 104 / 156 / 116

    Default

    Yay! Saya datang lagi
    Setelah berjuang mengejar deadline tugas di akhir taun 2013 dan awal tahun 2014 (karena ga libur), finally...
    THIS IS IT! Pengumuman Event 'Partying in Writing'.

    Saya harap semua dapat belajar dari kesalahan dan dapat menerima semua penilaian dan keputusan saya.
    Komentar saya di Post #2 dan Pengumuman pemenang di Post #3.
    Semua hadiah akan diberikan secepatnya dan kepada pemenang tolong PM no hp untuk pulsanya. (kecuali ga mau diambil saya lebih makasih lagi) *laluditampar

    Terima kasih semuanya kepada yang sudah meramaikan. Sampai jumpa di lain waktu!
    Dengan ini saya anggap event ini tuntas hingga ke akar
    "The only way to do great work is to love what you do" ♥

    Hobby and Entertainment Forums
    My Personal Corner



Page 2 of 2 FirstFirst 12

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •